KELOMPOK 10
ROMLATUN A1D521059
YANEZRA LIEYANI A1D521079
Ruang 003
Dosen pengampu:
Puji dan syukur diucapkan TUHAN YANG MAHA ESA atas segala berkatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 10
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia menjadi salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki
lebih dari 17.000 pulau dan hanya sekitar 7.000 pulau yang berpenghuni. Secara astronomi,
letak indonesia diapit oleh dua benua yaitu benua asia dan australia serta dua samudra yaitu
samudra hindia dan pasifik. Indonesia terkenal dengan sumber daya alam (sda) yang
melimpah ruah di setiap wilayahnya. Oleh sebab itu, pada zaman dahulu indonesia diincar
oleh banyak bangsa barat hanya untuk menguasai hasil rempah dan memperbudak mereka,
beberapa di antaranya yaitu portugis, belanda, inggris, jepang. Dari zaman sebelum merdeka
hingga sekarang kita sudah mengenal tentang istilah pendidikan. Namun, pendidikan di
negara indonesia pada zaman dahulu sangat buruk. Tidak semua rakyat indonesia bisa
menempuh jenjang pendidikan yang layak. Padahal pendidikan menjadi salah satu kebutuhan
yang paling penting bagi individu untuk membentuk karakter suatu bangsa. Oleh sebab itu,
kita sebagai bangsa indonesia yang hidup di zaman modern ini wajib bersyukur karena
semuanya sudah mengalami banyak perubahan. Beberapa catatan tentang sejarah pendidikan
di indonesia mulai dari pendidikan pada masa (penjajahan) portugis, belanda, jepang; masa
kemerdekaan; orde baru hingga reformasi. Setiap masa pendidikan memiliki kesamaan tujuan
tetapi dengan sistem penerapan yang berbeda-beda. Dalam artikel ini dibahas tentang
bagaimana sejarah pendidikan dari masa ke masa mampu membentuk karakter suatu bangsa
sehingga kita sebagai bangsa indonesia yang hidup di zaman modern tidak lupa bersyukur
dan mampu memanfaatkan kemajuan teknologi semaksimal mungkin ke arah yang lebih
positif. Kita harus mampu memetik setiap pelajaran dan makna yang terkandung dari
diciptakannya pendidikan di masa lalu.
1
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui Perkembangan Historis Kebijakan Pendidikan di Indonesia dari zaman
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan hingga masa reformasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perumusan kebijakan pendidikan.
Kebijakan pendidikan merupakan kebijakan yang berhubungan dengan
bidang pendidikan dalam proses penjabaran visi misi pendidikan agar tercapainya
tujuan pendidikan melalui langkah strategis pelaksanaan pendidikan. Komponen
kebijaka pendidikan terdiri dari lima yaitu tujuan, rencana, program, keputusan, dan dampak.
Fungsi kebijakan pendidikan yaitu kebijakan pendidikan dibuat untuk menjadi pedoman
dalam bertindak, mengarahkan kegiatan dalam pendidikan atau organisasi atau sekolah
dengan masyarakat dan pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Indonesia mengalami perkembangan dari aspek ekonomi yaitu perdagangan pada abad ke-16.
Saat itu datanglah Portugis disusul dengan bangsa Spanyol datang ke Indonesia untuk
berdagang dan menyebarkan Agama Nasrani (Khatolik). Portugis datang ke Indonesia
bersama dengan missionaris salah satu namanya ialah Franciscus Xaverius. Dalam
penyebaran agama Nasrani (Katholik), menurut Franciscus Xaverius sangat diperlukan untuk
mendirikan sekolah-sekolah (seminarie). Pada tahun 1536 telah berdiri sebuah seminarie di
Ternate yang menjadi sekolah agama anak-anak orang terkemuka. Pelajaran yang dierikan di
sekolah Nasrani (Katholik) ini ada beberapa diantaranya pelajaran agama, membaca, menulis
dan berhitung. Kabupaten Solor, Flores Timur juga mendirikan semacam seminarie dan
mempunyai kurang lebih 50 orang murid yang juga mengajarkan bahasa Latin. Tujuh
kampung di Ambon penduduknya sudah beragama Katholik pada tahun 1546, di kampung ini
ternyata juga menyelenggarakan pengajaran untuk rakyat umum. Pengajaran ini sering
menimbulkan pemberontakan sehingga akhir abad ke-16 musnahlah kekuatan Portugis di
Indonesia. Ini menandakan hilang juga missi Katholik di Maluku. Hilangnya tenaga missi itu
menjadi salah satu akibat dari jatuhnya Negara sehingga usaha-usaha pendidikan terpaksa
harus diberhentikan.
Belanda datang ke Pulau Jawa Indonesia untuk berdagang dan menciptakan kekuasaan baru
setelah berakhirnya kekuasaan Portugis pada akhir abad ke-16. Belanda yang bergabung
dalam badan perdangan VOC, menganggap bahwa agama Katholik yang disebarkan oleh
Portugis perlu digantikan dengan agama Protestan yang dianutnya. Dengan itulah sekolah-
sekolah keagamaan didirikan terutama di daerah yang dulunya telah terpengaruh agama
3
Nasrani (Katholik) oleh Portugis dan Spanyol. Sekolah pertama di Ambon didirikan oleh
VOC pada tahun 1607. Pembelajaran yang diberikan yaitu membaca, menulis dan
sembahyang. Guru pendidik berasal dari Belanda dan mendapat upah. Salah satu alasan tidak
ada susunan persekolahan dan gereja di Pulau Jawa karena Pulau Jawa tidak terkena
pengaruh Portugis. Pada tahun 1617 sekolah pertama didirikan di Jakarta, lima tahun
kemudia pada 1622 sekolah itu mempunyai murid 92 laki-laki dan 45 perempuan. Sekolah ini
memiliki tujuan untuk menghasilkan tenaga-tenaga kerja yang cakap sehingga dapat
dipekerjakan di administrasi dan gereja pada pemerintahan. Bahasa Belanda menjadi bahasa
pengantar hingga tahun 1786. Pendidikan kejuruan mulai muncul sejak abad ke-19 dan pada
abad ke-20 muncul golongan baru yaitu golongan cerdik, pandai yang mendapat pendidikan
Barat, namun golongan ini tidak mendapat tempat dan perlakuan wajar dalam masyarakat
kolonial. Partai yang timbul sesudah tahun 1908 ada yang berdasarkan Sarekat Islam,
berdasarkan sosial seperti Muhamadiyah, ada pula berdasarkan asas kebangsaan seperti
Indische Partij. Indische Partij merupakan pergerakan yang pertama kali merumuskan
semboyan Indie los van Nederland yang berarti “Indonesia Merdeka” dan diambil alih oleh
PNI (1928).
Jepang merupakan salah satu negara penjajah Indonesia yang berlangsung lumayan pendek
(17 Maret 1942–17 Agustus 1945). Jepang menguasai Indonesia dimana perang, segala usaha
Jepang di tunjuukan hanya untuk perang. Murid-murid bergotong-royong mengumpulkan
batu, kerikil, dan pasir untuk pertahanan, halaman seolah ditanami umbi-umbian dan sayur
untuk bahan pangan, menanam pohon jarak untuk menambah pasokan minyak demi
kepentingan perang. Runtuhnya pengaruh kolonial Belanda diikuti dengan tumbangnya
sistem pendidikannya pula. Banyak orang Belanda diinternir oleh pemerintah militer Jepang
sehingga banyak sekolah-sekolah untuk anak Belanda dan Indonesia kalangan atas lenyap.
Hanya susunan sekolah untuk anak-anak Indonesia saja yang tertinggal. Sekolah rendah
seperti Sekolah Desa 3 tahun, Sekolah Sambungan 2 tahun, ELS, HIS, HCS masing-masing 7
tahun, Schakel School 5 tahun, dan MULO dihapus semua. Pendidikan Sekolah Rakyat
(Kokomin Gakko) 6 tahun, Sekolah Menengah Cu Gakko (laki-laki) dan Zyu Gakko
(perempuan) 3 tahun yang ada di Indonesia sejak masa Jepang dan masih banyak lagi sekolah
kejuruan (sekolah guru), yaitu sekolah untuk mempersipkan tenaga pendidik dalam jumlah
yang besar demi memompa dan mempropagandakan semangat Jepang kepada anak didik.
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 mengakhiri era demokrasi parlementer, digantikan era demokrasi
terpimpin. Di era demokrasi terpimpin banyak ujian yang menimpa bangsa Indonesia.
Konfrontasi dengan Belanda dalam masalah Irian Barat, sampai peristiwa G30S/PKI menjadi
ujian berat bagi bangsa Indonesia.
4
Dalam Kabinet Kerja I, 10 Juli 1959 – 18 Februari 1960, status kementerian diubah menjadi
menteri muda. Kementerian yang mengurusi pendidikan dibagi menjadi tiga menteri muda.
Menteri Muda Bidang Sosial Kulturil dipegang Dr. Prijono, Menteri Muda PP dan K
dipegang Sudibjo, dan Menteri Muda Urusan Pengerahan Tenaga Rakyat dipegang Sujono.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disahkan pada 8 Juli 2003 yang
memberikan dasar hukum untuk membangun pendidikan nasional dengan menerapkan
prinsip demokrasi, desentralisasi, otonomi, keadilan dan menjujung HAM (dikutip dari
laman https://kompasiana.com pada tanggal 29 November 2019, pukul 10.03 WIB)
Setelah jabatan Megawati turun dan digantikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono, UU No.
20/2003 masih berlaku ditambah dengan UU RI No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen.
Setelah penetapan UU tersebut disusul dengan pergantian Kurikulum KBK menjadi KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) berdasarkan pada PP No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (di kutip dari www.gurupendidikan.co.id di akses pada tanggal
29 November 2019, pukul 19.17 WIB). KTSP merupakan kurikulum operasional yang
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan,
tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
kalender pendidikan serta silabus.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sejarah pendidikan Indonesia di masa lampau hingga sekarang memberikan kita gambaran
bahwa dalam bentuk apapun pendidikan itu tetaplah penting untuk membentuk karakter
pribadi kita. Walaupun sistem penerapannya berbeda-beda tetapi pendidikan memiliki
kesamaan tujuan. Mulai dari pendidikan keagamaan, pendidikan karena penjajah hingga
pendidikan pasca kemerdekaan. Setiap masa wajib mengalami perubahan sesuai dengan
kebutuhan bangsa di masa itu dan mampu menjawab tantangan di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Zulhijrah, Zulhijrah; Pratama, Irja Putra. 2019. Reformasi Pendidikan Islam Di Indonesia.
Pada tanggal 29 November
Anam, Saeful. 2017. Karakteristik Dan Sistem Pendidikan Islam: Mengenal Sejarah
Pesantren, Surau dan Meunasah di Indonesia. Pada 29 November