Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MERDEKA BELAJAR

Oleh

Kelompok 10 :

Hotmauli Nadeak (1901010259)


Ica Desria Sinurat (1901010260)
Sherinah Renova Pardede (1901010261)
Rivaldo D.H. Sihombing (1901010262)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANGSIANTAR
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan
Maha Penyayang. Dengan segala kelimpahan nikmatnya, rahmatnya, hidayahnya
dan inayahnya, sehingga kami dipermudah untuk dapat menyelesaikan Makalah
ini. Kami susun makalah ini dengan segenap tenaga kami. Tidak hanya itu, tetapi
dengan bantuan berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Kami sadar
bahwasanya didalam makalah ini masih terdapat kekurangan baik dari segi
susunan kalimat dan tata bahasanya. Karena itu, dengan hati yang terbuka kami
siap menerimanya segala saran dan kritikan dari para pembaca supaya kami dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga adanya makalah
tentang “Merdeka Belajar dan Implikasinya” dapat memberikan pengetahuan
yang lebih dari pembaca.

Pematangsiantar,13 Oktober 2021

Kelompok 10
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………
Daftar Isi…………………………………………………………………..
BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………
a. Latar Belakang…………………………………………………………
b. Rumusan Masalah………………………………………………………
c. Tujuan Masalah…………………………………………………………
BAB II : LANDASAN TEORI……………………………………………
BAB III : PEMBAHASAN……………………………………………….
1. Konsep Merdeka Belajar……………………………………………….
2. Empat Pokok Kebijakan Merdeka Belajar……………………………..
3. Tujuan Merdeka Belajar………………………………………………..
4. Kelebihan dan Kekurangan Merdeka Belajar………………………….
5. Implikasi Merdeka Belajar…………………………………………….
BAB IV : PENUTUP…………………………………….......................
KESIMPULAN…………………………………………………………..
SARAN…………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya perubahan sosial, budaya, dunia kerja, dan kemajuan
teknologi yang sangat pesat, maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
( KEMENDIKBUD) menyiapkan para pelajar atau peserta didik untuk
menyongsong perubahan, kemajuan dan perkembangan zaman, untuk dituntut
mampu melaksanakan, dan merancang proses pembelajaran yang kreatif dan
inovatif, supaya dapat meraih capaian dan tujuan pembelajaran yang mencakup
aspek sikap pengetahuan dan keterampilan secara optimal dan tentunya juga
relevan . Di era revolusi industri 4.0 terdapat tantangan tersendiri sekaligus
menjadi peluang bagi lembaga pendidikan untuk menjadi titik prasyarat untuk
bisa lebih maju dan berkembang. Lembaga pendidikan harus mempunyai daya
inovasi dan juga dapat memberlakukan sebuah kolaborasi, jika sebuah lembaga
pendidikan tidak mampu untuk berkolaborasi dan berinovasi maka akan tertinggal
jauh di telan waktu, dan pula sebaliknya jika lembaga mampu menciptakan
sumber daya yang mampu mengembangkan, memajukan dan mewujudkan cita-
cita bangsa yaitu membelajarkan manusia. Menjadi seorang pembelajar bukanlah
suatu hal yang mudah layaknya membalikkan telapak tangan. Lembaga
pendidikan harus mampu menyelaraskan dan menyeimbangkan sistem pendidikan
dengan perkembangan zaman dan sistem pendidikan diharapkan mampu
mewujudkan peserta didik memiliki daya keterampilan yang yang mampu
berpikir secara kritis memecahkan masalah serta memiliki keterampilan dalam
berkomunikasi dan berkolaborasi yang kreatif dan inovatif. Di dalam acara
peringatan Hari Guru Nasional di tahun 2019 Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan atau Kemendikbud Mencetuskan konsep " Pendidikan Merdeka
belajar ". Konsep tersebut merupakan suatu respon terhadap kebutuhan sistem
pendidikan pada era industrial revolution 4.0, menteri Nadiem Makarim
menyebutkan merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir, kemerdekaan
berpikir ditentukan oleh guru titik jadi kunci utama yang menunjang sistem
pendidikan yang baru adalah guru yang di mana guru bertugas untuk membentuk
masa depan bangsa. Konsep Merdeka Belajar diasumsikan bukan lagi menjadi
gagasan tetapi lebih dikatakan sebagai sebuah kebijakan yang akan dilaksanakan
Merdeka belajar kemerdekaan adalah sat kata yang sering dimaknai dan
digambarkan dengan kebebasan dalam arti yang sesungguhnya. Yang menjadi
titik permasalahan adalah masih terdapat pengekangan di mana-mana khususnya
pendidikan, pendidik dan peserta didik belum dapat merasakan otonomi yang
cukup untuk menentukan arah kebijaksanaan dalam belajar dan mengajar karena
masih diatur oleh regulasi yang membuat rencana proses pelaksanaan dan evaluasi
yang dilaksanakan terkesan terbatas dan mengikat. Konsep Merdeka Belajar yang
merupakan sebuah tawaran dalam merekonstruksi sistem pendidikan nasional,
dengan tata ulang sistem pendidikan dalam rangka menyongsong kemajuan
perubahan dan kemajuan bangsa yang menyesuaikan perubahan zaman. Dengan
adanya pengembalian hakikat dari pendidikan yang sebenarnya adalah pendidikan
untuk memanusiakan manusia dan pendidikan yang membebaskan aktivitas
belajar yang semula adalah aktivitas alami anak yang dirampas menjadi agenda
orang dewasa yang dipaksakan pada peserta didik. Pendidik mengharuskan
dimana dan kapan waktunya belajar, tanpa peduli apa yang sedang dialami anak.
Pendidik mendikte materi dan tujuan apa yang harus dipelajari peserta didik goma
meski tidak relevan di dalam kehidupan peserta didik. Bahkan Ki Hajar
Dewantoro menekankan beberapa kali tentang kemerdekaan belajar. "...
kemerdekaan hendaknya dikenakan terhadap caranya anak-anak berpikir, yaitu
jangan selalu dipelopori, atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain, akan
tetap biasakanlah anak-anak mencari sendiri segala pengetahuan dengan
menggunakan pikirannya sendiri... " (buku peringatan Taman Siswa 30 tahun
1922-1952) kemerdekaan belajar merupakan perkara yang substansial, menjadi
prasyarat terpenuhinya sebuah capaian-capaian belajar titik tanpa kemerdekaan
belajar, peserta didik tidak bisa gemar belajar. Pendidikan budi pekerti tidak akan
tercapai karena semua perilaku bukan dilandasi dengan kesadaran. Konsep
Merdeka belajar. Antara pendidik dan peserta didik merupakan subjek di dalam
sistem pembelajaran, yang berarti guru bukan dijadikan lagi sebagai sumber
kebenaran oleh siswa namun pendidik dan peserta didik berkolaborasi menjadi
penggerak dan mencari kebenaran dan posisi peserta didik di ruang kelas juga
bukan untuk menanam atau menyeragamkan kebenaran untuk menurut pada guru
namun menggali sebuah kebenaran, daya pikir dan kritisnya peserta didik melihat
perkembangan dunia dan fenomena yang terjadi. adanya peluang dan
berkembangnya internet, teknologi informasi menjadi sebuah momentum
kemerdekaan belajar. Dengan ini dapat meretas sistem pendidikan yang kaku dan
tidak membebaskan kebebasan untuk belajar dengan mandiri kreatif dan
berinovasi dapat dilakukan oleh semua unit pendidikan. Saat ini antara guru dan
peserta didik mempunyai pengalaman tersendiri termasuk di dalam sebuah
lingkungan. Adaptasi sistem pendidikan di era revolusi industri 4.0 memulai
stimulasi dengan proses literasi baru. Di era ini memiliki pengalaman yang luas
pada dengan dunia digital atau visual saat ini tugas seorang lembaga pendidikan
bisa memimpin, mengarahkan dan menggali daya kritis dan potensi peserta
didiknya di dalam proses pembelajaran untuk membangun sebuah ekosistem
pendidikan yang memfasilitasi tumbuh berkembangnya karakter kemandirian,
inovasi, keahlian dan kenyamanan peserta didik maka Merdeka belajar diharapkan
dapat membentuk sumber daya yang berkualitas dan unggul untuk menuntaskan
peluang pendidikan pada era industrial Revolution 4.0 yang bertujuan memajukan
sebuah bangsa dan negara berdasarkan pada uraian latar belakang diatas maka
diperlukan penelitian yang mendalam tentang metode pembelajaran dalam sistem
pendidikan Merdeka belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian merdeka belajar ?
2. Apa tujuan utama merdeka belajar ?
3. Apa landasan merdeka belajar dalam memajukan pendidikan?
4. Bagaimana merdeka belajar menjadi pembelajaran yang inovatif ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian merdeka belajar
2. Untuk mengetahui tujuan utama merdeka belajar
3. Untuk mengetahui tujuan utama merdeka belajar
4. Untuk mengetahui merdeka belajar menjadi pembelajaran yang inovatif
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Merdeka Belajar


Di dalam kamus besar bahasa Indonesia kata merdeka dapat diartikan sebagai
bebas dari penghambaan, penjajahan atau dapat dimaknai dengan berdiri sendiri.
dalam bahasa arab kata merdeka lazim dengan penyebutan hurriyah yang artinya
bebas dari segala bentuk pengikatan diri terhadap apapun atau istiqla. dalam
kontek ini merdeka sama saja dengen keleluasaan untuk berfikir secara bebas dan
menentukan nasibnya sendiri. sedangkan belajar merupakan perubahan perilaku
yang relatif permanen didalam berperilaku, berkehidupan yamh diidapatkan
sebagai hasil dari pengamatan atau latihan. Menurut Moh. Surya belajar
merupakan sebuah usaha yang di upayakan untuk. perubahan setiap individu
untuk memperoleh perubahan secara keseluruhan yang didapatkan dari proses
pengalaman serta respon dari interaksi terhadap lingkungan kepada setiap
individu. Sedangkan pandangan dari (sanjaya:2010) kata belajar memiliki makna
harfiah yang mengedepankan perubahan proses mental yang di akibatkan dari
rangsangan interaksi lingkungan. Secara umum telah di kemukakan bahwa belajar
sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman dan bukan
karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang
sejak lahir. maka dari itu merdeka belajar merupakan kebebasan didalam
menentukan cara berperilaku, berprose, berfikir, berlaku kreatif guna
pengembangan diri setiap individu dengan menentukan nasib dirinya sendiri.
Merdeka belajar dapat dimaknai pemberian ruang yang lebih terhadap siswa
dengan adanya kesempatan belajar secara nyaman tenang dan bebas tampa adanya
tekanan, dengan memperhitungkan bakat alamaiah yang dimiliki setiap siswa.
Dalam pidatonya pada hari guru nasional mentri pendidikan dan kebudayaan
nadiem makarim memaparkan suatu kebijakan mengenai merdeka belajar yang
didalamnya terdidi dari empat poin yang di gadang-gadang akan membawa
perubahan dan dampak besar dalam dunia pendidikan. Secara lugas nadiem
makarim menjelaskan tentang merdeka belajar deng empat pokok bahasan, yang
pertama: USBN, UN, RPP, dan PPDB.

B. Konsep Merdeka Belajar


Membicarakan konsep merdeka belajar tentu ada beberapa relevansi terhadap
teori belajar kontruktivisme. Didalam pendangannya anak mengintruksikan
pengetahuan yang didapat sebagai hasil interaksi yang didapatkan dari hasil
pengamatan , pengalaman dari objek yang anak hadapi. Dalam proses
kontruktivisme pembelajaran anak lebih cenderung memiliki titik focus terhadap
keaktifan setiap individu dalam membentuk pengetahuan. Anak didik di harapkan
memiliki motivasi belajar sesuai apa yang ia inginkan tanpa adanya tekanan dari
pihak manapun. Merdeka belajar memiliki ciri khas dalam proses pembelajarana
yang kritis, kreatif, inovatif, transformatif, relevan efektif dan efisien. Dalam hal
ini kementrian pendidikan dan kebudayaan menyuguhkan konsep tersebut dalam
dunia pendidikan di Indonesia. Menitik beratkan pada merdeka belajar dan guru
penggerak. Yang artinya anak didik memiliki kebebasan untuk memperoleh
pendidikan dan guru menjadi penggerak (motor) guna tercapainya proses merdeka
belajar. Proses belajar yang dijalani dengan cara menyenangkan memungkinkan
siswa mampu mengingat materi lebih banyak dan lebih lama, dengan kata lain
tingkat retensinya lebih kuat. Dalam pandangan Ki Hajar Dewantara di atas,
merdeka belajar pada gilirannya menghasilkan kreativitas yang merupakan
elemen penting bagi sebuah kemajuan. Hal ini guru menjadi fasilitator didalam
proses pembelajaran. Kemendikbud menekankan bahwa gebrakan merdeka
belajar ini di cirikan dengan dimulainya dikembalikannya USBN kepihak sekolah,
dihapuskannya UN kemudian digantikan dengan proses asesmen kompotensi
minimum dan survei karakter. Dalam hal ini kemendikbud berkeinginan agar
tidak adanya tekanan nilai terhadap anak didik sehingga anak didik tidak terpaku
dengan nilai angka. Dan yang terakhir, membentuk karakter anak didik yang
berkompeten, unggul dalam sumber daya manusia serta memiliki budi pekerti
yang luhur.

C. Esensi Merdeka Belajar


Menggali potensi besar para guru sekolah dan murid betah untuk berinovasi dan
meningkatkan pembelajaran secara mandiri bukan hanya melalui birokrasi
pendidikan, tetapi benar- benar inovasi pendidikan, keberagaman pendekatan
pembelajaran dengan dukungan teknologi. Sehingga setiap anak didik mampu
berfikir kritis, inovatif, kreatif, transformative guna menjadi sumber daya manusia
yang unggul dan berkompeten .
BAB III

PEMBAHASAN

1. Konsep Merdeka Belajar


Beberapa dekade ini, Menteri Pendidikan Indonesia telah merancang tentang
konsep merdeka belajar. Sebelum kita memsauki konsepnya, kita akan membahas
tentang apa maksud dari merdeka belajar. Merdeka belajar adalah salah satu
inovasi dari Menteri Pendidikan Indonesia yang memberikan kebebasan pada
suatu Lembaga pendidikan dan otonominya, dan merdeka dari birokratisasi,
dimana pengajar dapat kebebasan dari birokrasi yang rumit serta peserta didik
yang diberikan kebebasan untuk dapat memilih bidang yang mereka sukai
(KEMENDIKBUD, 2020). Lahirnya program merdeka belajar ini karena adanya
banyak keluhan di sistem Pendidikan, yang dimana salah satu keluhanya adalah
soal banyaknya peserta didik yang ditarget dengan nilai-nilai tertentu.
Diharapakan dengan adanya program merdeka belajar ini peserta didik dan guru
dapat bebas dan berinovasi dalam belajar. Merdeka belajar merupakan
kemerdekaan dalam berfikir, kemerdekaan berfikir ini wajib ada di guru terlebi
dahulu. Peserta didik tidak akan merdeka kecuali gurunya sudah merdeka terlebih
dahulu. Pandangan kemerdekaan itu sendiri, tidak hanya sekedar kepatuhan atau
perlawanan. Kemerdekaan merupakan hal yang harus diperjuangkan, bukan
diberikan. Fakta yang sangat menyedihkan dari pengembangan guru adalah titik
dimana guru sering sekali merasa disalahkan. Bukan didengarkan, memang dalam
semua kondisi, guru merupakan kunci dalam Pendidikan. Semua beban diberikan
kepada guru sekolah yang mereka memiliki harapan akan berubah kelak.
Mengatakan guru merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa, itu berarti
mengalihkan tanggung jawab dan menjebak guru untuk gagal. Memang guru itu
sangat berperan penting dalam dunia Pendidikan, namun tuntutan akan peran
besarnya itu tidak akan terpenuhi saat guru tidak memiliki sesuatu yang asasi,
yaitu berupa kemerdekaan. Adanya kemerdekaan untuk guru dalam jangka
Panjang akan berperan sentral berfungsi menumbuhkan kemerdekaan belajar
murid dan mensukseskan cita-cita demokrasi negeri ini. (Iwinsah, 2020) Berikut
merupakan beberapa konsep yang akan ditawarkan program merdeka belajar :
1. Beragam tempat dan waktu Dalam menjalankan proses belajar tidak hanya
dibatasi oleh ruang semisal hanya dikalas saja. Namun juga diluar kelas
bisa. Yang dimana diluar kelas itu dapat memberikan suasana lebih baik
dalam menerima pelajaran.
2. Free choice Peserta didik dapat mempraktekkan cera belajar sesuai dengan
yang ia rasa paling nyaman. Sehingga diharapkan peserta didik dapat terus
mengasah kemampuannya.
3. Personalized learning Guru dapat menyesuaikan dengan peseta didik
dalam memahami materi, memcahkan jawaban sesuai dengan kemampuan
peserta didik, ini ibarat bermain game. Dimana bila dia mampu untuk
memecahkan suatu tantangan maka ia akan cepat naik level jadi bukan lagi
memakai sistem pukul rata kemampuan peserta didik.
4. Berbasis proyek Peserta didik diajak untuk dapat menerapkan ketrampilan
yang ia sudah pelajari di berbagai situasi. Pengalaman ini akan sangat
terasa untuk kelak diterapkan dalam kehidupanya sehari-hari.
5. Pengalaman lapangan Match and Link pada dunia pekerjaan itu sangatlah
penting. Pada saat ini materi yang telah diberikan kepada peserta didik
tidak ada kaitanya dengan dunia kerja. Maka adanya pengalaman lapangan
dapat membantu peserta didik untuk dapat lebih efisien dalam dunia
pekerjaan.
6. Interpretasi data Peserta didik akan mendapatkan banyak sekali informasi.
Diharapkan dengan banyaknya informasi yang masuk dapat
menyelesaikan masalah kebutuhan, dapat digunakan untuk menganalisa
permasalhan dll.

2. Empat Pokok Kebijakan Merdeka Belajar


Dalam konsep merdeka belajar memiliki Empat program pokok kebijakan
pendidikan yang dijadikan titik fokus pada peningkatan kualitas sumber daya
manusia,” Program “Merdeka Belajar” terdapat 4 kebijakan yang meliputi:
1. Proses Penilaian USBN komprehensif yaitu penyelenggaraan USBN
(Ujian Sekolah Berbasis Nasional) akan dilakukan dengan ujian yang
diselenggarakan oleh sekolah. dalam proses penilaian. Pihak sekolah dapat
melakukan ujian secara tertulis maupun lisan, atau bisa menggunakan
pembuatan karya tulis maupun pengumpulan portofolio. Sehingga pihak
sekolah mampu menyusun dan memiliki wewenang sesuai kebijakan yang
tentunya mendukung proses pengetahuan anak.
2. Ujian Nasional (UN) akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi
Minimum dan Survei Karakter yang terdiri dari kemampuan bernalar
menggunakan bahasa (literasi), kemampuan bernalar Menggunakan
matematika (numerasi), Dan penguatan pendidikan karakter. Proses
ujianpun akan dilaksanakan pada tengah jenjang pendidikan misalnya pada
kelas 4 SD, 8 SMP, 10 SMA, hal ini akan menjadi bahan evaluasi
pembelajaran pada jenjang pendidikan yang akan dilaksanakan guru atau
pendidik.
3. Penyederhanann Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Dalam
proses penyusunan RPP Kemendikbud memangkas beberapa komponen.
Dalam kebijakan ini guru secara bebas dapat memilih, membuat,
menggunakan, dan mengembangkan format RPP. Tiga komponen inti RPP
terdiri dari tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen.
4. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), terjadi perubahan Komposisi
PPDB jalur zonasi dapat menerima siswa minimal 50%, jalur afirmasi
minimal 15%, dan jalur perpindahan maksimal 5%.kemudian pada jalur
prestasi atau sisa 0-30% lainnya disesuaikan dengan kondisi daerah kota
masing masing. Setiap daerah memiliki otonomi kebijakan untuk
menentukan komposisi akhir dari zonasi Sehingga pemerataan serta mutu
kualitas anak didik dan guru seimbang.
3. Tujuan Merdeka Belajar
Dengan adanya kebijakan baru dari Kementrian Pendididkan dan Kebudayaan
atau ( KEMENDIKBUD ) tentang Konsep Merdeka Belajar pastilah memiliki
tujuan untuk menciptakan link and match atau yang menghubungkan dunia belajar
dan dunia kerja. Kebijakan Merdeka Belajar juga bertujuan untuk mewujudkan
kualitas atau mutu pendidikan yang berkelanjutan. Seperti yang kita ketahui
dengan Merdeka Belajar, peserta didik mempunyai keleluasaan dalam belajar
bukan hanya di dalam satu segmen karena menurut Namdie Makariem, anak
adalah multi kecerdasaan, setiap anak pasti mempunyai kecerdasan sesuai minat
di bidangnya masing- masing, maka mereka di beri kebebasan dalam seni
belajarnya dengan kecerdasan miliknya sendiri dan sesuai dengan potensinya,
tidak boleh di atur dengan hanya satu kecerdasan saja, belajar juga dengan secara
menyeluruh dan holistik, dan menciptakan suasana belajar menyenangkan dari
segi manaapun, dan peserta didik sebagai pusat learning, dan sebagi subjek belajar
dan dimensi utama, dan guru menyesuaikan tujuannya capaian belajar peserta
didik dan menyiapkan konsep yang cocok dan relevan dengan tujuan yang ingin
dicapai,dengan merdeka belajar tidak menyiksan pihak Pendidik, peserta didik
dan orang Tua Dengan ini Merdeka Belajar bertujuan membebaskan peserta didik
dari sebuah sistem kejar teget nilai, penerapan belajar dengan cara menyenangkan,
dan balajar bukan hanya untuk mengejar kelulusan,atau untuk mendapat nilai
tertinggi belajar juga bisa dilaksanakan di luar kelas, bukan cuma didalam kelas
tetapi, peserta didik diharapkan dapat berdikusi dengan guru, outing class, dan
belajar banyak hal seperti belajar berani bertanya, berfikir cerdik dalam bergaul,
dan mandiri. Penerapkan kebijakan sendiri jadi nilai tidak tergantung dari nilai
tertulis seperti sebelumnya tetapi tugas bisa di ambil dari tugas harian individu
atau kelompok, tugas yang di berikan bisa berupa karya tulis, atau portofolio dan
lain - lain. Seperti yang telah dipaparkan Konsep Merdeka belajar oleh
Kementrian Pendidikan ada penerapan UN ( Ujian Nasioaal ) yang di tiadakan
yang berubah menjadi Assesmen Komptensi Minimum dan Survey Karakter, jadi
biasanya penguasaan penyerapan belajar peserta didik di uji dan di laksanakan di
akhir jenjang sekolah dengan menguji mata pelajaram matematika, Bahaasa
Indonesia, dan yang lainnya, kali ini Ujian Nasional di ganti dengan pemetaan
literasi dan numerasi, yang tidak sama dengan Bahasa Indonesia dan Matetmatika,
tetapi juga mencakup IPA, IPS dan semacamnya, yang diharapkan peserta didik
mampu memahami secara maksimal dan menganalisa sebuah bacaan dan mampu
menerapkan konsep berhitung di dalam kehidupan sehari – hari, memperkuat
karakter dan aplikasi pembelajaran yang nantinya akan dilaksanakan di tengah
jenjang sekolah. Selanjutnya yaitu Survei Karakter yang berbeda dengan berbeda
dengan tes, biasanya pemerintah dinilai hanya memiliki data kognitif dari peserta
didik, tetapi tidak mengetahui kondisi ekosistem di sekolah sebenarnya, kemudian
nantinya peserta didik di berikan sejumlah pertanyaan, misalnya survey
implementasi gotong royong di sekolah, lalu apakah ada bulliying yang terjadi,
apakah level toleransinya sehat dan baik di sekolah dan apakah peserta didik
sudah menerapkan asas Pancasila dalam hidup peserta didik, jadi peserta didik
bukan hanya belajar mata pelajaran tetapi juga belajar menghormati satu dengan
yang lain, salin tolong menolong sehingga peserta didik benar – benar bisa
merasakan dan bisa diimplementasikan , dan kemudian Survey Karakter ini
diharapkan dan di gunakan sebagai tolak ukur atau panduan sebagai feed back
bagi sekolah dan pemerintah sebagai perbaikan dan perubahan Kebijakan
Pendidikan di masa mendatang (Rosyidi, 2020).

4. Kelebihan dan Kekurangan Merdeka Belajar


Program merdeka belajar yang tidak lama disampaikan dalam pidato kementrian
pendidikan Indonesia Nadiem Makarim, merupakan salah satu program yang
dapat membangunkan sistem pendidikan Indonesia yang begitu-begitu saja
menjadi lebih bergairah dan maju seperti nama programnya yaitu Merdeka
Belajar. Program merdeka belajar ini tentunya menuai pro dan kontra dari
berbagai kalangan karena kelebihan dan kekurangan program tersebut.
 Kelebihannya:
Anak Didik Bebas Berekspresi Maksudnya anak didik bebas berekspresi
dalamartian leluasa dalam belajar karna tidak di atur oleh satu pelajaran
saja, intinya anak didik belajar sesuai potensinya masing-masing.
 Anak Didik Tidak Dituntut Sama Program merdeka belajar ternyata
membawa perubahan pada sistem pendidikan Indonesia, karena selama ini
anak didik ditargetkan oleh nilai akademik saja, maka program merdeka
belajar menjadikan siswa terlihat istimewa karena skill yang berbeda-beda,
dalam proses pembelajar pengenalan bakatnya, kita sebagai guru harus
selalu ada agar anak tidak putus asa dalam berprosesnya.
 Rpp 1 lembar Karena anak didik belajar sesuai potensinya masing-masing
maka kita selaku guru yang membimbing anak didik hanya perlu
menyesuaikan arah, dengan adanya rpp 1 lembar beban guru sedikit
berkurang karena itu diharapkan guru pembimbing fokus dalam
mengarahkan dan mendampingi anak didik.
Kekurangannya :
 Membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Dengan bebasnya
berekspresi anak didik dalam belajar, tentunya memakan waktu dan biaya
yang tidak sedikit Karen dalam berprosesnya anak didik berbeda-beda
pemahaman.
 Kurangnya guru yang merdeka Untuk mewujudkan anak didik yang
merdeka dalam belajar tentunya memerlukan guru yang merdeka dalam
mengajar juga, tetapi pengalaman para guru yang merdeka hanya sedikit
kebanyakan dilihat dari pengalaman para guru pada masa kuliahnya dulu,
hal ini disebabkan oleh kurangnya pengalaman para guru, karena program
merdeka belajar baru-baru ini diterbitkan.
 Kurangnya referensi Untuk menjalankan program merdeka belajar ini
tentunya memerlukan referensi atau rujukan seperti buku sebagai alat
belajar, buku yang ada sekarang dinilai rendah, maka dari itu memerlukan
buku yang lebih efesien untuk menjalankan pembelajaran dan
mewujudkan program merdeka belajar ini. Itulah kelebihan dan
kekurangan yang diambil secara garis besar.

5. Implikasi Merdeka Belajar


Implikasi utama dari merdeka belajar lebih ditekankan kepada murid agar
mengajak murid lebih aktif dan berperan besar dalam perkembangan
pendidikannya, sekolah dan guru hanyalah sebagai fasilitator yang menunjang
kegiatan belajar murid berjalan lancar tanpa ada hambatan. Ada beberapa
kerangka pendidikan yang harus diperbaiki agar terciptanya merdeka belajar,
yakni :
 Memperbaiki kerangka standar kompetensi guru Perlunya pengembangan
standar profesional guru dan kepala sekolah yang berbasis kompetensi
dengan pendekatan pengembangan pendidikan kedepannya yang lebih
jelas dan pasti, dan kompetensi guru harus lebih dinamis. ➢Memperbaiki
kurikulum PPG Memperbaiki kurikulum PPG dimulai dengan
memperbaiki metode supervisi klinis agar berjalan dengan baik, adanya
penyuluhan kepada guru pamong dan dosen pembimbing agar lebih fokus
kepada murid dan harus lebih memfokuskan “how to facilitate students”.
 Memperbaiki sistem sertifikasi guru Mengalokasikan dana sertifikasi guru
untuk pengembangan belajar mengajar murid dengan efektif, harus ada
evaluasi dalam waktu berkala untuk memaksimalkan sertifikasi guru.
 Memvisikan pendidikan guru berkelas dunia Menjadikan inspirasi dalam
semua guru menuju visi world class yang menghasilkan generasi kelas
dunia.
 Mengkaji kajian literatur model kompetensi Mengkaji kajian literatur
model kompetensi maju dengan mengambil hal-hal yang terbaik yang
kemudian menjadi bagian perumusan model kompetensi guru.
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN
Merdeka belajar merupakan kebebasan didalam menentukan cara berperilaku,
berprose, berfikir, berlaku kreatif guna pengembangan diri setiap individu dengan
menentukan nasib dirinya sendiri.

 Konsep Merdeka Belajar


1. Beragam tempat dan waktu
2. Free choice
3. Personalized learning
4. Berbasis proyek
5. Pengalaman lapangan
6. Interpretasi data
1. Empat Pokok Kebijakan Merdeka Belajar
1. Penilaian USBN komprehensif
2. UN 2020 jadi UN terakhir
3. Penyederhanaan RPP
4. Zonasi lebih oleksibel
 Tujuam Merdeka Belajar menciptakan link and match atau yang
menghubungkan dunia belajar dan dunia kerja. Kebijakan Merdeka Belajar
juga bertujuan untuk mewujudkan kualitas atau mutu pendidikan yang
berkelanjutan.
 Kelebihan dan Kekurangan Merdeka Belajar Kelebihannya:
1. Anak Didik Bebas Berekspresi
2. Anak Didik Tidak Dituntut Sama
3. Rpp 1 lembar
 Kekurangannya:
1. Membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit
2. Kurangnya guru yang merdeka
3. Kurangnya referensi
 Implikasi Merdeka Belajar Ada beberapa kerangka pendidikan yang harus
diperbaiki agar terciptanya merdeka belajar, yakni :
1. Memperbaiki kerangka standar kompetensi guru
2. Memperbaiki kurikulum PPG
3. Memperbaiki sistem sertifikasi guru
4. Memvisikan pendidikan guru berkelas dunia
5. Mengkaji kajian literatur model kompetensi
SARAN
Semoga program merdeka belajar ini menjadikan sistem pendidikan indonesia
menjadi lebih maju dan tidak wacana.
DAFTAR PUSTAKA
Iwan, S. (2020) WEBINER APSPBI : IMPLIKASI SEMANGAT MERDEKA
BELAJAR KAMPUS MERDEKA. Indonesia: HUMAS USD. Available at:
https://youtu.be/kKfr0Cf7Zj0. Iwinsah, R. (2020) Menakar Konsep “MERDEKA
BELAJAR”, Intens.News. Available at: https://intens.news/menakar-konsep-
merdeka-belajar/.

KEMENDIKBUD (2020) Buku Panduan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka.


Edisi ke-3. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud RI.
Rosyidi, U. (2020) Merdeka Belajar; Aplikasinya dalam Manajemen Pendidikan
&Pembelajaran di Sekolah. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta, Ketua Umum
Pengurus Besar PGRI. Tim Kompasiana (2020) Merdeka Belajar demi
Mewujudkan Indonesia Maju, kompasiana.
Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. 2016. KKBI Daring. Online.
Tersedia pada: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/nul

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta. Hamzah. 2008. Teori Belajar Konstruktivisme. Online.
Tersedia: https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/20/teori-belajar-
konstruktivisme/
Herbert, Frank. 2019. Merdeka Belajar. online. Tersedia:
https://www.kompasiana.com/syekhmuhammad/5df20d25d541df6ca8471992/mer
deka-belajar-atau-belajarmerdeka?page=all
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group.
Setiawan, Bambang Galih. 2016. Kemerdekaan dalam Pandangan HAMKA.
Online. Tersedia: hidayatullah.com/artikel/opini/read/2016/08/17/99506/
kemerdekaan-dalampandangan-hamka.html
Suparno, Paul. 2001. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai