Anda di halaman 1dari 13

PERTEMUAN 11

Nama : Serent Resiana Hantari

NIM : 170351616591

Offering :A

Ringkasan Jurnal Miskonsepsi Siswa

1. Jurnal Pengembangan Tes Diagnostik Miskonsepsi Empat Tahap Tentang


Kinematika

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen Tes Diagnostik Miskonsepsi


Empat Tahap Tentang Kinematika (TDMET-K) yang dapat mendeskripsikan profil miskonsepsi
guru fisika SMA dengan kriteria baik. Penelitian menggunakan metode penelitian &
pengembangan dengan guru fisika SMA di Surakarta sebagai subjek penelitian. Tahapan
penelitian terdiri atas kajian literatur untuk menyusun draf awal; uji validitas secara kualitatif
oleh dua ahli; uji validitas isi secara kuantitatif menggunakan formula Lawshe; uji coba lapangan
awal (6 subjek); uji coba lapangan utama (30 subjek) sebagai bahan untuk menguji reliabilitas
menggunakan formula Alpha Cronbach. Hasil uji menjadi bahan revisi sehingga dihasilkan
TDMET-K final. Instrumen pengambilan data yang digunakan berupa angket. Analisis data
dilakukan secara kuantitatif dan deskriptif kualitatif.

Instrumen Tes Diagnostik Miskonsepsi Empat Tahap Tentang Kinematika (TDMET-K)


merupakan tes diagnostik yang terdiri atas 30 butir, dengan tahap pertama adalah soal dengan
dua opsi, tahap ketiga adalah alasan dengan tiga opsi, serta tahap kedua dan keempat merupakan
pertanyaan mengenai keyakinan peserta dalam menjawab. TDMET-K telah divalidasi oleh ahli,
dengan hasil sebanyak10 item soal diterima tanpa revisi dan 20 item soal diterima dengan revisi
dari validator pertama. Sedangkan oleh validator kedua, sebanyak 11 diterima tanpa revisi dan
19 butir diterima dengan revisi. TDMET-K kemudian dihitung validitas isinya, dan didapatkan
nilai koefisien reliabilitas 0,88 (valid). Selanjutnya instrumen diujikan kepada guru dalam
beberapa tahap uji dan kemudian direvisi sesuai saran validasi empirik tersebut. Selain itu,
dihitung pula kereliabilitasan instrumen dan didapatkan bahwa TDMET-K adalah instrumen
yang reliabel. Alhasil, telah berhasil dikembangkan instrumen TDMET-K yang memenuhi
kriteria baik. Langkah-langkah penelitian yang telah dilakukan adalah: (1) diskusi dalam forum
FGD yang mengkaji literatur penelitian terdahulu tentang miskonsepsi pada materi Kinematika
dan tentang tes empat tahap sehingga menjadi draf I instrumen TDMET-K, (2) draf I divalidasi
oleh 2 ahli dan selanjutnya direvisi sehingga menghasilkan draf II TDMET-K, (3) draf II
TDMET-K diujikan pada 6 guru Fisika SMA dalam uji coba lapangan awal, (4) revisi
berdasarkan hasil uji coba sehingga dihasilkan draf III TDMET-K, (5) draf III TDMET-K diuji
coba lapangan utama pada 30 guru Fisika SMA, dan (6) revisi berdasarkan hasil uji coba
sehingga dihasilkan produk TDMET-K final.
2. Jurnal Identifikasi Miskonsepsi dan Penyebab Miskonsepsi Siswa dengan Three-tier
Diagnostic Test Pada Materi Dinamika Rotasi

Identifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa menunjukkan bahwa miskonsepsi yang
paling rendah dialami siswa adalah konsep teorema sumbu paralel sebesar 53,90% dengan
penyebab utama terjadinya miskonsepsi disebabkan karena false negative atau diartikan oleh
penulis sebagai kecerobohan siswa dalam menuliskan jawaban pada tingkat pertama, yaitu
sebesar 48,68%. Sedangkan miskonsepsi tertinggi dialami siswa pada konsep gerak
menggelinding sebagai rotasi murni sebesar 86,52% yang disebabkan oleh pemikiran humanistik
sebesar 54,10%.

3. Jurnal Pengembangan Tes Diagnostik Four-Tier Untuk Mengidentifikasi


Miskonsepsi Peserta Didik Materi Gelombang Dan Optik

Penelitian bertujuan untuk mengembangkan tes diagnostik four-tier yang dapat


digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik pada materi gelombang dan optik.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan
Plomp yang dielaborasikan dengan prosedur pengembangan tes diagnostik four-tier oleh Pesman
dan Eryilmaz. Penelitian dilaksanakan di tiga SMP yang berlokasi di kecamatan Lembang pada
peserta didik kelas VIII. Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi ahli, lembar
indentifikasi konsep alternatif peserta didik, dan instrumen validasi empiris. Analisis data yang
digunakan yaitu analisis kuantitatif dengan melihat kualitas butir soal.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tes diagnostik
four-tier yang dikembangkan telah memenuhi kriteria uji validitas (validitas berdasarkan isi dan
validitas berdasarkan struktur internal), uji reliabilitas, dan uji tingkat kesulitan soal. Hal tersebut
berarti tes diagnostik four-tier yang dikembangkan dinyatakan layak digunakan untuk
mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik pada materi gelombang dan optik.

4. Jurnal Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Four- Tierdiagnostic Test Pada


Materi Larutan Elektrolit Dan Larutan Non Elektrolit Di Kelas X SMA Islam Al-
Falah Kabupaten Aceh Besar

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Terdapat
miskonsepsi dalam pemahaman materi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit pada siswa
kelas X SMA Islam Al-Falah Kabupaten Aceh Besar yaitu sebesar 38,68%. Penyebab
miskonsepsi yang dialami siswa dalam pemahaman materi larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit karena memenuhi kriteria syarat konsep dianggap miskonsepsi seperti adanya atribut
yang tidak lengkap, gambaran konsep yang salah dan kegagalan siswa dalam melakukan
klasifikasi. Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan pada umumnya penyebab miskonsepsi
pada siswa adalah metode belajar dan adanya intuisi (pemikiran sendiri) pada siswa.
5. Jurnal Identifikasi Miskonsepsi dan Penyebab Miskonsepsi Siswa Menggunakan
Four-Tier Diagnostic Test pada SubMateri Fluida Dinamik: Azas Kontinuitas

Berdasarkan analisis data dan hasil identifikasi kategori konsepsi siswa pada materi
fluida dinamis sub-matei azas kontinuitas, diperoleh 6% siswa termasuk ke dalam kategori
paham konsep, 35% siswa termasuk ke dalam kategori paham sebagian, 28% siswa termasuk ke
dalam kategori miskonsepsi, 30% siswa termasuk ke dalam kategori tidak paham konsep dan 0%
siswa termasuk ke dalam kategori tidak dapat dikodekan. Adapun kesimpulan dari penelitian ini
adalah pada materi fluida dinamis, khususnya sub-materi azas kontinuitas teridentifikasi adanya
miskonsepsi dengan menggunakan instrumen four-tier diagnostic test sebesar 28% dikarenakan
pemahaman siswa yang beranggapan bahwa pada pipa yang kecil, fluida memiliki kelajuan yang
besar karena tekanan fluida yang besar.

6. Jurnal Identifikasi Miskonsepsi Konsep Tekanan Zat Siswa Kelas VIII-C SMPN 1
Karangploso Semester Genap Tahun Pelajaran 2017-2018

Berdasarkan hasil identifikasi miskonsepsi ditemukan 9 miskonsepsi yang dialami siswa


yakni Tekanan pada suatu benda dipengaruhi oleh luas permukaannya. Semakin besar luas
permukaan balok maka tekanan yang dihasilkan akan semakin besar (33,33%), Penampang
wadah dan ukuran benda mempengaruhi tekanan hidrostatis suatu benda (36,67%), Suatu benda
akan tenggelam dalam zat cair, jika massa zat cair lebih kecil dari massa benda (23,33%), Suatu
benda akan tenggelam dalam zat cair, jika gaya angkat ke atas lebih kecil daripada berat
benda(30%), Suatu benda akan terapung dalam zat cair, jika massa jenis zat cair lebih kecil dari
massa benda dan gaya angkat ke atas lebih kecil (40%), Besar gaya pada piston yang
berhubungan sama besar karena gaya yang diberikan sama besar (46,67%), Osmosis terjadi pada
saat molekul-molekul pelarut berpindah dari larutan berkonsentrasi rendah ke larutan yang
berkonsentrasi tinggi sampai konsentrasi kedua pelarut setimbang (36,67%), Makhluk hidup
akan mengalami proses difusi jika terjadi perbedaan partikel yang ada diudara dan partikel
didalam tubuh (40%), Tanaman dapat menyerap air walaupun tidak memiliki akar karena adanya
tekanan pada bagian bawah batang tanaman (23,33%).

7. Jurnal Pengembangan Tes Diagnostik Untuk Mengukur Miskonsepsi Siswa Pada


Pokok Bahasan Sistem Regulasi Manusia Untuk Siswa Sma Kelas XI Semester II

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa Hasil uji
coba terbatas, uji coba lapangan 1 dan uji coba lapangan II, yang terdiri dari 172 subjek yang
terkumpul pada 6 kelompok subjek menghasilkan 25 soal yang layak untuk dijadikan produk tes
diagnostik untuk mengukur miskonsespsi siswa dari 100 soal yang sudah divalidasi. Konsistensi
reliabilitas produk tes sangat baik dengan rata-rata reliabilitas keseluruhan uji coba mendapatkan
nilai 0,631 (tinggi). Produk tes diagnostik untuk mengukur miskonsepsi siswa cukup mampu
membedakan siswa kelompok atas dan bawah dengan nilai rata-rata daya pembeda uji coba
lapangan 2 sebesar 0,283 (cukup). Produk tes diagnostik untuk mengukur miskonsepsi siswa
memiliki karakteristik kesukaran katagori sedang, dengan nilai 0,544 (sedang). Dari nilai
tersebut produk termasuk ideal dan dapat digunakan untuk dijadikan sebuah tes diagnostik untuk
mengukur miskonsepsi siswa

8. Jurnal Diagnosis Miskonsepsi Siswa SMA di Kota Malang pada Konsep Suhu dan
Kalor Menggunakan Three Tier Test

Berdasarkan pemaparan hasil dan pembahasam sebagaimana telah diuraikan, dapat


disimpulkan bahwa konsep-konsep dasar terkait konsep suhu dan kalor meliputi suhu, kalor,
pengaruh kalor terhadap benda (pemuaian, perubahan suhu, dan perubahan wujud), dan
perpindahan kalor merupakan konsep yang cukup sulit dipahami oleh siswa. Meskipun siswa
telah mempelajari konsep-konsep tersebut sebelumnya di bangku SMP, mereka masih
mengalami kesulitan dalam memecahkan soal penguasaan konsep yang dilandasi konsep-konsep
tersebut.

Dari analisis data diagnostik three tier test siswa menunjukkan bahwa dari 136 siswa
yang menjadi objek penelitian, 47% termasuk kriteria menguasai konsep, sedangkan sisanya
38% mengalami miskonsepsi, 5% menebak atau tidak percaya diri atas jawaban, dan 10% tidak
tahu konsep. Hal ini disebabkan oleh, siswa telah menerima pembelajaran yang membahas
konsepkonsep yang diujikan namun siswa kesulitan mengabstraksikan konsep dengan tepat
sehingga intuisi pada pengetahuan awal siswa tetap bertahan, dan sebagian besar siswa lupa
dengan materi yang telah dibahas atau retensi siswa lemah terhadap konsep-konsep tertentu.

Persentase miskonsepsi tertinggi siswa subkonsep perubahan wujud (35,0%) dan diikuti
subkonsep pemuaian (27,0%), subkonsep kalor (11%), perpindahan kalor (10,0%), pengaruh
kalor terhadap suhu benda (8,9%) dan terakhir subkonsep suhu (7,4%). Hasil wawancara
menunjukkan bahwa penyebab terjadinya miskonsepsi pada tiap subkonsep tersebut adalah
representasi materi dan soal saat pembelajaran yang biasanya disajikan dalam bentuk gambar dan
diagram sulit dipahami oleh siswa.

Penggunaan instrumen diagnostik three tier test mampu mengkategorikan konsepsi siswa
menjadi empat kriteria penguasaan konsep, yaitu menguasai konsep (MK), miskonsepsi (MS),
menebak atau tidak percaya diri atas jawaban (MB), dan tidak tahu konsep (TT). Siswa menjadi
sadar akan pemahaman konsep yang mereka miliki terhadap konsep-konsep suhu dan kalor. Oleh
karena itu, instrumen diagnostik three tier test yang telah dikembangkan untuk mendiagnosis
miskonsepsi siswa pada materi suhu dan kalor mampu mengidentifikasi miskonsepsi siswa
secara cepat dan akurat.
PERTEMUAN 11

Nama : Serent Resiana Hantari

NIM : 170351616591

Offering : A 17

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MISKONSEPSI

No Identifikasi Miskonsepsi Analisis Miskonsepsi Konsep


1 Sebagian siswa beranggapan bahwa senyawa ion dalam Seharusnya untuk konsep yang Konsep Ion
bentuk padatan tetap dapat menghantarkan arus listrik benar bahwa larutan elektrolit tidak
karena terdapat ion-ion. hanya memiliki ion saja, namun
karena adanya ion-ion yang
bergerak bebas. Berdasarkan
wawancara juga dapat diketahui
salah satu faktor yang
menyebabkan miskonsepsi dialami
siswa, seperti adanya faktor
internal dan eksternal.
2 Siswa menganggap bahwa saat bola besi dipanaskan konsep yang sebenarnya adalah Konsep mekanisme pemuaian
volumenya bertambah karena ukuran partikelpartikel volume benda akan bertambah
penyusun bola besi akan semakin besar dan sebagian disebabkan jarak antarpartikel
siswa beranggapan bahwa volume besi akan tetap karena penyusun benda bertambah besar.
jumlah partikel penyusun bola besi tidak berubah Siswa mengalami miskonsepsi
karena pertanyaan ini berkaitan
dengan mekanisme terjadinya
pemuaian yang sulit diabstraksikan
siswa.
3 siswa berkeyakinan bahwa gir motor bagian belakang Gerak menggelinding sebagai
yang berjari-jari dua kali lebih besar dari gir depan, rotasi murni
memiliki kelajuan linier yang kecil karena ukurannya
yang besar, sehingga akan lebih sulit untuk bergerak.
Dalam hal ini, jari-jari suatu gir dianalogikan dengan
Pada fenomena gir yang serantai,
ukuran tubuh seseorang yang besar, maka gir tersebut pola gerakan yang terjadi adalah
akan memiliki kelembaman yang besar pula untuk sebagai fenomena gerak
bergerak lurus, akibatnya mempengaruhi kelajuan linier
menggelinding sebagai rotasi
yang terjadi pada masing-masing gir. murni. Ini dikarenakan gir pada
motor hanya berputar pada poros
yang terletak pada pusat massa
masing-masing gir. Oleh karena
itu, kelajuan linier yang dimaksud
di atas tidak lain adalah kelajuan
linier pusat massa (Halliday and
Resnick, 2011). Kelajuan pusat
massa pada titik pusat massa gir,
akan sama nilainya dengan
kelajuan pada bagian tepi gir(𝑣𝑡 =
𝑣𝑝𝑚 ), yaitu pada rantai yang
menghubungkan kedua gir
tersebut.
Pada fenomena ini, seharusnya
siswa sudah memahami bahwa gir
depan dan belakang yang serantai,
sudah pasti memiliki kecepatan
linier pusat massayang
sama.Sehingga akan terbukti
bahwa kelajuan sudut pada gir
depan dua kali lebih besar daripada
gir belakang.Persamaan untuk 𝑣𝑝𝑚
= 𝜔𝑅 dapat berlaku apabila
gerakan menggelinding yang
terjadi tanpa selip (Juliastuti, 2002:
299).
4 Pokok permasalahan yang dihadapi siswa adalah mereka Konsep yang benar adalah tekanan Konsep tekanan zat padat
menganggap bahwa semakin besar luas permukaan benda (P) berbanding terbalik dengan luas
maka tekanan yang dihasilkan akan semakin besar. permukaan bidang tekan. Jika
diberikan gaya yang sama maka,
luas permukaan bidang yang kecil
akan memberikan tekanan yang
besar, sebaliknya luas permukaan
bidang yang besar akan
memberikan tekanan yang kecil
(Serway dkk, 2006).
5 Pokok permasalahan yang dihadapi siswa adalah mereka Konsep yang benar adalah tekanan Konsep tekanan hidrostatis
menganggap bahwa tekanan hidrostatis dipengaruhi oleh hidrostatis pada suatu benda
ukuran dan bentuk wadah. Hal ini sesuai dengan dipengaruhi oleh kedalaman benda
penelitian yang dilakukan oleh Ongga (2009) yang tersebut dari permukaan zat cair,
menyatakan bahwa siswa menganggap besar kecilnya semakin besar nilai kedalaman
tekanan hidrostatis benda tidak didasarkan kedalaman suatu benda maka tekanannya akan
benda tersebut melainkan ukuran dan bentuk wadah. semakin besar. Pada kedalaman
yang sama tekanan yang dihasilkan
sama besar ke segala arah (Serway
dkk, 2006).
6 Pokok permasalahan yang dihadapi siswa adalah mereka Konsep yang benar adalah Konsep tekanan zat cair pada
beranggapan bahwa besar kecilnya luas penampang hubungan gaya dan luas ruang tertutup
piston tidak berpengaruh terhadap besar gaya yang penampang adalah berbanding
digunakan untuk menekan. lurus, semakin kecil luas
penampang maka gaya yang
diperlukan untuk menekan juga
semakin kecil (Serway dkk, 2006).
7 Pokok permasalahan yang dihadapi siswa adalah mereka Konsep yang benar adalah Konsep kapilaritas
beranggapan bahwa kapilaritas yang terjadi pada batang pengangkutan air dari akar ke
dipengaruhi oleh gaya tekan pada bagian bawah batang. puncuk tumbuhan melalui
Tanaman dapat menyerap air walaupun tidak memiliki pembuluh xylem mengikuti prinsip
akar karena adanya tekanan pada bagian bawah batang kapilaritas. Pembuluh pengangkut
tanaman xylem pada tumbuhan terdiri atas
tabung-tabung berdinding tebal
yang secara vertikal meluas sampai
beberapa meter jaringan xylem.
Diameternya berkisar antara 20 µm
sampai 700 µm. Daya kapilaritas
disebabkan karena adanya kohesi
antara molekul air akibat adanya
ikatan hidrogen dan adhesi antara
molekul air dengan dinding
pembuluh xylem, dimana dinding
pembuluh xylem mengandung
selulosa dan lignin. Baik kohesi
maupun adhesi dapat menimbulkan
tarikan terhadap molekul air dari
akar sampai ke daun secara
bersambungan (Campbell &
Mitchell, 2008).
8 Siswa yang mengalami miskonsepsi beranggapan bahwa Konsep yang benar dapat Konsep Azas Kontinuitas
kelajuan fluida pada pipa dengan luas penampang kecil ditemukan dan dianalisis dari
bergerak lebih cepat karena memiliki tekanan fluida yang persamaan kontinuitas sebagai
lebih besar jika dibandingkan dengan tekanan pada pipa berikut.
dengan luas penampang yang besar. Anggapan siswa
yang demikian ini diakibatkan karena pemahaman dan
pemikiran logika siswa yang kurang tepat dalam Persamaan di atas merupakan
menganalisis pergerakan fluida di dalam pipa yang persamaan yang sering dikenal
memiliki luas penampang yang kecil. Sehingga inilah dengan persamaan Bernoulli.
penyebab siswa mengalami miskonsepsi. Berdasarkan persamaan di atas,
untuk ketinggian pipa yang sama
(pipa datar) semakin cepat
pergerakan fluida, tekanan fluida
tersebut akan semakin kecil karena
pergerakan antar fluida sangat
dipengaruhi oleh interaksi antar
partikel fluida tersebut. Jika luas
penampang kecil, kecepatan fluida
akan membesar, akibatnya
interaksi antar fluida semakin kecil
sehingga tekanan antara partikel
fluida akan semakin kecil. Hal
sebaliknya terjadi pada pipa
dengan luas penampang besar,
karena kecepatan gerak antar
partikel fluida lebih lambat maka
interaksi antar fluida semakin besar
sehingga tekanan fluidanya akan
lebih besar.
CONTOH SOAL TES DIAGNOSTIK

1. Soal Tes Diagnostik Four-Tier


Pertanyaan
1. Sebuah benda diletakkan di depan cermin cekung dengan fokus 2 cm. Jika benda berada pada jarak 4 cm
di depan cermin, maka sifat bayangan yang terbentuk adalah…
Pilihan Jawaban (Tingkat I)
A. nyata, terbalik, dan diperbesar
B. nyata, terbalik, dan diperkecil
C. maya, tegak, dan diperbesar
D. nyata, terbalik, dan sama besar
Tingkat Keyakinan Terhadap Pilihan Jawaban (Tingkat II)
A. Ya
B. Tidak
Alasan Berdasarkan Pilihan Jawaban (Tingkat III)
A. benda terletak tepat di titik fokus cermin dan bayangan terletak di belakang cermin
B. benda terletak di ruang II dan bayangan terletak di depan cermin
C. benda terletak di ruang III dan bayangan terletak di depan cermin
D. benda terletak tepat di titik pusat kelengkungan cermin dan bayangan terletak di depan cermin
Tingkat Keyakinan Terhadap Pilihan Alasan (Tingkat IV)
A. Ya
B. Tidak

2. Salah satu soal yang valid mengukur miskonsepsi siswa, dengan hasil analisis menggunakan metode MAK
Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini!
1. Telinga terdiri dari 2 bagian, yaitu luar dan dalam
2. Berfungsi sebagai alat pendengaran dan alat keseimbangan
3. Berfungsi sebagai alat pendengaran
4. Telinga terdiri dari 3 bagian, yaitu luar, tengah dan dalam
5. Telinga bagian luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga
Pernyataan di atas merupakan ciri-ciri dari organ telinga yang benar ditunjukkan oleh nomor ...
A. 1 dan 3
B. 1, 2 dan 4
C. 1, 3 dan 5
D. 1, 4 dan 5
E. 2, 4 dan 5

3. Soal Tes Diagnostik Four-Tier


Perhatikan gambar grafik di bawah ini!

Gerak sepeda yang grafiknya menyerupai gambar di atas adalah ...


Jawaban:
1) Sepeda meluncur pada bidang miring dan datar.
2) Selama 4 sekon sepeda menempuh jarak 10 m.
Apakah Anda yakin akan jawaban tersebut?
(1) Ya
(2) Tidak
Alasan:
A. Sepeda dipercepat selama 2 sekon kemudian bergerak dengan kecepatan konstan.
B. Sepeda diperlambat selama 2 sekon kemudian berhenti.
C. Sepeda bergerak menuju titik acuan selama 2 sekon kemudian berhenti.
Apakah Anda yakin akan jawaban tersebut?
(1) Ya
(2) Tidak
4. Soal Tes Diagnostik Four-Tier
Perhatikan gambar dibawah ini!

Sebuah rumah memiliki saluran pipa seperti gambar di atas. Apabila air mengalir dari kiri ke kanan seperti ditunjukkan oleh
anak panah pada gambar, bagaimanakah perbandingan tekanan fluida pada pipa 1 (P1), pipa 2 (P2) dan pipa 3 (P3) ?
A. P1 > P2 < P3.
B. P2 > P1 > P3.
C. P3 < P2 < P1.
D. P3 < P1 > P2.
E. P1 > P3 < P2
Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban
1. Yakin 2. Tidak Yakin
Alasan terhadap pilihan jawaban
A. Fluida yang mengalir pada luas penampang pipa yang besar akan memiliki laju aliran yang besar, sehingga tekanan
fluida kecil.
B. Fluida yang mengalir pada luas penampang pipa yang kecil akan memiliki laju aliran yang kecil pula, sehingga tekanan
fluida kecil dan debitnya besar.
C. Fluida yang mengalir pada luas penampang pipa yang besar akan memiliki laju aliran yang kecil, sehingga tekanan
fluida kecil pula dan debit tetap.
D. Fluida yang mengalir pada luas penampang pipa yang kecil akan memiliki laju aliran yang besar, sehingga tekanan
fluida juga besar dan debit berubah-ubah.
E. ............................................................................................................................................................... ................................
...............................................................................................................................
Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan
1. Yakin 2. Tidak Yakin

Anda mungkin juga menyukai