Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TEORI MERDEKA BELAJAR

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah teori pembelajaran

Disusun Oleh :
FERI TULISTTIYONO NIM. 1236.30.1.21
MUBAROK NIM. 1233.30.1.21

PRODI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang maha kuasa dan maha penyayang.
Dengan segala kelimpahan nikmatnya, rahmatnya, hidayahnya dan inayahnya,
sehingga kami dipermudah untuk dapat menyelesaikan Makalah ini.
Kami susun makalah ini dengan segenap tenaga kami. Tidak hanya itu,
tetapi dengan bantuan berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan jazakumullah khairan kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kami sadar bahwasanya didalam makalah ini masih terdapat kekurangan
baik dari segi susunan kalimat dan tata bahasanya. Karena itu, dengan hati yang
terbuka kami siap menerimanya segala saran dan kritikan dari para pembaca
supaya kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga adanya makalah tentang “Merdeka
Belajar dan Implikasinya” dapat memberikan pengetahuan yang lebih dari
pembaca.

Wonosobo, Maret 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya perubahan sosial, budaya, dunia kerja, dan
kemajuan teknologi yang sangat pesat, maka Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan ( KEMENDIKBUD) menyiapkan para pelajar atau peserta didik
untuk menyongsong perubahan, kemajuan dan perkembangan zaman, untuk
dituntut mampu melaksanakan, dan merancang proses pembelajaran yang
kreatif dan inovatif, supaya dapat meraih capaian dan tujuan pembelajaran
yang mencakup aspek sikap pengetahuan dan keterampilan secara optimal
dan tentunya juga relevan . Di era revolusi industri 4.0 terdapat tantangan
tersendiri sekaligus menjadi peluang bagi lembaga pendidikan untuk menjadi
titik prasyarat untuk bisa lebih maju dan berkembang. Lembaga pendidikan
harus mempunyai daya inovasi dan juga dapat memberlakukan sebuah
kolaborasi, jika sebuah lembaga pendidikan tidak mampu untuk
berkolaborasi dan berinovasi maka akan tertinggal jauh di telan waktu, dan
pula sebaliknya jika lembaga mampu menciptakan sumber daya yang mampu
mengembangkan, memajukan dan mewujudkan cita-cita bangsa yaitu
membelajarkan manusia. Menjadi seorang pembelajar bukanlah suatu hal
yang mudah layaknya membalikkan telapak tangan. Lembaga pendidikan
harus mampu menyelaraskan dan menyeimbangkan sistem pendidikan
dengan perkembangan zaman dan sistem pendidikan diharapkan mampu
mewujudkan peserta didik memiliki daya keterampilan yang yang mampu
berpikir secara kritis memecahkan masalah serta memiliki keterampilan
dalam berkomunikasi dan berkolaborasi yang kreatif dan inovatif.
Di dalam acara peringatan Hari Guru Nasional di tahun 2019 Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud Mencetuskan konsep "
Pendidikan Merdeka belajar ". Konsep tersebut merupakan suatu respon
terhadap kebutuhan sistem pendidikan pada era industrial revolution 4.0,
menteri Nadiem Makarim menyebutkan merdeka belajar adalah kemerdekaan
berpikir, kemerdekaan berpikir ditentukan oleh guru titik jadi kunci utama
yang menunjang sistem pendidikan yang baru adalah guru yang di mana guru
bertugas untuk membentuk masa depan bangsa. Konsep Merdeka Belajar
diasumsikan bukan lagi menjadi gagasan tetapi lebih dikatakan sebagai
sebuah kebijakan yang akan dilaksanakan Merdeka belajar kemerdekaan
adalah sat kata yang sering dimaknai dan digambarkan dengan kebebasan
dalam arti yang sesungguhnya. Yang menjadi titik permasalahan adalah
masih terdapat pengekangan di mana-mana khususnya pendidikan,
pendidik dan peserta didik belum dapat merasakan otonomi yang cukup
untuk menentukan arah kebijaksanaan dalam belajar dan mengajar karena
masih diatur oleh regulasi yang membuat rencana proses pelaksanaan dan
evaluasi yang dilaksanakan terkesan terbatas dan mengikat. Konsep Merdeka
Belajar yang merupakan sebuah tawaran dalam merekonstruksi sistem
pendidikan nasional, dengan tata ulang sistem pendidikan dalam rangka
menyongsong kemajuan perubahan dan kemajuan bangsa yang
menyesuaikan perubahan zaman. Dengan adanya pengembalian hakikat dari
pendidikan yang sebenarnya adalah pendidikan untuk memanusiakan
manusia dan pendidikan yang membebaskan aktivitas belajar yang semula
adalah aktivitas alami anak yang dirampas menjadi agenda orang dewasa
yang dipaksakan pada peserta didik. Pendidik mengharuskan dimana dan
kapan waktunya belajar, tanpa peduli apa yang sedang dialami anak.
Pendidik mendikte materi dan tujuan apa yang harus dipelajari peserta didik
goma meski tidak relevan di dalam kehidupan peserta didik. Bahkan Ki
Hajar Dewantoro menekankan beberapa kali tentang kemerdekaan belajar.
"... kemerdekaan hendaknya dikenakan terhadap caranya anak-anak berpikir,
yaitu jangan selalu dipelopori, atau disuruh mengakui buah pikiran orang
lain, akan tetap biasakanlah anak-anak mencari sendiri segala pengetahuan
dengan menggunakan pikirannya sendiri... " (buku peringatan Taman Siswa
30 tahun 1922-1952) kemerdekaan belajar merupakan perkara yang
substansial, menjadi prasyarat terpenuhinya sebuah capaian-capaian belajar
titik tanpa kemerdekaan belajar, peserta didik tidak bisa gemar belajar.
Pendidikan budi pekerti tidak akan tercapai karena semua perilaku bukan
dilandasi dengan kesadaran. Konsep Merdeka belajar. Antara pendidik dan
peserta didik merupakan subjek di dalam sistem pembelajaran, yang berarti
guru bukan dijadikan lagi sebagai sumber kebenaran oleh siswa namun
pendidik dan peserta didik berkolaborasi menjadi penggerak dan mencari
kebenaran dan posisi peserta didik di ruang kelas juga bukan untuk menanam
atau menyeragamkan kebenaran untuk menurut pada guru namun menggali
sebuah kebenaran, daya pikir dan kritisnya peserta didik melihat
perkembangan dunia dan fenomena yang terjadi. adanya peluang dan
berkembangnya internet, teknologi informasi menjadi sebuah momentum
kemerdekaan belajar. Dengan ini dapat meretas sistem pendidikan yang kaku
dan tidak membebaskan kebebasan untuk belajar dengan mandiri kreatif dan
berinovasi dapat dilakukan oleh semua unit pendidikan. Saat ini antara guru
dan peserta didik mempunyai pengalaman tersendiri termasuk di dalam
sebuah lingkungan. Adaptasi sistem pendidikan di era revolusi industri 4.0
memulai stimulasi dengan proses literasi baru. Di era ini memiliki
pengalaman yang luas pada dengan dunia digital atau visual saat ini tugas
seorang lembaga pendidikan bisa memimpin, mengarahkan dan menggali
daya kritis dan potensi peserta didiknya di dalam proses pembelajaran untuk
membangun sebuah ekosistem pendidikan yang memfasilitasi tumbuh
berkembangnya karakter kemandirian, inovasi, keahlian dan kenyamanan
peserta didik maka Merdeka belajar diharapkan dapat membentuk sumber
daya yang berkualitas dan unggul untuk menuntaskan peluang pendidikan
pada era industrial Revolution 4.0 yang bertujuan memajukan sebuah bangsa
dan negara berdasarkan pada uraian latar belakang diatas maka diperlukan
penelitian yang mendalam tentang metode pembelajaran dalam sistem
pendidikan Merdeka belajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian merdeka belajar ?
2. Apa tujuan utama merdeka belajar ?
3. Apa landasan merdeka belajar dalam memajukan pendidikan?
4. Bagaimana merdeka belajar menjadi pembelajaran yang inovatif ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian merdeka belajar
2. Untuk mengetahui tujuan utama merdeka belajar
3. Untuk mengetahui tujuan utama merdeka belajar
4. Untuk mengetahui merdeka belajar menjadi pembelajaran yang inovatif

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Merdeka Belajar

Di dalam kamus besar bahasa Indonesia kata merdeka dapat diartikan


sebagai bebas dari penghambaan, penjajahan atau dapat dimaknai dengan
berdiri sendiri. dalam bahasa arab kata merdeka lazim dengan penyebutan
hurriyah yang artinya bebas dari segala bentuk pengikatan diri terhadap
apapun atau istiqla. dalam kontek ini merdeka sama saja dengen keleluasaan
untuk berfikir secara bebas dan menentukan nasibnya sendiri. sedangkan
belajar merupakan perubahan perilaku yang relatif permanen didalam
berperilaku, berkehidupan yamh diidapatkan sebagai hasil dari pengamatan
atau latihan. Menurut Moh. Surya belajar merupakan sebuah usaha yang di
upayakan untuk perubahan setiap individu untuk memperoleh perubahan
secara keseluruhan yang didapatkan dari proses pengalaman serta respon dari
interaksi terhadap lingkungan kepada setiap individu. Sedangkan pandangan
dari (sanjaya:2010) kata belajar memiliki makna harfiah yang
mengedepankan perubahan proses mental yang di akibatkan dari rangsangan
interaksi lingkungan. Secara umum telah di kemukakan bahwa belajar sebagai
perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman dan bukan karena
pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak
lahir. maka dari itu merdeka belajar merupakan kebebasan didalam
menentukan cara berperilaku, berprose, berfikir, berlaku kreatif guna
pengembangan diri setiap individu dengan menentukan nasib dirinya sendiri.
Merdeka belajar dapat dimaknai pemberian ruang yang lebih terhadap siswa
dengan adanya kesempatan belajar secara nyaman tenang dan bebas tampa
adanya tekanan, dengan memperhitungkan bakat alamaiah yang dimiliki setiap
siswa. Dalam pidatonya pada hari guru nasional mentri pendidikan dan
kebudayaan nadiem makarim memaparkan suatu kebijakan mengenai merdeka
belajar yang didalamnya terdidi dari empat poin yang di gadang-gadang akan
membawa perubahan dan dampak besar dalam dunia pendidikan. Secara lugas
nadiem makarim menjelaskan tentang merdeka belajar deng empat pokok
bahasan, yang pertama: USBN, UN, RPP, dan PPDB.
B. Konsep merdeka belajar
Membicarakan konsep merdeka belajar tentu ada beberapa relevansi
terhadap teori belajar kontruktivisme. Didalam pendangannya anak
mengintruksikan pengetahuan yang didapat sebagai hasil interaksi yang
didapatkan dari hasil pengamatan , pengalaman dari objek yang anak hadapi.
Dalam proses kontruktivisme pembelajaran anak lebih cenderung memiliki
titik focus terhadap keaktifan setiap individu dalam membentuk pengetahuan.
Anak didik di harapkan memiliki motivasi belajar sesuai apa yang ia inginkan
tanpa adanya tekanan dari pihak manapun. Merdeka belajar memiliki ciri
khas dalam proses pembelajarana yang kritis, kreatif, inovatif, transformatif,
relevan efektif dan efisien. Dalam hal ini kementrian pendidikan dan
kebudayaan menyuguhkan konsep tersebut dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Menitik beratkan pada merdeka belajar dan guru penggerak. Yang
artinya anak didik memiliki kebebasan untuk memperoleh pendidikan dan
guru menjadi penggerak (motor) guna tercapainya proses merdeka belajar.
Proses belajar yang dijalani dengan cara menyenangkan memungkinkan
siswa mampu mengingat materi lebih banyak dan lebih lama, dengan kata
lain tingkat retensinya lebih kuat. Dalam pandangan Ki Hajar Dewantara di
atas, merdeka belajar pada gilirannya menghasilkan kreativitas yang
merupakan elemen penting bagi sebuah kemajuan. Hal ini guru menjadi
fasilitator didalam proses pembelajaran. Kemendikbud menekankan bahwa
gebrakan merdeka belajar ini di cirikan dengan dimulainya dikembalikannya
USBN kepihak sekolah, dihapuskannya UN kemudian digantikan dengan
proses asesmen kompotensi minimum dan survei karakter. Dalam hal ini
kemendikbud berkeinginan agar tidak adanya tekanan nilai terhadap anak
didik sehingga anak didik tidak terpaku dengan nilai angka. Dan yang
terakhir, membentuk karakter anak didik yang berkompeten, unggul dalam
sumber daya manusia serta memiliki budi pekerti yang luhur.

C. Esensi merdeka belajar


Menggali potensi besar para guru sekolah dan murid betah untuk
berinovasi dan meningkatkan pembelajaran secara mandiri bukan hanya
melalui birokrasi pendidikan, tetapi benar- benar inovasi pendidikan,
keberagaman pendekatan pembelajaran dengan dukungan teknologi.
Sehingga setiap anak didik mampu berfikir kritis, inovatif, kreatif,
transformative guna menjadi sumber daya manusia yang unggul dan
berkompeten .

BAB III
PEMBAHASAN
A. Konsep Merdeka Belajar
Beberapa dekade ini, Menteri Pendidikan Indonesia telah merancang
tentang konsep merdeka belajar. Sebelum kita memsauki konsepnya, kita
akan membahas tentang apa maksud dari merdeka belajar. Merdeka belajar
adalah salah satu inovasi dari Menteri Pendidikan Indonesia yang
memberikan kebebasan pada suatu Lembaga pendidikan dan otonominya, dan
merdeka dari birokratisasi, dimana pengajar dapat kebebasan dari birokrasi
yang rumit serta peserta didik yang diberikan kebebasan untuk dapat memilih
bidang yang mereka sukai (KEMENDIKBUD, 2020).
Lahirnya program merdeka belajar ini karena adanya banyak keluhan
di sistem Pendidikan, yang dimana salah satu keluhanya adalah soal
banyaknya peserta didik yang ditarget dengan nilai-nilai tertentu.
Diharapakan dengan adanya program merdeka belajar ini peserta didik dan
guru dapat bebas dan berinovasi dalam belajar. Merdeka belajar merupakan
kemerdekaan dalam berfikir, kemerdekaan berfikir ini wajib ada di guru
terlebi dahulu. Peserta didik tidak akan merdeka kecuali gurunya sudah
merdeka terlebih dahulu.
Pandangan kemerdekaan itu sendiri, tidak hanya sekedar kepatuhan
atau perlawanan. Kemerdekaan merupakan hal yang harus diperjuangkan,
bukan diberikan. Fakta yang sangat menyedihkan dari pengembangan guru
adalah titik dimana guru sering sekali merasa disalahkan. Bukan didengarkan,
memang dalam semua kondisi, guru merupakan kunci dalam Pendidikan.
Semua beban diberikan kepada guru sekolah yang mereka memiliki harapan
akan berubah kelak.
Mengatakan guru merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa, itu
berarti mengalihkan tanggung jawab dan menjebak guru untuk gagal.
Memang guru itu sangat berperan penting dalam dunia Pendidikan, namun
tuntutan akan peran besarnya itu tidak akan terpenuhi saat guru tidak
memiliki sesuatu yang asasi, yaitu berupa kemerdekaan. Adanya
kemerdekaan untuk guru dalam jangka Panjang akan berperan sentral
berfungsi menumbuhkan kemerdekaan belajar murid dan mensukseskan cita-
cita demokrasi negeri ini. (Iwinsah, 2020)
Berikut merupakan beberapa konsep yang akan ditawarkan program
merdeka belajar :
1. Beragam tempat dan waktu
Dalam menjalankan proses belajar tidak hanya dibatasi oleh ruang semisal
hanya dikalas saja. Namun juga diluar kelas bisa. Yang dimana diluar
kelas itu dapat memberikan suasana lebih baik dalam menerima pelajaran.
2. Free choice
Peserta didik dapat mempraktekkan cera belajar sesuai dengan yang ia rasa
paling nyaman. Sehingga diharapkan peserta didik dapat terus mengasah
kemampuannya.
3. Personalized learning
Guru dapat menyesuaikan dengan peseta didik dalam memahami materi,
memcahkan jawaban sesuai dengan kemampuan peserta didik, ini ibarat
bermain game. Dimana bila dia mampu untuk memecahkan suatu
tantangan maka ia akan cepat naik level jadi bukan lagi memakai sistem
pukul rata kemampuan peserta didik.
4. Berbasis proyek
Peserta didik diajak untuk dapat menerapkan ketrampilan yang ia sudah
pelajari di berbagai situasi. Pengalaman ini akan sangat terasa untuk kelak
diterapkan dalam kehidupanya sehari-hari.
5. Pengalaman lapangan
Match and Link pada dunia pekerjaan itu sangatlah penting. Pada saat ini
materi yang telah diberikan kepada peserta didik tidak ada kaitanya
dengan dunia kerja. Maka adanya pengalaman lapangan dapat membantu
peserta didik untuk dapat lebih efisien dalam dunia pekerjaan.
6. Interpretasi data
Peserta didik akan mendapatkan banyak sekali informasi. Diharapkan
dengan banyaknya informasi yang masuk dapat menyelesaikan masalah
kebutuhan, dapat digunakan untuk menganalisa permasalhan dll.
ilmu manusia dapat memperoleh drajat dan kedudukan paling terhormat di
antara semua makhluk di permukaan bumi dan langit.
B. Empat Pokok Kebijakan Merdeka Belajar
Dalam konsep merdeka belajar memiliki Empat program pokok
kebijakan pendidikan yang dijadikan titik fokus pada peningkatan kualitas
sumber daya manusia,” Program “Merdeka Belajar” terdapat 4 kebijakan
yang meliputi :
1. Proses Penilaian USBN komprehensif yaitu penyelenggaraan USBN
(Ujian Sekolah Berbasis Nasional) akan dilakukan dengan ujian yang
diselenggarakan oleh sekolah. dalam proses penilaian. Pihak sekolah dapat
melakukan ujian secara tertulis maupun lisan, atau bisa menggunakan
pembuatan karya tulis maupun pengumpulan portofolio. Sehingga pihak
sekolah mampu menyusun dan memiliki wewenang sesuai kebijakan yang
tentunya mendukung proses pengetahuan anak.
2. Ujian Nasional (UN) akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum
dan Survei Karakter yang terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan
bahasa (literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika
(numerasi), dan penguatan pendidikan karakter. Proses ujianpun akan
dilaksanakan pada tengah jenjang pendidikan misalnya pada kelas 4 SD, 8
SMP, 10 SMA, hal ini akan menjadi bahan evaluasi pembelajaran pada
jenjang pendidikan yang akan dilaksanakan guru atau pendidik.
3. Penyederhanann Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dalam proses
penyusunan RPP Kemendikbud memangkas beberapa komponen. Dalam
kebijakan ini guru secara bebas dapat memilih, membuat, menggunakan,
dan mengembangkan format RPP. Tiga komponen inti RPP terdiri dari
tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen.
4. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), terjadi perubahan Komposisi
PPDB jalur zonasi dapat menerima siswa minimal 50%, jalur afirmasi
minimal 15%, dan jalur perpindahan maksimal 5%.kemudian pada jalur
prestasi atau sisa 0-30% lainnya disesuaikan dengan kondisi daerah kota
masing masing. Setiap daerah memiliki otonomi kebijakan untuk
menentukan komposisi akhir dari zonasi Sehingga pemerataan serta mutu
kualitas anak didik dan guru seimbang.
C. Tujuam Merdeka Belajar
Dengan adanya kebijakan baru dari Kementrian Pendididkan dan
Kebudayaan atau ( KEMENDIKBUD ) tentang Konsep Merdeka Belajar
pastilah memiliki tujuan untuk menciptakan link and match atau yang
menghubungkan dunia belajar dan dunia kerja. Kebijakan Merdeka Belajar
juga bertujuan untuk mewujudkan kualitas atau mutu pendidikan yang
berkelanjutan. Seperti yang kita ketahui dengan Merdeka Belajar, peserta
didik mempunyai keleluasaan dalam belajar bukan hanya di dalam satu
segmen karena menurut Namdie Makariem, anak adalah multi kecerdasaan,
setiap anak pasti mempunyai kecerdasan sesuai minat di bidangnya masing-
masing, maka mereka di beri kebebasan dalam seni belajarnya dengan
kecerdasan miliknya sendiri dan sesuai dengan potensinya, tidak boleh di atur
dengan hanya satu kecerdasan saja, belajar juga dengan secara menyeluruh
dan holistik, dan menciptakan suasana belajar menyenangkan dari segi
manaapun, dan peserta didik sebagai pusat learning, dan sebagi subjek belajar
dan dimensi utama, dan guru menyesuaikan tujuannya capaian belajar peserta
didik dan menyiapkan konsep yang cocok dan relevan dengan tujuan yang
ingin dicapai,dengan merdeka belajar tidak menyiksan pihak Pendidik,
peserta didik dan orang Tua
Dengan ini Merdeka Belajar bertujuan membebaskan peserta didik dari
sebuah sistem kejar teget nilai, penerapan belajar dengan cara menyenangkan,
dan balajar bukan hanya untuk mengejar kelulusan,atau untuk mendapat
nilai tertinggi belajar juga bisa dilaksanakan di luar kelas, bukan cuma
didalam kelas tetapi, peserta didik diharapkan dapat berdikusi dengan guru,
outing class, dan belajar banyak hal seperti belajar berani bertanya, berfikir
cerdik dalam bergaul, dan mandiri. Penerapkan kebijakan sendiri jadi nilai
tidak tergantung dari nilai tertulis seperti sebelumnya tetapi tugas bisa di
ambil dari tugas harian individu atau kelompok, tugas yang di berikan bisa
berupa karya tulis, atau portofolio dan lain - lain. Seperti yang telah
dipaparkan Konsep Merdeka belajar oleh Kementrian Pendidikan ada
penerapan UN ( Ujian Nasioaal ) yang di tiadakan yang berubah menjadi
Assesmen Komptensi Minimum dan Survey Karakter, jadi biasanya
penguasaan penyerapan belajar peserta didik di uji dan di laksanakan di akhir
jenjang sekolah dengan menguji mata pelajaram matematika, Bahaasa
Indonesia, dan yang lainnya, kali ini Ujian Nasional di ganti dengan
pemetaan literasi dan numerasi, yang tidak sama dengan Bahasa Indonesia
dan Matetmatika, tetapi juga mencakup IPA, IPS dan semacamnya, yang
diharapkan peserta didik mampu memahami secara maksimal dan
menganalisa sebuah bacaan dan mampu menerapkan konsep berhitung di
dalam kehidupan sehari - hari, memperkuat karakter dan aplikasi
pembelajaran yang nantinya akan di laksanakan di tengah jenjang sekolah.
Selanjutnya yaitu Survei Karakter yang berbeda dengan berbeda dengan tes,
biasanya pemerintah dinilai hanya memiliki data kognitif dari peserta didik,
tetapi tidak mengetahui kondisi ekosistem di sekolah sebenarnya, kemudian
nantinya peserta didik di berikan sejumlah pertanyaan, misalnya survey
implementasi gotong royong di sekolah, lalu apakah ada bulliying yang
terjadi, apakah level toleransinya sehat dan baik di sekolah dan apakah
peserta didik sudah menerapkan asas Pancasila dalam hidup peserta didik,
jadi peserta didik bukan hanya belajar mata pelajaran tetapi juga belajar
menghormati satu dengan yang lain, salin tolong menolong sehingga peserta
didik benar - benar bisa merasakan dan bisa diimplementasikan , dan
kemudian Survey Karakter ini diharapkan dan di gunakan sebagai tolak ukur
atau panduan sebagai feed back bagi sekolah dan pemerintah sebagai
perbaikan dan perubahan Kebijakan Pendidikan di masa mendatang (Rosyidi,
2020).
D. Kelebihan dan Kekurangan Merdeka Belajar
Program merdeka belajar yang tidak lama disampaikan dalam pidato
kementrian pendidikan Indonesia Nadiem Makarim, merupakan salah satu
program yang dapat membangunkan sistem pendidikan Indonesia yang
begitu-begitu saja menjadi lebih bergairah dan maju seperti nama programnya
yaitu Merdeka Belajar.
Program merdeka belajar ini tentunya menuai pro dan kontra dari
berbagai kalangan karena kelebihan dan kekurangan program tersebut.
Kelebihannya :
 Anak Didik Bebas Berekspresi
Maksudnya anak didik bebas berekspresi dalam artian leluasa dalam
belajar karna tidak di atur oleh satu pelajaran saja, intinya anak didik
belajar sesuai potensinya masing-masing.
 Anak Didik Tidak Dituntut Sama
Program merdeka belajar ternyata membawa perubahan pada sistem
pendidikan Indonesia, karena selama ini anak didik ditargetkan oleh nilai
akademik saja, maka program merdeka belajar menjadikan siswa terlihat
istimewa karena skill yang berbeda-beda, dalam proses pembelajar
pengenalan bakatnya, kita sebagai guru harus selalu ada agar anak tidak
putus asa dalam berprosesnya.
 Rpp 1 lembar
Karena anak didik belajar sesuai potensinya masing-masing maka kita
selaku guru yang membimbing anak didik hanya perlu menyesuaikan
arah, dengan adanya rpp 1 lembar beban guru sedikit berkurang karena itu
diharapkan guru pembimbing fokus dalam mengarahkan dan mendampingi
anak didik.
Kekurangannya:
 Membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit
Dengan bebasnya berekspresi anak didik dalam belajar, tentunya memakan
waktu dan biaya yang tidak sedikit Karen dalam berprosesnya anak didik
berbeda-beda pemahaman.
 Kurangnya guru yang merdeka
Untuk mewujudkan anak didik yang merdeka dalam belajar tentunya
memerlukan guru yang merdeka dalam mengajar juga, tetapi pengalaman
para guru yang merdeka hanya sedikit kebanyakan dilihat dari pengalaman
para guru pada masa kuliahnya dulu, hal ini disebabkan oleh kurangnya
pengalaman para guru, karena program merdeka belajar baru-baru ini
diterbitkan.
 Kurangnya referensi
Untuk menjalankan program merdeka belajar ini tentunya memerlukan
referensi atau rujukan seperti buku sebagai alat belajar, buku yang ada
sekarang dinilai rendah, maka dari itu memerlukan buku yang lebih
efesien untuk menjalankan pembelajaran dan mewujudkan program
merdeka belajar ini.
Itulah kelebihan dan kekurangan yang diambil secara garis besar.(Tim
Kompasiana, 2020).
E. Implikasi Merdeka Belajar
Implikasi utama dari merdeka belajar lebih ditekankan kepada murid
agar mengajak murid lebih aktif dan berperan besar dalam perkembangan
pendidikannya, sekolah dan guru hanyalah sebagai fasilitator yang
menunjang kegiatan belajar murid berjalan lancar tanpa ada hambatan.
Ada beberapa kerangka pendidikan yang harus diperbaiki agar
terciptanya merdeka belajar, yakni :
 Memperbaiki kerangka standar kompetensi guru
Perlunya pengembangan standar profesional guru dan kepala sekolah yang
berbasis kompetensi dengan pendekatan pengembangan pendidikan
kedepannya yang lebih jelas dan pasti, dan kompetensi guru harus lebih
dinamis.
 Memperbaiki kurikulum PPG
Memperbaiki kurikulum PPG dimulai dengan memperbaiki metode
supervisi klinis agar berjalan dengan baik, adanya penyuluhan kepada
guru pamong dan dosen pembimbing agar lebih fokus kepada murid dan
harus lebih memfokuskan “how to facilitate students”.
 Memperbaiki sistem sertifikasi guru
Mengalokasikan dana sertifikasi guru untuk pengembangan belajar
mengajar murid dengan efektif, harus ada evaluasi dalam waktu berkala
untuk memaksimalkan sertifikasi guru.
 Memvisikan pendidikan guru berkelas dunia
Menjadikan inspirasi dalam semua guru menuju visi world class yang
menghasilkan generasi kelas dunia.
 Mengkaji kajian literatur model kompetensi
Mengkaji kajian literatur model kompetensi maju dengan mengambil hal-
hal yang terbaik yang kemudian menjadi bagian perumusan model
kompetensi guru. (Iwan, 2020)

BAB IV
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Merdeka belajar merupakan kebebasan didalam menentukan cara berperilaku,
berprose, berfikir, berlaku kreatif guna pengembangan diri setiap individu
dengan menentukan nasib dirinya sendiri.
 Konsep Merdeka Belajar
1. Beragam tempat dan waktu
2. Free choice
3. Personalized learning
4. Berbasis proyek
5. Pengalaman lapangan
6. Interpretasi data
 Empat Pokok Kebijakan Merdeka Belajar
1. Penilaian USBN komprehensif
2. UN 2020 jadi UN terakhir
3. Penyederhanaan RPP
4. Zonaslebih oleksibel
 Tujuam Merdeka Belajar
Menciptakan link and match atau yang menghubungkan dunia belajar dan
dunia kerja. Kebijakan Merdeka Belajar juga bertujuan untuk mewujudkan
kualitas atau mutu pendidikan yang berkelanjutan.
 Kelebihan dan Kekurangan Merdeka Belajar Kelebihannya:
1. Anak Didik Bebas Berekspresi
2. Anak Didik Tidak Dituntut Sama
3. Rpp 1 lembar Kekurangannya :
1. Membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit
2. Kurangnya guru yang merdeka
3. Kurangnya referensi
 Implikasi Merdeka Belajar
Ada beberapa kerangka pendidikan yang harus diperbaiki agar
terciptanya merdeka belajar, yakni :
1.Memperbaiki kerangka standar kompetensi guru
2.Memperbaiki kurikulum PPG
3.Memperbaiki sistem sertifikasi guru
4.Memvisikan pendidikan guru berkelas dunia
5.Mengkaji kajian literatur model kompetensi

B. SARAN
. Semoga program merdeka belajar ini menjadikan sistem pendidikan
indonesia menjadi lebih maju dan tidak wacana.
DAFTAR PUSTAKA

Iwan, S. (2020) WEBINER APSPBI: IMPLIKASI SEMANGAT MERDEKA


BELAJAR -
KAMPUS MERDEKA. Indonesia: HUMAS USD. Available at:
https://youtu.be/kKfr0Cf7Zj0.

Iwinsah, R. (2020) Menakar Konsep “MERDEKA BELAJAR”, Intens.News.


Available at: https://intens.news/menakar-konsep-merdeka-belajar/.

KEMENDIKBUD (2020) Buku Panduan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka.


Edisi ke-3. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud RI.

Rosyidi, U. (2020) Merdeka Belajar; Aplikasinya dalam Manajemen


Pendidikan &Pembelajaran di Sekolah. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta,
Ketua Umum Pengurus Besar PGRI.

Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. 2016. KKBI Daring.


Online. Tersedia pada: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/nul
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamzah. 2008. Teori Belajar Konstruktivisme. Online. Tersedia:
https://akhmad- sudrajat.wordpress.com/2008/08/20/teori-belajar-
konstruktivisme/

Anda mungkin juga menyukai