NIM : 170351616591
Offering :A
Identifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa menunjukkan bahwa miskonsepsi yang
paling rendah dialami siswa adalah konsep teorema sumbu paralel sebesar 53,90% dengan
penyebab utama terjadinya miskonsepsi disebabkan karena false negative atau diartikan oleh
penulis sebagai kecerobohan siswa dalam menuliskan jawaban pada tingkat pertama, yaitu
sebesar 48,68%. Sedangkan miskonsepsi tertinggi dialami siswa pada konsep gerak
menggelinding sebagai rotasi murni sebesar 86,52% yang disebabkan oleh pemikiran humanistik
sebesar 54,10%.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tes diagnostik
four-tier yang dikembangkan telah memenuhi kriteria uji validitas (validitas berdasarkan isi dan
validitas berdasarkan struktur internal), uji reliabilitas, dan uji tingkat kesulitan soal. Hal tersebut
berarti tes diagnostik four-tier yang dikembangkan dinyatakan layak digunakan untuk
mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik pada materi gelombang dan optik.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Terdapat
miskonsepsi dalam pemahaman materi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit pada siswa
kelas X SMA Islam Al-Falah Kabupaten Aceh Besar yaitu sebesar 38,68%. Penyebab
miskonsepsi yang dialami siswa dalam pemahaman materi larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit karena memenuhi kriteria syarat konsep dianggap miskonsepsi seperti adanya atribut
yang tidak lengkap, gambaran konsep yang salah dan kegagalan siswa dalam melakukan
klasifikasi. Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan pada umumnya penyebab miskonsepsi
pada siswa adalah metode belajar dan adanya intuisi (pemikiran sendiri) pada siswa.
5. Jurnal Identifikasi Miskonsepsi dan Penyebab Miskonsepsi Siswa Menggunakan
Four-Tier Diagnostic Test pada SubMateri Fluida Dinamik: Azas Kontinuitas
Berdasarkan analisis data dan hasil identifikasi kategori konsepsi siswa pada materi
fluida dinamis sub-matei azas kontinuitas, diperoleh 6% siswa termasuk ke dalam kategori
paham konsep, 35% siswa termasuk ke dalam kategori paham sebagian, 28% siswa termasuk ke
dalam kategori miskonsepsi, 30% siswa termasuk ke dalam kategori tidak paham konsep dan 0%
siswa termasuk ke dalam kategori tidak dapat dikodekan. Adapun kesimpulan dari penelitian ini
adalah pada materi fluida dinamis, khususnya sub-materi azas kontinuitas teridentifikasi adanya
miskonsepsi dengan menggunakan instrumen four-tier diagnostic test sebesar 28% dikarenakan
pemahaman siswa yang beranggapan bahwa pada pipa yang kecil, fluida memiliki kelajuan yang
besar karena tekanan fluida yang besar.
6. Jurnal Identifikasi Miskonsepsi Konsep Tekanan Zat Siswa Kelas VIII-C SMPN 1
Karangploso Semester Genap Tahun Pelajaran 2017-2018
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa Hasil uji
coba terbatas, uji coba lapangan 1 dan uji coba lapangan II, yang terdiri dari 172 subjek yang
terkumpul pada 6 kelompok subjek menghasilkan 25 soal yang layak untuk dijadikan produk tes
diagnostik untuk mengukur miskonsespsi siswa dari 100 soal yang sudah divalidasi. Konsistensi
reliabilitas produk tes sangat baik dengan rata-rata reliabilitas keseluruhan uji coba mendapatkan
nilai 0,631 (tinggi). Produk tes diagnostik untuk mengukur miskonsepsi siswa cukup mampu
membedakan siswa kelompok atas dan bawah dengan nilai rata-rata daya pembeda uji coba
lapangan 2 sebesar 0,283 (cukup). Produk tes diagnostik untuk mengukur miskonsepsi siswa
memiliki karakteristik kesukaran katagori sedang, dengan nilai 0,544 (sedang). Dari nilai
tersebut produk termasuk ideal dan dapat digunakan untuk dijadikan sebuah tes diagnostik untuk
mengukur miskonsepsi siswa
8. Jurnal Diagnosis Miskonsepsi Siswa SMA di Kota Malang pada Konsep Suhu dan
Kalor Menggunakan Three Tier Test
Dari analisis data diagnostik three tier test siswa menunjukkan bahwa dari 136 siswa
yang menjadi objek penelitian, 47% termasuk kriteria menguasai konsep, sedangkan sisanya
38% mengalami miskonsepsi, 5% menebak atau tidak percaya diri atas jawaban, dan 10% tidak
tahu konsep. Hal ini disebabkan oleh, siswa telah menerima pembelajaran yang membahas
konsepkonsep yang diujikan namun siswa kesulitan mengabstraksikan konsep dengan tepat
sehingga intuisi pada pengetahuan awal siswa tetap bertahan, dan sebagian besar siswa lupa
dengan materi yang telah dibahas atau retensi siswa lemah terhadap konsep-konsep tertentu.
Persentase miskonsepsi tertinggi siswa subkonsep perubahan wujud (35,0%) dan diikuti
subkonsep pemuaian (27,0%), subkonsep kalor (11%), perpindahan kalor (10,0%), pengaruh
kalor terhadap suhu benda (8,9%) dan terakhir subkonsep suhu (7,4%). Hasil wawancara
menunjukkan bahwa penyebab terjadinya miskonsepsi pada tiap subkonsep tersebut adalah
representasi materi dan soal saat pembelajaran yang biasanya disajikan dalam bentuk gambar dan
diagram sulit dipahami oleh siswa.
Penggunaan instrumen diagnostik three tier test mampu mengkategorikan konsepsi siswa
menjadi empat kriteria penguasaan konsep, yaitu menguasai konsep (MK), miskonsepsi (MS),
menebak atau tidak percaya diri atas jawaban (MB), dan tidak tahu konsep (TT). Siswa menjadi
sadar akan pemahaman konsep yang mereka miliki terhadap konsep-konsep suhu dan kalor. Oleh
karena itu, instrumen diagnostik three tier test yang telah dikembangkan untuk mendiagnosis
miskonsepsi siswa pada materi suhu dan kalor mampu mengidentifikasi miskonsepsi siswa
secara cepat dan akurat.
PERTEMUAN 11
NIM : 170351616591
Offering : A 17
2. Salah satu soal yang valid mengukur miskonsepsi siswa, dengan hasil analisis menggunakan metode MAK
Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini!
1. Telinga terdiri dari 2 bagian, yaitu luar dan dalam
2. Berfungsi sebagai alat pendengaran dan alat keseimbangan
3. Berfungsi sebagai alat pendengaran
4. Telinga terdiri dari 3 bagian, yaitu luar, tengah dan dalam
5. Telinga bagian luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga
Pernyataan di atas merupakan ciri-ciri dari organ telinga yang benar ditunjukkan oleh nomor ...
A. 1 dan 3
B. 1, 2 dan 4
C. 1, 3 dan 5
D. 1, 4 dan 5
E. 2, 4 dan 5
Sebuah rumah memiliki saluran pipa seperti gambar di atas. Apabila air mengalir dari kiri ke kanan seperti ditunjukkan oleh
anak panah pada gambar, bagaimanakah perbandingan tekanan fluida pada pipa 1 (P1), pipa 2 (P2) dan pipa 3 (P3) ?
A. P1 > P2 < P3.
B. P2 > P1 > P3.
C. P3 < P2 < P1.
D. P3 < P1 > P2.
E. P1 > P3 < P2
Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban
1. Yakin 2. Tidak Yakin
Alasan terhadap pilihan jawaban
A. Fluida yang mengalir pada luas penampang pipa yang besar akan memiliki laju aliran yang besar, sehingga tekanan
fluida kecil.
B. Fluida yang mengalir pada luas penampang pipa yang kecil akan memiliki laju aliran yang kecil pula, sehingga tekanan
fluida kecil dan debitnya besar.
C. Fluida yang mengalir pada luas penampang pipa yang besar akan memiliki laju aliran yang kecil, sehingga tekanan
fluida kecil pula dan debit tetap.
D. Fluida yang mengalir pada luas penampang pipa yang kecil akan memiliki laju aliran yang besar, sehingga tekanan
fluida juga besar dan debit berubah-ubah.
E. ............................................................................................................................................................... ................................
...............................................................................................................................
Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan
1. Yakin 2. Tidak Yakin