Dosen pengampu:
Myristica Imanita, S. Pd., M. Pd
Marzius Insani, S. Pd., M. Pd
Disusun oleh:
Kelompok 9
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Sejarah Pendidikan dengan judul
“Pendidikan pada Masa Orde Baru”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................... 2
2.4 Hambatan dalam Pelaksanaan Pendidikan pada Masa Orde Baru ............... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk bisa berproses dan
berinteraksi didunia luar dengan semua masyarakat sekitarnya. Pendidikan juga menjadi
salah satu bekal terpenting masa depan (Nizar, 2009). Pendidikan itu sudah kita kenal
sejak zaman sebelum Negara Indonesia merdeka hingga saat ini. Pendidikan menjadi
salah satu hal pokok yang harus diperhatikan karena pendidikan mampu membentuk
karakter pribadi setiap orang apabila sungguh-sungguh dalam menekuninya. Pendidikan
adalah proses pembelajaran tentang akhlak, ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
menjadi kebiasaan turun-temurun sekelompok orang untuk melakukan pengajaran,
pengamatan, pelatihan atau penelitian. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
No, 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, pengertian
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Orde Baru berlangsung dari tahun 1968 sampai 1998 dapat dikatakan sebagai
masa pembangunan nasional. Dalam bidang pembangunan pendidikan, spesialnya
pendidikan dasar, terjadi suatu loncatan yang sangat signifikan dengan terdapatnya
Pendidikan Dasar. Tetapi, yang disayangkan ialah pengaplikasian inpres ini hanya
berlangsung dari segi kuantitas tanpa diimbangi dengan pertumbuhan mutu. Yang
terpenting pada masa ini ialah menghasilkan lulusan terdidik sebanyak- banyaknya
tanpa mencermati mutu pengajaran serta hasil didikan. Pada masa Orde Baru,
kurikulum senantiasa hadapi pergantian nyaris masing-masing dekade seperti kurikulum
1968, 1975, 1984 serta terakhir kurikulum 1994 (Safei, 2020). Pasti saja dari pergantian
kurikulum tersebut ada pula pergantian tujuan dari sesuatu pembelajaran serta sistem
pendidikannya, Orde Baru tidak semacam Orde Lama, Secara universal pendidikan
1
Orde Lama sebagai bentuk interpretasi pasca kemerdekaan di dasar kendali kekuasaan
Soekarno cukup memberikan ruang leluasa terhadap pendidikan.
4. Apa saja hambatan dalam pelaksanaan pendidikan pada masa orde baru?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka secara garis besar tujuan disusunnya
makalah ini diantaranya adalah :
4. Untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan pendidikan pada masa orde baru.
2
1.4 Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
Kurikulum suatu hal yang amat penting dalam pendidikan. Kurikulum adalah
sebuah bangunan atau konsep atau verbalisasi ide yang sangat kompleks atau juga
seperangkat ide Tati (2015). Jadi dapat kita ketahui bahwa kurikulum adalah suatu
perangkat dalam pembelajaran yang sangat penting guna dapat mencapai apa yang
diharapkan, yang mana kurikulum adalah seperangkat gagasan-gagasan baru, yang
dirancang secara bersama dengan memikirkan kekurangan serta kelebihannya secara
matang sehingga dapat menjadi suatu konsep yang tepat dan dapat digunakan pada
proses pendidikan di Indonesia. Kurikulum tidak hadir secara tiba-tiba dalam masalah
pendidikan nasional, kurikulum harus dirancang dan di persiapkan sebaik mungkin
sesuai dengan perubahan serta kemajuan perkembangan teknologi dan juga zaman.
Adapun kurikulum pendidikan yang digunakan pada masa orde baru yaitu sebagai
berikut:
1. Kurikulum 1968
2. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif dan
efisien berdasarkan MBO (Management By Objective). Metode, materi, dan tujuan
pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) yang
dikenal dengan istilah "satuan pelajaran", yaitu rencana pelajaran setiap satuan
4
bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci menjadi: tujuan Instruksional Umum (ITU),
Tujuan Instruksional Khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-
mengajar, dan evaluasi (Datumula, 2020).
Pada kurikulum ini peran guru menjadi lebih penting, karena setiap guru wajib
untuk membuat rincian tujuan yang ingin dicapai selama proses belajar-mengajar
berlangsung. Setiap guru harus detail dalam perencanaan pelaksanaan program
belajar mengajar. Setiap tatap muka telah di atur dan dijadwalkan sedari awal.
Dengan kurikulum ini semua proses belajar mengajar menjadi sistematis dan
bertahap.
3. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung prosess skill approach. Proses menjadi leb dalam
pelaksanaan pendidikan. Peran siswa dalam kurikulum ini menjadi menganut
sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL) (Datumula,
2020). CBSA memposisikan guru sebagai fasilitator, sehingga bentuk kegiatan
ceramah tidak lagi ditemukan dalam kurikulum ini. Pada kurikulum ini siswa
diposisikan sebagai subjek dalam proses belajar mengajar. Siswa juga diperankan
dalam pembentukkan suatu pengetahuan dengan diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapat, bertanya, dan mendiskusikan sesuatu.
a. Pendekatan belajar lebih menekankan bagaimana anak belajar daripada apa yang
dipelajari, tanpa mengabaikan ketuntasan belajar yang memperhatikan kecepatan
belajar murid.
Pendidikan yang berjalan pada masa Orde Baru terbatas pada sosialisasi nilai
dengan pola hafalan dan minim kreativitas. Hal tersebut tidaklah mengherankan karena
pada masa orde baru penguasaan teknologi informasi dan komunikasi yang menunjang
sistem pendidikan masih sangat terbatas. Baik guru maupun siswa hanya menggunakan
buku panduan sebagai sumber belajar mengajar. Media pembelajaran yang digunakan
pun masih sangat terbatas. Meski dalam kondisi terbatas, kebijakan-kebijakan
pemerintah terkait pendidikan berhasil mengurangi angka buta huruf bahkan angka
pengangguran (Sashanty, 2021).
Kemudian pada tahun 1984 pada jenjang perguruan tinggi dibuka Universitas
Terbuka dan dijadikan sebagai PTN ke-45 yang diresmikan pada tanggal 4 September
7
1984 berdasarkan keputusan Presiden RI nomor 41 tahun 1984. Hal ini merupakan
bentuk lain dari perkembangan teknologi pendidikan di indonesia. Universitas terbuka
merupakan perguruan tinggi yang memiliki mahasiswa terbanyak yang tersebar di
seluruh Indonesia (Purwanti & Haryanto, 2015). Teknologi pendidikan semakin
menemukan momentum pentingnya sebagaimana yang tercantum dalam Tap MPR
nomor II/MPR/1993 tentang GBHN pada tahun 1993 di bagian Kesejahteraan Rakyat,
Pendidikan dan Kebudayaan.
Tujuan Pendidikan nasional pada masa orde baru adalah menjadikan manusia
Pancasila yang berbudi pekerti. Pelaksanaan pengajaran masih dibawah pengaruh
politik sehingga Pendidikan menjadi nomor dua sedangkan praktik politik praktik
mendominasi dalam lingkungan pendidikan nasional. Pelita I pada masa orde baru
mengidentifikasi persoalan Pendidikan yaitu kurangnya tenaga terampil karena lebih
dari 50% angkatan kerja hanya berpendidikan Sekolah Dasar (SD) (Ubaidillah, 2015).
8
merumuskan tujuan Pendidikan Nasional yang berbunyi: “pendidikan pada hakikatnya
adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan
diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup”. Kemudian Pelita ke-II kebijakan yang
menjadi dasar yaitu pemerataan pendidikan dengan mewajibkan belajar usia 7-12 tahun
untuk memperoleh pendidikan Sekolah Dasar.
Orde baru yang berlangsung sejak tahun 1968 sampai dengan tahun 1998 dapat
dikatakan sebagai era pembangunan nasional. Dalam bidang pendidikan, khususnya
pembangunan pendidikan dasar, terjadi lompatan yang sangat penting dengan adanya
Inpres Pendidikan Dasar (Duryat, 2021). Namun sangat disayangkan pelaksanaan inpres
ini hanya bersifat kuantitatif tanpa meningkatkan kualitas. Saat ini yang terpenting
adalah menghasilkan lulusan terdidik sebanyak-banyaknya, tanpa memperhatikan
kualitas pengajaran dan hasil pendidikan.
9
hidup keseragaman, hal tersebut dimaksudkan agar output yang dihasilkan memiliki
kualitas yang seragam yakni tenaga yang terampil, berbudi luhur, serta berpedoman
kepada agama dan nilai-nilai Pancasila. Akan tetapi hal malah memampatkan kemajuan
di bidang pendidikan.
Pada masa ini segala wujud pendidikan diperuntukan untuk penuhi hasrat
penguasa, paling utama untuk pembangunan nasional. Siswa selaku peserta didik,
dibentuk untuk jadi manusia pekerja yang berfungsi selaku perlengkapan penguasa
dalam memastikan arah kebijakan negeri. Pendidikan bukan diperuntukan untuk
mempertahankan eksistensi manusia, tetapi untuk mengeksploitasi intelektualitas
mereka demi kepentingan penguasa pada saat itu. Kebijakan pemerintahan Orde Baru
terhadap pendidikan melahirkan sistem doktrinisasi. Suatu sistem yang memaksakan
paham-paham pemerintahan Orde Baru supaya tertanam pada benak anak-anak. Apalagi
dari semenjak sekolah dasar hingga pada tingkatan perguruan tinggi, diharuskan untuk
menjajaki penataran P4 yang berisi tentang hafalan butir-butir Pancasila (Duryat, 2021).
Hasilnya dari budaya doktrinasi ini adalah sistem birokrasi yang top down dan malah
menyebabkan pemerintah yang bersifat absolut tidak bisa dikritik.
Proses indoktrinasi ini tidak hanya menanamkan paham-paham Orde Baru, namun
juga sistem pendidikan masa Orde Baru yang menolak seluruh wujud budaya asing,
baik itu yang memiliki nilai baik maupun memiliki nilai kurang baik. Paham Orde Baru
yang membuat kita khawatir buat melangkah lebih maju. Pendidikan pada masa Orde
Baru bukan untuk tingkatkan taraf kehidupan rakyat, terlebih buat tingkatkan sumber
energi manusia Indonesia, namun mengutamakan orientasi politik supaya seluruh rakyat
10
itu senantiasa patuh pada tiap kebijakan pemerintah. Jika putusan pemerintah
merupakan putusan yang adil dan tidak boleh dilanggar. Seperti itu doktrin Orde Baru
pada sistem pendidikan kita (Duryat, 2021). Indoktrinasi pada masa kekuasaan Soeharto
ditanamkan dari jenjang sekolah dasar hingga pada tingkatan pendidikan tinggi,
pendidikan yang sepatutnya memiliki kebebasan dalam pemikiran. Pada masa itu,
pendidikan difokuskan pada pengembangan militerisme yang militan sesuai dengan
tuntutan kehidupan suasana perang dingin yang menyebabkan seluruhnya serba kaku
serta berjalan dalam sistem yang otoriter (Purba dkk, 2023).
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk bisa berproses dan
berinteraksi didunia luar dengan semua masyarakat sekitarnya. Pendidikan juga menjadi
salah satu bekal terpenting masa depan (Nizar, 2009). Pendidikan itu sudah kita kenal
sejak zaman sebelum Negara Indonesia merdeka hingga saat ini. Pendidikan menjadi
salah satu hal pokok yang harus diperhatikan karena pendidikan mampu membentuk
karakter pribadi setiap orang apabila sungguh-sungguh dalam menekuninya.
Tujuan Pendidikan nasional pada masa orde baru adalah menjadikan manusia
Pancasila yang berbudi pekerti. Pelaksanaan pengajaran masih dibawah pengaruh
politik sehingga Pendidikan menjadi nomor dua sedangkan praktik politik praktik
mendominasi dalam lingkungan pendidikan nasional. Pada masa ini segala wujud
pendidikan diperuntukan untuk penuhi hasrat penguasa, paling utama untuk
pembangunan nasional. Siswa selaku peserta didik, dibentuk untuk jadi manusia pekerja
yang berfungsi selaku perlengkapan penguasa dalam memastikan arah kebijakan negeri.
Pendidikan bukan diperuntukan untuk mempertahankan eksistensi manusia, tetapi untuk
mengeksploitasi intelektualitas mereka demi kepentingan penguasa pada saat itu.
12
DAFTAR PUSTAKA
Purba, S., Subakti, H., Hasan, M., Handican, R., Pratiwi, I. I., Sari, M., ... & Febrian, A.
W. (2023). Politik dan Pemasaran Pendidikan. Yayasan Kita Menulis.
Safei, H., & Hudaidah, H. (2020). Sistem Pendidikan Umum Pada Masa Orde Baru
(1968-1998). Jurnal Humanitas, 7(1).
Sashanty. (2021). Nostalgia Tiga Dekade: Remah Sejarah Publik 1970-an sampai
1990-an. Klaten : Penerbit Lakeisha.
Tati, A. (2015). Kurikulum Pendidikan di SD dan SMA Pada Masa Orde Baru. Jurnal
Pendidikan Sejarah, 4(2).
13