Anda di halaman 1dari 13

*Kel 1*

Pendidikan merupakan sarana penting untuk menanamkan sebuah ajaran atau


norma serta aturan demi kelangsungan hidup bermasyarakat.
pendidikan memiliki sebuah tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut ialah
menciptakan sebuah kemampuan pada diri seseorang demi meningkatkan
kapabilitasnya sehingga dengan hal tersebut menjadi bermanfaat baik demi
kehidupannya, untuk diri seseorang tersebut untuk masyarakat luas serta
bangsa dan negara.

Pada hakikat pndidikan kewarganegaraan bersumber pada nilai nilai Pancasila


sebagai kepribadian bangsa demi meningkatkan serta melestarikan keluhuran
moral dan perilaku masyarakat yang bersumber pada budaya bangsa yang ada
sejak dahulu kala.Dengan hal tersebut diharapkan dapat mencerminkan jati
diri yang terwujud dalam berbagai tingkah laku di dalam kehidupan keseharian
masyarakat. Hakikat pendidikan kewarganegaraan sebagai sebuah mata
pelajaran ialah memiliki sebuah tujuan penting dalam membentuk jati diri
individu yang hidup dalam kehidupan masyarakat yang majemuk.
Pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan yang penting dalam memberi
pemahaman bahwa pentingnya pendidikan bagi manusia, terutama seorang
warga negara dalam memahami kedudukan warga negara dalam negara.
Secara umum pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan untuk mendidik
setiap warga negara supaya menjadi warga negara yang baik, yang terlukis
dalam sebuah tulisan Somantri (2001:279) “warga negara yang patriotik,
toleransi, setia kepada bangsa dan negara, memiliki agama, demokratis,

*Kel 2*
ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU
DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER

Identitas nasional menunjukkan pada identtas-identitas yang sifatnya nasional


yaitu: Bahasa nasioanal atau bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia,
bendera negara yaitu sang merah putih, lagu kebangsaan yaitu Indonesia raya,
lambang Negara yaitu garuda pancasila, semboyan Negara yaitu bhineka
tunggal ika, dasar filsafat yaitu pancasila, konstitusi (hokum dasar) Negara
yaitu UUD 1945, bentuk Negara republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat,
konsep wawasan nusantara, kebudayaan Negara yang telah diterima sebagai
kebudayaan nasional.
Secara etimologis identitas nasional berasal dari dua kata “Identitas” dan
“Nasional”. Kata “Identitas” berasal dari kata identity yang berarti ciri-ciri,
tanda-tanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang
membedakannya dengan yang lain. Sedangkan “Nasional” menunjuk pada sifat
khas kelompok yang memiliki ciri-ciri kesamaan, baik fisik seperti, budaya,
agama, bahasa, maupun non-fisik seperti, keinginan, cita-cita, dan tujuan.
Jadi, “Identitas Nasional” adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Setiap
bangsa memiliki identitasnya sendiri. Dengan memahami identitas bangsa
diharapkan akan memahami jati diri bangsa sehingga menumbuhkan
kebanggaan sebagai bangsa.
Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, karakteristik, dan
keunikannya sendiri, yang sebagian besar ditentukan oleh faktor-faktor yang
mendukung lahirnya identitas nasional.
Faktor-faktor yang mendukung lahirnya identitas nasional Indonesia meliputi:
a. Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis.
b.Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia
C.Kondisi geografis-ekologis, yang membentuk Indonesia sebagai negara
kepulauan tropis dan berada pada antarmuka komunikasi antara kawasan
dunia di Asia Tenggara, juga memengaruhi perkembangan kehidupan
demografis, ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat Indonesia.
D.faktor historis milik Indonesia juga mempengaruhi proses pembentukan
masyarakat dan bangsa Indonesia serta identitasnya melalui interaksi berbagai
faktor.
Alasan diperlukannya identitas nasional yaitu agar seluruh rakyat Indonesia
berkpribadian pancasila memiliki pembeda bila dibandingkan dengan bangsa
lain.
Pembeda yg dimksd yaitu sikap dalam berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
pancasila yang mencerminkan nilai-nilai pancasila tersebut. Contoh sikap yang
mencerminkan nilai-nilai pancasila sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Selalu tertib dalam menjalankan ibadah, tidak berbohong kepada guru maupun
teman, bersyukur kepada Tuhan karena memiliki keluarga yang
menyayanginya.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Menolong teman yang sedang kesusahan, tidak membeda-bedakan dalam
memilih teman, berbagi makanan dengan teman lain jika sedang makan
didepan teman lain.
3. Persatuan Indonesia
Mengikuti upacara bendera dengan tertib, bergotong royong membersihkan
lingkungan sekolah, tidak berkelahi sesama teman maupun dengan orang lain.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijasanaan dalam
Permusyawaratan perwakilan
Membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman dalam menyelesaikan
masalah, memberikan suara dalam pemilihan ketua kelas ataupun ketua OSIS,
enerima kekalahan dengan ikhlas apabila kalah bersainga dengan teman lain,
berani mengemukakan pendapat di depan kelas, dan lain sebagainya.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluru Rakyat Indonesia
Berlaku adil kepada siapapun, berbagi makanan kepada teman lain dengan
sama rata, seorang guru memberikan pujian kepada siswa yang rajin dan
memberi nasihat kepada siswa yang malas, tidak pilih-pilih dalam berteman,
dan lain sebagainya.
Secara historis, khususnya pada tahap embrionik, identitas nasional Indonesia
ditandai ketika munculnya kesadaran rakyat Indonesia sebagai bangsa yang
sedang dijajah oleh asing pada tahun 1908 yang dikenal dengan masa
Kebangkitan Nasional (Bangsa).
identitas nasional bersifat buatan, dan sekunder. Bersifat buatan karena
identitas nasional itu dibuat, dibentuk, dan disepakati oleh warga bangsa
sebagai identitasnya setelah mereka bernegara. Bersifat sekunder karena
identitas nasional lahir kemudian bila dibandingkan dengan identitas
kesukubangsaan yang memang telah dimiliki warga bangsa itu secara askriptif.
Secara sosiologis, identitas nasional telah terbentuk dalam proses interaksi,
komunikasi, dan persinggungan budaya secara alamiah baik melalui perjalanan
panjang menuju Indonesia merdeka maupun melalui pembentukan intensif
pasca kemerdekaan.
bentuk identitas nasional Indonesia yang dapat menjadi penciri atau
pembangun jati diri bangsa Indonesia meliputi: bendera negara Sang Merah
Putih, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa negara, lambang
negara Garuda Pancasila, dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
dinamika kehidupan sekaligus menjadi tantangan terkait dengan msalah
idenititas nasional Indonesia:
1. Lunturnya nilai-nilai luhur dalam praktik kehidupan berbangsa dan
bernegara (contoh: rendahnya semangat gotong royong, kepatuhan hukum,
kepatuhan membayar pajak, kesantunan, kepedulian, dan lain- lain)
2. Nilai –nilai Pancasila belum menjadi acuan sikap dan perilaku sehari-hari
(perilaku jalan pintas, tindakan serba instan, menyontek, plagiat, tidak disiplin,
tidak jujur, malas, kebiasaan merokok di tempat umum, buang sampah
sembarangan, dan lain-lain)
3. Rasa nasionalisme dan patriotisme yang luntur dan memudar (lebih
menghargai dan mencintai bangsa asing, lebih mengagungkan prestasi bangsa
lain dan tidak bangga dengan prestasi bangsa sendiri, lebih bangga
menggunakan produk asing daripada produk bangsa sendiri, dan lain-lain)
4. Lebih bangga menggunakan bendera asing dari pada bendera merah
putih, lebih bangga menggunakan bahasa asing daripada menggunakan bahasa
Indonesia.
5. Menyukai simbol-simbol asing daripada lambang/simbol bangsa sendiri,
dan lebih mengapresiasi dan senang menyanyikan lagu-lagu asing daripada
mengapresiasi lagu nasional dan lagu daerah sendiri.

Mengapa identitas nasional penting bagi negara bangsa?


Pertama, untuk membuat bangsa Indonesia dikenal bangsa lain. Jika kita sudah
dikenal bangsa lain, kita bisa melanjutkan perjuangan untuk eksis sebagai
bangsa sesuai dengan fitrahnya.
Kedua, identitas nasional untuk negara bangsa sangat penting untuk
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Tidak mungkin suatu negara hidup
sendiri sehingga bisa ada.Untuk memperkuat identitas nasional dalam konteks
hubungan internasional, setiap negara memiliki bendera nasional, simbol
nasional, bahasa nasional dan lagu kebangsaan. Dengan identitas ini, Republik
Indonesia akan menjadi lebih kuat dan lebih diakui oleh bangsa dan
masyarakat dunia.
Ketiga, identitas nasional penting untuk otoritas negara dan bangsa Indonesia.
Dengan mengetahui identitas masing-masing, rasa saling menghormati, saling
pengertian akan berkembang, tidak ada stratifikasi antar negara.

*kel 3*

Urgensi Integrasi Nasional Sebagai Salah Satu Parameter Persatuan dan


Kesatuan Bangsa

Integrasi nasional berasal dari kata integrasi dan nasional. Integrasi berarti
memberi tempat dalam suatu keseluruhan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, integrasi berarti pembauran hingga menjadi kesatuan yang bulat
dan utuh. Kata nasional berasal dari kata nation (Inggris) yang berarti bangsa
sebagai persekutuan hidup manusia. Integrasi nasional merupakan proses
mempersatukan bagian-bagian, unsur atau elemen yang terpisah dari
masyarakat menjadi kesatuan yang lebih bulat, sehingga menjadi satu nation
(bangsa).
Secara etimologi integrasi nasional berarti mempelajari asal usul kata
pembentuk istilah tersebut.Secara terminologi. Terminologi dapat diartikan
penggunaan kata sebagai suatu istilah yang telah dihubungkan dengan konteks
tertentu.
Integrasi nasional adalah kesadaran identitas bersama di antara warga negara.
Ini berarti bahwa meskipun kita memiliki kasta yang berbeda, agama dan
daerah, dan berbicara bahasa yang berbeda, kita mengakui kenyataan bahwa
kita semua adalah satu. Jenis integrasi ini sangat penting dalam membangun
suatu bangsa yang kuat dan makmur

membangun integrasi juga menjadi tugas penting. Ada dua hal yang dapat
menjelaskan hal ini.
Pertama, dikarenakan pemerintah kolonial Belanda sebelumnya tidak pernah
memikirkan tentang perlunya membangun kesetiaan nasional dan semangat
kebangsaan pada rakyat Indonesia. Yang dilakukan penjajah adalah
membangun kesetiaan kepada penjajah itu sendiri dan guna kepentingan
integrasi kolonial itu sendiri. Jadi, setelah merdeka, kita perlu menumbuhkan
kesetiaan nasional melalui pembangunan integrasi bangsa.
Kedua, bagi negara-negara baru, tuntutan integrasi ini juga menjadi masalah
pelik bukan saja karena perilaku pemerintah kolonial sebelumnya, tetapi juga
latar belakang bangsa yang bersangkutan.

Dinamika itu bisa kita contohkan peristiswa integrasi berdasar 5 (lima) jenis
integrasi sebagai berikut:
a. Integrasi bangsa
Tanggal 15 Agustus 2005 melalui MoU (Memorandum of Understanding) di
Vantaa, Helsinki, Finlandia, pemerintah Indonesia berhasil secara damai
mengajak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk kembali bergabung dan setia
memegang teguh kedaulatan bersama Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Proses ini telah berhasil menyelesaikan kasus disintegrasi yang terjadi
di Aceh sejak tahun 1975 sampai 2005.
b. Integrasi wilayah
Melalui Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957, pemerintah Indonesia
mengumumkan kedaulatan wilayah Indonesia yakni lebar laut teritorial seluas
12 mil diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada
pulau-pulau Negara Indonesia. Dengan deklarasi ini maka terjadi integrasi
wilayah teritorial Indonesia. Wilayah Indonesia merupakan satu kesatuan
wilayah dan laut tidak lagi merupakan pemisah pulau, tetapi menjadi
penghubung pulau-pulau di Indonesia.
c. Integrasi nilai
Nilai apa yang bagi bangsa Indonesia merupakan nilai integratif? Jawabnya
adalah Pancasila. Pengalaman mengembangkan Pancasila sebagai nilai
integratif terus-menerus dilakukan, misalnya, melalui kegiatan pendidikan
Pancasila baik dengan mata kuliah di perguruan tinggi dan mata pelajaran di
sekolah. Melalui kurikulum 1975, mulai diberikannya mata pelajaran
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di sekolah. Saat ini, melalui kurikulum 2013
terdapat mata pelajaran PPKn. Melalui pelajaran ini, Pancasila sebagai nilai
bersama dan sebagai dasar filsafat negara disampaikan kepada generasi muda.
d. Integrasi elit-massa
Dinamika integrasi elit–massa ditandai dengan seringnya pemimpin mendekati
rakyatnya melalui berbagai kegiatan. Misalnya kunjungan ke daerah, temu
kader PKK, dan kotak pos presiden. Kegiatan yang sifatnya mendekatkan elit
dan massa akan menguatkan dimensi vertikal integrasi nasional. Berikut ini
contoh peristiwa yang terkait dengan dinamika integrasi elit massa.
e. Integrasi tingkah laku (Perilaku integratif)
Mewujudkan perilaku integratif dilakukan dengan pembentukan
lembagalembaga politik dan pemerintahan termasuk birokrasi. Dengan
lembaga dan birokrasi yang terbentuk maka orang-orang dapat bekerja secara
terintegratif dalam suatu aturan dan pola kerja yang teratur, sistematis, dan
bertujuan. Pembentukan lembaga-lembaga politik dan birokrasi di Indonesia
diawali dengan hasil sidang I PPKI tanggal 18 Agustus 1945 yakni memilih
Presiden dan Wakil Presiden. Sidang PPKI ke-2 tanggal 19 Agustus 1945
memutuskan pembentukan dua belas kementerian dan delapan provinsi di
Indonesia.

Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia, tantangan yang


dihadapi datang dari dimensi horizontal dan vertikal.
Dalam dimensi horizontal, tantangan yang ada berkenaan dengan pembelahan
horizontal yang berakar pada perbedaan suku, agama, ras, dan geografi.
Sedangkan dalam dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah berupa celah
perbedaan antara elite dan massa, di mana latar belakang pendidikan
kekotaan menyebabkan kaum elite berbeda dari massa yang cenderung
berpandangan tradisional.

*Kel 4*

Nilai dan Norma Konstitusional UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas


Ketentuan Perundang-Undangan di Bawah UUD”

aturan-aturan mana saja yang mengatur jalannya pemerintahan itu.


1. Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-
undang.
2. Jangan berbicara saat mulut penuh makanan.
3. Menyeberanglah pada zebra cross dengan tertib dan hati-hati.
4. Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-
undang
sebagaimana mestinya
5. Selesaikanlah pekerjaan rumahmu sebelum bermain ke luar rumah.
6. Presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu
kali masa jabatan
7. Seseorang baru diperbolehkan memiliki surat izin mengemudi apabila
sekurang kurangnya telah berusia 16 tahun

Konstitusi adalah seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan


tentang bagaimana pemerintah diatur dan dijalankan. Oleh karena aturan atau
hukum yang terdapat dalam konstitusi itu mengatur hal-hal yang amat
mendasar dari suatu negara, maka konstitusi dikatakan pula sebagai hukum
dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara.
fungsi konstitusi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara?
1. Konstitusi berfungsi sebagai landasan kontitusionalisme. Landasan
konstitusionalisme adalah landasan berdasarkan konstitusi, baik konstitusi
dalam arti luas maupun konstitusi dalam arti sempit. Konstitusi dalam arti luas
meliputi undang-undang dasar, undang-undang organik, peraturan perundang-
undangan lain, dan konvensi. Konstitusi dalam arti sempit berupa Undang-
Undang Dasar (Astim Riyanto, 2009).
2. Konstitusi berfungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah
sedemikian rupa, sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat
sewenang-wenang. Dengan demikian, diharapkan hak-hak warganegara akan
lebih terlindungi. Gagasan ini dinamakan konstitusionalisme, yang oleh Carl
Joachim Friedrich dijelaskan sebagai gagasan bahwa pemerintah merupakan
suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat,
tetapi yang dikenakan beberapa pembatasan yang diharapkan akan menjamin
bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintahan itu tidak
disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk memerintah (Thaib
dan Hamidi, 1999).
3. Konstitusi berfungsi: (a) membatasi atau mengendalikan kekuasaan
penguasa agar dalam menjalankan kekuasaannya tidak sewenang-wenang
terhadap rakyatnya; (b) memberi suatu rangka dasar hukum bagi perubahan
masyarakat yang dicitacitakan tahap berikutnya; (c) dijadikan landasan
penyelenggaraan negara menurut suatu sistem ketatanegaraan tertentu yang
dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya; (d) menjamin hak-hak asasi
warga negara.

mengapa diperlukan konstitusi dalam kehidupan berbangsa-negara, adalah


agar dapat membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa negara.
Lembaga negara adalah sebuah lembaga yang berdiri pada sebuah
pemerintahan dengan status lembaga itu dimiliki dan dibentuk oleh negara.
Lembaga yang dibentuk ini juga memiliki tanggungjawab penuh terhadap
negara dan bekerja untuk menentukan arah dan pembangunan negara.
Konstitusi terlihat dalam hubungan tata kerja, antara lain :
• Menetapkan undang-undang. Kekuasaan DPR untuk membentuk
undang-undang harus dengan persetujuan Presiden, termasuk undang-undang
anggaran dan pendapatan negara (APBN). Dewan Perwakilan Daerah juga
berwewenang ikut mengusulkan, membahas, dan mengawasi pelaksanaan
undang-undang berkaitan dengan otonomi daerah. DPR dalam menetapkan
APBN juga dengan mempertimbangkan pendapat DPD.
• Pemberhentian Presiden. DPR memiliki fungsi mengawasi Presiden
dalam menjalankan pemerintahan. Apabila DPR berpendapat bahwa Presiden
melanggar UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, DPR dapat
mengajukan usul pemberhentian Presiden kepada MPR. Namun sebelumnya
usul tersebut harus melibatkan Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa dan
mengadilinya.
• DPR berwenang mengajukan tiga anggota Mahkamah Konstitusi.
Sedangkan Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili sengketa kewenangan
lembaga negara, termasuk DPR.
3) DPD dengan BPK
DPD menerima hasil pemeriksaan BPK dan memberikan pertimbangan
untuk pemilihan anggota BPK kepada DPR. Ketentuan ini memberikan hak
kepada DPD untuk menjadikan hasil laporan keuangan BPK sebagai bahan
dalam rangka melaksanakan tugas dan kewenangan yang dimilikinya, dan
untuk turut menentukan keanggotaan BPK dalam proses pemilihan anggota
BPK. Di samping itu, laporan BPK akan dijadikan sebagai bahan untuk
mengajukan usul dan pertimbangan berkenaan dengan RUU APBN.
4) MA dengan Lembaga Negara lainnya
Puncak kekuasaan kehakiman dan kedaulatan hukum ada pada MA dan MK.
Mahkamah Agung merupakan lembaga yang mandiri.
• Dalam hubungannya dengan Mahkamah Konstitusi, MA mengajukan 3
(tiga) orang hakim konstitusi untuk ditetapkan sebagai hakim di Mahkamah
Konstitusi.
• Wewenang grasi dan rehabilitasi presiden harus dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung.
• Pemilihan dan pengangkatan anggota Mahkamah Agung melibatkan tiga
lembaga negara lain, yaitu Komisi Yudisial, DPR, dan Presiden.
5) Mahkamah Konstitusi dengan Presiden, DPR, BPK, DPD, MA, dan KY
Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa salah satu wewenang MK
adalah untuk memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan UUD.
• Karena kedudukan MPR sebagai lembaga negara, maka apabila MPR
bersengketa dengan lembaga negara lainnya yang sama-sama memiliki
kewenangan yang ditentukan oleh UUD, maka konflik tersebut harus
diselesaikan oleh Mahkamah Konstitusi.
• MK memiliki hubungan tata kerja dengan semua lembaga negara yaitu
apabila terdapat sengketa antarlembaga negara atau apabila terjadi proses hak
uji material yang diajukan oleh lembaga negara pada Mahkamah Konstitusi.

Sistem pemerintahan diartikan sebagai tatanan yang terdiri dari komponen


pemerintahan yang saling mempengaruhi dalam pencapaian tujuan dan fungsi
pemerintahan.

Istilah konstitusi berasal dari bahasa Perancis (constituer) yang berarti


membentuk. Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksud adalah
pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan aturan suatu
negara (Srijanti dkk, 2008).

Konstitusi menempati menduduki yang sangat penting dalam kehidupan


ketatanegaraan suatu Negara karena konstitusi menjadi barometer kehidupan
bernegara dan berbangsa yang sarat dengan bukti sejarah perjuangan para
pendahulu. Meskipun konstitusi yang ada di dunia ini berbeda-beda baik dalam
hal tujuan, bentuk dan isinya, tapi umumnya merekamempunyai
kedudukanformal yang sama, yaitu sebagai :
·Konstitusi sebagai Hukum Dasar, karena ia berisi aturan dan ketentuan
tentanghal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara.
·Konstitusi sebagai Hukum Tertinggi, artinya bahwa aturan-aturan yang
terdapat dalam konstitusi, seacara hierarki mempunyai kedudukan lebih tinggi
terhadap aturan-aturan lainnya, sehingga aturan-aturan yang lain harus sesuai
dengan undang-undang dasar.
*kel 5*

KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA DAN WARGA NEGARA

Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam
kandungan.Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu
keharusan untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara
guna mendapatkan hak yang pantas untuk didapat dengan kata lain
memberikan atau melakukan apa yang harus kita lakukan demi kemajuan
bangsa kearah yang lebih baik.
1. Hak negara atau pemerintah adalah meliputi :
a. Menciptakan peraturan dan UU untuk ketertiban dan keamanan.
b. Melakukan monopoli sumber daya yang menguasai hajat hidup orang
banyak.
c. Memaksa warga negara taat akan hukum yang berlaku.
2. Kewajiban negara berdasarkan UUD 1945 :
a. Melindungi wilayah dan warga negara.
b. Memajukan kesejahteraan umum.
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
Beberapa kewajiban asasi manusia, antar lain:
1. Kewajiban manusia untuk menjalankan tugasnya sebagai manusia, yaitu
memimpin dan memelihara bumi beserta isinya. Maka contoh dari kewajiban
ini adalah memelihara lingkungan di sekitarnya, tidak mengganggu habitat
hewan lain, dan sebagainya.
2. Kewajiban moral, yaitu kewajiban melakukan sesuatu sesuatu yang benar
dan meninggalkan yang salah sesuai aturan yang berlaku dalam
masyarakatnya.
3. Kewajiban sosial, kewajiban manusia terhadap manusia lain di
lingkungannya yang sesuai dengan aturan sosial yang berlaku.
4. Kewajiban kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setiap manusia mempunyai
kewajiban kepada Tuhannya sesuai keyakinan, agama, dan kepercayaan
masing-masing.
5. Kewajiban warga negara merupakan rangkuman semua kewajiban asasi
manusia tersebut. Dan biasanya, sebagai warga negara diatur oleh konstitusi
negaranya masing-masing.

1) Sumber Historis, Secara historis perjuangan menegakkan hak asasi manusia


terjadi di dunia Barat (Eropa). Adalah John Locke, seorang filsuf Inggris pada
abad ke-17, yang pertama kali merumuskan adanya hak alamiah (natural
rights) yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup, hak
kebebasan, dan hak milik.

2) Sumber Sosiologis, Akhir-akhir ini kita menyaksikan berbagai gejolak dalam


masyarakat yang sangat memprihatinkan, yakni munculnya karakter buruk
yang ditandai kondisi kehidupan sosial budaya kita yang berubah sedemikian
drastis dan fantastis.

Anda mungkin juga menyukai