Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“Tantangan Utama Yang Perlu Dipertimbangkan


Dalam Proses Perencanaan Pendidikan”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pendidikan

Dosen Pengampu :
Dr. K.a. Rahman, M.Pd.I
Dra. Hj. Aprillitzavivayarti, M.M.
Musyaiyadah, M.Pdi

Disusun Oleh :
Kelompok 8

 ROMLATUN A1D521059
 MITHA FITRIYANSYAH SIREGAR A1D521081

RUANG : R003
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas
makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Baginda
Nabi Muhammad SAW. yang kita harapkan syafaatnya di hari kemudian.

Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul “Tantangan


Utama Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Proses Perencanaan Pendidikan” untuk
memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Perencanaan pendidikan. Dengan
terselesaikannya tugas makalah ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu
Musyaiyadah, M.Pdi. selaku dosen yang telah memberikan pengarahan sehingga makalah ini
dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai agama dan kehidupan manusia. Kami juga menyadari selaku
manusia biasa, bahwa didalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang kami buat
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Jambi, 02 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2
1) Akses, Keadilan dan Kohesi Sosial ..................................................................... 2
2) Kualitas Pendidikan ............................................................................................. 3
3) Mempersiapkan Kerja dan Memasuki Masyarakat Berpengetahuan ............ 3
4) Pembiayaan Pendidikan ....................................................................................... 4
5) Tata Kelola dan Manajemen ............................................................................... 4
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 6
1.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 6
1.2 Saran ...................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perencanaan adalah titik awal dalam melakukan suatu kegiatan. Perencanaan akan
memberikan arah, menjadi standar kerja, memberi kerangka pemersatu dan membantu
memperkirakan peluang yang ada. Dalam melaksanakan suatu kegiatan baik kegiatan
kecil maupun kegiatan besar dalam suatu lembaga harus melalui perencanaan,
terkhusus dalam organisasi pendidikan yaitu sekolah. Pendidikan merupakan ujung
tombak dari keberhasilan, maka pendidikan pun harus direncanakan sebelum
dilaksanakan agar memperoleh hasil yang seperti yang diharapkan. Untuk meraih
keberhasilan dalam Pendidikan, tidaklah lepas dari perencanaan, karena dalam
perencanaan-perencanaan itulah disusun target-target atau harapan-harapan dan juga
metode-metode yang akan digunakan untuk mencapai tujuan.

Dalam menyusun sebuah perencanaan dalam Pendidikan, pasti tidak selalu


berjalan dengan mulus/lancar. Ada tantangan-tantangan yang harus dilalui dan
dipertimbangkan agar kedepan lebih baik lagi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pertimbangan tantangan perencanan pendidikan mengenai akses,


keadilan dan kohesi sosial ?
2. Bagaimana pertimbangan perencanaan pendidikan tentang kualitas pendidikan ?
3. Bagaimana perencanaan pendidikan mempersiapkan kerja dan memasuki
masyarakat berpengetahuan ?
4. Apa yang harus dilakukan perencanaan pendidikan untuk mengatasi tantangan
pembiayaan pendidikan ?
5. Bagaimana tantangan perencanaan pendidikan mengenai tata kelola dan
manajemen ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui tantangan yang terjadi dalam perencanaan Pendidikan


mengenai akses, keadilan dan kohesi sosial.
2. Untuk mengetahui tantangan perencanaan Pendidikan mengenai kualitas
Pendidikan.
3. Untuk mengetahui cara perencanaan Pendidikan mempersiapkan kerja dan
memasuki masyarakat berpengetahuan.
4. Untuk mengetahui tantangan perencanaan Pendidikan mengenai pembiayaan
Pendidikan.
5. Untuk mengetahui tantangan perencanaan Pendidikan mengenai tata Kelola dan
manajemen.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Tantangan Utama Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Proses Perencanaan


Pendidikan

Pemerintah berusaha memajukan sistem pendidikan yang berkelanjutan secara


kuantitatif dan kualitatif. Pemerintah juga harus dapat memilih dan memilah suatu
kebijakan dengan seksama. Pemerintah harus mencari pembangunan pendidikan yang
seimbang, maju dalam semua sektor pendidikan. Oleh karena itu, dalam perencanaan
pendidikan harus memperhatikan tantangan utama dalam perencanaan dan dalam
memutuskan pembangunan sektor pendidikan dimasa depan. Adapun tantangan utama
yang harus diperhatikan yaitu :

1) Akses, Keadilan dan Kohesi Sosial


Manfaat pendidikan terhadap kepentingan sosial yang luas telah memperoleh
pengakuan yang terus meningkat. Di saat yang sama, penelitian menunjukkan
bahwa ketidakadilan pendidikan merupakan faktor penunjang utama
ketidakadilan, yang menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih
rendah. Oleh sebab itu, akses yang lebih merata terhadap kesempatan
mendapatkan pendidikan, harusnya dapat berperan dalam mengurangi
kesenjangan pendapatan dan mengentaskan kemiskinan.

Kebijakan pendidikan juga harus membantu mengatasi ketidakadilan seperti


perbedaan kota-desa, juga jurang linguistik dan budaya. Persamaan jender
merupakan tujuan sosial lain yang penting (termasuk salah satu dari enam tujuan
PUS) yang dapat dipengaruhi oleh pendidikan. Dengan menangani potensi
ketidakadilan ini, pendidikan dapat berkontribusi terhadap kohesi sosial yang
lebih besar.

Harus dapat dipahami dengan seksama bahwa sistem pendidikan tidak secara
otomatis berkontribusi terhadap keadilan yang lebih besar: sistem pendidikan
harus didesain untuk bisa mencapai hal tersebut. Sistem pendidikan bisa saja
semakin memperkuat ketidakadilan yang ada melalui berbagai tahapan ketetapan
pendidikan. Misalnya, terdapat bukti (sahih) bahwa hasil belajar peserta didik
sekolah dasar dan menengah sangat ditentukan oleh status pendidikan dan sosio-
ekonomi orang tua mereka; meskipun kemajuan, keberhasilan menyelesaikan
studi di tingkat pendidikan yang berbeda bergantung pada prestasi akademik
peserta didik. Karena penghasilan (orang tua) peserta didik yang tamat sekolah
menengah dan yang melanjutkan pendidikan pada level lebih tinggi jauh lebih
besar dari peserta didik yang tidak melanjutkan studinya. Kesenjangan sosio-
ekonomi seperti ini bisa mengakar atau diperparah oleh cara pengolahan dan
pelaksanaan sistem pendidikan. Untuk memutus lingkaran yang tidak baik ini, dan
merubahnya menjadi lingkaran yang baik, butuh perencanaan pendidikan yang
hati-hati dan pilihan kebijakan yang mempertimbangkan aspek keadilan.

2
2) Kualitas Pendidikan
“Di banyak negara yang berusaha menjamin hak setiap anak untuk memperoleh
pendidikan, perhatian pada akses seringkali membayangi perhatian terhadap
kualitas. Memang kualitas menentukan seberapa banyak (kuantitas) dan seberapa
baik (kualitas) anak belajar dan seberapa jauh pendidikan diejawantahkan menjadi
bagian atau jenis manfaat pribadi, sosial dan pembangunan” (UNESCO, 2004).

Mendefenisikan kualitas masih menjadi tantangan tersendiri. Sudah sejak lama,


kualitas pendidikan diukur sebagai input (jumlah dan kualifikasi guru, materi
pembelajaran, ruang kelas, dan sebagainya.). Penelitian yang lebih mutakhir
menyatakan bahwa pembangunan kognitif peserta didik merupakan indikator
utama kualitas pendidikan. Mengukur nilai dan perilaku yang diperoleh melalui
pendidikan sekolah bahkan lebih sulit.

3) Mempersiapkan Kerja dan Memasuki Masyarakat Berpengetahuan


Kebutuhan untuk belajar sepanjang hidup, dalam bentuk formal dan Informal
sudah disadari oleh masyarakat di negara maju maupun di negara berkembang.
Konsep pembelajaran seumur hidup memandang pendidikan sebagai kebutuhan
penduduk yang membentang sepanjang hidup, mulai dari kanak-kanak hingga
dewasa.

Tantangan kebijakan terkait adalah menjamin kualifikasi benar- benar


mengantarkan ke suatu tempat. Kebijakan harus menyediakan rangsangan bagi
kemajuan perseorangan mulai dari yang berkualifikasi rendah hingga yang tinggi,
dan untuk terus belajar baik secara formal maupun informal.

Tantangan utamanya adalah rendahnya status Technical and Vocational


Education (TVE) (Pendidikan teknik dan vokasi) di banyak negara. Tantangan ini
seringkali dijadikan sebagai pilipilihan peserta didik yang lemah/kurang (cerdas),
yang biasanya berasal dari keluarga dengan kondisi sosial ekonomi miskin.
Rendahnya status program ini berkaitan dengan kedudukan rendah, gaji dan
kondisi pekerjaan melatih orang.

Pendidikan tinggi juga perlu perhatian, utamanya untuk tanggapan yang dapat
diberikan pada:
•Warga “mencari pengetahuan”
•Keterampilan yang dibutuhkan oleh perekonomian; dan
•Kebutuhan masyarakat akan penelitian dan inovasi

Termasuk di Dalamnya: memperluas keragaman asupan mahasiswa;


bekerjasama Dengan industri; berkontribusi lebih efektif terhadap proses inovasi
negara, Khususnya untuk konteks regional; menyebarluaskan temuan penelitian
pada masyarakat luas; menyesuaikan program, fungsi mengajar dan belajar yang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik dengan beragam Kategori; dan
meningkatkan akuntabilitas penggunaan sumber daya publik.

3
Perguruan Tinggi di Indonesia sudah sejak lama menganut konsep “Tri
Dharma Perguruan Tinggi” yang mencakup pengajaran, penelitian, dan
Pengabdian kepada masyarakat (PPM). Di setiap perguruan tinggi terdapat
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) atau Lembaga
Penelitian (LP) dan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) secara
terpisah.

4) Pembiayaan Pendidikan
Setiap negara harus memutuskan besaran anggaran yang diperlukan untuk
pendidikan dibandingkan dengan prioritas nasional lainnya seperti kesehatan dan
keamanan nasional. Dalam sektor pendidikan itu sendiri, Ada kebutuhan untuk
memutuskan besaran alokasi untuk tiap jenis Pendidikan dan pelatihan.
Pandangan belajar sepanjang hayat bermanfaat untuk melibatkan berbagai sub-
sektor dalam hal alokasi. Masing-masing Negara biasanya memiliki prioritas yang
bebeda. Hal ini disebabkan oleh Tingkat pembangunan juga demografik dan profil
pendidikan serta Kondisi/sifat bursa pekerjaan mereka. Pandangan sektor-meluas
mutlak Diperlukan untuk memahami prioritas yang diberikan negara pada
pendidikan. Secara umum, negara berpenghasilan menengah memberikan proporsi
lebih rendah pada Produk Dometik Bruto (PDB) untuk pendidikan dibanding
negara berpenghasilan tinggi.

Beberapa pembangunan kontekstual yang telah dibahas diatas telah Mengubah


pemahaman akan peran pemerintah dan sektor swasta di Bidang pendidikan.
Dilain pihak, manfaat ekonomi dan sosial yang besar dari pendidikan membantah
peran negara dalam membiayai pendidikan dan sistem pelatihan. Walaupun peran
negara dalam menyediakan pendidikan tingkat sekolah telah menjadi kesepakatan,
ada pendapat baru yang menghendaki pemerintah untuk menyokong pendidikan
anak usia dini sebagaimana keaksaraan dan pelatihan bagi orang dewasa. Bukti
empiris lain juga menunjukkan besarnya manfaat pendidikan bagi perseorangan
dan perusahaan; dengan demikian kemitraan antara negara, perusahaan dan
perseorangan mutlak dibutuhkan untuk mendanai pendidikan dan pelatihan.

Meningkatnya privatisasi pelayanan pendidikan merupakan tren internasional.


Alasan utamanya adalah adanya pengakuan bahwa Pendidikan bisa menjadi bisnis
yang menguntungkan dimana terdapat pasar, individu, dan bisnis yang bersedia
membayar pelayanan yang berkualitas. Perluasan sektor swasta yang meningkat
memperparah isu kesetaraan/keadilan yang harus diselesaikan.

5) Tata Kelola dan Manajemen


Selanjutnya, pemerintah menghadapi tekanan yang terus meningkat untuk
Mencapai efisiensi penggunaan dana sektor publik. Salah satu cara untuk
Menghadapi hal ini adalah dengan mendesentralisasikan pelayanan sektor Publik-
sebuah tren yang terjadi di banyak negara. Desentralisasi juga Berkaitan dengan
tujuan akuntabilitas yang lebih besar pada bagian negara dalam membelanjakan
dana publik.

4
Terjadi juga tren yang mengarah pada peningkatan transparansi, pemantauan
dan evaluasi pengelolaan pendidikan di berbagai bidang.

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik akan mengarahkan praktik bisnis yang
bertanggung jawab, sehingga memastikan pengelolaan lingkungan kerja yang
positif dan kondusif, bertanggung jawab kepada pasar dan komunitas serta
mencapai kinerja keuangan yang sehat dan berkesinambungan.

Berdasarkan COBIT5 oleh ISACA, Tata kelola (governance) memastikan


bahwa kebutuhan, kondisi, dan opsi pemangku kepentingan dievaluasi untuk
menentukan tujuan perusahaan yang seimbang dan disepakati untuk dicapai;
menetapkan arah melalui penentuan prioritas dan pengambilan keputusan; dan
memantau kinerja dan kepatuhan terhadap arah dan tujuan yang disepakati.
Berarti bahwa tanggung jawab utama tata kelola adalah untuk mengevaluasi,
mengarahkan, dan memantau ((evaluate, direct and monitor (EDM)).
Manajemen, di sisi lain, merencanakan, membangun, menjalankan, dan memantau
kegiatan untuk menyelaraskan dan mendukung tujuan tata kelola. Jika Anda
mencoba untuk meluruskan pemisahan organisasi, pikirkan seperti ini: Tata kelola
adalah tanggung jawab dewan, sementara manajemen adalah tanggung jawab
manajemen eksekutif.

5
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Untuk memajukan sistem pendidikan yang berkelanjutan secara kualitatif


dan kuantitatif, diperlukan kebijakan yang seksama. Oleh karena itu, dalam
merencanakan pendidikan harus memperhatikan tantangan utama dalam
perencanaan tersebut dan dalam memutuskan pembangunan sektor pendidikan
dimasa yang akan datang.

Tantangan-tantangan utama yang harus diperhatikan dalam proses


perencanaan Pendidikan yaitu, akses, keadilan dan kohesi sosial ; kualitas
pendidikan ; mempersiapkan kerja dan memasuki masyarakat
berpengetahuan ; pembiayaan Pendidikan ; dan tata kelola manajemen.

1.2 Saran

Dengan selesainya makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami


tantangan-tantangan utama yang harus dan perlu diperhatikan dalam peroses
perencanaan pendidikan.

6
DAFTAR PUSTAKA

2017_Modul Pelatihan Perencanaan Pendidikan Tingkat Dasar

https://anargya-am.co.id/tata-kelola-perusahaan

https://itgid.org/perbedaan-tata-kelola-dan-manajemen-berdasarkan-cobit/

Anda mungkin juga menyukai