MAKALAH
Disusun Oleh :
Rosita Amelia
AL – MASTHURIYAH
SUKABUMI 2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang maha kuasa dan maha penyayang.
Dengan segala kelimpahan nikmatnya, rahmatnya, hidayahnya dan inayahnya,
sehingga kami dipermudah untuk dapat menyelesaikan Makalah ini. Kami susun
makalah ini dengan segenap tenaga kami. Tidak hanya itu, tetapi dengan bantuan
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah. Oleh karena
itu, kami ingin mengucapkan jazakumullah khairan kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kami sadar bahwasanya didalam makalah ini masih terdapat kekurangan
baik dari segi susunan kalimat dan tata bahasanya. Karena itu, dengan hati yang
terbuka kami siap menerimanya segala saran dan kritikan dari para pembaca
supaya kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga
adanya makalah tentang “Merdeka Belajar dan Implikasinya” dapat memberikan
pengetahuan yang lebih dari pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG.......................................................................................
B.RUMUSAN MASALAH...................................................................................
C.TUJUAN MASALAH .....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A.LANDASAN TEORI ......................................................................................4
B.KONSEP MERDEKA BELAJAR ...................................................................6
C.EMPAT POKOK KEBIJAKAN MERDEKA BELAJAR ...............................7
D.TUJUAM MERDEKA BELAJAR ..................................................................8
E.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MERDEKA BELAJAR .....................10
F.IMPLIKASI MERDEKA BELAJAR................................................................11
BAB IV PENUTUPAN
A.KESIMPULAN.................................................................................................13
B.SARAN .............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Seiring berkembangnya perubahan sosial, budaya, dunia kerja, dan
kemajuan teknologi yang sangat pesat, maka Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan ( KEMENDIKBUD) menyiapkan para pelajar atau peserta didik
untuk menyongsong perubahan, kemajuan dan perkembangan zaman, untuk
dituntut mampu melaksanakan, dan merancang proses pembelajaran yang kreatif
dan inovatif, supaya dapat meraih capaian dan tujuan pembelajaran yang
mencakup aspek sikap pengetahuan dan keterampilan secara optimal dan tentunya
juga relevan .
Di era revolusi industri 4.0 terdapat tantangan tersendiri sekaligus
menjadi peluang bagi lembaga pendidikan untuk menjadi titik prasyarat untuk
bisa lebih maju dan berkembang. Lembaga pendidikan harus mempunyai daya
inovasi dan juga dapat memberlakukan sebuah kolaborasi, jika sebuah lembaga
pendidikan tidak mampu untuk berkolaborasi dan berinovasi maka akan tertinggal
jauh di telan waktu, dan pula sebaliknya jika lembaga mampu menciptakan
sumber daya yang mampu mengembangkan, memajukan dan mewujudkan cita-
cita bangsa yaitu membelajarkan manusia. Menjadi seorang pembelajar bukanlah
suatu hal yang mudah layaknya membalikkan telapak tangan. Lembaga
pendidikan harus mampu menyelaraskan dan menyeimbangkan sistem pendidikan
dengan perkembangan zaman dan sistem pendidikan diharapkan mampu
mewujudkan peserta didik memiliki daya keterampilan yang yang mampu
berpikir secara kritis memecahkan masalah serta memiliki keterampilan dalam
berkomunikasi dan berkolaborasi yang kreatif dan inovatif.
Di dalam acara peringatan Hari Guru Nasional di tahun 2019 Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud Mencetuskan konsep "
Pendidikan Merdeka belajar ". Konsep tersebut merupakan suatu respon terhadap
kebutuhan sistem pendidikan pada era industrial revolution 4.0, menteri Nadiem
Makarim menyebutkan merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir,
kemerdekaan berpikir ditentukan oleh guru titik jadi kunci utama yang menunjang
sistem pendidikan yang baru adalah guru yang di mana guru bertugas untuk
membentuk masa depan bangsa. Konsep Merdeka Belajar diasumsikan bukan lagi
menjadi gagasan tetapi lebih dikatakan sebagai sebuah kebijakan yang akan
dilaksanakan Merdeka belajar kemerdekaan adalah sat kata yang sering dimaknai
dan digambarkan dengan kebebasan dalam arti yang sesungguhnya. Yang menjadi
titik permasalahan adalah masih terdapat pengekangan di mana-mana khususnya
pendidikan, pendidik dan peserta didik belum dapat merasakan otonomi yang
cukup untuk menentukan arah kebijaksanaan dalam belajar dan mengajar karena
masih diatur oleh regulasi yang membuat rencana proses pelaksanaan dan evaluasi
yang dilaksanakan terkesan terbatas dan mengikat.
Konsep Merdeka Belajar yang merupakan sebuah tawaran dalam
merekonstruksi sistem pendidikan nasional, dengan tata ulang sistem pendidikan
dalam rangka menyongsong kemajuan perubahan dan kemajuan bangsa yang
menyesuaikan perubahan zaman. Dengan adanya pengembalian hakikat dari
pendidikan yang sebenarnya adalah pendidikan untuk memanusiakan manusia dan
pendidikan yang membebaskan aktivitas belajar yang semula adalah aktivitas
alami anak yang dirampas menjadi agenda orang dewasa yang dipaksakan pada
peserta didik. Pendidik mengharuskan dimana dan kapan waktunya belajar, tanpa
peduli apa yang sedang dialami anak. Pendidik mendikte materi dan tujuan apa
yang harus dipelajari peserta didik goma meski tidak relevan di dalam kehidupan
peserta didik. Bahkan Ki Hajar Dewantoro menekankan beberapa kali tentang
kemerdekaan belajar. "... kemerdekaan hendaknya dikenakan terhadap caranya
anak-anak berpikir, yaitu jangan selalu dipelopori, atau disuruh mengakui buah
pikiran orang lain, akan tetap biasakanlah anak-anak mencari sendiri segala
pengetahuan dengan menggunakan pikirannya sendiri... " (buku peringatan Taman
Siswa 30 tahun 1922-1952) kemerdekaan belajar merupakan perkara yang
substansial, menjadi prasyarat terpenuhinya sebuah capaian-capaian belajar titik
tanpa kemerdekaan belajar, peserta didik tidak bisa gemar belajar. Pendidikan
budi pekerti tidak akan tercapai karena semua perilaku bukan dilandasi dengan
kesadaran. Konsep Merdeka belajar. Antara pendidik dan peserta didik merupakan
subjek di dalam sistem pembelajaran, yang berarti guru bukan dijadikan lagi
sebagai sumber kebenaran oleh siswa namun pendidik dan peserta didik
berkolaborasi menjadi penggerak dan mencari kebenaran dan posisi peserta didik
di ruang kelas juga bukan untuk menanam atau menyeragamkan kebenaran untuk
menurut pada guru namun menggali sebuah kebenaran, daya pikir dan kritisnya
peserta didik melihat perkembangan dunia dan fenomena yang terjadi. adanya
peluang dan berkembangnya internet, teknologi informasi menjadi sebuah
momentum kemerdekaan belajar. Dengan ini dapat meretas sistem pendidikan
yang kaku dan tidak membebaskan kebebasan untuk belajar dengan mandiri
kreatif dan berinovasi dapat dilakukan oleh semua unit pendidikan.
Saat ini antara guru dan peserta didik mempunyai pengalaman tersendiri
termasuk di dalam sebuah lingkungan. Adaptasi sistem pendidikan di era revolusi
industri 4.0 memulai stimulasi dengan proses literasi baru. Di era ini memiliki
pengalaman yang luas pada dengan dunia digital atau visual saat ini tugas seorang
lembaga pendidikan bisa memimpin, mengarahkan dan menggali daya kritis dan
potensi peserta didiknya di dalam proses pembelajaran untuk membangun sebuah
ekosistem pendidikan yang memfasilitasi tumbuh berkembangnya karakter
kemandirian, inovasi, keahlian dan kenyamanan peserta didik maka Merdeka
belajar diharapkan dapat membentuk sumber daya yang berkualitas dan unggul
untuk menuntaskan peluang pendidikan pada era industrial Revolution 4.0 yang
bertujuan memajukan sebuah bangsa dan negara berdasarkan pada uraian latar
belakang diatas maka diperlukan penelitian yang mendalam tentang metode
pembelajaran dalam sistem pendidikan Merdeka belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian merdeka belajar ?
2. Apa tujuan utama merdeka belajar ?
3. Apa landasan merdekSsa belajar dalam memajukan pendidikan?
4. Bagaimana merdeka belajar menjadi pembelajaran yang inovatif ?
C.Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian merdeka belajar
2. Untuk mengetahui tujuan utama merdeka belajar
3. Untuk mengetahui tujuan utama merdeka belajar
4. Untuk mengetahui merdeka belajar menjadi pembelajaran yang inovati
BAB II
A. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Merdeka Belajar
Di dalam kamus besar bahasa Indonesia kata merdeka dapat diartikan
sebagai bebas dari penghambaan, penjajahan atau dapat dimaknai dengan berdiri
sendiri. dalam bahasa arab kata merdeka lazim dengan penyebutan hurriyah yang
artinya bebas dari segala bentuk pengikatan diri terhadap apapun atau istiqla.
dalam kontek ini merdeka sama saja dengen keleluasaan untuk berfikir secara
bebas dan menentukan nasibnya sendiri. sedangkan belajar merupakan perubahan
perilaku yang relatif permanen didalam berperilaku, berkehidupan yamh
diidapatkan sebagai hasil dari pengamatan atau latihan.
Menurut Moh. Surya belajar merupakan sebuah usaha yang di upayakan
untuk perubahan setiap individu untuk memperoleh perubahan secara keseluruhan
yang didapatkan dari proses pengalaman serta respon dari interaksi terhadap
lingkungan kepada setiap individu. Sedangkan pandangan dari (sanjaya:2010)
kata belajar memiliki makna harfiah yang mengedepankan perubahan proses
mental yang di akibatkan dari rangsangan interaksi lingkungan. Secara umum
telah di kemukakan bahwa belajar sebagai perubahan pada individu yang terjadi
melalui pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya
atau karakteristik seseorang sejak lahir. maka dari itu merdeka belajar merupakan
kebebasan didalam menentukan cara berperilaku, berprose, berfikir, berlaku
kreatif guna pengembangan diri setiap individu dengan menentukan nasib dirinya
sendiri.
Merdeka belajar dapat dimaknai pemberian ruang yang lebih terhadap
siswa dengan adanya kesempatan belajar secara nyaman tenang dan bebas tampa
adanya tekanan, dengan memperhitungkan bakat alamaiah yang dimiliki setiap
siswa. Dalam pidatonya pada hari guru nasional mentri pendidikan dan
kebudayaan nadiem makarim memaparkan suatu kebijakan mengenai merdeka
belajar yang didalamnya terdidi dari empat poin yang di gadang-gadang akan
membawa perubahan dan dampak besar dalam dunia pendidikan. Secara lugas
nadiem makarim menjelaskan tentang merdeka belajar deng empat pokok
bahasan, yang pertama: USBN, UN, RPP, dan PPDB.
B. Konsep merdeka belajar
Membicarakan konsep merdeka belajar tentu ada beberapa relevansi
terhadap teori belajar kontruktivisme. Didalam pendangannya anak
mengintruksikan pengetahuan yang didapat sebagai hasil interaksi yang
didapatkan dari hasil pengamatan , pengalaman dari objek yang anak hadapi.
Dalam proses kontruktivisme pembelajaran anak lebih cenderung memiliki titik
focus terhadap keaktifan setiap individu dalam membentuk pengetahuan. Anak
didik di harapkan memiliki motivasi belajar sesuai apa yang ia inginkan tanpa
adanya tekanan dari pihak manapun. Merdeka belajar memiliki ciri khas dalam
proses pembelajarana yang kritis, kreatif, inovatif, transformatif, relevan efektif
dan efisien. Dalam hal ini kementrian pendidikan dan kebudayaan menyuguhkan
konsep tersebut dalam dunia pendidikan di Indonesia. Menitik beratkan pada
merdeka belajar dan guru penggerak. Yang artinya anak didik memiliki kebebasan
untuk memperoleh pendidikan dan guru menjadi penggerak (motor) guna
tercapainya proses merdeka belajar. Proses belajar yang dijalani dengan cara
menyenangkan memungkinkan siswa mampu mengingat materi lebih banyak dan
lebih lama, dengan kata lain tingkat retensinya lebih kuat. Dalam pandangan Ki
Hajar Dewantara di atas, merdeka belajar pada gilirannya menghasilkan
kreativitas yang merupakan elemen penting bagi sebuah kemajuan. Hal ini guru
menjadi fasilitator didalam proses pembelajaran. Kemendikbud menekankan
bahwa gebrakan merdeka belajar ini di cirikan dengan dimulainya
dikembalikannya USBN kepihak sekolah, dihapuskannya UN kemudian
digantikan dengan proses asesmen kompotensi minimum dan survei karakter.
Dalam hal ini kemendikbud berkeinginan agar tidak adanya tekanan nilai terhadap
anak didik sehingga anak didik tidak terpaku dengan nilai angka. Dan yang
terakhir, membentuk karakter anak didik yang berkompeten, unggul dalam
sumber daya manusia serta memiliki budi pekerti yang luhur.
C. Esensi merdeka belajar
Menggali potensi besar para guru sekolah dan murid betah untuk
berinovasi dan meningkatkan pembelajaran secara mandiri bukan hanya melalui
birokrasi pendidikan,tetapi benar- benar inovasi pendidikan, keberagaman
pendekatan pembelajaran dengan dukungan teknologi. Sehingga setiap anak didik
mampu berfikir kritis, inovatif, kreatif, transformative guna menjadi sumber daya
manusia yang unggul dan berkompeten .
BAB IV PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Merdeka belajar merupakan kebebasan didalam menentukan cara
berperilaku, berprose, berfikir, berlaku kreatif guna pengembangan diri setiap
individu dengan menentukan nasib dirinya sendiri.
➢ Konsep Merdeka Belajar
1. Beragam tempat dan waktu
2. Free choice
3. Personalized learning
4. Berbasis proyek
5. Pengalaman lapangan
6. Interpretasi data
➢ Empat Pokok Kebijakan Merdeka Belajar
1. Penilaian USBN komprehensif
2. UN 2020 jadi UN terakhir
3. Penyederhanaan RPP
4. Zonasi lebih oleksibel
➢ Tujuam Merdeka Belajar
menciptakan link and match atau yang menghubungkan dunia belajar dan
dunia kerja. Kebijakan Merdeka Belajar juga bertujuan untuk mewujudkan
kualitas atau mutu pendidikan yang berkelanjutan.
➢ Kelebihan dan Kekurangan Merdeka Belajar
Kelebihannya:
1. Anak Didik Bebas Berekspresi
2. Anak Didik Tidak Dituntut Sama
3. Rpp 1 lembar
Kekurangannya:
1. Membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit
2. Kurangnya guru yang merdeka
3. Kurangnya referensi
➢ Implikasi Merdeka Belajar
Ada beberapa kerangka pendidikan yang harus diperbaiki agar terciptanya
merdeka belajar, yakni :
1. Memperbaiki kerangka standar kompetensi guru
2. Memperbaiki kurikulum PPG
3. Memperbaiki sistem sertifikasi guru
4. Memvisikan pendidikan guru berkelas dunia
5. Mengkaji kajian literatur model kompetensi
B. SARAN
. Semoga program merdeka belajar ini menjadikan sistem pendidikan
indonesia menjadi
lebih maju dan tidak wacana.
DAFTAR PUSTAKA
Iwinsah, R. (2020) Menakar Konsep “MERDEKA BELAJAR”, Intens.News.
KEMENDIKBUD (2020) Buku Panduan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka.
Edisi ke-3.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud RI.
Rosyidi, U. (2020) Merdeka Belajar; Aplikasinya dalam Manajemen Pendidikan
& Pembelajaran di Sekolah. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, Ketua Umum
Pengurus Besar PGRI.
Tim Kompasiana (2020) Merdeka Belajar demi Mewujudkan Indonesia Maju,
kompasiana.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group.
Suparno, Paul. 2001. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara