Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA JEPANG

MATA KULIAH SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pengampu : H Rudi Hartono, MH

Di Susun Oleh :
Husnul Khotimah - 2022010057
Jagad Fadhila Arief – 2022010011

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS AL KHAIRIYAH
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga kami dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari seluruh komponen yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah yang berjudul “PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA JEPANG”.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, serta seluruh masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa untuk
kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi
lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
masih kurang. Oleh karena itu kami harapakan bagi para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Jepang muncul sebagai negara kuat di Asia. Bangsa Jepang bercita-cita besar, menjadi
pemimpin Asia Timur Raya. Hal ini sudah direncanakan Jepang sejak tahun 1940 untuk
mendirikan kemakmuran Bersama Asia Raya. Menurut rencana tersebut Jepang
menginginkan menjadi pusat lingkungan yang berpengaruh atas daerah-daerah Mansyuria,
Daratan Cina, Kepulauan Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Indo Cina, dan Rusia.
Perkembangan ekonomi dan industri jepang memberi gambaran bahwa tampaknya perluasan
daerah itu mutlak diperlukan. Oleh karena itu rencana kemakmuran Bersama Asia Raya
dianggap sebagai keharusan, dan oleh kalangan militer diterima dan disambut dengan hangat
karena menjanjikan adanya presitise kepahlawanan dan dedikasi.

Dengan demikian maka kejayaan dan masa keemas an kaum penjajah Belanda hilang
lenyap sekaligus, ketika pada tanggal 8 Maret 1942 mereka bertekuk lutut tanpa syarat
kepada Jepang. Dengan semboyan Asia untuk bangsa Asia, Jepang mulai menguasai
Indonesia. Yang merupakan sasaran yang perlu dibina dan dimanfaatkan sebaik-baiknya
untuk kepentingan perang Jepang. Karena tanah air Indonesia merupakan sumber bahan-
bahan mentah dan tenaga menusia yang kaya, yang besar artinya bagi kelangsungan perang
pasifik, dan hal ini sesuai pula dengan cita-cita politik ekspansinya. Selanjutnya Indonesia
memasuki alam baru di bawah pemerintahan Jepang.

Sikap penjajah jepang terhadap pendidikan islam di Indonesia lebih lunak sehingga ruang
gerak pendidikan islam lebih bebas dari pada waktu penjajahan colonial belanda. Terlebih
lebih pada masa permulaan, pemerintah jepang menampakan diri seakan akan membela
kepentingan islam. Untuk mendekati umat islam, mereka menempuh beberapa kebijakan.

Mengenai pendidikan zaman jepang disebut Hakko lehiu,yakni mengajak bangsa Indonesia
bekerjasama dalam rangka mencapaiu kemakmuran Bersama Asia Raya. Oleh karena itu
pelajar setiap hari terutama pada pagi hari harus mengucapkan sumpah setia kepada kaisar
jepang, lalu dilatih kemiliteran. Sistem persekolahan di zaman pendudukan jepang banyak
perbedaannya dibandingkan dengan penjajahan belanda. Seolah-olah yang ada zaman
belanda diganti dengan sistem jepang. Segala daya upaya ditujukan untuk kepentingan
perang. Murid-murid hanya mendapat pengetahuan yang sedikit sekali, hampir sepanjang
harinya hanya diisi dengan kegiatan latihan atau bekerja.
B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana politik jepang dalam menarik simpati bangsa Indonesia?

2. Apa sistem pendidikan yang diterapkan jepang diindonesia?

3. Apa peran jepang dalam pendidikan diindonesia?

4. Bagaimana modernisasi pendidikan islam?


BAB II PEMBAHASAN

A.Politik Jepang Dalam Mengambil Simpati Bangsa Indonesia

Jepang menajajah Indonesia setelah mengalahkan belanda dalam perang dunia II pada
tahun 1942 dengan semboyan asia timur raya satu asia untuk asia. Sudah sejak awal abad ini
jepang dihadapkan kepada persoalan kepadatan penduduk. Sesudah PD I minat terhadap
Indonesia bangkit. Alasan idiil bangkitnya minat itu adalah ajaran shintoisme tentang Hakko-
ichiu yaitu ajaran tentang kesatuan keluarga umat manusia. Khususnya yang menyangkut
bangsa Indonesia, ajaran Hakko-ichiu diperkuat oleh keterangan jepang sekitar 1930 yang
menyatakan bahwa bangsa jepang dan Indonesia itu serumpun, maka beralasan jika jepang
mengaku sebagai saudara tua, kecuali alas an tersebut masih ada lagi alas an riil yaitu alas an
ekonomis.

Usaha jepang menarik simpati dalam bidang ekonomi yaitu jepang memberi komisi yang
baik kepada pedagang-pedagang pribumi yang bersedia menjual barang-barang jepang. Cara
lain untuk menarik simpati adalah lewat pendidikan, pelajar-pelajar Indonesia diundang
untuk belajar di jepang dengan mendapat beasiswa. Jepang juga berusaha menarik simpati
umat islam Indonesia, orang islam jepang dikirim ke Mekkah menunaikan ibadah haji, di
Tokyo didirikan masjid, dan kemudian suatu konferensi agama islam diselenggarakan di
Tokyo-tokyo.

Meski zaman pendudukan jepang di bumi nusantara sangatlah singkat, tetapi pengaruhnya
bagi perkembangan dunia pendidikan di Indonesia sangatlah besar. Tujuan pendidikan pada
masa ini telah disisipi misi Nippobisasai dan juga upaya-upaya pemberdayaan bangsa
Indonesia untuk membantu kepentingan perang jepang. Misi tersebut dilakukan dengan
mendekati tokoh-tokoh kiai yang menjadi panutan umat islam agar dapat dijadikan sandaran
politik mereka. Pertemuan antara 32 ulama dengan Gunseikan pada 7 Desember 1942 berisi
tukar pendapat mengenai keislaman

Anda mungkin juga menyukai