Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Kajian Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar


Makalah Ini dibuat untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Kajian dan Pengembangan
Kurikulum yang dibimbing oleh Prof. Sa’dun Akbar

Oleh :
Kelompok 2
Andini Shafiratus Zahra (220151609903)
Diyan Rakhmasari (220151605541)
Meilia Wahidaturrohmah A (220151608515)
Salmaa Nafiaturahmah (220151610845)
Tito Zaini Putra Hata (220151605874)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIERSITAS NEGERI MALANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nyalah, makalah ini dpat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapaun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kajian dan
Pengembangan Kurikulum.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepad Prof. Sa’dun Akbar M.Pd selaku
dosen mata kuliah Kajian dan Pengembangan Kurikulum yang telah memberi kesempatan dan
kepercayaannya kepada kami untuk membuat dan menyelesaikan makalah ini. Sehingga kami
memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama kami membuat dan
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kepada seluruh rekan kami yang membantu
penyelesaian makalah ini dengan baik.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Malang, 11 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang .........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan .................................................................................................................2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
A. Pengertian Kurikulum Merdeka Belajar ..................................................................... 3
B. Konsep Merdeka Belajar ............................................................................................. 3
C. Faktor yang Menunjang Kurikulum Merdeka ............................................................. 4
D. Implementasi Kurikulum Merdeka ............................................................................. 5
E. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka ....................................................... 6
F. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kurikulum Merdeka ................... 7
BAB III...................................................................................................................................... 9
PENUTUP................................................................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pembelajaran ialah sebuah tahapan atau proses agar peserta didik melakukan aktivitas
belajar. Pembelajaran merupakan kegiatan mempengaruhi peserta didik untuk senantiasa
mengembangkan segala potensinya melalui proses belajar mengajar. Dalam sebuah
pembelajaran, guru dituntut untuk dapat mengembangkan potensi peserta didik tersebut,
dalam aspek kognitif, afektif, dan keterampilannya.
Dalam belajar terdapat interaksi antara pendidik (guru) dengan peserta didik (murid)
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap pembelajaran pasti memiliki tujuan, dan
tujuan tersebut dapat tercapai apabila penerapan pembelajaran sesuai dengan kondisi
peserta didik. Sejauh ini pembelajaran di Indonesia hanya terfokus pada pendidik (guru)
sebagai sumber utama, hal itu menyebabkan peserta didik kurang terlibat dalam
pembelajaran. Pembelajaran seperti ini tidak akan membuat peserta didik menjadi aktif.
Seiring kemajuan zaman, tentunya dibutuhkan teknologi dan sumber daya manusia yang
jauh lebih berkualitas. Langkah paling baik untuk mewujudkan tujuan di atas adalah dengan
adanya ahli kependidikan yang berhasil guna dan berdaya guna tinggi, seperti student active
learning.
Implementasi pendidikan harus selalu berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman, karena pendidikan merupakan bekal yang harus dimiliki oleh setiap umat manusia
dalam menjalani kehidupan yang semakin maju dan berkembang. Karena hal inilah Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim
mencetuskan program “Merdeka Belajar” yang bertujuan untuk merespons kebutuhan
pendidikan terhadap era revolusi industri 4.0. Kurikulum Merdeka akan menghasilkan
lulusan yang memiliki kesiapan dalam menghadapi tantangan zaman di era 4.0. Konsep
merdeka belajar sendiri memiliki esensi bahwa peserta didik nantinya akan memiliki
kebebasan dalam berpikir baik secara individu maupun kelompok, sehingga di masa
mendatang dapat melahirkan peserta didik yang unggul, kritis, kreatif, kolaboratif, inovatif,
serta partisipasi. Implementasi kebijakan merdeka belajar mendorong peran guru baik
dalam pengembangan kurikulum maupun dalam proses pembelajaran.
Dalam hal ini, selain siswa, guru dan orang tua juga turut andil dalam proses
pengembangan pengajaran merdeka belajar. Seperti yang kita ketahui bahwa siswa sekolah
dasar masih terlalu dini untuk mendapat pengajaran yang sifatnya keras dan dipatok nilai,
apalagi di usia mereka sedang dalam usia perkembangan untuk mengenali apa yang mereka
sukai dan bukan berdasarkan tuntutan. Maka dari itu, dengan adanya konsep merdeka
belajar ini dapat membuat siswa terutama siswa sekolah dasar mengembangkan bakat yang
mereka miliki dan belajar untuk mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi serta
melatih dalam proses pemecahan masalah.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Kurikulum Merdeka Belajar ?
2. Bagaimana konsep dari Merdeka Belajar ?
3. Faktor apa saja yang menunjang Kurikulum Merdeka?
4. Bagaimana implementasi Kurikulum Merdeka Belajar ?
5. Apa kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum Merdeka Belajar ?
6. Apa saja yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan Merdeka Belajar ?

1.3 Maksud dan Tujuan


Maksud :
1. Memahami pengertian dan faktor yang menunjang kurikulum merdeka
2. Mengetahui bagaimana kurikulum merdeka di implementasikan dan penghambat yang
ada dalam praktik nya
Tujuan :
1. Memahami pengertian dari kurikulum merdeka belajar
2. Memahami konsep dari kurikulum merdeka belajar
3. Mengetahui faktor yang menunjang kurikulum merdeka belajar
4. Memahami implementasi dari kurikulum merdeka belajar
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kurikulum merdeka belajar
6. Mengetahui apa yang menjadi penghambat pelaksanaan kurikulum merdeka belajar
dan solusinya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Merdeka Belajar

Salah satu program terbaru dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak
Nadiem Makarim adalah Merdeka Belajar yang ingin menciptakan suasana belajar
yang Bahagia. Tujuan diadakannya program ini adalah agar guru, siswa dan orang tua
dapat memiliki suasana yang menyenangkan dan menikmati proses belajar. Merdeka
belajar berarti proses pendidikan harus menciptakan suasana yang menyenangkan.
Merdeka belajar merupakan bentuk penyesuaian kebijakan untuk mengembalikan
esensi dari asesmen yang semakin dilupakan. Konsep Merdeka Belajar adalah
mengembalikan sistem pendidikan nasional kepada undang-undang untuk memberikan
kemerdekaan sekolah menginterpretasi kompetensi dasar kurikulum menjadi penilaian
mereka.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Merdeka diartikan sebagai bebas dari
penghambatan, penjajahan atau dapat berdiri sendiri. Sedangkan belajar merupakan
perubahan perilaku yang relative permanen didalam berperilaku, berkehidupan yang
didapatkan sebagai hasil pengamatan atau latihan. Secara umum telah dikemukakan
bahwa belajar sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman dan
bukan karena pertumbuhan atau perkembangan karakteristik seseorang sejak lahir.
Maka dari itu merdeka belajar merupakan kebebasan didalam menentukan cara
berperilaku, berproses, berfikir, berlaku kreatif guna pengembangan diri setiap individu
dengan menentukan nasibnya sendiri. Merdeka belajar dapat dimaknai pemberian
ruang yang lebih terhadap siswa dengan adanya kesempatan belajar secara nyaman
tenang dan bebas tanpa adanya tekanan, dengan memperhitungkan bakat alamiah yang
dimiliki setiap siswa.

Di pengertian yang lain Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan


pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar
peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan
kompetensi. (Kemendikbud, Kurikulum Merdeka, 2020) Guru memiliki keleluasaan
untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan
dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Projek untuk menguatkan
pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang
ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target
capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.

B. Konsep Merdeka Belajar


Membicarakan konsep merdeka belajar tentu ada beberapa relevansi terhadap
teori belajar kontruktivisme. Didalam pendangannya anak mengintruksikan
pengetahuan yang didapat sebagai hasil interaksi yang didapatkan dari hasil
pengamatan, pengalaman dariobjek yang anak hadapi. Dalam proses kontruktivisme
pembelajaran anak lebihcenderung memiliki titik focus terhadap keaktifan setiap
individu dalam membentuk pengetahuan. Anak didik di harapkan memiliki motivasi
belajar sesuai apa yang iainginkan tanpa adanya tekanan dari pihak manapun. Merdeka

3
belajar memiliki ciri khasdalam proses pembelajarana yang kritis, kreatif, inovatif,
transformatif, relevan efektifdan efisien. Dalam hal ini kementrian pendidikan dan
kebudayaan menyuguhkan konseptersebut dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Menitik beratkan pada merdeka belajardan guru penggerak. Yang artinya anak didik
memiliki kebebasan untuk memperoleh pendidikan dan guru menjadi penggerak
(motor) guna tercapainya proses merdeka belajar. Proses belajar yang dijalani dengan
cara menyenangkan memungkinkan siswamampu mengingat materi lebih banyak dan
lebih lama, dengan kata lain tingkatretensinya lebih kuat. (Abdullah, 2020)
Dalam pandangan Ki Hajar Dewantara di atas, merdeka belajar pada gilirannya
menghasilkan kreativitas yang merupakan elemen penting bagi sebuahkemajuan. Hal
ini guru menjadi fasilitator didalam proses pembelajaran. Kemendikbudmenekankan
bahwa gebrakan merdeka belajar ini di cirikan dengan dimulainyadikembalikannya
USBN kepihak sekolah, dihapuskannya UN kemudian digantikandengan proses
asesmen kompotensi minimum dan survei karakter. Dalam hal inikemendikbud
berkeinginan agar tidak adanya tekanan nilai terhadap anak didik sehinggaanak didik
tidak terpaku dengan nilai angka. Dan yang terakhir, membentuk karakteranak didik
yang berkompeten, unggul dalam sumber daya manusia serta memiliki budi pekerti
yang luhur

C. Faktor yang Menunjang Kurikulum Merdeka


Faktor-faktor yang mempengaruhi kurikulum merdeka agar dapat diimplementasikan
sesuai dengan ketentuan perundangan
1. Perubahan Paradigma Guru
Implementasi kurikulum merdeka adalah implementasi perubahan besar di
dalam pendidikan nasional. Perubahan ini bisa ditelusuri dari landasan hukumnya,
yaitu Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Indonesia tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, Dan Teknologi tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran. (Purwanto, 2022)

2. Membentuk komite tim pembelajaran


Tim komite pembelajar yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
guru Bimbingan Konseling dan beberapa guru. Tim komite pembelajar menjadi tim
yang merancang pelatihan guru, dan menjadi pemantau mutu internal sekolah
dalam menerapkan kurikulum merdeka.
3. Pelatihan
Guru sebagai pemimpin pembelajar harus memahami kurikulum merdeka.
Artinya guru harus mempunyai kompetensi dan keterampilan menjalankan dan
menghidupi kurikulum merdeka. Untuk itu, komite pembelajar merancang
pelatihan bagi guru-guru.
4. Sistematisasi monitoring
Tim komite pembelajar sesuai dengan peran dan tugasnya masing-masing
melakukan pemantauan terhadap kendala dan kesulitan yang dihadapi guru-guru

4
dalam menyusun modul ajar dan modul projek. Data yang diperoleh ditindaklanjuti
dengan memberi pendampingan secara personal kepada guru yang bersangkutan.

D. Implementasi Kurikulum Merdeka


Implementasi dari kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM)
yaitu pentingnya perumusan kurikulum yang maksimal karena melibatkan mitra untuk
mencapai hasil pembelajaran di perguruan tinggi. Dalam pelaksanaannya perguruan
tinggi melibatkan pihak eksternal dalam merumuskan kurikulum sehingga hasil
lulusannya bisa diterima di dunia kerja.
Adanya penjaminan mutu di perguruan tinggi yang bertugas untuk menyusun
kebijakan dan manual mutu, menetapkan mutu, melaksanakan monitoring dan evaluasi
meliputi prinsip penilaian, aspek-aspek penilaian dan prosedur penilaian. Kebijakan
Merdeka Belajar - Kampus Merdeka yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan merupakan kerangka untuk menyiapkan mahasiswa menjadi sarjana yang
tangguh, relevan dengan kebutuhan zaman, dan siap menjadi pemimpin dengan
semangat kebangsaan yang tinggi. Tujuan kebijakan Merdeka Belajar - Kampus
Merdeka, program "hak belajar tiga semester di luar program studi" adalah untuk
meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap
dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa
depan bangsa yang unggul dan berkepribadian.
Dengan menerapkan kurikulum merdeka akan lebih relevan dan interaktif
dimana pembelajaran berbasis proyek akan memberikan kesempatan luas kepada siswa
untuk secara aktif menggali isu-isu yang factual. Sekolah diberi kebebasan untuk
memilih tiga pilihan dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka. Pertama,
menerapkan sebagian serta prinsip kurikulum merdeka dengan tidak mengganti
kurikulum sekolah yang digunakan. Kedua, menggunakan kurikulum merdeka dengan
memakai sarana pembelajaran yang sudah disiapkan. Ketiga, menggunakan kurikulum
merdeka dengan mengembangkan sendiri perangkat ajar. Keunggulan dari adanya
kurikulum merdeka pertama, lebih sederhana dan mendalam. Karena fokus pada materi
yang penting dan pengembangan kompetensi peserta didik pada pasenya. Kedua, lebih
merdeka dimana peserta didik tidak ada program peminatan di SMA. Guru mengajar
sesuai dengan kemampuan dan tingkat perkembangan siswa. Untuk mengembangkan
kurikulum dan pembelajaran sesuai karakteristiknya sekolah mempunyai kekuatan.
(Kemendikbud, n.d.)
Keberadaan sarana dan prasarana juga sangat menunjang terhadap keberhasilan
implementasi penerapan kurikulum merdeka di sekolah. Sarana dan prasarana yang
lengkap sangat menunjang terhadap pelaksanaan kurikulum merdeka di sekolah
penggerak terutama dalam ketersediaan alat-alat IT. Dengan Proses pembelajaran
kurikulum merdeka pada sekolah mengacu pada profil pelajar pancasila yang bertujuan
menghasilkan lulusan yang herkompeten dan menjunjung tinggi nilai-nilai karakter.
Bentuk struktur kurikulum merdeka yaitu kegiatan intrakurikuler, projek penguatan
profil pelajar pancasila serta kegiatan ekstrakurikuler. Sebagaimana yang tercantum

5
dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi No. 162
Tahun 2021 bahwa kerangka dasar kurikulum terdiri dari:
a) Struktur kurikulum
b) Capaian pembelajaran
c) Prinsip pembelajaran dan asessment.

Penilaian dalam kurikulum merdeka di sekolah penggerak yang diterapkan adalah


penilaian secara komprehensif yang mendorong para siswa untuk mempunyai
kompetensi sesuai dengan bakat dan minatnya tanpa membebani siswa dengan
ketercapaian skor minimal yang harus ditempuh siswa atau dapat dikatakan tidak ada
lagi KKM dalam kurikulum merdeka. Guru merdeka bebas dalam melakukan penilaian.
Hal tersebut sejalan dengan dengan apa yang dikatakan oleh Nadiem Makarim di
Jakarta, pada tanggal 11 Desember 2019. Tentang 4 pilar kebijakan yaitu: Ujian
Nasional (UN) yang akan ditiadakan dan diganti dengan Asessment Kompetensi
Minimum serta Survei Karakter, Sekolah masing-masing diberikan kewenangan
seutuhnya mengenai yang terkait kebijakan USBN, Penyederhanaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), PPDB lebih ditekankan pada sistem zonasi. (Dewi,
2022)

E. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka


Program merdeka belajar banyak sekali menuai pro dan kontra di kalangan
masyarakat, karena adanya beberapa kelebihan dan kekurangan dari program
Kurikulum Merdeka Belajar ini. Di antaranya adalah sebagai berikut :
Kelebihan :
➢ Anak didik bebas berekspresi
Anak didik bebas berekspresi maksudnya adalah anak leluasa dalam belajar
karena anak tidak diatur oleh satu pelajaran saja, melainkan intinya anak didik
belajar sesuai potensi yang mereka miliki masing-masing.
➢ Anak Didik tidak Dituntut Sama
Program merdeka belajar ternyata membawa perubahan pada sistem
pendidikan di Indonesia, karena selama ini anak didik ditargetkan oleh nilai
akdemik saja, maka program merdeka belajar menjadikan siswa terlihat istimewa
karena skill yang berbeda-beda, dalam proses pembelajar pengenalan bakatnya,
kita sebagai guru harus selalu ada agar anak tidak putus asa dalam berprosesnya.
➢ RPP 1 Lembar
Dikarenakan anak didik belajar sesuai potensinya masing-masing maka kita
selaku guru yang membimbing anak didik hanya perlu menyesuaikan arah,
dengan adanya RPP 1 lembar beban guru akan sedikit berkurang karena itu juga
diharapkan pendidik sebagai pembimbing anak di sekolah. Pendidik lebih
diarahkan fokus untuk mendampingi peserta didik dalam proses belajarnya.

6
Kekurangan :
➢ Membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit
Dengan bebasnya berekspresi anak didik dalam belajar, tentunya memakan
waktu dan biaya yang tidak sedikit karena dalam prosesnya anak didik berbeda-
beda pemahaman
➢ Kurangnya guru yang merdeka
Untuk mewujudkan anak didik yang merdeka dalam belajar tentunya
memerlukan guru yang merdeka dalam mengajar juga, tetapi pengalaman para
guru yang merdeka hanya sedikit kebanyakan dilihat dari pengalaman para guru
pada masa kuliahnya dulu, hal ini disebabkan oleh kurangnya pengalaman para
guru, karena program merdeka belajar baru-baru ini diterbitkan.
➢ Kurangnya referensi
Untuk menjalankan program merdeka belajar ini tentunya memerlukan
referensi atau rujukan seperti buku sebagai alat belajar, buku yang ada sekarang
dinilai rendah, maka dari itu memerlukan buku yang lebih efisien untuk
menjalankan pembelajaran dan mewujudkan program merdeka belajar ini.
(Wirakusuma, 2020)

F. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kurikulum Merdeka


Faktor Pendukung Implementasi Kurikulum Merdeka di lapangan, diantaranya :
• Penganggaran yang jelas dari pemerintah daerah untuk mendukung implementasi
Kurikulum Merdeka
• Koordinasi yang baik dari pemerintah daerah baik kabupaten maupun provinsi
dengan pemerintah pusat dalam pengadaan sarana pembelajaran dan pelatihan,
perencaan yang baik.
• Ketersediaan sarana pembelajaran lainnya seperti LCD dan sambungan internet.
Faktor Penghambat Implementasi Kurikulum Merdeka, dilapangan :
• Belum semua guru mendapatkan pelatihan, banyak guru yang belum bisa
menerapkan pembelajaran tematik dan saintifik, serta banyak guru yang belum
bisa melakukan penilaian Autentik.
• Guru belum memahami substansi kurikulum sehingga tidak bisa menerapkannya
dengan baik. Kelemahan utama guru dalam pembelajaran adalah kurangnya
pemahaman pendekatan tematik saintifik tanpa tes kognitif dan penilaian terhadap
hasil belajar siswa.
• Dukungan sekolah masih rendah karena belum banyak warga sekolah yang
mendapatkan pelatihan kurikulum ini. Penyebab utama rendahnya dukungan
sekolah karena kurangnya pemahaman warga sekolah tentang kurikulum baru ini,
terutama kepala sekolah dan pengawas sekolah.
• Pemerintah Daerah sudah memberikan dukungan dalam bentuk anggaran
pelatihan, anggaran pendampingan, anggaran pengadaan buku, dan mengirimkan
para guru-kepala sekolah-pengawas sekolah mengikuti pelatihan yang dilakukan

7
oleh Dinas Pendidiakan Provinsi dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
namun kurang optimal hasilnya.
• Kurang matangnya perencanaan dalam implementasi Kurikulum Merdeka ini akan
menjadi faktor penghambat. Koordinasi yang lemah antara berbagai jenjang
pemerintahan yang bertanggungjawab terhadap implementasi kurikulum juga
mendaji kelemahan lain.
• Manajemen implementasi kurikulum yang harus diperbaiki mulai dari penentuan
target implementasi, penganggaran, pengadaan sarana pendidikan, pelatihan,
implementasi dan pendampingan, serta evaluasi keberhasilan dan kegagalannya.
Saran yang dapat dilakukan agar Implementasi Kurikulum menjadi lebih baik :
• Perlu adanya perencanaan yang matang mulai penentuan target, penganggaran,
pengadaan sarana, pelatihan, implementasi dan pendampingan, serta evaluasi
dalam implementasi nya.
• Meningkatkan koordinasi antara Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota, Dinas
Pendidikan Provinsi, dan Kementerian pendidikan dan Kebudayaan dalam
memberikan pelatihan terhadap guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah.
Termasuk di antaranya adalah koordinasi dalam pengadaan buku dan proses
pengirimannya hingga ke sekolah-sekolah sehingga tidak mengalami
keterlambatan.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang
beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu
untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Konsep merdeka belajar
memiliki relevansi terhadap teori belajar kontruktivisme. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kurikulum merdeka agar dapat diimplementasikan sesuai dengan
ketentuan perundangan antara lain, Faktor Perubahan Paradigma Guru, Membentuk
komite tim pembelajaran, pelatihan, dan sistemati monitoring. Implementasi dari
kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yaitu pentingnya perumusan
kurikulum yang maksimal karena melibatkan mitra untuk mencapai hasil pembelajaran
di perguruan tinggi.
Kurikulum merdeka memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya
diantaranya adalah anak didik bebas berkespresi, anak didik tidak dituntut Sama, dan
RPP satu lembar. Kekurangan nya diantaranya membutuhkan waktu dan biaya yang
tidak sedikit, kurangnya guru yang merdeka, dan kurangnya referensi. Dalam
implementasi nya kurikulum merdeka juga memiliki faktor yang menjadi pendukung
dan penghambat nya, faktor yang mendukung seperti anggaran dari pemerintah pusat
dan tekhnologi yang cukup memadai dibeberapa sekolah. Pengahambatmya contohnya
sosialisasi yang belum merata kepada semua guru dan persebaran fasilitas yang tidak
merata sehingga beberapa sekolah belum siap melaksanakan kurikulum merdeka.

B. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
kurikulum merdeka dan implementasinya, serta faktor dan hambatan yang ada, bila
dirasa informasi yang ada kurang ataupun membutuhkan pemahaman lebih dalam lagi,
pembaca dapat mengakses daftar rujukan yang telah kami cantumkan, ataupun mencari
informasi dari sumber yang lebih kredibel lainnya.

9
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, I. (2020, November 03). Merdeka Belajar dan Implikasinya.
Dewi, K. P. (2022, November 17). Implementasi Merdeka Belajar dalam Dunia Pendidikan .
Kemendikbud. (2020). Kurikulum Merdeka. Retrieved Februari 12, 2023
Kemendikbud. (n.d.). Kurikulum Merdeka sebagai Opsi satuan Pendidikan dalam rangka
Pemulihan Pembelajaran . Retrieved from
https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/detail-ikm/
Purwanto. (2022, Agustus 19). Faktor Penentu Sukses Implementasi Kurikulum Merdeka.
Wirakusuma, A. N. (2020, November 3). Merdeka Belajar dan Implikasinya.

10

Anda mungkin juga menyukai