Anda di halaman 1dari 15

NAMA : ARLITA DWI YULIANA

NIM :171024
PENGERTIAN DASAR HUKUM KETENTUAN
MAWARIS MAWARIS MAWARIS

Al QURAN AHLI WARIS

AS SUNAH SYARAT

SEBAB

NEXT
KETENTUAN
PENGERTIAN MAWARIS
Mawaris merupakan serangkaian kejadian mengenai
pengalihan pemilikan harta benda dari seseorang yang
meninggal dunia kepada seseorang yang masih
hidup.Dengan demikian, untuk terwujudnya kewarisan
harus ada 3 unsur :

1. Orang mati ,yang disebut pewaris atau yang


mewariskan
2. Harta milik orang yang mati atau orang yang
mati meninggakan harta warisan.
3. Satu atau beberapa orang yang hidup
sebagai keluarga dari orang yang mati, yang
disebut sebagai ahli waris.
DASAR HUKUM MAWARIS

a. Al-Quran
Dalam Alquran telah di jelaskan mengenai ketentuan-ketentuan dan hukum-
hukum mawarits. Dalam surat An-nisa’: 7-12, 176, dan pada surah lainnya.
b. Al-Hadits
Dalam Riwayat imam Muslim dan Abu dawud bahwasanya Nabi Muhammad
SAW, bersabda : “Bagilah harta pustaka antara ahli-ahli warits menurut
(ketentuan ) kitab Allah”.
c. Ijma’ dan Ijtihad
Para ulama berperandalam penyelesaian masalah-masalah yang berkaitan
dengan mawarits. Adapun hukum mempelajari ilmu mawarits adalah Wajib
(fardhu kifayah ), yaitu apabila di suatu tempat ada salah seorang di antara
mereka ada yang mempelajari, maka sudah di anggap terpenuhi kewajiban itu,
tetapi jika tidak ada satu pun dari mereka mempelajarinya maka semua orang
ikut berdosa.
KETENTUAN MAWARIS

AHLI WARIS
Para waris dari golongan laki-laki yang di sepakati pewaris mereka ada 10 orang yang secara garis besar dan
Ada 15 orang secara terperinci.
a. Golongan dari laki-laki
1. Anak laki-laki
2. Putra dari anak laki-laki dan seterusnya kebawah
3. Ayah
4. kakek yang shohih dan seterusnya ke atas.
5. saudara laki-laki seayah dan seibu
6. saudara laki-laki seayah
7. saudara laki-laki seibu
8. putra saudara laki-laki seayah dan seibu
9. putra saudara laki-laki seayah
10. saudara laki-laki ayah yang seayah seibu
11. saudara laki-laki seayah
12. putra saudara laki-laki yang seayah seibu
13. putra saudara laki-laki ayah yang seayah
14. suami
15. orang yang laki laki yang membebaskan budak.
b. Golongan dari perempuan
1. Anak perempuan
2. Ibu
3. putri dari anak laki-laki dan seterusnya ke bawah
4. nenek yang shohih dan seterusnya keatas ( ibu dari ibu )
5. nenek yang shohih dan seterusnya keatas ( ibu dari ayah )
6. saudara perempuan seayah dan seibu
7. saudara perempuan seayah
8. saudara perempuan seibu
9. Istri
10. orang perempuan yang membebaskan budak
SYARAT MAWARIS

a. Muwaris
Yaitu Orang yang meninggal dunia atau orang yang meninggalkan harta kepada
orang-orang yang berhak menerimanya sesuai dengan syari’at Islam
b. Waris
Yaitu Orang yang berhak menerima harta peninggalan dari Muwarits karena sebab-
sebab tertentu. Waris di sebut juga dengan Ahli Waris.
c. Miras
Yaitu Harta yang di tinggalkan oleh muwaris yang akan di bagikan kepada orang-
orang yang berhak menerimanya ( ahli waris ). Miras itu bermacam-macam harta,
misalnya tanah, rumah, uang, kendaraan, dan lain sebagainya.
Sebab-sebab Menerima harta warisan

Dalam Agama islam sebab-sebab menerima harta warisan, adalah sebagai berikut:
· Hubungan kekeluargaan
Dalam hubungan kekeluargaan tidak membedakan antara ahli waris laki-laki dan perempuan,
orang tua dan anak-anak, orang yang kuat dan Lemah. Sesuai ketentuan yang berlaku
semuanya harta warisan.
Hal ini berdasarkan firman Allah SWT, Dalam Alquran surah An-nisa’ ayat 7 :

ِ َ‫يب ِم َّما ت َ َر َك ْال َوا ِلد‬


ِ ‫ان َواأل ْق َربُونَ ِم َّما قَ َّل ِم ْنهُ أ َ ْو َكث ُ َر ن‬
‫َصيبًا‬ ٌ ‫َص‬
ِ ‫اء ن‬
ِ ‫س‬ ِ َ‫يب ِم َّما ت َ َر َك ْال َوا ِلد‬
َ ِِّ‫ان َواأل ْق َربُونَ َو ِللن‬ ٌ ‫َص‬
ِ ‫لر َجا ِل ن‬
ِّ ِ ‫ِل‬
‫ضا‬ً ‫َم ْف ُرو‬

Artinya; Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, dan
bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik
sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.
Hubungan kekeluargaan ini bila di lihat dari penerimaannya ada tiga kelompok:
1. Dzawil Furudh
Yaitu ahli waris yang memperoleh bagian tertentu seperti suami mendapat seperdua bila orang yang
meninggal tidak mempunyai anak dan mendapat seperempat bila orang yang meninggal mempunyai
anak.
2. Dzawil arham
Yaitu keluarga yang hubungan kekeluargaan nya jauh, mereka tidak termasuk ahli waris yang
mendapat bagian tertentu, tetapi mereka mendapat warisan jika ahli waris yang dekat tidak ada.
3. Ahlul Ashabah
Yaitu Ahli waris yang mendapat sisa harta atau menghabiskan sisa, setelah ahli waris yang
memperoleh bagian tertentu mengambil bagian masing-masing. ·
Hubungan perkawinan
Selama perkawinan masih utuh bisa menyebabkan adanya saling waris mewarisi. Akan tetapi, jika
perkawinan sudah putus maka gugurlah saling waris mewarisi, kecuali istri dalam keadaan masa iddah
pada talak raj’i.
· Hubungan wala’ ( memerdekakan budak )
Seseorang yang telah memerdekakan budak bisa menyebabkan memperoleh warisan. Jika budak yang
di merdekakan itu meninggal dunia, maka orang yang memerdekakan itu berhak menerima warisan.
Akan tetapi, jika orang yang memerdekakan itu meninggal dunia maka budak yang telah di
merdekakan itu tidak berhak mendapatkan apa-apa.
· Hubungan Agama
Apabila ada orang yang meninggal dunia tidak mempunyai ahli waris, baik dari hubungan
kekeluargaan, perkawinan, wala’, maka harta warisannya itu di berikan kepada kaum muslimin, yaitu
diserahkan ke baitul Mal untuk kemashlahatan umat islam.
KETENTUAN MAWARIS
A. Pengelompokkan ahli waris dan hak masing-masing.
- Ahli Waris Yang masuk golongan ashabah ialah:
Anak Laki-laki
1. Cucu laki-laki dan seterusnya ke bawah
2. Ayah
3. Kakek Laki-laki dan seterusnya keatas
4. Saudara laki-laki seibu
5. Saudara seayah
6. Anak laki-laki dari saudara seibu seayah
7. Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah
8. Paman seibu seayah
9. Paman seayah
10. Anak laki-laki dari paman laki-laki seibu seayah
11. Anak laki-laki dari paman saudara seayah
12. Laki-laki yang memerdekakan.
13. Perempuan yang memerdekakan
Ahli waris ashabah ini menerima warisan berdasarkan peringatan di mulai dari peringkat
pertama Bila ada ashabah pada peringkat yang lebih dekat tentu ashabah yang barada di
peringkat berikutnya akan terhijab otomatis.
Mengenal kedudukan ayah dan kakek memang strategis, satu sisi mereka adalah dzaul
furudh tetapi disisi lain mereka juga jadi ashabah, tentu manakala atau cucu laki-laki tidak
ada, ayah dan kakek tetap menjadi dzaul furudh.
- Bahagian Ahli Waris Dzaul Furudh
a. Yang menerima setengah (1/2)
1. Anak perempuan apabila hanya seorang
2. Anak perempuan dari anak laki-laki ( cucu perempuan ), Apabila hanya seorang,
selama tidak ada anak perempuan dan cucu perempuan dari anak laki-laki
3. Saudara perempuan seayah, jika hanya seorang saja, dan tidak juga tsb pada point
1 dan 2
4. Suami, jika tidak ada anak, dan tidak ada cucu laki-laki dan anak laki-laki
b. Yang menerima seperempat (1/4)
1. Suami, jika tidak ada anak atau cucu laki-laki dari anak laki-laki
2. Istria tau beberapa orang istri, jika tidak ada anak atau cucu laki-laki dari anak
laki-laki
c. Yang menerima seperdelapan (1/8)
1. Istri atau beberapa orang istri bila ada anak atau cucu dari anak laki-laki
d. Yang mendapat dua pertiga (2/3)
1. Dua orang anak perempuan atau lebih jika mereka tidak mempunyai saudara laki-
laki
2. Dua orang cucu perempuan atau lebih dari anak lak-laki, selama tidak ada anak
perempuan atau saudara laki-laki
3. Dua orang saudara perempuan sekandung atau lebih, jika tidak ada anak
perempuan atau anak perempuan dari anak laki-laki, atau saudara laki-laki
mereka.
4. Dua orang saudara perempuan seayah atau lebih, jika tidak ada yang tsb dari point
1,2, 3
e. Yang mendapat (1/3)

1. Ibu, jika tidak terhalang, jika tidak meninggalkan anak atau cucu laki-laki. Atau tidak
pula meninggalkan dua orang saudara baik laki-laki maupun perempuan , baik seibu
seayah atau bukan.
2. Dua orang laki-laki atau lebih, juga saudara perempuan seibu, dua orang atau lebih,
jika tidak ada pokok dan cabang (ayah atau kakek dan anak atau cucu).itulah yang di
maksud dengan “kalalah”. Selain itu jumlah mereka harus ada dua orang atau lebih baik
mereka lelaki atau perempuan.
f. Yang menerima seperenam (1/6)
1. Ibu, jika ada anak, atau cucu laki-laki dari anak laki-laki, atau dua orang atau lebih
dari saudara laki-laki dan perempuan.
2. Ayah, jika tidak ada anak atau cucudari anak laki-laki
3. Nenek perempuan jika tidak ada ibu
4. Cucu perempuan dari anak laki-laki, jika bersama-sma dengan seoranganak
perempuan sekandung.
5. Saudara perempuan seayah, jika bersama-sama dengan seorang saudara perempuan
sekandung ayah.
- Ahli waris zul arham
Ahli waris zul arham adalah orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat dengan
pewaris, namun tidak dijelaskan bagiannya dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi sebagai zaul
furudh dan tidak pula termasuk dalam kelompok ashabahbila kerabat yang menjadi ashabah
adalah laki-laki dalam garis keturunan laki-laki, maka zaul arham itu adalah perempuan atau
laki-laki melalui garis keturunan perempuan.
Zul arham terdapat 4 kelompok garis keturunan yaitu:
a. Garis keturunan lurus ke bawah yaitu:
· Anak laki-laki atau perempuan dan keturunannya.
· Anak laki-laki atau perempuan dari cucu perempuan dan keturunannya.
b. Anak keturunan lurus ke atas
· Ayah dari ibu dan seterusnya ke atas
· Ayah dari ibunya ibu dan seterusnya ke atas
· Ayah dari ibunya ayah dan seterusnya ke atas
c. Garis keturunan kesampig pertama, yaitu:
· Anak perempuan dari saudara laki-laki kandung atau seayah dan anaknya
· Anak laki-laki atau perempuan dari saudara seibu dan seterusnya ke bawah
d. Garis keturunan kesamping kedua yaitu:
· Saudara perempuan ( kandung, seayah, atau ibu) dari ayah dan anaknya.
· Saudara laki-laki atau perempuan seibu dari ayah dan seterusnya ke bawah.
· Saudara laki-laki atau perempuan ( kandung, seayah, atau ibu) dari ibu dan
seterusnya ke bawah
Allah SWT berfirman dalam surah al anfal ayat 75 yaitu:

ْ ‫ين آ َمنُوا ِم ْن بَ ْعد ُ َو َها َج ُروا َو َجا َهد ُوا َمعَ ُك ْم فَأُولَ ِئ َك ِم ْن ُك ْم َوأُولُو‬
‫األر َح ِام‬ َ ‫َوالَّ ِذ‬
‫ي ِلي ٌم‬ َ ‫َّللاَ ِب ُك ِِّل‬
َ ٍ‫ء ْيء‬ َّ ‫َّللاِ ِإ َّن‬
َّ ‫ب‬ ِ ‫ض فِي ِكتَا‬ ٍ ‫ض ُه ْم أ َ ْولَى ِببَ ْع‬
ُ ‫بَ ْع‬

Artinya: Dan orang-orang yang beriman sesudah itu, kemudian berhijrah dan berjihad
bersamamu maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang
mempunyai hubungan itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang
kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Anda mungkin juga menyukai