SEJARAH PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK : II (DUA)
KELAS : A
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang mana berkah rahmat
dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah “Sejarah Pendidikan” yang mana
tugas ini diberikan oleh dosen pengampu Pengantar Pendidikan, Ibu Dra. Isna Fauziah, M. Pd.
Dalam proses pembuatan makalah ini, tentunya tim penulis mendapat banyak
hambatan. Oleh karena itu, tim penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu. Tim penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca, guna menunjang lengkapnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah
wawasan kita semua serta berguna bagi pembaca.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui sejarah pendidikan pada masa perjuangan bangsa.
2. Mengetahui sejarah pendidikan pada masa pembangunan.
3. Mengetahui sejarah pendidikan pada masa reformasi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2.2 Masa Pembangunan
Dalam rangka menyesuaikan segala usaha untuk mewujudkan Manipol,
melalui Keputusan Presiden RI No. 145 Tahun 1965 pendidikan nasional dipandang
sebagai alat revolusi. Pendidikan harus difungsikan atau harus memiliki Lima Dharma
Bhakti Pendidikan, yaitu:
1. Membina Manusia Indonesia Baru yang berakhlak tinggi (Moral Pancasila),
2. Memenuhi kebutuhan tenaga kerja dalam segenap bidang dan tingkatnya
(manpower),
3. Memajukan dan mengembangkan kebudayaan nasional,
4. Memajukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknlogi,
5. Menggerakkan dan menyadarkan seluruh kekuatan rakyat untuk membangun
masyarakat dan manusia Indonesia baru.
7
1) relevansi pendidikan,
2) pemerataan pendidikan,
3) peningkatan mutu guru atau tenaga kependidikan,
4) mutu pendidikan, dan
5) pendidikan kejuruan.
Selain kebijakan pokok tersebut terdapat pula beberapa kebijakan yang perlu mendapat
perhatian kita. Pertama, kebijakan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat di dalam
bidang pendidikan. Kedua, pengembangan sistem pendidikan yag efisien dan efektif.
Ketiga, dirumuskan dan disahkannya UU RI No. 2 Tahun 1989 Tentang “ Sistem
Pendidikan Nasional” sebagai pengganti UU pendidikan lama yang telah diundangkan
sejak tahun 1950. Kurikulum Pendidikan dalam PJP I telah dilakukan tiga kali
perubahan kurikulum pendidikan (sekolah), yaitu dikenal sebagai: Kurikulum 1968,
Kurikulum 1975, dan Kurikulum 1984. Kurikulum Pendidikan Kejuruan, dalam Pelita I
selain penyempurnaan sistem sekolah kejuruan juga ditingkatkan mutu pendidikannya
terutama mutu guru dan laboratoriumnya. Dengan dana pinjaman Bank Dunia diadakan
berbagai usaha untuk meningkatkan pendidikan teknik menengah. Beberapa STM
ditingkatkan, juga membangun apa yang disebut Sekolah Teknik Menengah
Pembangunan, diadakan bengkel-bengkel latihan pusat yang dapat digunakan beberapa
STM termasuk STM swasta. Usaha perbaikan kurikulum terus menerus, baik melalui
dan pinjaman dari ADB juga bantuan dari negara-negara sahabat.
8
melakukan ujicoba sistem di lapangan. Guru-guru SD tetap saja hanya tenaga pengajar,
bukan guru yang digugu dan ditiru seperti dalam filsafat pendidikan nasional kita sejak
dulu. Mestinya Doktor dan Profesor bidang pendidikan tetap mengajar di SD-SLP
sehingga mampu melahirkan sistem pendidikan berbasis budaya, menemukan realita-
realita yang bisa dikembangkan menjadi teori, bukan kemudian berkumpul di birokrasi
untuk kemudian mengatur pendidikan dari balik meja berpedoman kepada teori-teori
Barat. Selagi pendidikan di SD dilaksanakan oleh tukang pengajar, maka sulit
mengembangkan mereka pada jenjang pendidikan berikutnya.
a. Dimensi Politik-Kebijakan
Dimensi politik berkaitan dengan otoritas, kekuasaan dan pengaruh
(termasuk negoisasi) untuk memecahkan konflik-konflik dan isu-isu pendidikan. Aspek
politik dari reformasi pendidikan amat kompleks. Keberhasilan dalam mengendalikan
aspek politik ini ditunjukkan dengan adanya berbagai kebijakan dan setiap kebijakan
saling melengkapi serta menuju sasaran utama yaitu meningkatkan kemajuan
pendidikan.
9
Selain itu pemberdayaan guru/dosen perlu dilakukan pula melalui pemberian
kesempatan dan dorongan bagi mereka untuk selalu belajar menambah ilmu. Proses
pembelajaran (learning) sepanjang waktu bagi tenaga pendidik/guru/dosen merupakan
keharusan dan menjadi titik sentral dalam reformasi pendidikan.
c. Dimensi Kontekstual
Pendidikan tidak berproses dalam suasana vakum dan tertutup, namun
terbuka dan senantiasa berinteraksi dengan aspek-aspek lain diluar pendidikan. Aspek-
aspek lain tersebut dapat berdampak positif maupun negatif bagi pendidikan. Aspek-
aspek tersebut antara lain: kepedulian masyarakat terhadap pendidikan, perkembangan
media massa, dan sistem politik pemerintah.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan sejarah pendidikan pada
masa perjuangan bangsa terbagi menjadi dua zaman yaitu zaman kolonial Belanda dan
kolonial Jepang. Pada zaman kolonial Belanda ini terdapat 3 tipe jalur pendidikan yang
berbeda :
1) Sistem pendidikan dari masa islam yang diwakili dengan pondok pesantren.
2) Pendidikan bergaya barat yang disediakan oleh pemerintah Hindia-Belanda.
3) Pendidikan “swasta pro-pribumi” seperti Taman Siswa dan Muhammadiyah.
Adapun pada zaman kolonial Jepang telah menghapus dualisme pendidikan dari
penjajah Belanda dan menggantikannya dengan pendidikan yang sama bagi semua
orang dan pemakaian bahasa Indonesia secara luas diinstruksikan oleh Jepang untuk
digunakan di lembaga-lembaga pendidikan.
3.2 Saran
Kita sebagai generasi muda hendaknya lebih rajin dan giat lagi dalam belajar
dan menempuh pendidikan tanpa ada kata malas karena mengingat sejarah pendidikan
pada zaman dulu bagaimana susahnya memperjuangan pendidikan hingga bisa seperti
sekarang ini. Sudah seharusnya kita menghargainya dengan giat terus belajar dalam
menempuh pendidikan hingga mampu menciptakan berbagai prestasi-prestasi yang
membanggakan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Suardi. 2012. Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi. Jakarta Barat: PT INDEKS.
12