Oleh :
Kelompok 2
Andini Shafiratus Zahra (220151609903)
Diyan Rakhmasari (220151605541)
Meilia Wahidaturrohmah A (220151608515)
Salmaa Nafiaturahmah (220151610845)
Tito Zaini Putra Hata (220151605874)
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang .........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan .................................................................................................................2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
A. Pengertian Kurikulum Merdeka Belajar ..................................................................... 3
B. Konsep Merdeka Belajar ............................................................................................. 3
C. Faktor yang Menunjang Kurikulum Merdeka ............................................................. 4
D. Implementasi Kurikulum Merdeka ............................................................................. 5
E. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka ....................................................... 6
F. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kurikulum Merdeka ................... 7
BAB III...................................................................................................................................... 9
PENUTUP................................................................................................................................. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pembelajaran ialah sebuah tahapan atau proses agar peserta didik melakukan aktivitas
belajar. Pembelajaran merupakan kegiatan mempengaruhi peserta didik untuk senantiasa
mengembangkan segala potensinya melalui proses belajar mengajar. Dalam sebuah
pembelajaran, guru dituntut untuk dapat mengembangkan potensi peserta didik tersebut,
dalam aspek kognitif, afektif, dan keterampilannya.
Dalam belajar terdapat interaksi antara pendidik (guru) dengan peserta didik (murid)
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap pembelajaran pasti memiliki tujuan, dan
tujuan tersebut dapat tercapai apabila penerapan pembelajaran sesuai dengan kondisi
peserta didik. Sejauh ini pembelajaran di Indonesia hanya terfokus pada pendidik (guru)
sebagai sumber utama, hal itu menyebabkan peserta didik kurang terlibat dalam
pembelajaran. Pembelajaran seperti ini tidak akan membuat peserta didik menjadi aktif.
Seiring kemajuan zaman, tentunya dibutuhkan teknologi dan sumber daya manusia yang
jauh lebih berkualitas. Langkah paling baik untuk mewujudkan tujuan di atas adalah dengan
adanya ahli kependidikan yang berhasil guna dan berdaya guna tinggi, seperti student active
learning.
Implementasi pendidikan harus selalu berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman, karena pendidikan merupakan bekal yang harus dimiliki oleh setiap umat manusia
dalam menjalani kehidupan yang semakin maju dan berkembang. Karena hal inilah Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim
mencetuskan program “Merdeka Belajar” yang bertujuan untuk merespons kebutuhan
pendidikan terhadap era revolusi industri 4.0. Kurikulum Merdeka akan menghasilkan
lulusan yang memiliki kesiapan dalam menghadapi tantangan zaman di era 4.0. Konsep
merdeka belajar sendiri memiliki esensi bahwa peserta didik nantinya akan memiliki
kebebasan dalam berpikir baik secara individu maupun kelompok, sehingga di masa
mendatang dapat melahirkan peserta didik yang unggul, kritis, kreatif, kolaboratif, inovatif,
serta partisipasi. Implementasi kebijakan merdeka belajar mendorong peran guru baik
dalam pengembangan kurikulum maupun dalam proses pembelajaran.
Dalam hal ini, selain siswa, guru dan orang tua juga turut andil dalam proses
pengembangan pengajaran merdeka belajar. Seperti yang kita ketahui bahwa siswa sekolah
dasar masih terlalu dini untuk mendapat pengajaran yang sifatnya keras dan dipatok nilai,
apalagi di usia mereka sedang dalam usia perkembangan untuk mengenali apa yang mereka
sukai dan bukan berdasarkan tuntutan. Maka dari itu, dengan adanya konsep merdeka
belajar ini dapat membuat siswa terutama siswa sekolah dasar mengembangkan bakat yang
mereka miliki dan belajar untuk mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi serta
melatih dalam proses pemecahan masalah.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Kurikulum Merdeka Belajar ?
2. Bagaimana konsep dari Merdeka Belajar ?
3. Faktor apa saja yang menunjang Kurikulum Merdeka?
4. Bagaimana implementasi Kurikulum Merdeka Belajar ?
5. Apa kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum Merdeka Belajar ?
6. Apa saja yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan Merdeka Belajar ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu program terbaru dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak
Nadiem Makarim adalah Merdeka Belajar yang ingin menciptakan suasana belajar
yang Bahagia. Tujuan diadakannya program ini adalah agar guru, siswa dan orang tua
dapat memiliki suasana yang menyenangkan dan menikmati proses belajar. Merdeka
belajar berarti proses pendidikan harus menciptakan suasana yang menyenangkan.
Merdeka belajar merupakan bentuk penyesuaian kebijakan untuk mengembalikan
esensi dari asesmen yang semakin dilupakan. Konsep Merdeka Belajar adalah
mengembalikan sistem pendidikan nasional kepada undang-undang untuk memberikan
kemerdekaan sekolah menginterpretasi kompetensi dasar kurikulum menjadi penilaian
mereka.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Merdeka diartikan sebagai bebas dari
penghambatan, penjajahan atau dapat berdiri sendiri. Sedangkan belajar merupakan
perubahan perilaku yang relative permanen didalam berperilaku, berkehidupan yang
didapatkan sebagai hasil pengamatan atau latihan. Secara umum telah dikemukakan
bahwa belajar sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman dan
bukan karena pertumbuhan atau perkembangan karakteristik seseorang sejak lahir.
Maka dari itu merdeka belajar merupakan kebebasan didalam menentukan cara
berperilaku, berproses, berfikir, berlaku kreatif guna pengembangan diri setiap individu
dengan menentukan nasibnya sendiri. Merdeka belajar dapat dimaknai pemberian
ruang yang lebih terhadap siswa dengan adanya kesempatan belajar secara nyaman
tenang dan bebas tanpa adanya tekanan, dengan memperhitungkan bakat alamiah yang
dimiliki setiap siswa.
3
belajar memiliki ciri khasdalam proses pembelajarana yang kritis, kreatif, inovatif,
transformatif, relevan efektifdan efisien. Dalam hal ini kementrian pendidikan dan
kebudayaan menyuguhkan konseptersebut dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Menitik beratkan pada merdeka belajardan guru penggerak. Yang artinya anak didik
memiliki kebebasan untuk memperoleh pendidikan dan guru menjadi penggerak
(motor) guna tercapainya proses merdeka belajar. Proses belajar yang dijalani dengan
cara menyenangkan memungkinkan siswamampu mengingat materi lebih banyak dan
lebih lama, dengan kata lain tingkatretensinya lebih kuat. (Abdullah, 2020)
Dalam pandangan Ki Hajar Dewantara di atas, merdeka belajar pada gilirannya
menghasilkan kreativitas yang merupakan elemen penting bagi sebuahkemajuan. Hal
ini guru menjadi fasilitator didalam proses pembelajaran. Kemendikbudmenekankan
bahwa gebrakan merdeka belajar ini di cirikan dengan dimulainyadikembalikannya
USBN kepihak sekolah, dihapuskannya UN kemudian digantikandengan proses
asesmen kompotensi minimum dan survei karakter. Dalam hal inikemendikbud
berkeinginan agar tidak adanya tekanan nilai terhadap anak didik sehinggaanak didik
tidak terpaku dengan nilai angka. Dan yang terakhir, membentuk karakteranak didik
yang berkompeten, unggul dalam sumber daya manusia serta memiliki budi pekerti
yang luhur
4
dalam menyusun modul ajar dan modul projek. Data yang diperoleh ditindaklanjuti
dengan memberi pendampingan secara personal kepada guru yang bersangkutan.
5
dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi No. 162
Tahun 2021 bahwa kerangka dasar kurikulum terdiri dari:
a) Struktur kurikulum
b) Capaian pembelajaran
c) Prinsip pembelajaran dan asessment.
6
Kekurangan :
➢ Membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit
Dengan bebasnya berekspresi anak didik dalam belajar, tentunya memakan
waktu dan biaya yang tidak sedikit karena dalam prosesnya anak didik berbeda-
beda pemahaman
➢ Kurangnya guru yang merdeka
Untuk mewujudkan anak didik yang merdeka dalam belajar tentunya
memerlukan guru yang merdeka dalam mengajar juga, tetapi pengalaman para
guru yang merdeka hanya sedikit kebanyakan dilihat dari pengalaman para guru
pada masa kuliahnya dulu, hal ini disebabkan oleh kurangnya pengalaman para
guru, karena program merdeka belajar baru-baru ini diterbitkan.
➢ Kurangnya referensi
Untuk menjalankan program merdeka belajar ini tentunya memerlukan
referensi atau rujukan seperti buku sebagai alat belajar, buku yang ada sekarang
dinilai rendah, maka dari itu memerlukan buku yang lebih efisien untuk
menjalankan pembelajaran dan mewujudkan program merdeka belajar ini.
(Wirakusuma, 2020)
7
oleh Dinas Pendidiakan Provinsi dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
namun kurang optimal hasilnya.
• Kurang matangnya perencanaan dalam implementasi Kurikulum Merdeka ini akan
menjadi faktor penghambat. Koordinasi yang lemah antara berbagai jenjang
pemerintahan yang bertanggungjawab terhadap implementasi kurikulum juga
mendaji kelemahan lain.
• Manajemen implementasi kurikulum yang harus diperbaiki mulai dari penentuan
target implementasi, penganggaran, pengadaan sarana pendidikan, pelatihan,
implementasi dan pendampingan, serta evaluasi keberhasilan dan kegagalannya.
Saran yang dapat dilakukan agar Implementasi Kurikulum menjadi lebih baik :
• Perlu adanya perencanaan yang matang mulai penentuan target, penganggaran,
pengadaan sarana, pelatihan, implementasi dan pendampingan, serta evaluasi
dalam implementasi nya.
• Meningkatkan koordinasi antara Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota, Dinas
Pendidikan Provinsi, dan Kementerian pendidikan dan Kebudayaan dalam
memberikan pelatihan terhadap guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah.
Termasuk di antaranya adalah koordinasi dalam pengadaan buku dan proses
pengirimannya hingga ke sekolah-sekolah sehingga tidak mengalami
keterlambatan.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang
beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu
untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Konsep merdeka belajar
memiliki relevansi terhadap teori belajar kontruktivisme. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kurikulum merdeka agar dapat diimplementasikan sesuai dengan
ketentuan perundangan antara lain, Faktor Perubahan Paradigma Guru, Membentuk
komite tim pembelajaran, pelatihan, dan sistemati monitoring. Implementasi dari
kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yaitu pentingnya perumusan
kurikulum yang maksimal karena melibatkan mitra untuk mencapai hasil pembelajaran
di perguruan tinggi.
Kurikulum merdeka memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya
diantaranya adalah anak didik bebas berkespresi, anak didik tidak dituntut Sama, dan
RPP satu lembar. Kekurangan nya diantaranya membutuhkan waktu dan biaya yang
tidak sedikit, kurangnya guru yang merdeka, dan kurangnya referensi. Dalam
implementasi nya kurikulum merdeka juga memiliki faktor yang menjadi pendukung
dan penghambat nya, faktor yang mendukung seperti anggaran dari pemerintah pusat
dan tekhnologi yang cukup memadai dibeberapa sekolah. Pengahambatmya contohnya
sosialisasi yang belum merata kepada semua guru dan persebaran fasilitas yang tidak
merata sehingga beberapa sekolah belum siap melaksanakan kurikulum merdeka.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
kurikulum merdeka dan implementasinya, serta faktor dan hambatan yang ada, bila
dirasa informasi yang ada kurang ataupun membutuhkan pemahaman lebih dalam lagi,
pembaca dapat mengakses daftar rujukan yang telah kami cantumkan, ataupun mencari
informasi dari sumber yang lebih kredibel lainnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, I. (2020, November 03). Merdeka Belajar dan Implikasinya.
Dewi, K. P. (2022, November 17). Implementasi Merdeka Belajar dalam Dunia Pendidikan .
Kemendikbud. (2020). Kurikulum Merdeka. Retrieved Februari 12, 2023
Kemendikbud. (n.d.). Kurikulum Merdeka sebagai Opsi satuan Pendidikan dalam rangka
Pemulihan Pembelajaran . Retrieved from
https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/detail-ikm/
Purwanto. (2022, Agustus 19). Faktor Penentu Sukses Implementasi Kurikulum Merdeka.
Wirakusuma, A. N. (2020, November 3). Merdeka Belajar dan Implikasinya.
10