DISUSUN OLEH :
Kelompok 4
T.A 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pendidikan
Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyah ”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam.
Dalam makalah ini akan diantarkan kepada suatu pemahaman mengenai
pengetahuan hakikat pembelajaran IPA untuk jenjang anak SD dan dewasa.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan 20
B. Saran 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah membuktikan bahwa Islam telah masuk ke Indonesia pada abad ke-7
M. atau pada abad ke-I H Hijriyah.[[1] Drs. Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam, PT.
Raja Grafido Persada,1999. Hlm. 17][1] Dengan demikian maka berarti orang Islam
yang masuk ke Indonesia pada saat itu adalah orang-orang yang dalam pengamalan
angkatan pertama). Pada abad ke-I H. ini belum dikenal adanya madzhab Syafi’ie,
meluas pada abad ke-13 M. Ada beberapa faktor lain yang menyebabkan agama
Islam dapat tersebar dengan cepat di seluruh Indonesia pada masa permulaan, yaitu :
bahkan mudah dianut oleh segala golongan umat manusia. Untuk masuk Islam
3. Penyiaran Islam dilakukan dengan cara berangsur angsur sedikit demi sedikit.
4. Penyebaran Islam dilakukan dengan cara kebijaksanaan dan cara yang sebaik-
baiknya.
umum, dapat dimengerti oleh golongan bawah sampai golongan atas, yang
hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang maksudnya :
dengan mudah, sehingga pada pada akhirnya menjadi agama utama dan mayoritas
di Indonesia.
bermacam-macam kontak, misalnya kontak jual beli, kontak perkawinan dan kontak
dakwah langsung, baik secara individual maupun kolektif.[[4] Drs. Hasbullah, Sejarah
Dari hal itulah terjadi semacam proses pendidikan dan pengajaran Islam
meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana. Materi pelajarannya yang pertama
sekali adalah kalimat syahadat. Sebab barang siapa yang sudah bersyahadat berarti
orang tersebut sudah menjadi Islam. Kemudian setelah itu, barulah diperkenalkan
bagaimana cara melaksanakan shalat lima waktu, cara membaca Al-Qur’an dan
semacamnya.
Dengan demikian kita ketahui bahwa ternyata dalam Islam itu praktis sekali
dan dari sana pula pendidikan beranjak yaitu dari hal-hal yang paling mudah.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan atau dalam bahasa Arab tarbiyah yang berarti mendidik. Sasaran
pendidikan tidak hanya terfokus kepada perkembangan jasmani peserta didik, namun
rohani juga menjadi perhatian dalam kegiatan pendidikan. Para ahli pendidikan
kelompok, yaitu pendidikan dalam arti luas dan pendidikan dalam arti sempit.
Pendidikan dalam arti luas adalah seluruh proses hidup dan kehidupan manusia,
pendidikan baginya.
dasar-dasar dan pandangan hidup kepada generasi yang sedang tumbuh yang pada
prakteknya identik dengan pendidikan formal di sekolah dan dalam situasi dan
kondisi serta lingkungan belajar yang serba terkontrol. Ahmad Tafsir mengatakan
bahwa pendidikan adalah kegiatan pendidikan yang melibatkan guru maupun yang
Islam sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an dan terjabar dalam sunnah Rasul.
Pendidikan Islam banyak memiliki tujuan yang ingin dicapai, dan yang paling tinggi
karimah.
agama. Pendidikan yang diberikan oleh pondok pesantren yang hanya mengenalkan
sangat berbeda dengan pendidikan Islam Indonesia yang tradisional, bukan saja dari
segi metode, tetapi lebih khusus dari segi isi dan tujuannya. Pendidikan yang dikelola
Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran Islam menjelaskan bahwa ada dua corak
pendidikan, yaitu corak lama yang berpusat di pondok pesantren, dan corak baru dari
pengetahuan umum, atau sama sekali tidak diberikan. Sikap isolasi karena adanya
sikap nonkoperasi secara total dari pesantren terhadap segala sesuatu yang berbau
Barat.
adalah: Hanya menonjolkan intelek dan sekaligus hendak melahirkan golongan intelek.
pada umumnya bersikap negatif terhadap agama Islam. Alam pikirannya terasing dari
kehidupan bangsanya. (Wirjosukarto dalam Susanto, 2009: 12). Abuddin Nata (2004:
194) menyebutkan bahwa sebelum tahun 1900 pendidikan Islam di Indonesia masih
Dari uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa pada periode sebelum Indonesia
tradisional, dan sintesis. Isolatif-tradisional dalam arti tidak mau menerima apa saja
modern dalam Islam untuk masuk ke dalamnya, sebagaimana tampak jelas pada
mereka. Tujuan utama pendidikannya adalah menyiapkan calon-calon kiai atau ulama
antara corak lama (pondok pesantren) dan corak baru (model pendidikan kolonial
Dalam realitanya, corak pemikiran sintesis ini mengandung beberapa variasi pola
serius dari pemerintah, baik di sekolah negeri maupun swasta. Usaha untuk itu
dianjurkan oleh Badan Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNP) tanggal 27 Desember
1945, yang menyebutkan bahwa : Madrasah dan pesantren yang pada hakikatnya
adalah satu alat dan sumber pendidikan dan pencerdasan rakyat jelata yang tidak
berurat akar dalam masyarakat Indonesia pada umumnya, hendaklah pula mendapat
perhatian dan bantuan nyata berupa tuntunan dan bantuan material dari pemerintah.
Kenyataan yang demikian timbul karena kesadaran umat Islam yang dalam,
setelah sekian lama mereka terpuruk dibawah kekuasaan penjajah. Sebab pada
zaman penjajahan Belanda, pintu masuk pendidikan modern bagi umat Islam terbuka
secara sangat sempit. Dalam hal ini minimal ada dua hal yang menjadi penyebabnya,
yaitu : Sikap dan kebijaksanaan pemerintah kolonial yang amat diskriminatif terhadap
kaum muslimin. Politik non kooperatif para ulama terhadap Belanda yang
Seirama dengan perjalanan sejarah bangsa dan negara Indonesia sejak Proklamasi
sejarah pendidikan Islam sejak Indonesia merdeka sampai tahun 1965 yang lebih
dikenal dengan masa orde lama akan berbeda dengan tahun 1965 sampai 1989
yang dikenal dengan orde baru, begitu pula setelah tahun itu sampai sekarang yang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dua ciri khas, yaitu dikotomis dan diskriminatif. dikotomis yaitu suatu
mana setiap guru agama Islam harus meminta izin terlebih dahulu
Surau
Meunasah
Madrasah
Pesantren
B. Saran
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi
isi maupun penulisan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritikan dan rekan dan pembaca sekalian. Atas saran dan kritikannya
penulis ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Zuhairini, et.al., Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2000.