OLEH :
LUH GDE SRI SURYA HERYANI
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan artikel yang berjudul “Endokrinologi Hewan” yang merupakan
salah satu bahan untuk melengkapi pustaka mata kuliah Anatomi Veteriner. Penulis berharap
tulisan ini dapat menambah wawasan tentang endokrinologi terutama yang berkaitan dengan
hewan, sehingga mampu menjadi bahan referensi bagi mahasiswa.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian tulisan ini jauh dari sempurna, maka saran-saran
sangat diharapkan demi kesempurnaan tulisan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
PENGERTIAN ENDOKRINOLOGI 1
KLASIFIKASI HORMON 5
STRUKTUR SISTEM ENDOKRIN 5
FUNGSI SISTEM ENDOKRIN 6
ORGAN-ORGAN ENDOKRIN 6
SISTEM HORMON PADA HEWAN 19
DAFTAR PUSTAKA 28
ENDOKRINOLOGI
1. Pengertian Endokrin
Endokrin berasal dari bahasa Yunani “endon” (dalam) dan “krino” (berpisah). Jadi
endokrin menyatakan organ tanpa saluran (pembuluh) yang sekresinya (hormon) diserap secara
langsung ke aliran darah daripada dimasukkan ke sistem pembuluh sebelum ke peredaran darah.
Namun, tidak semua organ tanpa pembuluh memiliki karakter endokrin seperti sumsum tulang,
tonsil, limpa, dan limfenodus. Organ-organ ini tidak tersusun atas sel sekretori yang
menghasilkan hormon (endokrin). Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh
tingkah laku, keseimbangan dan metabolisme. Hormon masuk ke dalam peredaran darah menuju
organ target. Jumlah yang dibutuhkan sedikit namun mempunyai kemampuan kerja yang besar
dan lama pengaruhnya karena hormon mempengaruhi kerja organ dan sel. Hormon terdiri dari 2
jenis berdasarkan struktur kimiawinya yaitu hormon yang terbuat dari peptida (hormon peptida)
dan hormon yang terbuat dari kolesterol (hormon steroid). Perbedaan saraf dan hormon adalah
saraf bekerja cepat dan pengaruhnya cepat hilang. Sedangkan hormon bekerja lambat dan
pengaruhnya lama.
Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara kerjanya dalam
mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua perbedaaan cara kerja antara
kimia.
2. Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada sistem saraf. Pada
sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja
endokrin melalui hormon baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar
antara beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu
singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama. Di bawah kendali
Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa kimia
perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel lainnya. Banyak
hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe hormon tersebut
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu, merupakan suatu kelenjar yang tidak memiliki saluran
pelepasan (ductless) untuk mengeluarkan hasil sekresi/ penggetahannya ke luar dari tubuh
kelenjar. Sekret/getah yang diproduksi oleh kelenjar yang demikian ini disebut hormon. Karena
tidak memiliki saluran pelepasan maka hormon ini langsung merembes ke peredaran darah,
lymphe atau cairan tubuh dari organ sampai ke organ target/sasaran. dalam hal ini hanya jaringan
tertentu pula. Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan
mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel, lempengan atau
gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler.
Kelenjar endokrin mensekresi substansi kimia yang langsung dikeluarkan ke dalam pembuluh
darah. Sekresinya disebut : hormon. Hormon yaitu penghantar (transmitter) kimiawi yang dilepas
dari sel-sel khusus ke dalam aliran darah. Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-sel target
Beberapa glandula endokrin berada sebagai organ terpisah, dan yang lainnya terkandung
di dalam suatu organ. Organ yang memiliki dua fungsi ini dapat diklasifikasika menjadi kelenjar
eksokrin dan endokrin. Satu bagian jaringan parenkim dalam kelenjar tersebut menghasilkan
hormon, dan jaringan parenkim lainnya menghasilkan sekresi (eksokrin) yang dialirkan melewati
Istilah “hormon” (dari bahasa Yunani, untuk membangunkan atau menjadi bergerak)
mewakili hasil sekresi dari jaringan glandular endokrin. Hormon dapat dinyatakan sebagai
substansi integrator kimia organik, dibentuk oleh jaringan glandular endokrin yang ada dalam
satu organ atau bagian dari tubuh, dan ditransfer dalam beberapa jarak melalui darah, limfe, atau
nervus ke organ lain atau bagian tubuh lain untuk dirangsang atau dihambat.
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi sebagai
penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada hipotalamus. Sel tersebut
memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin.
Sesungguhnya, semua sel yang dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh
karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori.
2. Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang benar-benar
berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf. Kelenjat endokrin
sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara langsung ke dalam darah (cairan tubuh).
Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan yang memepunyai sistem sirkulasi, baik
vertebrata maupun invertebrata. Hewan invertebrata yang sering menjadi objek studi sistem
endokrin yaitu Insekta, Crustaceae, Cephalopoda, dan Moluska. Kelenjar ensokrin dapat berupa
Secara pragmatis, organ endokrin dapat dibedakan menjadi tiga tipe. Tipe pertama disusun atas
beberapa organ yang membentuk endokrin secara utama seperti hipofise, epifise (pineal), dan
tiroid, paratiroid, glandula adrenal (supra renal). Tipe kedua, tersusun atas organ-organ yang
menggabungkan fungsi endokrin dengan fungsi lainnya tetapi sangat berhubungan, sebagai
contoh pankreas, testes, ovarium, dan plasenta. Tipe ke tiga, tersusun atas organ-organ dengan
fungsi utama yang cukup berbeda, tetapi organ tersebut termasuk komponen endokrin yang tidak
2. Klasifikasi Hormon
dalam perkembangan dan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad
b. Hormon metabolisme mengatur proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh
c. Hormon tropik – dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi endokrin yakni
kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel (FSH) pada ovarium dan
a. Kelenjar eksokrin yang melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh,
b. Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara,
dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya
a. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang
5. Organ-Organ Endokrin
Semua hewan vertebrata (ikan, amfibi, reptil, burung dan mamalia, termasuk manusia)
memiliki kelenjar endokrin yang sama dan melepaskan hormon yang mirip dengan pengendalian
5.1. Hipotalamus
Selama kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin. Hipotalamus
pelepasan hormon hipofisa dan yang lainnya menekan pelepasan hormon hipofisa.
5.2 Hipofise
Hipofise berasal dari bahasa Yunani yaitu hypo dan phyein yang artinya tumbuh di bawah atau
glandula pituitari (Latin, pituita: lendir) terkadang dilukiskan sebagai glandula endokrin master
(utama) karena organ ini menghasilkan hormon tertentu yang secara langsung mempengaruhi
aktivitas glandula endokrin lain. Hipofise merupakan relay antara mekanisme saraf dan humoral
Hipofise berbentuk elip dengan ukuran sekitar 1 x 0,75 x 0,5 cm pada anjing ukuran
medium dan berwarna gelap. Hipofise tergantung di bawah hipotalamus oleh tangkai pendek dan
rapuh (infundibulum), dan menempati fossa hipofise sellae tursica (cekungan pada tulang
basisphenoid) yang berada pada lantai cavum cranii (tepatnya fossa cranialis medius). Hipofise
(hypotalamus). Suatu lipatan dura mater yang menyerupai lempengan memanjang mengitari
infundibulum.
Secara umum, hipofise disuplai oleh arteri carotis internus dan atreri cerebralis. Aliran
vena biasanya ke sinus cavernosus dan sinus intercavernosus sekitarnya. Hipofise mendapatkan
saraf dari pleksus carotis dan dari nuklei yang berada di hipotalamus. Serabut saraf dari nuklei
menuju neurohipofise.
Secara embriologi, hipofise berasal dari ektoderm yang melapisi cavitas stomodeum, dan
ektoderm neural yang mengalami evaginasi ke ventral dari lantai diencephalon. Karenanya,
glandula ini tersusun oleh dua tipe jaringan berbeda dan bertanggung jawab atas penampakan
Secara garis besar, hipofise dibagi dua lobus yaitu adenohipofise (lobus anterior) dan
neurohipofise (lobus posterior). Pars distal glandula tersusun sebagian besar oleh adenohipofise.
distalis memanjang ke atas beberapa jarak membentuk lapisan sel epithel tipis sekitar
infundibulum yang disebut pars infundibularis adenohypophysis. Pars distalis dipisahkan dari
neurohipofise oleh celah intraglanduler (kantong Rathke). Dinding caudal celah dikenal sebagai
Pars distalis hipofise menghasilkan hormon somatotrofin (STH/GH), gonadotrfin (FSH dan
Pars intermedia pada hewan rendah seperti amfibia memproduksi melanocyte stimulating
hormone (MSH). Hormon ini menimbulkan penebaran pigmen hitam dalam melanosit epidermis.
Dua hormon berbeda diproduksi oleh bagian neurohipofise yaitu hormon antidiuretis
memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap konsentrasi zat-zat di dalam
darah:
1. Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan asam lemak.
3. Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadap perangsangan
Epifise berukuran kecil, agak gelap, tumbuh ke luar dari bagian dorsal otak di ujung
belakang atap ventrikel III sebelum coliculli rostralis. Pada spesies tertentu epifise dikaitkan
dengan pembentukan kantong ke luar (recces epiphyse) dari pia-ependima yang mengatapi
ventrikel III. Epifise tersembunyi di antara cerebrum dan cerebellum pada otak utuh.
serotonin yang memiliki efek antigonadotrofik. Melatonin disintesis dari serotonin melalui aksi
pelepasan melatonin dari glandula pineal, sementara cahaya akan menekan aksi katalitik enzim
HIOMT yang selanjutnya menekan sintesis dan pelepasannya. Epifise berfungsi sebagai
biological clock yang mengatur variasi tahunan (musiman) dan harian aktivitas gonad. Melatonin
diperkirakan bekerja pada hipotalamus dengan mengontrol sintesis dan pelepasan gonadotrophic
hormone-releasing factors.
5.4. Glandula Tiroid
Glandula ini diberi nama “tiroid” oleh Thomas Wharton pada tahun 1656, berdasarkan
bentuknya. Tiroid berasal dari bahasa Yunani yaitu thyreos yang berarti perisai memanjang, dan
eidos yang berarti bentuk. Glandula tiroid ditemukan pada semu vertebrata. Hormon produksinya
Secara embriologi, epitel kelenjar tiroid berasal dari entoderm yang melapisi lantai usus depan
(foregut) pada posisi gelembung pharyngeus pasangan pertama. Perkembangan awal glandula
tiroid berupa kantong (diverticulum thyroideus) yang tumbuh ke ventral dari bagian tengah usus
depan, tetapi masih tetap terikat melalui leher sempit (duktus tiroglosus). Perkembangan
selanjutnya, duktus tersebut menjadi tangkai solid atau bahkan pecah menyisakan takikan di
belakang lidah (foramen cecum). Tiroid sendiri menjadi massa yang solid dan berlobus dua yaitu
kiri dan kanan pada saat fase perkembangan awal, tatkala terbebas dari tangkai yang atropi.
Jaringan tiroid ektopik tidaklah tidak biasa dan mungkin berkembang di suatu lokasi di
sepanjang penurunan dari akar lidah sampai posisi normal tiroid. Terkadang jaringan tiroid aktif
Secara filogenetik, tiroid merupakan struktur anatomi tua yang kemudian muncul di bawah
pengaruh pars distalis hipofise. Sekarang telah disepakati bahwa pars distalis mengontrol tiroid
Glandula tiroid dewasa dibungkus oleh kapsul jaringan ikat yang dilekatkan ke organ sekitarnya
secara longgar. Parenkim tiroid umumnya berwarna merah bata dan teksturnya agak bergranul
karena beberapa bungkusan folikel yang dikandungnya. Pada beberapa hewan seperti sapi,
penampakan tiroid utuh tidak teratur, tetapi pada hewan lain seperti anjing permukaannya sedikit
halus. Jaringan tiroid sedikit kenyal dan padat menyebabkannya dapat dipalpasi di belakang
laring pada hewan besar. Pada anjing sehat, tiroid tidak terpalpasi.
Ukuran glandula tiroid bervariasi bergantung pada kandungan iodium pada makanan.Saat
kandungan iodium rendah, pembesaran glandula tiroid (goiter) dapat terjadi. Di Beberapa
belahan dunia, penambahan iodium pada garam merupakan keharusan sebagai usaha preventif
Pembentukan hormon tiroid (tiroksin) diawali dari penjeratan ion inorganik iodida yang ada
dalam darah oleh sel epitel folikel tiroid. Iodida dalam sel epitel selanjutnya dioksidasi oleh satu
atau dua enzim menjadi iodium bebas. Iodium bebas dalam sel epitel dikonversi menjadi iodium
berikatan dengan protein. Asam amino tirosin diiodinasi di dalam sel epitel folikel. Tirosin dalam
folikel diubah menjadi monoiodotirosin atau diiodotirosin. Dua molekul diiodotirosin dapat
bergabung dengan kehilangan satu rantai samping membentuk sebuah molekul tetraiodotironin
(tiroksin). Monoiodo- dan diiodo- dapat berkonjugasi membentuk triiodotironin atau deiodinasi
Pelepasan hormon tiroid dari glandula terjadi melalui pemotongan enzimatik terhadap molekul
tiroglobulin menjadi molekul yang dapat larut seperti tiroksin. Tiroksin dapat menyusup dari sel
ultimobrachial yang diturunkan dari kelompok epitel kantong faringeal keempat yang disusupi
oleh sel neural crest. Sel “C” menghasilkan kalsitonin yang bersifat antagonis dengan
Paratiroid berasal dari bahasa Yunani yaitu para yang berarti di samping, posisi relatif
terhadap tiroid. Biasanya ditemukan 4 glandula paratiroid dengan lokasi dekat atau di dalam
glandula tiroid.
Secara embriologi, glandula paratiroid berkembang dari diverticulum dorsal kantong branchial
ketiga dan keempat. Setiap diverticulum menebal oleh massa sel yang berasal dari entoderm dan
berdiferensiasi menjadi dua pasang glandula yang terpisah dari mukosa faring. Glandula tersebut
dikenali sebagai sepasang glandula paratiroid III/eksternal/cranial (berasal dari kantong faringeal
ketiga); dan yang lain sepasang paratiroid IV/internal/caudal (berasal dari kantong faringeal
keempat).
Pada anjing, kucing, dan ruminansia kecil, glandula paratiroid masuk atau terbungkus di dalam
substansi glandula tiroid. Kondisi ini sering lepas dari pengamatan saat seksi/nekropsi rutin.
Sekali terlihat, glandula paratiroid dapat dibedakan dari glandula tiroid dengan melihat warna
yaitu berwarna pucat, kontras dengan tiroid yang berwarna merah. Pada sapi dan kuda, paratiroid
berhenti pada berbagai posisi, umumnya dekat bifurkasio karotis, tetapi pada kuda agak ke
belakang (mendekati apertura thoracalis cranialis). Glandula paratiroid III juga susah dikenali
karena menyerupai limfenodus, namun demikian, glandula ini lebih pucat dan permukaannya
agak bergranul (tidak halus). Pada anjing, glandula ini terletak di depan glandula tiroid, dan pada
kalsium.
Glandula adrenal terdapat sepasang. Terletak pada atap cavum abdomen dekat
craniomedial ginjal (lebih di medial pada kuda). Glandula lebih dekat berhubungan dengan
pembuluh darah di abdomen dimana aorta di kiri, dan vena cava caudal di kanan dibandingkan
Glandula adrenal terfiksir baik, padat, dan mudah patah jika dibengkokkan. Bentuk
glandula adrenal memanjang dan sering asimetri. Ukuran glandula adrenal bervariasi. Ukuran
pada hewan liar relatif lebih besar daripada hewan domestik; hewan muda lebih besar daripada
hewan dewasa; betina bunting dan menyusui lebih besar daripada hewan tidak aktif reproduksi.
Secara embriologi, glandula adrenal mempunyai dua asal. Korteks adrenal berasal dari
lapisan mesoderm, dan medulla berasal dari sel kromofin ektoderm. Korteks berkembang sangat
awal pada embrio. Diawali dari pemunculan perbanyakan lokal sel dari mesoderm splanchnik di
kedua sisi basis mesentorium dorsal dekat kutub depan mesonefros. Sel-sel tersebut
berakumulasi pada mesenkim di bawahnya dan perlahan tersusun dalam bentuk batangan.
dalam perkembangan, sel imigran menyusupi korteks primordium dan berdiferensasi menjadi
medulla.
Sel kromofin medulla adrenal berasal dari neural crest pada saat ganglion simpatis
berkembang. Sel-sel ini berdiferensiasi menjadi sel kelenjar medulla adrenal yang dapat
Kapsul glandula adrenal tersusun atas jaringan ikat padat tak teratur. Trabekula melekat
ke kapsul dan jarang masuk korteks menuju medulla. Jaringan interstitiel korteks dan medulla
tersusun atas jaringan ikat reticulo-areolaris. Korteks adrenal dibagi menjadi tiga zona yaitu zona
Glandula adrenal secara umum disupali oleh ramus kecil dari beberapa arteri besar di
sekitarnya (seperti aorta; arteri renalis, lumbalis, phrenicoabdomenalis, dan mesentrica cranialis).
Setelah perfusi glandula, darah balik dikumpulkan dalam vena centralis dan darinya keluar vena
melalui hilus dan bergabung dengan vena cava atau vena lain yang lebih besar. Bendel saraf
sangat susah ditemukan pada korteks. Meskipun dekian, serabut saraf halus dalam korteks
simpatis.
Pankreas merupakan organ berfungsi ganda pada hewan. Sebagian besar porsi organ
menghasilkan eksokrin yang berkaitan dengan pencernaan, sedangkan grup-grup sel yang
letaknya menyebar (pulau pankreas Langerhans) menghasilkan endokrin berupa insulin dan
glokagon.
Secara embriologi, jaringan pulau berawal dari pucuk sistem duktus yang berkembang pada
pankreas. Pulau pertama kali muncul dari duktus pankreas sebagai pucuk tunggal. Belakangan
dalam perkembangan, pulau-pulau tumbuh menjadi massa kompleks berbentuk speris, ovoid,
atau tidak teratur dengan diameter sekitar 40-200 mikron. Jumlah pulau yang lebih banyak
ditemukan pada ekor pankreas daripada yang ditemukan pada kepalanya. Pulau umumnya
ditemukan dalam lobulus pankreas, beberapa dalam jaringan ikat interlobularis, dan beberapa
Secara mikroskopik, pankreas dibungkus oleh kapsul tipis yang mengandung jaringan ikat
areolaris dan retikularis. Kelompok serabut retikularis membnetuk septa/pemisah tipis dan tidak
komplit (trabekula) dengan asinus. Serabut reticularis halus membentuk jaringan interstitiel yang
Parenkim pulau pankreas tersusun atas beberapa jenis sel. Sel alpha ( “A” ) menyusun sekitar
20% dan menyebar di seluruh pulau. Sel ni menghasilkan hormon hiperglikemik glikogenolitik
(glukagon) dengan fungsi berlawanan dengan insulin. Sel beta (“B”) menyusun sekitar 75% dari
total sel pulau. Sel B menghasilkan hormon insulin. Sel delta (“D”) ditemukan pada primata dan
anjing. Pada anjing, sel D menyusun sekitar 5%. Sitoplasma sel D mengandung granul halus. Sel
“F” ditemukan pada anjing. Sel F mempunyai inti berlubus dan granul sekresi yang anguler.
Darah yang menyuplai jaringa pulau berlimpah. Kapiler membentuk sebuah jaringan di
5.8. Testes
Testes bertanggung jawab atas fungsi reproduksi pada jantan dewasa. Tugas ini dilakukan
oleh dua meknisme berbeda tetapi saling berkaitan. Pertama, sekresi internal testes beranggung
jawab untuk perkembangan ciri-ciri seksual sekunder (pembeda jantan dewasa kelamin),
seminalis, prostat, dan bulbourethralis). Kedua, tubuli seminiferi bertanggung jawab untuk
aktivitas morfologi dan genetik yang menghasilkan spermatozoa. Fungsi endokrin testes di
Gonad berkembang dalam hubungan yang sangat dekat dengan sistem urinasi. Gonad muncul
sebagai penebalan seperti rigi (rigi gonad) pada pemukaan ventral bagian tengah mesonefros.
Rigi ini mengandung mesoderm yang dilapisi oleh lapisan tunggal sel mesotelium (peritoneum).
Lapisan mesotelium melapisi mesonefros dan organ lain termasuk cavum abdomen.
membentuk massa sel yang selanjutnya berdiferensiasi menjadi tubuli seminiferi. Jaringan
mesenkim interstitial antara tubuli berdiferensiasi menjadi sel khusus yang mampu menghasilkan
Jika gonad berkembang menjadi ovarium, sel germinal primordial yang berasal dari lapisan
epithel germinal yang membungkus ovari, migrasi ke bawah mesenkim dan disana, melalui
proses pertumbuhan dan maturasi, berkembang menjadi folikel primer, sekunder, dan terakhir
5. 9. OVARIUM
Ovarium yang berada di bawah kontrol hormon gonadotrofin dari hipofise bertanggung jawab
terhadap siklus birahi pada hewan betina. Pertama, ovarium betanggung jawab terhadap
pertumbuhan dan maturasi ovum. Kedua, ovarium juga berfungsi sebagai glandula endokrin
yang menghasilkan hormon seks betina (estrogen). Ketiga, estrogen merangsang dan
luteum yang menghasilkan progesteron. Selanjutnya, korpus luteum menghasilkan hormon lain
yaitu relaksin yang berperan dalam proses partus. Perkembangan secara embriologi telah
diterangkan bersama testes. Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan
Ada dua macam hormon yang dihasilkan ovarium yaitu sebagai berikut.
1. Estrogen
Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH. Fungsi estrogen ialah menimbulkan dan
adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita dengan pria tanpa melihat kelaminnya.
Contohnya, perkembangan pinggul dan payudara pada wanita dan kulit menjadi bertambah
halus.
2. Progesteron
Pembentukannya dirangsang oleh LH dan berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat
menerima telur yang sudah dibuahi. Plasenta membentuk estrogen dan progesteron selama
kehamilan guna mencegah pembentukan FSH dan LH. Dengan demikian, kedua hormon ini
Antrum mukosa lambung menghasilkan hormon gastrin ke dalam sirkulasi darah. Gastrin
merangsang fundus labung untuk menghasilkan lebih banyak getah lambung (gastric joice).
Asam lemak yang masuk ke duodenum merangsang sel mukosa untuk menyekresi hormon
enterogastron. Hormon ini berfungsi menurunkan motilitas lambung dan memberi kesempatan
(sekretin) oleh mukosa doudenum. Sekretin merangsang pankreas untuk memproduksi getah
(cairan) yang kaya bikarbonat untuk menetralisir asam dari lambung. Hormon lain yaitu
pankreozimin juga dihasilkan oleh mukosa usus halus yang berfungsi merangsang pelepasan
sekretin.
Hormon kolesistokinin dihasilkan saat lemak atau asam masuk usus halus. Kolesistokinin
meningkatkan toksisitas lapisan otot kantung empedu sehingga menimbulkan otot spinter duktus
setiap gelombang peristaltik akan menghambat spinter Oddi, yang membiarkan tekanan dalam
Katak memiliki beberapa kelenjar endokrin yang menghasilkan sekresi intern disebut hormon.
Fungsinya mengatur atau mengontrol tugas-tugas tubuh, merangsang, baik yang bersifat
• Pada dasar otak terdapat glandulae pituitaria atau glandula hypophysa. Bagian anterior
kelenjar ini menghasilkan hormon pertumbuhan. Hormon ini mengontrol pertumbuhan tubuh
terutama pada panjang tulang. Juga merangsang gonad untuk menghasilkan sel kelamin.
air.
• Hormon tyroid yang mengatur metabolisme. Kelenjar ini menjadi besar pada berudu
• Kelenjar pankreas menghasilkan enzim dan hormon insulin yang mengatur meteabolisme
zat gula.
• Kelenjar endokrin terdiri atas glandulae pituitaria atau hypophysa terletak didasar otak
pada ujung infundibulum, glandulae thyroidea yang terletak di bawah pena jugularis dekat
glandula andrenalis terletak pada permukaan ventral dan Ren, Glandulae sexualis menghasilkan
hormon yang mempengaruhi tanda kelamin sekunder terutama terletak pada warna bulu.
c. Sel-sel neurosekresi terdapat pada terutama hewan rendah kecuali hewan bersel satu.
Pada Coelenterata dan annelida tidak terdaopat kelenjar endokrin tapi mekanisme neurosekresi
mengatur pertumbuhan dan reproduksi. Demikian juga pada cacing pipih dan nematoda hanya
mempunyai mekanisme neurosekresi. Hewan rendah yang mempunyai kelenjar endokrin ialah
1. Crustacea
Terdapat kelenjar sinus pada insekta ada korpus kardiakum.kedua kelenjar tersebut sama dengan
neurohipofisis (hipofisis bagaian belakang) pada vertebrata. Jadi pada dasarnya hewan rendah
maupun vertebrata terdapat suatu hubungan antara sistem syaraf dengan kelenjar endokrin.
2. Coelenterata
Pada Coelenterata selurah sistem syaraf bekerja sebagai sistem neurosekresi. Misalnya pada
ubur-ubur syaraf cincin sirkum oral dengan serabut radialnya mempunyai sel-sel neurosekresi.
Neurohormon belum diketahui strukturnya tapi mempunyai fungsi penting misalnya untuk
proses melepaskan gamet. Platyhelminthes Pada cacing pipih sel-sel neurosekresi terdapat pada
ganglion otak. Fungsinya belum diketahui tapi diduga belum mempunyai peranan dalam proses
regenerasi.
3. Annelida
suboesufagus dan ganglion ventral. Neuro hormon pada cacing tanah banyak diselidiki peran
• Penyembuhan luka
4. Mollusca
Sel neurosekresi terdapat pada gangloin otak molluska. Pada molluska terdapat pula kelenjar
endokrin seperti pada vertebrata. Kelenjar tersebut misalnya kelenjar optik pada Octopus. Pada
sejenis siput jika tentakel dibuang hasilnya pembentukan telur pada ovotestis dipercepat. Jika
ekstrak tentakel disuntikkan merangsang produksi sperma. Ekstrak ganglion otak merangsang
produksi telur. Dari contoh diatas menunjukkan bahwa baik otak maupun tentakel berisi sel-sel
merangsang produksi sperma sedang dari otak merangsang perkembangan telur. Pada octopus
proses kedewasaan juga diatur oleh sel-sel neurosekresi yang mempengaruhi pertumbuhan
ovarium dan testes. Jadi hubungan ganglion otak-kelenjar optik-gonade pada octopus sama
5. Crustacea (udang-udangan)
Mekanisme neurosekresi pada udang-udangan sangat kompleks dan sangat erat hubungannya
dengan sistem saraf dan ganglionnya. Diantaranya hormon yang penting adalah:
Terdapat beberapa neurohormon yang berasal dari ganglia optik yang letaknya pada tangkai
mata:
• Kromatorotrofin
• Hormon Hiperglikemik
b. Organ Y
d. Ovarium
6. Insecta
Hampir semua hormon dihasilkan sel neurosekresi dari ganglion otak dan ganglia lainnya yang
dapat ditemukan pada protoserebrum, tritoserebrum, ganglion suboesofagus dan ganglia ventral.
1. Juvenil hormone(JH), merangsang perubahan serangga dari bentuk ulat ke larva. Hormon
2. Ecdysone, merangsang perubahan atau pergantian kulit serangga. Hormon ini bekerja
kardiaka, yakni sepasng organ yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pelepasan
neurohormon.
kardiaka.
1. Kelenjar Pituitari
Kelenjar pituitari ini dikenal sebagai master of glands (raja dari semua kelenjar) karena pituitari
itu dapat mengkontrol kelenjar endokrin lainnya. Sekresi hormon dari kelenjar pituitari ini
a. Hipofisis anterior:
• Hormon Gonadotropin( FSH pada wanita pemasakan folikel, pada pria pembentukan
c. Hipofisis posterior
Organ endokrin tepi adalah semua organ endokrin di luar hipotalamus dan pituitari. Saat ini telah
diketahui bahwa jantung juga menghasilkan hormon yaitu atrial naturetic peptide (ANP).
Hampir semua aktivas tubuh hewan dipengaruhi oleh hormon. Aktivitas tersebut meliputi proses
pengenceran, peredaran darah (yang melibatkan jantung dan pembuluh darah), pengeluaran,
osmoregulasi, termoregulasi dan reproduksi. Dalam mengatur aktivitas tubuh, sistem endokrin
hormon paratiroid dan kalsitonin. Keseimbangan kadar kalsium yang normal sangat penting
karena akan memengaruhi kemampuan saraf otak untuk menerima rangsang, pembekuan darah,
permeabilitas membran sel, serta fungsi normal enzim tertentu. Peningkatan kadar kalsium darah
Sama seperti kadar kalsium, kadar dalam darah juga dikendalikan oleh hormon, terutama insulin
dan glukagon. Peningkatan kadar gula dalam darah juga disebabkan oleh adanya hormon
epineprin dan glukokortikoid. Hormon lain juga memengaruhi kadar gula dalam darah yaitu
hormon pertumbuhan (growth hormon, GH), hormon pemacu tiroid (TSH), dan hormon tiroid.
GH menyebabakan peningkatan kadar gula darah, sedangkan TSH dan hormon tiroid memiliki
pengaruh yang bersifat kompleks (dapat menurunkan dan meningkatkan kadar gula darah).
2. Kelenjar Pineal
Terdapat pada permukaan atas talamus diantara hemisfer serebrum. Kelenjar ini mensekresi
melatonin. Melatonin dan serotonin telah diidentifikasi pada pineal burung dan amfibi. Enzim
Feromon adalah zat kimia yang berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh makhluk
hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu proses
reproduksi. Berbeda dengan hormon, feromon menyebar keluar tubuh dan hanya memengaruhi
Ketika kupu-kupu jantan atau betina memgepakkan sayapnya, saat itulah feromon tersebar di
udara dan mengundang lawan jenisnya untuk mendekat secara seksual. Feromon seks memiliki
sifat yang spesifik untuk aktivitas biologis dimana jantan atau betina dari spesies yang lain tidak
akan merespon terhadap feromon yang dikeluarkan jantan atau betina dari spesies yang berbeda.
Untuk dapat mendeteksi jalur yang di jelajahinya, individu rayap yang berada di depan
mengeluarkan feromon penanda jejak (trail following pheromone) yang keluar dari kelenjar
stenum (sternal gland di bagian bawah, belakang abdomen), yang dapat dideteksi oleh rayap
yang berada di belakangnya. Sifat kimiawi feromon ini sangat erat hubungannya dengan bau
Disamping feromon penanada jejak , para pakar etologi (perilaku) rayap juga menganggap
bahwa pengaturan koloni berada di bawah kendali feromon dasar (primer pheromone).
Ngengat gipsi betina dapat memengaruhi ngengat jantan beberapa kilometer jauhnya dengan
memproduksi feromon yang disebut “disparlur”. Karena ngengat jantan mmampu mengindra
beberapa ratus molekul dari betina yang mengeluarkan isyarat dalam hanya satu mililiter udara,
disparlur tersebut efektif saat disebarkan di wilayah yang saat besar sekalipun.
Semut menggunakan feromon sebagai penjejak untuk menunjukkan jalan menuju sumber
makanan. Bila lebah madu menyengat, ia tak hanya meninggalkan sengat pada kulit korbannya,
tetapi juga meninggalakan zat kimia yang memanggil lebah madu lain untuk menyerang.
Demikian pula, semut pekerja dari berbagai spesies mensekresi feromon sebagai zat tanda
bahaya, yang digunakan ketika terancam musuh. Feromon disebar di udara dan mengumpulkan
pekerja lain. Bila semut-semut ini bertemu musuh, mereka juga memproduksi feromon sehingga
Dyce K.M., Sack W.O., and Wensing C.J.G. 1996. Textbook of Veterinary Anatomy. 2 nd ed. W.B. Saunders
Company. Phiadelphia
http://opensains.wordpress.com/2009/07/27/penyebab-penyakit-endokrin/,
http://www.indonesiaindonesia.com/f/11222-hormon-sistem-endokrin/ ,
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/sistem-endokrin/ ,
diakses : 22 Januari2017.
Peter Popesko. 1975. Atlas of Topographical Anatomy of The Domestic Animals. 1975. Vol 1. Ed ke 2.
W.B. Saunders Company. Philadelphia.
Robert Getty. 1975. Sisson and Grossman’s The Anatomy of the Domestic Animals. Vol. 1 dan 2. Ed. Ke 5.
W.B. Saunders Company. Philadelphia.