Anda di halaman 1dari 9

PGRI

“PGRI Menyongson Masa Depan”

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Yunus Karyanto, S.Pd., M.Pd
DISUSUN OLEH:
MITA INDRIYANTI (185800020)
NUR HABIBATHUSHOLIKHAH (185800024)
MUHAMMAD HIKAM ALI .ZUHDI (185800029)

PENDIDIKAN VOKASIONAL KESEJAHTERAAN KELUARGA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA
2021-2022

i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap alhamdulillah, serta memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,
dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Dasar Tata Laksana Boga tepat pada waktunya. Pada makalah kali ini, penulis membuat
makalah tentang “PGRI” Banyak hambatan yang penulis hadapi dalam penyeleseian tugas ini,
tapi dengan semangat dan kegigihan serta bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga
penulis mampu menyelesaikan tugas makalah dengan baik, oleh karena itu pada kesempatan
kali ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dr. Yunus Karyanto, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah PGRI

2. Orang tua yang selalu memberikan motivasi, dukungan, serta semangat dalam
mengerjakan makalah ini.

3. Teman-teman yang telah ikut membantu dalam pembuatan Makalah ini.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun, penulis harapkan. Semoga
bermanfaat bagi pembaca.

Surabaya,20 April 2022

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
PGRI lahir tanggal 25 November 1945, hanya berselelang tiga bulan setelah
kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Semangat dan suasana batin perjuangan
kemerdekaan Indonesia turut membidani lahirnya PGRI. Pada perkembangan
selanjutnya semangat kemerdekaan itu senantiasa mewarnai perjuangan PGRI.
bertempat disekolah Guru Putri (SGP) Surakartadiselenggrakan Kongres I PGRI dari
tanggal 24-25 November 1945. Pada konngres itu disepakati berdirinya PGRI sebagai
wahana persatuan dan kesatuan segenap guru di seluruh Indonesia. Pendirinya antara
lain : Rh. Koesnan, Amin Singgih, Ali marsaban, Djajeng Soegianto, Soemidi
Adisasmito, Abdullah Noerbambang, dan Soetono. Pada kongres itu dirumuskan tujuan
PGRI, yaitu :
1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia
2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar
kerakyatan
3. Membela hak dan nasib buruh pada umumnya, guru pada khusus (Suara Guru,
November 1955; 17)
Kelahiran PGRI merupakan bagian integral perjuangan rakyat Indonesiadalam
merebut, menegakkan, menyelamatkan dan mempertahankan kemerdekaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wujud jati
diri PGRI merupakan panggilan sejarah yang tumbuh sejak Kebangkiatan Nasional,
dalam membentuk penanaman kesadaran kebangsaan dan nasionalisme lewat
pengajaran. Dengan demikian , tujuan PGRI menunggal dengan cita-cita bangsa dalam
mewujudkan tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.
Lembaga pendidikan PGRI merupakan organisasi profesi terkait dengan fungsi
keguruan yang berperan sebagai pendidik bangsa lewat pengajaran. PGRI juga dalam
hal mengabdi kepada masyarkata dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, selalu
mendasarkan diri pada aspirasi masyarakat serta tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tantangan PGRI dimasa depan ?
2. Bagaimana tantangan guru dimasa depan ?
3. Bagaimana tantangan PGRI di masa sekarang ?
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah yaitu untuk memberitahu kepada pembaca tentang
kondisi pendidikan bangsa kita dan bagaimana upaya pengembanganya serta tantangan
apakah yang dihadapi para guru dimasa depan

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengembangan Pendidikan Masa Depan
Tantangan pendidikan secara umum, sekolah, dan guru semakin berat. Tipikal/
karakteristik anak-anak sekolah semakin cepat berubah. Sudah tidak pada tempatnya
lagi kita berbicara dalam konteks lokalitas jika tidak ingin terasingkan dengan
pergaulan dunia dan kalah dalam persaingan. Kita hidup dilingkungan yang sangat
cepat berubah, global, dan kompleks dan dengan informasi yang sangat padat atau
jenuh (saturatet – information)
Karakteristik masa depan adalah dinamis, banyak tuntutanya dan egaliter. Ini
tentu mempengaruhi cara siswa dalam belajar. Sekolah juga harus memberikan
pemahaman lebih lanjut pada siswa tentang tema-tema interdisiplin yang
dikelompokkan pada lima kelompok interdisiplin. Berbeda dari era sebelumnya yaitu :
1. Global awareness. Menggunakan keterampilan untuk memahami dan
mengidentifikasi isu-isu global
2. Pemahaman finansial, ekonomi, bisnis, dan kewirausahaan
3. Pemahaman tentag pemahaman ketatanegaraan. Berpartisipasi secara aktif dalam
kehidupan bernegara dengan cara tahu dan paham serta terlibat dalam proses
pemerintahan
4. Pemahaman tentang kesehatan. Tahu dan paham, serta mampu menerapkan
informasi kesehatan dasar untuk meningkatan taraf kesehatan diri.
5. Pemahaman lingkungan. Tahu dan memahami lingkungan sekitar.

Dimasa depan siswa diharapkan mampu memiliki keterampilan sebagai berikut :

1. Informasi. Mampu mengakses secara efisien dan efektif, serta mengevaluasi


informasi secara kritis dan kompeten.
2. Media. Mampu menganalis media dengan cara memahami bagaimana dan
mengapa media dibangun dan untuk apa.
3. Tekhnologi. Siswa harus mampu menerapkan atau menggunakan TIK secara
efektif

5
Keterampilan kedua adalah kehidupan dan karir . Kehidupan diamasa depan siswa
harus :

1. Fleksibel dan adaptif.


2. Memiliki inisiatif dan mampu mengendalikan diri.
3. Memiliki ketrampilan sosial.
4. Produktif dan akuntabel.
5. Memiliki jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab.
B. Tantangan Guru Dimasa Depan
Untuk bisa tetap bertahan dan mampu meningkatkan kualitas pendidikna dan
pembelajaran di era yang sedemikian berubah, seorang guru perlu menyiapkan dirinya
dengan baik. Kesiapan mental, intelektual, keterampilan dan tentunya juga fisik.
Motivasi mengajar dan mendidik yang tinggi juga merupakan variabel penting dalam
suksesnya pembelajaran. Ia di tuntut menjadi guru yang efektif, yaitu guru yang
memiliki ciri :
1. Menjadi menejer kelas yang baik
2. Memehami bagaimana cara mengajar yang baik
3. Memiliki harapan yang tinggi terhadap keberhasilan siswa

Jika selama ini kita tahu bahwa karakter guru profesional adalah guru yang mempunyai
4 kompetensi secara utuh (Pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional). Selain juga
menjadi sosok profesional, Stanbury (2011) mengidentifikasi 4 ciri :

1. Guru yang mampu mengantisipasi masa depan


Seseorang guru yang efektif adalah guru yang dalam mengajar bertujuan
menyiapkan siswa dimasa yang akan datang. Menyiapkan siswa untuk bisa hidup
dan tumbuh-kembang di era merdeka, bukan di saat man mereka diajarkan.
2. Pebelajar seumur hidup (lifelong learner)
Dunia akan senantiasa berubah. Mereka menghendaki sesuatu yang benar-benar
baru.
3. Mampu mengajar semua karakrter siswa.
Seorang guru harus bersifat pemimpin situasional. Mereka harus mampu
mengidentifikasi kemampuan yang berbeda-beda dalam menerima pelajaran,
motivasi belajar, atau menerima perlakuan strategi tertentu yang di buat guru.

6
4. Mampu membedakan teknologi yang mendukung dengan yang tidak.
Anak-anak usia sekolah adalah sososk yang memilii kemampuan yang sangat cepat
beradaptasi dengan teknologi atau TIK. Sistem sekolah tidak harus selalu dengan
detail mengajari mereka bagaiman mengoprasikan perangkat-perangkat teknologi,
tetapi sebaiknya sekolah atau guru harus mengetahui teknologi mana yang akan
membuat siswa belajar banyak dan lebih cepat.
C. Tantangan PGRI Di Era Sekarang
1. PGRI sebagai organisasi yang terus berjalan akan dihadapkan pada tantangan.
Dalam erareformasi menurut Surya (2003), PGRI akan menghadapi tiga tantangan
yaitu tantanganyang bersifat global, nasional dan tantangan organisasional.
Tantangan global biasanyaditandai dengan berbagai perubahan yang berlangsung
secara cepat terutama dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dengan segala
dampaknya. Seperti abad ke-21 ditandaidengan adanya era globalisasi yakni segala
kehidupan mengalami perubahan danmempunyai keunikan tersendiri. Tantangan
nasional bersumber dan mempunyai perkembangan disegala bidangterutama dalam
bidang politik sebagai koreksi terhadap beberapa kelemahan pada era sebelumnya.
Seperti pada era reformasi terjadi penggeserandalam tatanan kehidupan politik dan
pemerintahan yang terpengaruh terhadap berbagaitatanan kehidupan politik dan
pemerintahan yang berpengaruh terhadap tatanan kehidupansecara keseluruhan.
Hal yang paling mendasar dalam tantangan nasional adalah adanya pengembangan
sumber daya manusia (SDM) PGRI yang konsisten dan peduli terhadap jatidiri
PGRI. Tantangan organisasional adalah tantangan yang bersumber dari terjadinya
perubahan dalam kehidupan berbagai organisasi sebagai konsekuensi dari
perkembanganglobal dan nasional. Dengan demikian, setiap organisasi harus
mampu beradaptasi dengan berbagai tantangan dan tuntutan yang berkembang agar
tetap lestari
2. PGRI harus memiliki keterbukaan dalam mnyikapi perkembnagn yang terus
berlangsung.Reformasi PGRI hanya dapat terwujud apabila didasari nilai-nilai
keterbukaan, sepertiketerbukaan terhadap partisipasi. Dalam hal ini organisasi
harus diberi kesempatan untuk berpartisipasi secara pro-aktif dalam setiap
pembahasan dan keputusan yang menyangkutkinerja organisasi dan lemibatkan
diri serta dapat mengungkap argumen atau pendapatmengenai berbagai kebijakan
organisasi. Keterbukaan terhadap perbedaan, membukaseluas-luasnya adanya
7
perbedaan perspektif tentang adanya isu yang dihadapi.Keterbukaan terhadap
konflik pada era reformasi, komflik bukannya sesuatau yang harus dihindari
melainkan harus diselesaikan secara terbuka dan transparan melalui cara-cara yang
sehat. Dengan daya manusia perlu didayagunakan secara optimal untuk
mencapaitujuan organisasi.
3. PGRI diera otonomi daerah harus pula meunjukkan kiprahnya secara maksimal.
Pada eraotonomi daerah PGRI harus terus mengikuti dan menyikapi berbagai
permasalahan dantantangannya sesuai dengan tuntutan otonomi daerah. Menurut
Surya (2003) perkembangan yang harus direspons oleh PGRI adalah pelaksanaan
otonomi daerah.Dalam hal ini, PGRI harus melakukan adaptasi dalam aspek
struktur, kultur, substansi dansumber daya manusia. Adaptasi atau penyesuaian
tersebut menyangkut peraturan perundang-undangan dan manajemen. PGRI
berperan serta secara aktif dalam upayaevaluasi dan revisi UU. No. 2 tahun 1989
tentang sistem Pendidikan Nasioanl. Sesuaidengan amanat Kongres XVIII, PGRI
juga berperan serta dalam perumusan naskahakademik dan draft RUU Guru.
Disamping itu, masih terdapat sejumlah isu keorganisasianyang harus dicari
solusinya.
4. PGRI di era globalisasi harus membangun kerja sama dengan masyarakat
Internasional.Dalam hal ini PGRI harus pro-aktif dalam membangun kemitraan
dengan segenap pemangku kepentingan yang ada di dalam negeri sebagai bagian
dari elemen bangsa. Akantetapi kiprahnya harus diperluas dengan
membangunkemitraan Internasional, khususnyamelalui Educationnal International
(EI). Dengan memperkuat bengunan tersebut, PGRIdapat belajar banyak dari
organisasi guru, banyak Negara didunia dan PGRI dapatmentransformasikan
keberadaan PGRI, ide dan gagasan PGRI untuk masyarakat duniadalam
membangun tatanan dunia baru yang lebih baik, khususnya pada aspek pendidikan

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karakteristik dimasa depan adalah dinamis, banyak tuntutannya dan egaliter.
Siswa juga harus diberikan 5 kelom[pok interdisiplin yaitu global, awareness,
pemahaman financial, pemahaman tentang ketatanegaraan, pemahaman tentang
kesehatan dan tentang pemahaman lingkungan. Selain itu siswa harus diberikan
pemahaman ketrampilan yang pertama mengenai ketrampilan informasi, media,
teknologi, yang kedua ketrampilan tentang kehidupan dan karir.
Tantangan yang harus di hadapi pada masa depan adalah dengan menjadi guru
yang efektif, kesiapan mental dan intelektual yang matang, tentunya profesionalisme
seorang guru yang sangat penting. Selain profesional guru juga harus bisa atau
mengantisipasi masa depan, mampu memahami karakter siswa, mampu membedakan
teknologi yang baik atau tidak untuk siswa dan pembelajaran seumur hidup yang
bermaksud agar siswa tidak monoton dalam pembelajaran yaitu dengan sesuatu hal
yang baru sehingga tercipta yang berwawasan luas dabn berintelektual tinggi.

B. Saran
Sebagai guru kita harus menjadi guru yang profesional, guru yang memiliki
intelektual tinggi dan berkarakter.

Anda mungkin juga menyukai