Anda di halaman 1dari 6

Manajemen Personalia

Manajemen personalia adalah perencanaan perorganisasian, pengarahan dan


pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan kompensasi, integrasi, pemeliharaan
dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran
perorangan, organisasi dan masyarakat (Edwin, 1984). Untuk organisasi atau instansi sampai saat
ini masih belum bisa melakukan tugas-tugasnya tanpa adanya personalia. Manejemen personalia
diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumberdaya manusia dalam organisasi. Tujuannya
adalah untuk memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif.

Personalia organisasi pendidikan mecakup para guru, para pegawai, dan para wali siswa.
Termasuk juga para manajer pendidikan yang mungkin dipegang oleh beberapa guru. Dipilih
manajemen agar seorang kepala sekolah dapat berperan sebagai administrator, sebagai manajer
dalam memadukan sumber-sumber pendidikan dan sebagai supervisor dalam membina guru-
guru pada proses belajar mengajar. Dalam setiap kelompok personalia perlu pembagian tugas
dan tanggung jawab serta hubungan kerja yang jelas. Seorang kepala sekolah dapat dibantu oleh
wakil kepala yang mengkoordinasikan urusan kurikulum atau kegiatan belajar mengajar, urusan
kemuridan, urusan sarana prasarana pendidikan, urusan hubungan sekolah dan masyarakat dan
sebagainya.

Dalam menjalankan fungsi manajemen tersebut harus mencakup beberapa elemen


menurut George R. Terry, 1958 dalam buku Principles of Managemen (Sukarna, 2011) yaitu:

1. Planning (perencanaan)
Perencanaan yang mencakup dalam menetapkan suatu personalia dan penentuan
program personalia yang akan membantu tercapainya sasaran yang telah disusun.
Oleh karena proses penentuan ini akan melibatkan partisipasi aktif dan kesadaran
penuh dari manajer personalia dengan keahlianya.
Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena apa yang
diinginkan setiap pilihan dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap perencanaan.
Misalnya bagi seorang guru harus menetapkan tujuan yang sesuai dengan jadwal
kegiatan yang harus dilaksanakan. Misal dalam perencanaan tersebut menyusun
adanya perangkat pembelajaran seperti program tahunan, program smester, [emetaan
nilai, silabus, dan RPP
2. Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian merupakan alat untuk mencapai tujuan, manajer personalia
menyusun suatu organisasi dengan merancang struktur hubungan. Tahapan ini untuk
menjalankan rencana yang telah ditetapkan.
Seorang guru harus mampu mengorganisasi pekerjaanya. Menganalisis pekerjaan
yang harus diselesaikan dalam jangka waktu yang singkat, memilih dan memilah
pekerjaan yang sudah sesuai dengan jadwal yang membutuhkan penanganan dan
memastikan fasilitas pendukung yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan
tersebut.
3. Actuating (pelaksanaan)
Tahap ini merupakan suatu tindakan agar dapat mengusahakan semua anggota
kelompok untuk dapat mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaaan manajerial
dan kegiatan organisasi.
Mengadakan pengarahan terhadap pekerjaan, supaya personil dapat bekerja sama
secara efektif. Jika seorang guru mencontohkan dalam tertib administrasi dan
melaksanakan tugas dengan bidang dan kerjanya agar tujuan tercapai secara
maksimal.
4. Controlling (pengawasan)
Fungsi manajemen tahap ini bertujuan untuk memastikan program yang sudah
direncanakan. Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program
kerja maka dibutuhkan pengawasan.
Misalnya seorang guru harus dapat memberikan evaluasi untuk mengontrol
keberhasilan suatu program yang sudah direncanakan guru sehingga dapat dilakukan
koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian dengan situasi kondisi dan
perkembangan zaman.

Komponen-komponen manajemen personalia, yakni :

1. Penyusunan formasi
Pedoman penyusunan formasi pegawai negeri sipil diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 54 tahun 2003. Formasi disusun berdasarkan analisis kebutuhan
pegawai dalam kurun waktu tertentu. Untuk menghitung kebutuhan tenaga
kependidikan/guru, dilakukan berdasarkan standar yang diatur dalam keputusan
Mendikbud Nomor 0386/0/93 dan nomor 055/U/94 tentang Pedoman Penghitungan
Kebutuhan Guru di Sekolah Dasar. Formasi disusun secara berjenjang mulai dari
sekolah kemudian diusulkan kepada Kepala Dinas untuk selanjutnya ditetapkan oleh
gubernur atau bupati/walikota untuk tahun anggaran berjalan. Berdasarkan keputusan
Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 09 Tahun 2001 Tanggal 17
April 2001, gubernur dan bupati/walikota dalam menetapkan formasi harus mendapat
pertimbangan dari Kepala BKN.
2. Pengadaan pegawai
Pengadaan pegawai terjadi jika adanya perluasan pekerjaan yang harus dicapai
yang disebabkan karena tujuan organisasi atau lembaga, dan adanya salah satu atau lebih
pegawai yang keluar atau mutasi ke lembaga lain atau juga dikarenakan meninggal dunia
sehingga terjadi lowongan formasi baru. Pengadaan pegawai negeri sipil berdasarkan atas
peraturan pemerintah nomor 11 tahun 2002 (perubahan atas peraturan pemerintah nomor
98 tahun 2000).
3. Pembinaan dan pengembangan karier pegawai
Pembinaan dan pengembangan guru meliputi pembinaan dan pengembangan profesi
dan karier. Pembinaan dan pengembangan profesi guru tersebut meliputi kompetensi
pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
Pembinaan dan pengembangan profesi guru tersebut dilakukan melalui jabatan
fungsional dan meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. UU No 14 tahun
2005 bagian kelima tentang pembinaan dan pengambangan pasal 32-34 menyatakan
bahwa, pemerintah wajib membina dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
4. Ketatalaksanaan tenaga kependidikan
Ketatalaksanaan tenaga kependidikan merupakan kegiatan untuk mengurus tenaga
pendidikan.
1) Pembuatan buku induk pegawai
Untuk menginventarisasi tenaga yang ada, baik tenaga guru, tenaga
edukatif lainnya serta tenaga administratif, di sekolah harus ada buku induk
pegawai yang pembuatannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
2) Daftar Urut Kepangkatan (DUK)
Daftar Urut Kepangkatan (DUK) merupakan salah satu bahan yang
obyektif dalam pelaksanaan pembinaan karier tenaga kependidikan. Format DUK
dapat merujuk pada format DUK PNS atau dapat dibuat oleh sekolah sesuai
dengan kebutuhan sekolah.
3) Kartu Pegawai (KARPEG)
Karpeg adalah kartu identitas pegawai dan hanya diberikan kepada
pegawai sekolah yang berlaku selama yang bersangkutan menjadi pegawai.
Karpeg PNS diterbitkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara/Daerah,
sedangkan Karpeg non-PNS diatur oleh yayasan atau sekolah masing-masing.
4) Tabungan Asuransi Pegawai (TASPEN)
Setiap PNS diwajibkan mengikuti tabungan asuransi pensiun (TASPEN).
Taspen akan dierikan kepada PNS yang berhenti,baik karena pensiun maupun
karena meninggal dunia. Pegawai non-PNS juga dapat mengikuti asuransi pensiun
yang diatur dan ditetapkan berdasarkan kemampuan yayasan penyelenggara
sekolah yang bersangkutan.
5) Asuransi Kesehatan (ASKES)
Setiap PNS diwajibkan mengikuti asuransi kesehatan (ASKES). Dengan
mengikuti askes,baik PNS yang masih aktif maupun yang sudah pensiun berhak
mendapat pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi PNS itu
sendiri dan anggota keluarga yang masih menjadi tanggungannya. Aske non-PNS
diatur tersendiri sesuai dengan kemampuan yayasan penyelenggara sekolah yang
bersangkutan.
6) Kartu istri (KARIS) dan kartu suami (KARSU)
Setiap PNS wajib melapor kepada atasannya dengan membuat laporan
tentang daftar keluarga, laporan perkawinan pertama,laporan perkawinan
janda/duda untuk bukti penyelesaian pembuatan karis/karsu. Karis dan Karsu
merupakan salah satu identitas PNS untuk dipergunakan dalam kepengurusan
administrasi kepegawaian. Karis dan Karsu non-PNS lebih sederhana dan
disesuaikan dengan kepentingan pembinaan tenaga kependidikan oleh yayasan
penyelenggara sekolah yang bersangkutan.
5. Kesejahteraan Pegawai
Berkaitan dengan balas jasa yang diterima pegawai negeri tersebut dari pemerintah.
Dengan adanya balasan jaa berupa gaji pokok, gaji ke-13, sertifikasi guru, dan
pensiun.
a) Gaji Pokok
Gaji pokok ini diberikan kepada pegawai negeri sipil dan tenaga honorer. Gaji
pokok untuk PNS dilaksanakan atas berdasarkan peraturan Presiden Republik
Indonesia no 4 tahun 2007. Nominal gaji pokok sesuai dengan pangkat dan
goongan ruang. Sedangkan gaji tenaga honorer ditetapkan kebijakan sekolah di
mana tenaga honorer tersebut bekerja.
b) Gaji ke-13
Gaji ke-13 berupa gaji yang nominalnya sebesar gaji pokok yang diberikan. Gaji
ke-13 disebut juga tunjangan bulanan.
c) Sertifikasi guru
Hal iniproses pemberian sertifikat pendidik yang telah memenuhi persyaratan.
Pelaksanan sertifikasi diatur dalam undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang guru
dan dosen. Bentuk peningkatan kesejahteraan kepegawaian berupa pemberian
tunjangan profesi.
d) Pensiunan
Uang pensiun merupakan hak pekerja berupa penghasilan diperoleh setelah bekerja
sekian tahun dan sudah memasuki usian pensiun.
6. Pemberhentian Kepegawaian
PNS yang telah mencapai batas usia pensiun sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan, diberhentikan secara terhomat sebagai PNS. Pemberhentian sebagai PNS
adalah pemberhentian yang menyebabkan yang bersangkutan tidak lagi berkedudukan
sebagi PNS. Seorang PNS dapat diberhentikan sebagai PNS ada beberapa hal karena
alasan sebagi berikut :
a) Pemberhentian atas permintaan sendiri
b) Pemberhentian karena mencapai batas usia pension
c) Pemberhentian karena adanya penyederhanaan organisasi
d) Pemberhentian karena melakukan pelanggaran/tindak pidana/penyelewengan
e) Pemberhentian karena tidak cakap jasmani/rohani (uzur)
f) Pemberhentian karena meninggalkan tugas
g) Pemberhentian karena meninggal dunia atau hilang
h) Pemberhentian karena hal-hal lain
Daftar Pustaka

Depdikbud. (2003). Pedoman Administrasi Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan TK dan SD.

Filippo, E. B. (1984). Manajemen Personalia. Jakarta: PT. Erlangga.

Keputusan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara No. 02 Tahun 2019

Keputusan Mendikbud No. 0386/0/93 dan No. 055/U/94 Tentang Pedoman Penghitungan
Kebutuhan Guru di Sekoah Dasar.

Peraturan Pemerintah No.11 Tahun 2002 Tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan Presiden Republik Indonesia No.4 Tahun 2007 Tentang Gaji Pokok Pegawai Negeri
Sipil.

Sukarna. (2011). DASAR-DASAR MANAJEMEN. Bandung : Mandar Maju.

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Anda mungkin juga menyukai