Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

VITAMIN DAN MINERAL


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biokimia
yang dibina Oleh Ibu Novida Pratiwi, S.Sc.,M.Sc

Oleh:

1. Galuh Rizky Titania (170351616574)


2. Mira Fadilah Jaelani (170351616588)
3. Serent Resiana Hantari (170351616591)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
POGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
Agustus 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vitamin dan mineral merupakan bagian dari komponen-komponen yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia. Vitamin dan mineral sangatlah pentting untuk
menunjang kehidupan manusia, zat-zat tersebut berperan penting dalam proses-proses
kimia dalam tubuh dan berpengaruh dalam mempertahankan fungsi tubuh, karena
viamin dan mineral merupakan faktor yang berdampak besar terhadap berjalannya
fungsi fisiologi tubuh, dan umumnya kekurangan atau kelebihan vitamin dapat
berdampak terhadap patologi tubuh. Namun, tidak dapat dibuat oleh tubuh seutuhnya,
bahkan mineral tidak dapat dibuat oleh tubuh sehingga mineral hanya dapat diperoleh
tubuh melalui makanan yang kita konsumsi.
Terdapat beberapa unsur mineral berbeda jenis yang diperlukan manusia agar
memiliki kesehatan dan pertumbuhan yang baik, antara lain yaitu Natrium (Na), Klor
(Cl), Kalsium (Ca), Fosfor (F), Magnesium (Mg), dan Belerang (S). Unsur-unsur ini
terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang cukup besar sehingga disebut unsur mineral
makro. Sedangkan unsur mineral lain seperti Besi (Fe), Iodium (I), Mangan (Mn),
Zink (Zn), Kobalt (Co), dan Flour (F) hanya terdapat dalam tubuh dengan jumlah
kecil sehingga disebut mineral mikro.
Beberapa makanan memiliki lebih banyak vitamin dan mineral daripada yang
lain. Vitamin terbagi salam dua kategori yaitu vitamin yang larut dalam lemak seperti
vitamin A, D, E, K dan vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B6, B12 Niacin,
Riboflavin, Folat.
B. Rumusan Masalah
1) Vitamin apa saja yang dapat larut dalam air?
2) Bagaimana fungsi dari macam-macam vitamin yang dapat larut dalam air?
3) Vitamin apa saja yang dapat larut dalam lemak?
4) Bagaimana fungsi dari macam-macam vitamin yang dapat larut dalam lemak?
5) Apa saja fungsi dan macam-macam mineral yang dibutuhkan oleh tubuh?
6) Bagiamana peran vitamin dan mineral dalam produksi hormone?
C. Tujuan
 Untuk mengetahui macam-macam vitamin yang dapat larut dalam air dan
fungsinya
 Untuk mengetahui macam-macam vitamin yang dapat larut dalam lemak dan
fungsinya
 Untuk mengetahui macam-macam mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dan
fungsinya
 Untuk mengatahui peran vitamin dan mineral dalam produksi hormone
BAB II
ISI

A. Vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot mlekul kecil
yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap orgnisme, yang idak dapt
dihasilkan oleh tubuh. Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat
diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal.
Vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh
karena itu harus diperoleh dari bahan panganan yang dikonsumsi (Almatsir, 2009).
Kata Vitamin berasal dari ikata vital artinya hidup, dan amin yang artinya
senyawa ayang mengandung gugus N. Dari berbagai hasil penelitian, tidak semua
vitamin mengandung gugus N. Jadi, kata vitamin sudah tidak sesuai lagi dengan
kondisi yang sebenarnya, tetapi sampai saat ini masih tetap saja diapaki. Vitamin
adalah senyawa organik kompleks yang esensial untuk pertumbuhan dan fungsi
biologis yang lain bagi makhluk hidup. Vitamin tidak disintesis oleh tubuh, kecuali
vitamin K. Oleh karena itu, makanan yang dikonsumsi harus ada yang mengandung
Vitamin. Jika tubuh kekurangan vitamin akan mengakibatkan penyakit defiensi atau
avitamiosis (Banowati, 2014).
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh kita. Vitamin berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh. Setiap vitamin
memiliki peranan dan fungsinya masing-masing. Tanpa vitamin, manusia tidak akan
dapat melakukan aktifitasnya. Namun perlu diperhatikan agar tidak mengkonsumsi
vitamin lebih atau kurang dari yang dibutuhkan tubuh. Jika kelebuhan, maka akan
mengakibatkan perubahan pada bagian-bagian tubuh, tergantung dari vitamin yang
dikonsumsi tersebut. (Kusharto & Suhardjo,1992)

B. Vitamin Larut dalam Air


Vitamin yang larut dalam air dapat disimpan dalam tubuh hanya dalam jumlah
terbatas dan sisanya dibuang, sehingga untuk mempertahankan saturasi jaringan
vitamin yang dapat larut dalam air perlu sering dikonsumsi. Meskipum demikian
konsumsi vitamin yang dapat larut dalam air dengan jumlah besar juga berdampak
tidak baik bagi tubuh. Berikut merupakan vitamin yang dapat larut dalam air menurut
Syarif (2007) :
a. Vitamin B komplet
1) Tiamin
Tiamin (Vitamin B1) merupakan kompleks molekul organik yang
mengandung satu inti tiazol dan pirimidin. Sumber yang mengandung vitamin
B1 yaitu gandum, daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur, dan
sebagainya. Tiamin dikenal esensial bagi tubuh untuk fungsi pertumbuhan,
menambah nafsu makan, memperbaiki fungsi saluran pencernaan makanan
dan memelihara proses kehidupan sel-sel di seluruh tubuh khususnya dalam
oksidasi karbohidrat.
2) Riboflavin
Riboflavin (Vitamin B2) adalah vitamin yang memiliki ribosa dalam
rumus kimianya. Sumber yang mengandung vitamin B2 yaitu daging, hati,
ragi, telur, berbagai sayuran dan sebagainya. Fingsi dari riboflavin yaitu untuk
mengurangi protein lemak dan karbohidrat yang ada di dalam makanan dan
kemudian dialihkan menjadi energi bagi tubuh. Selain itu, untuk membantu
menyerap oksigen lebih optimal dalam tubuh.
3) Asam Nikotinat
Asam Nikotinat atau niasin dikenal sebagai faktor PP (pellagra
preventive). Sumber alami yang mengandung niasin yaitu hati, daging, ragi
dan sebagainya. Asam Nikotinat (Vitamin B3) berfungsi untuk menjaga sistem
kardiovaskular dan metabolisme, membantu menormalkan fungsi otak, serta
dapat menurunkan kolesterol.
4) Piridoksin
Piridoksin (Vitamin B6) di alam terdapat 3 bentuk yaitu piridoksin
yang berasal dari tumbuhan, piridosal dan piridoksamin terutama yang berasal
dari hewan. Ketiga bentuk piridoksin tersebut dalam tubuh diubah menjadi
piridoksal fosfat. Sumber yang mengandung vitamin B6 yaitu ragi, biji-bijian
(gandum, jagung dan lain-lain) dan hati. Piridoksin berperan dalam
pembentukan protein tubuh dan sebagai media penghantar kimiawi pada
sistem saraf, sel darah merah dan prostaglandin (senyawa aktif dari kelenjar
prostat pada pria), mengubah makanan yang dikonsumsi menjadi energi,
memproduksi sel-sel darah merah, serta menjaga kerja jaringan saraf. Vitamin
ini penting dalam mempertahankan keseimbangan hormon dan menjaga fungsi
kekebalan tubuh.
5) Asam Pantotenat
Asam pantotenat(Vitamin B5) merupakan vitamin hasil perpaduan dua
macam zat organik suatu asam butirat dengann asam amino alanin. Asam
pantotenat membentuk koenzim A yang berperan dalam proses kimiawi
jaringan, seperti perombakan karbohidrat, asam lemak, asam amin menjadi
karbondioksida, air dan enegi. Selain itu koenzim juga diperlukan dalam
pembuatan sterol. Karena Asam pantotenat bertindak sebagai katalisator pada
reaksi-reaksi transfer gugus asetil. Asam Pantotenat dikenal sebagai vitamin
antistres karena berperan mendorong berfungsinya hormon adrenalin dalam
sel darah merah lebih efektif untuk meningkatkan energi sehingga tidak cepat
lelah. Sumber yang mengandung vitamin B1 yaitu gandum, daging, susu,
kacang hijau, ragi, beras, telur dan sebagainya.
6) Biotin
Biotin (Vitamin B7) dikenal juga sebagai vitamin H (Haut).
Kekurangan biotin dapat mengakibatkan dermatitis, sakit otot, rasa lemah,
anoreksia, anemia ringan. Biotin di dalam tubuh berfungsi sebagai koenzim.
Biotin membantu enzim untuk bekerja didalam tubuh. Sebagai koenzim,
Biotin membantu empat buah enzim yang semuanya bekerja untuk reaksi
karboksilasi, seperti pembentukan glukosa, asam lemak serta pemecahan asam
amino. Selain sebagai koenzim, Biotin memiliki peran lain seperti
mempengaruhi fungsi sel, ekspresi gen dan menjaga agar proses pembelahan
sel berjalan normal. Jumlah biotin yang diperlukan sehari berkisar antara 150-
300 μg dan sumber biotin terdapat pada kuning telur, susu, hati dan ragi
7) Kolin
Kolin berfungsi sebagai prekursor asetilkolin, metabolisme lemak,
berkhasiat lipotropik untuk sirosis hepatis dan hepatitis, metabolisme
intermedier, donor metil untuk pembentukan asam amino esensial. Kolin
banyak ditemukan di sumber makanan seperti daging sapi, hati ayam, hati
sapi, dada ayam, telur, bayam, brokoli, jamur, kembang kol, kentang,susu dan
lain-lain.
8) Inositol
Inositi (Vitamin B8) dapat ditemukan pada hewan dan tanaman dalam
berbagai bentuk (isomer) sepeti pada gandum, kubis, kismis, kentang, daging
sapi, telur, tomat, kacang-kacangan dan lain-lain. Bentuk yang paling umum
adalah myo-inositol dan D-chiro-inositol, bentuk ini mampu memperbaiki
masa ovulasi dengan cepat untuk meningkatkan peluang kesuburan wanita,
selain itu inositol berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas insulin. Inositol
memiliki bentuk lain yaitu fitrat, asam fitrat dan heksafosfat. Ketiga bentuk
tersebut dapat menghambat penyebaran kanker.
b. Vitamin C
Viatamin C sebagai antioksidan yang efektif, bertindak untuk
mengurangi stres oksidatif dan enzim kofaktor untuk biosintesis. Vitamin C
bertindak sebagai donor elektron untuk enzim penting.
Asam askorbat melakukan berbagai fungsi fisiologi dalam tubuh manusia.
Fungsi-fungsi ini termasuk sintesis kolagen, karnitin dan neurotransmitter (sintesis
dan katabolisme dari tirosin) dan metabolisme mikrosm. Selama tindakan
biosintesis vitamin C sebagai reduktor, menyumbangkan elektron dan mencegah
oksidasi untuk menjaga keseimbangan dan keberadaan atom besi dan tembaga.
Vitamin C juga bertindak sebagai donor elektron untuk delapan enzim yang
berbeda. Tiga enzim dibutuhkan untuk hidroksilasi dari prolin dan lisin dalam
sintesis kolagen yakni enzim prolil-3-hidroksilase, prolil-4-hidroksilase dan lisil
hidroksilase. Reaksi ini menambahkan gugus hidroksil untuk asam amino prolin
atau lisin dalam molekul kolagen melalui prolil hidroksilase dan lisil
hidroksilase. Vitamin C sangat penting untuk pengembangan dan pemeliharan
jaringan parut, pembuluh darah dan tulang rawan. Dua enzim yang lain yaitu
enzim yang diperlukan untuk sintesis karnitin yakni enzim ɛ-N-trimetil-L-lisin
hidroksilase dan 7-butirobetain hidroksilase. Tiga enzim yang lain yakni enzim
yang memiliki fungsi kesamaan dan fungsi lain. Enzim tersebut yakni dopamin
beta hidroksilase berpartisipasi dalam biosintesis norepinefrin dari dopamin.
Peptidilglisin alpha-amidating monooksigenase hormon peptida amida dengan
menghilangkan residu glosilat, 4-hidroksifenilpiruvat dioksigenase memodulasi
metabolisme tirosin.

C. Macam-macam Vitamin yang Larut dalam Lemak dan Fungsinya


Vitamin yang larut dalam lemak merupakan molekul hidrofobik apolar, yang
semuanya adalah derivat isoprene. Molekul-molekul ini tidak disintesis dalam tubuh
dalam jumlah yang memadai sehingga harus disuplay dari makanan. Vitamin-vitamin
yang larut dalam lemak ini memerlukan absorbsi lemak yang normal agar vitamin
tersebut dapat diabsorbsi secara efisien. Diabsorbsi molekul vitamin tersebut harus
diangkut dalam darah yaitu oleh lipoprotein atau protein pengikat yang spesifik (Vilda
& Eko,2018). Macam-macam vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E,
dan K sebagai berikut:
a. Vitamin A
Retinol (vitamin A) merupakan padatan berwarna kuning pucat yang larut
dalam minyak dan lemak tetapi hanya sedikit larut dalam air. Vitamin ini dapat
ditemukan dalam bagian makanan yang berlemak, misalnya, dalam lemak susu
dan mentega, minyak hati ikan, dan sedikit lemak yang ada dalam sayuran
berwarna hijau dan wortel. Vitamin A mampu bersirkulasi dalam aliran darah
dengan terikat pada protein transpot tertentu (protein yang terikat retinol). Retinol
merupakan alcohol tak jenuh yang kompleks dengan struktur molekular,
C20H29OH. Pada jaringan hewan, retinol disimpan dan dialirkan sebagai ester
yang dibentuk dengan asam lemak berantai panjang seperti asam stearat dan asam
pilmitat, yang terikat pada protein pangkat retinol, yang disintesis dalam hati.
Retinol ditemukan dalam jaringan hewan (terutama hati) dan produk olahan susu.
Minyak hati ikan merupakan sumber yang paling kaya dan konsumsi hati ikan
kod atau halibut merupakan cara sederhana untuk menjamin kecukupan cadangan
vitamin (Moehji,2002).
Sayuran tidak mengandung retinol, tetapi memiliki pigmen yang disebut
karotenoid, yang secara kimia berkaitan dengan retinol. Karotenoid dapat diubah
menjadi retinol dalam dinding usus halus selama penyerapannya dan karenanya
sayuran memiliki cukup banyak vitamin A. Beberapa karoten telah diketahui
yang paling penting adalah β-karoten yang sering dianggap sebagai pro-vitamin
A. β-karoten merupakan padatan berwarna merah yang awalnya dipisahkan dari
wortel. Molekul β-karoten hampir dua kali lipat besar molekul vitamin A, tetapi
β-karoten merupakan hidrokarbon tak jenuh, bukan alkohol. Karotenoid memiliki
fungsi lain yang sangat penting dalam diet yang cukup terpisah dari peran sebagai
pro-vitamin. Karoten ditemukan dalam jaringan tumbuhan seperti wortel, sayuran
berwarna hijau tua, dan buah berwarna kuning merupakan sumber karoten yang
baik. Ketika sayuran dikonsumsi, tidak semua karoten yang dikandung diserap
dan hanya sebagian dari yang diserap dapat diubah menjadi retinol. Sumber
karoten akan mempengaruhi ketersediannya, misalnya karoten lebih mudah
didapatkan dari sayuran hijau daripada wortel, yang memiliki fungsi agak
berserat. Susu dan produk olahan susu juga merupakan sumber vitamin.
Fungsi vitamin A bagi tubuh antara lain:
- Sebagai bahan untuk pembentukan radopsin yang diperlukan dalam proses
penglihatan. Dalam retina mata ada dua jenis sel yaitu sel yang berperan untuk
melihat dalam cahaya terang yaitu “cone” dan sel yang berperan untuk melihat
dalam cahaya redup yaitu sel “rod”. Pada sel rod tersebut terdapat pigmen yang
sangat peka terhadap cahaya yaitu “rodopsin” yang terbentuk dari ikatan antara
vitamin A aldehida (retinal) dan proteinropsin, sehingga mata masih dapat
melihat dalam keadaan cahaya redup (intensitas cahaya rendah).
- Memacu pertumbuhan tubuh. Berbagai penelitian menunjukkan adanya hubungan
antara kekurangan vitamin A dan terjadinya hambatan-hambatan terutama pada
anak balita.
- Vitamin A dapat mencegah terjadinya keratinisasi pada jaringan pelapis (epihel),
seperti pada saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Keratinisasi pada
jaringan epitel itu menyebabkan mudah terjadi infeksi baik pada saluran
pencernaan maupun saluran pernapasan.
- Mencegah terjadinya kanker usus. Berbagai penelitian menunujukkan vitamin A
berperan dapat mencegah penyakit kanker. Penelitian terhadap penduduk di
Jepang melalui pemantauan makanan mereka selama beberapa tahun
menunjukkan konsumsi sayuran yang akan kaya karoten dapat menurunkan
resiko terjadinya penyakit kanker usus.
- Vitamin A berperan dalam permeabilitas membrana sel, baik membran yang
terdapat meliputi sel, maupun membran struktural yang membentuk organel di
dalam sel itu, seperti mitochondria, lysosoma, sistem reticulum dan sebagainya.
Pada defisiensi vitamin A permeabilitas membran-membran ini meninggi,
sehingga struktur mikroseluler ini mengembung, bahkan memecah dan berbagai
enzim didalamnya merembes keluar struktur.
- Vitamin A diperlukan dalam mekanisme pembentukan hormon steroid. Hormon
ini berkurang pada defisiensi vitamin A dan kembali menjadi normal
konsentrasinya, bila ditambahkan vitamin A. Hormon-hormon steroid ini ada
sejumlah tertentu dan berpengaruh mengatur fungsi yang berhubungan dengan
reproduksi serta keseimbangan mineral dan air di dalam tubuh (Djaeni, 1987).
b. Vitamin D
Vitamin D alami lebih tepat disebut sebagai vimanin D atau
kolekalsiferol, bentuk vitamin D yang lain yaitu vitamin D2 atau ergokalsoferol
dapat dibuat dengan memaparkan senyawa ergosterol, yang ditemukan pada
jamur dan ragi, terhadap sinar ultaviolet. Vitamin D merupakan padatan kristal
putih yang seperti vitamin A, larut dengan bebas dalam minyak dan lemak tetapi
tidak larut dalam air. Vitamin D disimpan dalam hati, karena tidak larut dalam
air, kelebihan vitamin D tidak dapat begitu saja dikeluarkan melalui dan
terkumpul dalam hati. Terlalu banyak vitamin D akan berbahaya dan bahaya
tersebut mirip dengan defisiensi vitamin A.
Vitamin D diperlukan untuk penyerapan kalsium dan fosfor oleh tubuh.
Dengan ketiadaan vitamin D, tubuh tidak mampu menggunakan unsur-unsur ini
dan mereka akan keluar bersama feses. Fosfor dan kalsium diperlukan dalam
pembentukan tulang. Defisiensi vitamin D mengakibatkan rakhitis pada anak-
anak dan penyakit tulang osteomalasia pada mereka yang pertumbuhan tulangny
asudah berhenti. Rakhitis dicirikan dengan pembengkokan tulang tubuh dan
gejala pembentukan tulang yang tidak semestinya yang disebabkan hilangnya
kalsium dari tulang dan digantikan oleh jaringan yang lebih lunak. Tidak ada
vitamin D atau paparan sinar matahari yang akan mecegah rancangan rakhitis jika
diet makanan tidak memiliki kandungan kalsium yang cukup. Penyakit ini
mungkin disebabkan karena kekurangan vitamin D, kekurangan kalsium, atau
kurang sinar matahari tetapi biasanya disebabkan oleh kombinasi dari berbagai
macam faktor (Moehji,2002).
Rakhitis sering ditemukan berkaitan dengan karies gigi karena vitamin D
juga penting untuk klasifikasi gigi. Vitamin D tidak hanya membantu
pembentukan gigi yang sehat tetapi juga membantu mencegah berkembangan
karies gigi pada gigi yang ada (meskipun terdapat faktor lain yang
mempengaruhi). Asupan vitamin D yang terlalu tinggi akan berbahay. Terlalu
banyak kalsium yang akan diserao dari diet makanan dan kelebihannya akan
disimpan dalam ginjal, yang menyebabkan kerusakan dan dapat mengakibatkan
kematian. Terdapat bahaya tertentu pada bayi yang diberikan vitamin D ekstra
dalam bentuk minyak hati ikan, bayi akan mengalami kelebihan asupan, kecuali
jika benar-benar memperhatikan dosis yang dianjurkan.
c. Vitamin E
Vitamin E merupakan nama yang diberikan pada α-tokoferol (minyak
berwarna kuning cerah dengan struktur C29H3O2) dan sekelompok alkohol jenuh
dan tak jenuh yang larut dalam lemak juga terkait dengan vitamin E. Vitamin E
merupakan antioksidan larut lemak yang memiliki fungsi fisiologis yang penting
pada tanaman untuk melindungi lipid (khususnya PUFA) dalam membran dalam
proses oksidasi. Fungsi ini penting bagi biji-bijian atau buah-buahan seperti
minyak jagung (minyak maizena), minyak kedelai, minyak biji gandum, dan
minyak zaitun yang merupakan asam tak jenuh ganda, merupakan sumber yang
baik (Moehji,2002).
Vitamin E alami merupakan α-isomer dan keberadaannya dalam minyak
yang sangat tak jenuh mengindikasikan bahwa fungsinya dalam jaringan tanaman
adalah untuk melindungi minyak yang mudah teroksidasi ini dari proses oksidasi.
Vitamin E melakukan fungsi yang sama dalam tubuh yang sebagian besar
merupakan antioksidan yang larut lemak. Sama dengan β-karoten, tokoferol
menangkap radikal bebas dan menghambat mereka agar tidak merusak membrane
dan kandungannya. Vitamin E juga melindungi nutrisi yang mudah teroksidasi,
seperti PUFA, vitamin A, vitamin C, dari proses oksidasi. Bukti epidemiologi
mengemukakan bahwa asupan vitamin E juga dapat melindungi dari bermacam
penyakit, seperti beberapa jenis kanker, artritis, dan penyakit jantung iskemik,
yang dianggap disebabkan oleh radikal bebas.
Karena sangat bersifat lipofilik, vitamin E hanya dapat dialirkan di sekitar
aliran darah, ke jaringan-jaringan yang memerlukan, dalam lipoprotein yang
sangat berhubungan dengan kolesterol –khususnya kolesterol LDL (lipoprotein
densitas rendah). Maka vitamin E melindungi ester kolesterol dan lipoprotein dari
proses oksidasi (LDL yang teroksidasi menjadi factor racun potensial yang
menyebabkan penyakit jantung koroner). Pada penyakit turunan yang jarang
sekali terjadi, yang disebut β-lipoproteinanemia), terjadi kekurangan kolesterol
LDL yang parah. Penderitanya tidak sampai mengalami PJK, tetapi mereka tidak
mampu mengalirkan vitamin E, dan jaringan yang penting seperti otak dan mata
semakin rusak. Perawatan satu-satunya adalah dengan injeksi vitamin E secara
besar-besaran, tetapi bahkan ini tidak begitu membantu.
Secara umum vitamin E diperlukan bagi pemeliharaan kesehatan dan
integritas semua sel tubuh. Dalam melaksanakan fungsinya vitamin E tampaknya
mempunyai hubungan dengan banyak sekali faktor dalam hidangan. Pada kondisi
defisiensi vitamin E menunjukkan bahwa vitamin ini berfungsi dalam kesehatan
otak, sistem pembuluh darah, erythrocyt, otot skelet, hati, jantung dan gonad,
serta menghindarkan pembentukan lemak kuning (yellow fat) dan deposit zat
ceroid(Djaeni, 1987).
d. Vitamin K
Vitamin K terdiri dari beberapa senyawa larut lemak yang sangat
berkaitan yang diturunkan dari menadion yang semuanya merupakan vitamin K.
Senyawa ini penting untuk pembekuan darah normal maka tanpa vitamin K, hati
tidak mampu mensintesis protrombin yang merupakan pelopor enzim trombin
dalam proses pembekuan darah. Vitamin K kerkandung dalam semua makanan
tetapi sayuran berdaun hijau merupakan sumber yang terkaya. Sintesis bakteri
dalam usus menyediakan vitamin K bagi manusia selain yang telah didapatkan
dari bahan makanan.
Vitamin K berpengaruh pada tingkat ribosom dan mengatur synthetic rate
dari prothrombin dan protein lainyang bersangkutan dengan mekanisme
pembekuan darah. Vitamin K berfungsi postribosomal pada titik dimana terjadi
konversi protein prekursor menjadi protein prothrombin. Protein prekusor ini
sendiri dapat disintesa tanpa memerlukan vitamin K (Djaeni, 1987).
D. Macam-macam Mineral dan Fungsi dalam Tubuh
a. Mineral
Mineral adalah suatu zat (fasa) padat yang terdiri dari unsur atau
persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik,
mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penampatan atom-
atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur Kristal. Mineral
terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari berbagai unsur kimia,
dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang teratur. Keteraturan
dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral mempunyai sifat dalam yang
teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik (Murwanto,
Helmy,dkk.1992).
b. Mineral Mikro dan Mineral Makro
a) Mineral Mikro
Mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh kurang dari
100mg sehari, mempunyai peranan esensial untuk kehidupan, kesehatan
dan reproduksi. Kandungan mineral mikro dalam bahan makanan sangat
bergantung pada konsentrasi mental mikro tanah asal bahan makanan
tersebut. Mineral mikro terdiri dari Besi (Fe), Seng (Zn), Yodium (I),
Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Selenium (Se), Flour (F), Cobalt (Co).
 Besi (Fe)
Besi dalam makanan yang di konsumsi berada dalam bentuk ikatan ferri
(umumnya pada pangan nabati) maupun ikatan ferro (umumnya pangan hewani). Besi
yang terbetuk ferii oleh getah lambung, direduksi menjadi bentuk ferro yang lebih
mudah diserap sel mukosa usus. Adanya vitamin C juga membantu proses reduksi
tersebut. Besi berfungsi sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh,
sebagai alat angkut elektron di dalam sel yang berperan dalam metabolisme energi
sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh. Kekurangan
besi akan mengakibatkan pendarahan akibat cacingan atau luka dan akibat penyakit-
penyakit yang menggangu adsorpsi, seperti penyakit gastro instenial. Kekurangan besi
umumnya menyebabkan pucat, lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan,
menurunnya kemampuan kerja. Pada anak-anak akan mengakibatkan timbulnya
apatis, mudah tersinggung, dan menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi dan
belajar.
 Seng (Zn)
Seng adalah mikromineral yang ada dimana-mana dalam jaringan tubuh manusia
atau hewan dan terlihat dalam fungsi berbagai enzim dalam proses metabolisme. Zn
diperlukan untuk aktifitas, lebih dari 90 enzim yang ada hubungannya dengan
metabolisme karbohidrat dan energi, degradasi atau sintesis protein, sistesis asam
nukleat, biosintesis heme, transfer CO2 dan reaksi-reaksi lain. Peranan Zn dalam
metabolisme kulit dan jaringan pengikat adalah dalam sintesis protei dan mungkin
juga dalam replikasi sel, walaupun belum jelas mekanismenya (Linder, 1992).
Secara fisiologus, seng diabsorbsi melalui dua proses yaitu uptake seng dari lumen
gastrointesitnal ke dalam entrosit (atas) dan transport dseng dari entrosit kedalam
sistem sirkuler (bawah). Seng dikeluarkan tubuh melalui tinja, urin, dan jaringan yang
terlepas termasuk kulit, rambut, dan sel-sel mukosa, pertumbuhan kuku, menstruasi,
dan ejakulasi. Kekurangan seng akan terjadinya penurunan nafsu makan sampai
gangguan sistem pertahanan tubuh (Underwood,2001).
 Yodium (I)
Yodium merupakan komponen penting dalam sintesis hormon tiroid, yaitu
hormon yang berfungsi mengatur suhu tubuh, metabolisme dasar, reproduksi,
pertumbuhan dan perkembangan, pembentukan sel darah merah serta fungsi otot dan
saraf. Dalam darah, yodium terdapat dalam bentuk yodium bebas atau teriakat dengan
protein. Sumber yodium diantaranya adalah garam beryodium, ikan laut, dan rumput
laut. Kelebihan pada yodium akan mengakibatkan gondok, seperti halnya kekurangan
yodium.
 Mangan (Mn)
Sumber pangan yang mengandung mangan terdapat pada tepung gandum,
kacang-kacangan, daging, ikan, dan ayam. Mangan diangkut oleh protein
transmanganin dalam plasma. Setelah diabsorpsi, mangan dalam waktu singkat
terlihat dalam empedu dan dikeluarkan melalui feses. Kelebihan mangan dapat
mengakibatkan keracunan. Dalam waktu lama hal ini dapat menyebabkan gejala
kelainan otak disertai tingkah laku abnormal, yang menyerupai penyakit parkinson.
 Tembaga (Cu)
Sumber makanan yang mengandung tembaga diantaranya adalah susu dan
sereal. Terdapat juga dalam hati, tiram, daging, dan kacang-kacangan. Dalam saluran
cerna, tembaga dapat diabsorpsi kembali dari tubuh bergantung kebutuhan tubuh.
Pengeluaran melalui empedu meningkat bila terdapat kelebihan dalam tubuh. Sedikit
tembaga dikeluarkan melalui urin, keringat, dan darah haid. Tembaga yang tidak
diabsorpsi dikeluarkan melalui feses.
Fungsi dari tembaga berperan dalam kegiatan enzim pernafasan sebagai
kofaktor bagi enzim, misalnya sitokrom, oksidase.
 Selenium (Se)
Sumber pangan yang mengandung selenium terdapat dalam ikan laut dan
kerang. Dalam pangan nabati tergantung pada kandungan selenium dalam tanah
tempat tanaman tersebut tumbuh. Fungsi selenium sebagai antioksidan. Defisiensi
selenium menyebabkan aktifitas enzim glutation perioksidase menurun dan kekebalan
tubuh menurun Konsumsi selenium diatas 850mg/hr berpengaruh pada kesehatan
yaitu terjadinya mual, muntah, dan diare. Konsumsi diatas 500omg/hr akan
menyebabkan terjadinya perubahan kuku dan terjadinya kerontokan rambut.
 Flour (F)
Sumber pangan terdapat dalam air, makanan laut, ikan dan makanan hasil
ternak. Fungsi fluor adalah untuk pertumbuhan dan pembentukan struktur gigi, serta
untuk mencegah karies gigi. Penggunaan fluor sebanyak 20-30mg/hr dapat
menyebabkan terjadinya keracunan. Gejalanya adalah fluorosis (perubahan warna gigi
menjadi kekuning-kuningan) mulas, diare, sakit didaerah dada, gatal dan muntah.
Defisiensi fluor akan menyebabakan terjadinya karies pada gigi.
 Cobalt (Co)
Cobalt merupakan komponen vitamin B12 yang diperlukan bagi
perkembangan normal se-sel darah merah. Sumber utamanya adalah sayuran berdaun
hijau. Cobalt mempunyai fungsi untuk keseimbangan tubuh ruminansia.
b) Mineral Makro
Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah
lebih dari 100mg perhari. Mineral yang termasuk dalam mineral makro
utama adalah Calcium (Ca). Magnesium (Mg), Sulfur (S), Kalium (K),
Fosfor (P), Clorida (Cl), dan Natrium (Na). Unsur mineral makro berperan
penting dalam aktifitas fisiologis dan metabolisme tubuh. Mineral makro
berfungsi dalam pembentuksn struktur sel dan jaringan, keseimbangan
cairan dan elektrolit dan berfungsi dalam cairan tubuh baik intraseluler dan
ekstraseluler (Darmono,1995).
 Natrium (Na)
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler, 35-40% terdapat
dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu dan
pankreas mengandung banyak natrium. Sumber utama natrium adalah garam dapur
(NaCl).
Sumber natrium yang lain berupa glutamate (MSG), kecap dan makanan yang
diawetkan dengan garam dapur. Makanan yang belum diolah mengandung sedikit
natrium. Sumber lainnya seperti susu, daging, telur, ikan, mentega, dan lainnya.
 Clorida (Cl)
Clor merupakan anion utama ekstraseluler. Konsentrasi clor tertinggi adalah
dalam cairan serebrospinal (otak dan sumusm tulang belakang), lambung, dan
pankreas. Clor terdapat bersamaan daengan natrium dalam garam dapur. Beberapa
sayuran dan buah juga mengandung clor. Clor hampir seluruhnya diabsorpsi melalui
usus halus dan dieksresi melalui urin dan keringat. Gangguan apabila kekurangan
clorida dapat menyebabkan muntah, muntah, diare kronis, dan keringat berlebihan.
Sedangkan kelebihan yang akan dialami akan menyebabkan muntah.

 Kalium (K)
Kalium merupakan ion yang bermuatan positif yang terdapat dalam sel dan
cairan intraseluler. Kalium berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sumber utama
adalah makanan segar atau mentah, terutama buah dan sayur. Kalium memegang
peran penting dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektolit seta
keseimbangan asam basa.
 Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh yang berada
dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi. Kalisum mengatur keja hormon dan factor
pertumbuhan. Kalsium adalah elemen mineral yang paling banyak dibutuhkan oleh
tubuh ternak.
Kelebihan mengkonsumsi kalsium akan menyebabkan timbulnya batu ginjal
atau gangguan ginjal, gangguan absorpsi mineral lain serta konstipasi. Kekurangan
kalsium akan menyebabkan gangguan pertumbuhan, tulang kurang kuat, mudah
bengkok dan rapuh. Pada usia lanjut terjadi osteoporosis.
 Magnesium (Mg)
Magnesium sangat penting peranannya dalam metabolisme karbohidrat dan
lemak. Magnesium diadsorpsi di usus halus dengan bantuan alat bantu aktif dan
secara difusi pasif. Di dalam darah, magnesium terdapat dalm bentuk ion bebas.
Keseimbangan magensium dalam tubuh terjadi melalui penyesuaian eksresi
magnesium melalui urin. Eksresi magnesium meningkat oleh adanya hormon tiroid,
asidosis, aldesteron serta kekurangan fosfor dan kalium (Poedjiadi, 1994).
 Sulfur (S)
Sulfur berasal dari makanan yang terikat pada asam amino yang mengandung
sulfur yang diperlukan untuk sintesis zat-zat penting. Sulfur terdapat dalam tulang
rawan, kulit, rambut, dan kuku yang banyak mengandung jaringan ikat yang bersifat
kaku. Sumber sulfur adalah makanan yang mengandung protein. Fosfor dapat
diadsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas dia dalam usus setelah dihidrolisis dan
dilepas dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase dalam mukosa usus halus dan
diadsorpsi secara aktif yang dibantu oleh bentuk aktif vitamin D dan difusi aktif.

 Fosfor (P)
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh sekitar 1% dari berat
badan. Fosfor mengandung peranan penting dalam mensterilisasi tulang. Fosfor
terdapat pada tulang dan gigi serta dalam sel yaitu otot dan cairan ekstraseluler.
Fosfor berperan dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan
energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP). Fosfor terdapat pada semua sel makhluk
hidup, terutama makanan kaya protein, seperti daging, ayam, ikan, telur, dan susu,
kacang-kacangan, dan sereal. Kandungan fosfor dalam tubuh ternak lebih rendah dari
pada kandungan Ca(Tillman, 1988).

c. Peran Mineral dalam Tubuh Manusia


Untuk pemeliharaan fungsi tubuh, manusia memerlukan mineral dalam jumlah
tertentu. Mineral yang dibutuhkan tubuh hingga saat ini dikenal dengan nama mineral
makro dan mineral mikro.
Intake (asupan) makanan sehari-hari, membantu manusia mendapatkan zat
yang diperlukan tubuh.Yodium, yang ditengarai banyak tidak dijumpai pada garam
yang beredar di daerah Jepara, termasuk salah satu zat gizi mikro yang sangat
diperlukan tubuh. Dinamakan mineral mikro, karena tubuh hanya memerlukan dalam
jumlah kurang dari 100 mg saja. Jumlah yang sangat kecil memang, tapi sudah
mencukupi bagi tubuh
Secara umum fungsi mineral dalam tubuh sebagai berikut:
1. Berperan dalam tahap metabolisme tubuh. Mengkatalisasi reaksi yang bertalian
dengan pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein serta pembentukan lemak dan
protein tubuh.
2. Sebagai hormon (Iodium terlibat dalam hormon tiroksin; Co dalam vitamin B12; Ca
dan P untuk membentuk tulang dan gigi) dan enzim tubuh/ sebagai kofaktor (Fe
terlibat dalam aktivitas enzim katalase dan sitokrom).
3. Membantu memelihara keseimbangan air tubuh (klor, kalium, natrium).
4. Menolong dalam pengiriman isyarat ke seluruh tubuh (kalsium, kalium, natrium).
5. Sebagai bagian cairan usus (kalsium, magnesium, kalium dan natrium).
6. Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi dan jaringan tubuh
lainnya (kalsium, fosfor, fluorin dan magnesium)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B komplet yaitu Tiamin, Riboflavin,
Asam Nikotinat, Piridoksin, Asam Pantotanetat, Biotin,Kolin, Inositol, dan Vitamin
C.
 Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, vitamin D, vitamin E dan vitamin
K.
 Mineral makro terdiri dari Ca, Mg, S, K, P, Cl, dan Na. Sedangkan mineral mikro
terdiri dari Fe, Zn, I, Mn, Cu, Se, F, dan Co.
 Peran vitamin dan mineral dalam tubuh Sebagai hormon (Iodium terlibat dalam
hormon tiroksin; Co dalam vitamin B12; Ca dan P untuk membentuk tulang dan gigi)
dan enzim tubuh/ sebagai kofaktor (Fe terlibat dalam aktivitas enzim katalase dan
sitokrom).

B. Saran
Menyadari bahwa Penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya Penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak dan lebih relevan yang tentunya dapat di
pertanggungjawabkan.
Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak demi kesempurnaan pembuatan makalah-makalah dengan tema yang
sama kedepannya.
Daftar Pustaka

Almatsier. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Banowati, Lilis. 2014. Ilmu Gizi Dasar. Yogyakarta : Deepublish.
Darmono.1995. Potensi mineral deficiency diseases of Indonesian ruminant livestock.
Erlangga. Jakarta.
Djaeni Achmad Sediaoetama. 1987. Vitaminologi. Jakarta:Balai Pustaka.
Kusharto, Clara M. & Suhardjo. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : Kansius.
Linder.1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme.UI Press. Jakarta
Moehji Sjahmin. 2002. Ilmu Gizi 1. Jakarta: Penerbit Papas Sinar Sinanti-Bhratara.
Poedjiadi.1994.Dasar-dasar Biokimia. UI Press. Jakarta.
Sumbono, Aung. 2016. Biokimia Pangan Dasar. Yogyakarta : Deepublish.
Syarif, Amir. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Univesitas Indonesia.
Tillman.1988.Ilmu Makanan Ternak Dasar. UGM Press. Yogyakarta.
Underwood.2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Erlangga. Jakarta.
Vilda & Eko. 2018. Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Budi Utama.

Anda mungkin juga menyukai