Anda di halaman 1dari 7

CiE 11 (1) (2022)

Chemistry in Education
Terakreditasi SINTA 5
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FOUR-TIER


MULTIPLE CHOICE UNTUK IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA
MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

Utami Agustin , Endang Susilaningsih, Sri Nurhayati, dan Nanik Wijayati

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang

Gedung D6 Kampus Sekaran Gunungpati Telp. 8508112 Semarang 50229

Info Artikel
Diterima : Jan 2022 Miskonsepsi pada materi kimia merupakan hal yang fatal karena materi kimia
Disetujui : Feb 2022 saling berhubungan, sehingga ketika pada salah satu materi kimia mengalami
Dipublikasikan : Apr 2022 miskonsepsi maka siswa cenderung akan mengalami miskonsepsi pada materi
kimia berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangan instrumen tes
diagnostik four-tier multiple choice (FTMC) yang teruji kelayakan dan
kepraktisannya. Metode penelitian ini merupakan Research and Development
Keywords: diagnostic test dengan desain 4D. Subyek penelitian ini 105 siswa kelas XI MIPA SMAN 5
instruments; four­tier multiple Semarang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan uji coba skala kecil,
choice; misconception; chemical skala besar, implementasi, analisis data, dan analisis miskonsepsi. Teknik analisis
equilibrium. data meliputi lembar validasi untuk menganalisis kelayakan FTMC, angket
tanggapan siswa dan guru untuk menganalisis kepraktisan FTMC, dan
Kata Kunci: instrumen tes Instrumen FTMC untuk menganalisis profil miskonsepsi siswa. Hasil validasi
diagnostik; four-tier multiple mendapatkan skor rata-rata dari tiga validator ahli materi sebesar 37,3 dari skor
choice; miskonsepsi; total 40. Nilai reliabilitas instrumen tes diagnostik FTMC sebesar 0,709 pada uji
kesetimbangan kimia skala kecil, 0,783 pada uji skala besar, dan 0,800 pada implementasi. Hasil
seluruh uji pada siswa SMA Negeri 5 Semarang memperoleh persentase siswa
paham konsep sebesar 48,5%, miskonsepsi sebesar 38,9%, dan tidak paham
konsep sebesar 12,6%. Hasil tanggapan siswa dan guru melalui angket
menyatakan setuju terhadap instrumen tes diagnostik FTMC.

Abstract
Misconceptions in chemical materials are fatal because chemical materials are
interconnected so that when one of the chemical materials experiences a misconception,
students tend to experience misconceptions in the next chemical material. This study aims
to develop a four­tier multiple­choice (FTMC) diagnostic test instrument that has tested its
feasibility and practicality. This research method is a Research and Development with a 4D
design. The subjects of this study were 105 students of class XI MIPA SMAN 5 Semarang.
The data collection method was carried out by small­scale, large­scale trials,
implementation, data analysis, and misconception analysis. Data analysis techniques
include validation sheets to analyze the feasibility of FTMC, student and teacher response
questionnaires to analyze the practicality of FTMC, and the FTMC instrument to analyze
student misconception profiles. The validation results obtained an average score of the three
material expert validators of 37.3 out of a total score of 40. The reliability value of the
FTMC diagnostic test instrument was 0.709 on the small­scale test, 0.783 on the large­scale
test, and 0.800 on the implementation. The results of all tests on students of SMA Negeri 5
Semarang showed that the percentage of students who understood the concept was 48.5%,
the misconception was 38.9%, and did not understand the concept of 12.6%. The results of
student and teacher responses through questionnaires stated that they agreed to the FTMC
diagnostic test instrument.

Alamat korespondensi : © 2019 Universitas Negeri Semarang


E-mail: utamiagstn@gmail.com
ISSN NO 2252-6609
1
Journal of Chemistry In Education 11 (1) (2022)
Pendahuluan perlu dikembangkan. Terdapat beberapa
Kimia merupakan sebuah studi yang pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan
mempelajari tentang komposisi, struktur, sifat, ganda, seperti two, three, dan four-tier multiple
transformasi, dinamika, dan energetika suatu choice. Two-tier multiple choice memiliki
zat. Ilmu kimia mempelajari tentang kelemahan tidak dapat membedakan kesalahan
pengetahuan yang berupa teori, konsep, prinsip, akibat miskonsepsi atau tidak paham konsep.
aturan-aturan, fakta, deskripsi, peristilahan Kemudian three-tier multiple choice memiliki
kimia, dan juga proses penemuannya kelemahan yang hanya terdapat satu tingkat
(Depdiknas, 2006). Kemudian, siswa keyakinan pada soal dan belum tentu keyakinan
beranggapan bahwa materi kimia adalah materi siswa dalam menjawab tingkat pertama dan
yang sulit, karena materi pelajaran Kimia di tingkat kedua sama. Kekurangan dari two dan
SMA banyak berisi konsep-konsep yang cukup three-tier ini diatasi oleh four tier multiple
sulit untuk dipahami siswa, meyangkut reaksi- choice (FTMC).
reaksi kimia dan hitungan-hitungan serta FTMC adalah tes diagnostik pilihan
konsep-konsep yang bersifat abstrak. (Ristiyani ganda empat tingkat. FTMC terdiri atas empat
dan Bahriah, 2016). Kesulitan yang dialami tier, tier pertama berisi pertanyaan yang
siswa ini mengakibatkan siswa memiliki mengandung berbagai pilihan jawaban, tier
pemahaman yang tidak sesuai. Penafsiran kedua berisi tingkat keyakinan siswa dalam
konsep yang berbeda dengan konsep yang menjawab tingkat pertama, tier ketiga berisi
disepakati ilmuwan disebut dengan alasan yang mengacu pada jawaban-jawaban
miskonsepsi. Miskonsepsi atau alternatif yang terdapat pada bagian pertama, tier
konsepsi sendiri adalah ketidakkonsistenan keempat berisi tingkat keyakinan siswa dalam
konsep siswa dengan konsep ilmiah (Widarti et menjawab alasan.
al, 2017).
Penelitian dalam pengembangan
Savira (2019) mengungkapkan bahwa instrumen tes diagnostik FTMC belum banyak
miskonsepsi yang terjadi pada pembelajaran dilakukan, terutama pada pembelajaran kimia.
kimia suatu hal yang fatal, sebab materi dalam Salirawati (2011) mengungkapkan bahwa
kimia saling berkaitan. Apabila siswa penelitian miskonsepsi pada pembelajaran
mengalami miskonsepsi pada konsep dasarnya, kimia selama ini masih jarang dilakukan. Gurel,
maka akan memungkinkan munculnya Eryilmaz, dan McDermott (2017) juga
miskonsepsi pada konsep yang saling mengungkapkan bahwa hampir tidak ada
berhubungan akan semakin besar. Akan tetapi, penelitian tentang pengembangan FTMC di
terdapat beberapa guru yang belum melakukan ilmu pengetahuan lainnya seperti kimia (kecuali
analisis miskonsepsi terhadap siswa Sreenivasulu dan Subramaniam pada tahun
dikarenakan belum adanya instrumen yang 2013).
layak untuk menganalisis miskonsepsi
Barke, et al (2009) mengungkapkan
(Wahyuningsih, et al. 2013).
bahwa untuk memahami sebagian besar konsep
Terdapat berbagai metode untuk dasar dalam kimia, kesetimbangan kimia sangat
mengidentifikasi miskonsepsi yang biasa penting. Hal ini juga didukung oleh berquist dan
digunakan oleh peneliti atau guru untuk heikkinen (1990) yang mengungkapkan bahwa
mengetahui siswa mengalami miskonsepsi atau kesetimbangan kimia adalah materi yang
tidak. Metode yang cocok adalah dengan tes fundamental bagi pemahaman siswa tentang
diagnostik, hal ini didukung dengan pendapat materi-materi kimia yang lain-lain seperti materi
Treagust (2010) yang mengemukakan bahwa asam dan basa, reaksi oksidasi-reduksi, dan
metode yang baik untuk mengidentifikasi kelarutan. Penguasaan kesetimbangan kimia
miskonsepsi siswa dalam proses pembelajaran memfasilitasi penguasaan konsep kimia lainnya.
adalah tes diagnostik.
Berdasarkan penjelasan tersebut,
Tes diagnostik dapat berupa pilihan dikembangkan instrumen tes FTMC untuk
ganda atau yang biasa disebut multiple choice mengidentifikasi miskonsepsi pada materi
diagnostic test. Dewi, et al (2020) kesetimbangan kimia. Tujuan penelitian ini
mengungkapkan bahwa miskonsepsi tidak dapat adalah (1) untuk mengenalisis kelayakan
diidentifikasi dengan instrumen tes pilihan instrumen tes diagnostik FTMC; (2) untuk
ganda satu tingkat, karena ada kemungkinan menganalisis kepraktisan instrumen tes
siswa untuk menebak dan alasan siswa tidak diagnostik FTMC; (3) untuk menganalisis profil
dapat diidentifikasi. Sehingga, tes pilihan ganda
2
Journal of Chemistry In Education 11 (1) (2022)

miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan pertama, dan tingkat keempat merupakan
kimia. tingkat keyakinan dari pilihan alasan yang
memiliki 4 pilihan (Menebak, Tidak Yakin,
Metode Penelitian Yakin, dan Sangat Yakin).
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri
5 Semarang dan dilakukan mulai bulan Analisis data meliputi analisis validitas,
November 2019 – September 2020. Metode reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran, dan
penelitian ini, jenis penelitian dan analisis miskonsepsi siswa. Analisis miskonsepsi
pengembangan atau Research and Development siswa menggunakan pengkategorian
dengan desain 4D yang terdiri atas 4 tahap yaitu pemahaman siswa sesuai dengan penelitian
(1) pendefinisian (Define) berupa analisis Diani, et al (2019) yang terdapat dalam Tabel 1.
kebutuhan dan studi literatur; (2) perancangan Fariyani, et al (2015) mengungkapkan bahwa
(Design) berupa pengembangan instrumen tes suatu tes dikatakan baik atau layak jika soal
diagnostik FTMC dan penilaian validator; (3) valid dan reliabel.
pengembangan (Develop) berupa uji coba skala Pembahasan
kecil, uji coba skala besar, dan implementasi; (4) Validitas Instrumen Tes Diagnostik
penyebaran (Disseminate) berupa publikasi Four­Tier Multiple Choice (FTMC) Validasi yang
jurnal. Subyek coba pada penelitian ini adalah dilakukan merupakan validasi isi yang
105 siswa kelas XI MIPA SMAN 5 Semarang. mencakup butir soal. Untuk memvalidasi
15 siswa untuk uji coba skala kecil, 30 siswa produk yang dihasilkan, peneliti melibatkan tiga
untuk uji coba skala besar, dan 60 siswa untuk validator yang ahli dalam materi kimia. Tiga
uji implementasi. Metode pengumpulan data validator tersebut merupakan dua dosen kimia
dilakukan dengan uji coba skala kecil, uji coba Universitas Negeri Semarang dan satu guru
skala besar, uji implementasi, analisis data uji mata pelajaran kimia di SMAN 5 Semarang.
coba, dan analisis data miskonsepsi siswa. Validasi dilakukan dengan memberikan produk
Teknik analisis data meliputi lembar validasi dan lembar evaluasi untuk ahli. Lembar evaluasi
ahli untuk menganalisis kelayakan instrumen tes berupa kuisioner yang berisi aspek materi,
diagnostik FTMC, angket tanggapan siswa dan konstruksi soal, dan bahasa, serta komentar dari
guru untuk menganalisis kepraktisan instrumen ahli. Hasil rekapitulasi validasi ahli yang
tes diagnostik FTMC, dan Instrumen tes diperoleh dapat dilihat pada Tabel 2.
diagnostik FTMC sebanyak 30 butir untuk Hasil rekapitulasi pada Tabel 2. yang
menganalisis profil miskonsepsi siswa. Setiap didapatkan dari 3 validator memiliki rerata skor
butir soal memiliki 4 tingkat, dengan tingkat 37,3 dari skor total 40, dengan demikian skor
pertama merupakan 5 pilihan jawaban dari butir menandakan bahwa respon baik dan instrumen
soal, tingkat kedua merupakan tingkat tes sangat valid sehingga dapat digunakan di
keyakinan dari pilihan jawaban yang memiliki 4 lapangan. Reliabilitas Instrumen Tes Diagnostik
pilihan (Menebak, Tidak Yakin, Yakin, dan Four­Tier Multiple Choice (FTMC) Fariyani, et al
Sangat Yakin), tingkat ketiga merupakan 5 (2015) dan Matondang (2009) mengungkapkan
pilihan alasan dalam menjawab tingkat bahwa reliabilitas adalah tingkat keajegan butir
Tabel 1. Interpretasi hasil Four­tier Diagnostic Test

3
Journal of Chemistry In Education 11 (1) (2022)

Tabel 2. Hasil rekapitulasi validasi ahli

soal dalam menilai pada apa yang dinilai dan Hasil rekapitulasi angket tanggapan
menyatakan sejauh mana hasil dari suatu guru pada Tabel 3. menunjukkan bahwa guru
pengukuran dapat dipercaya. Realibilitas tes setuju jika instrumen tes diagnostik FTMC
dianalisis menggunakan rumus KR-21, dapat menggolongkan pemahaman siswa,
instrumen dapat dikatakan reliabel jika r_11 ≥ praktis dalam pelaksanaannya dan
0,705. pemeriksaannya, serta mengidentifikasi
Hasil analisis reliabilitas pada uji skala miskonsepsi dengan FTMC efisien dalam waktu
kecil sebesar 0,709; pada uji skala besar sebesar serta tenaga yang digunakan.
0,783; dan pada implentasi sebesar 0,800. Hasil Dampak umpan balik dapat dilihat dari
dari uji skala kecil sampai implementasi tanggapan siswa dan guru, tanggapan siswa dan
menunjukkan bahwa reliabilitas soal memiliki guru menunjukkan suatu kebutuhan yang
nilai r_11 ≥ 0,705. Sehingga dapat dikatakan dibutuhkan oleh siswa. Tanggapan siswa dan
bahwa instrumen tes diagnostik FTMC guru terdahadap tes diagnostik FTMC
memiliki keajegan dan dapat dipercaya untuk menunjukkan hasil yang positif. Melalui
dipergunakan dalam mengidentifikasi penelitian pengembangan instrumen tes
miskonsepsi. diagnostik FTMC ini diharapkan dapat
Tanggapan siswa terhadap instrumen membantu memenuhi kebutuhan siswa dan
tes diagnostik FTMC didapatkan dari angket dapat digunakan sebagai acuan oleh guru dalam
yang dibagikan pada siswa uji implementasi. mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada mata
Angket respon siswa terdiri dari 10 pernyataan. pelajaran kimia.
Berdasarkan data respon siswa uji implementasi Hasil menunjukkan bahwa pola
terhadap instrumen tes diagnostik FTMC jawaban 105 siswa dihasilkan paham konsep
diperoleh respon siswa dengan kriteria sangat sebanyak 48,5%, miskonsepsi sebanyak 38,9%,
setuju sebanyak 24 siswa dan setuju sebanyak 36 dan tidak paham konsep sebanyak 12,6% pada
siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa semua konsep yang harus dikuasai pada materi
merasa tertarik dan pengembangan instrumen kesetimbangan kimia. Kurniawan & Suhandi
tes diagnostik FTMC terlaksana dengan baik. (2015) mengkategorikan kriteria miskonsepsi.
Tanggapan guru terhadap instrumen tes Miskonsepsi rendah jika rentang persentase 0%-
diagnostik FTMC didapatkan dari angket yang 30%, miskonsepsi sedang jika rentang
diberikan kepada dua guru kimia SMA Negeri 5 persentase 31%-70%, dan miskonsepsi tinggi
Semarang. Angket respon guru terdiri dari 10 jika rentang persentase 71%-100%. Berdasarkan
pernyataan terkait kepraktisan, keefektifan, dan kriteria tersebut, miskonsepsi yang dialami oleh
instrumen tes FTMC. Guru diminta untuk siswa pada materi kesetimbangan kimia dalam
memilih pilihan setuju, sangat setuju, tidak penelitian ini berada di kriteria sedang.
setuju, dan sangat tidak setuju pada pernyataan Meskipun dalam kriteria sedang, miskonsepsi
yang terdapat di angket. Hasil angket pada siswa perlu dilakukan pembahasan lebih
menyatakan bahwa respon guru terhadap lanjut. Tsai, et al (2007) mengungkapkan jika
instrumen tes diagnostik FTMC sangat setuju miskonsepsi yang dialami oleh siswa lebih dari
dan setuju. Hasil rekapitulasi angket tanggapan 10%, maka perlu dilakukan pembahasan lebih
guru dapat dilihat pada Tabel 3. lanjut terkait materi-materi yang mengalami
Tabel 3. Hasil rekapitulasi angket tanggapan guru

4
Journal of Chemistry In Education 11 (1) (2022)

miskonsepsi. Profil miskonsepsi siswa pada kesetimbangan kimia yang harus dikuasai.
setiap butir tes diagnostik FTMC disajikan pada Miskonsepsi yang terjadi sejalan dengan
Gambar 1. beberapa penelitian yang sudah ada pada materi
Gambar 1. Menunjukkan bahwa kesetimbangan kimia. Akbar, et al (2017)
miskonsepsi tertinggi terdapat pada butir soal mengungkapkan bahwa siswa mengalami
nomor 22 dan miskonsepsi terendah terdapat miskonsepsi pada konsep kesetimbangan kimia
pada butir soal nomor 4. Butir soal 22 yang berbeda-beda, diantaranya adalah siswa
merupakan soal terkait dengan pergeseran beranggapan bahwa reaksi mencapai
kesetimbangan berdasarkan tekanan gas, kesetimbangan pada saat konsentrasi zat
miskonsepsi pada soal nomor 22 tinggi sebelah kiri sama dengan konsentrasi zat
dikarenakan pada soal tersebut menyajikan soal sebelah kanan dan salah satu reaktan telah habis
dalam bentuk gambar. Kemampuan siswa bereaksi. Kemudian siswa mengalami
dalam mengidentifikasi, memanfaatkan, dan miskonsepsi dikarenakan kebingungan dalam
mengorganisasikan soal dalam bentuk gambar, menentukan fase zat yang digunakan dalam
grafik, dan tabel ke dalam konsep yang relevan menentukan nilai Kc dan Kp. Salirawati (2011)
masih lemah. Kemampuan siswa yang lemah juga melakukan penelitian terkait miskonsepsi
inilah yang mengakibatkan siswa mengalami pada materi kesetimbangan kimia dan
miskonsepsi. Kemudian, butir soal nomor 4 mengungkapkan bahwa miskonsepsi dapat
merupakan soal terkait nilai kesetimbangan terjadi dikarenakan siswa mengganggap rumus
pada reaksi heterogen. Butir soal nomor 4 mencari Kp sama dengan rumus mencari Kc,
merupakan jenjang soal C2 dan tergolong begitupun sebaliknya.
mudah dikarenakan siswa hanya Simpulan
memperkirakan nilai tetapan kesetimbangan Instrumen tes diagnostik FTMC yang
berdasarkan fase yang digunakan untuk dikembangkan dinyatakan valid dan reliabel
menentukan nilai kesetimbangan reaksi dengan validitas 37,3 dari skor total 40 dan
heterogen. Jenjang C2 merupakan soal yang reliabilitas pada uji coba skala kecil sebesar
lower order thinking. Karena soal nomor 4 0,709; pada uji coba skala besar sebesar 0,783;
termasuk ke dalam soal yang memiliki dan pada uji implementasi sebesar 0,800.
keterampilan berpikir tingkat rendah, maka Tanggapan siswa dan guru menunjukkan bahwa
miskonsepsi yang terjadi pada soal tersebut instrumen tes diagnostik FTMC praktis dalam
kemungkinan rendah juga. mengidentifikasi miskonsepsi siswa. Profil
Instrumen tes diagnostik FTMC juga pemahaman siswa menunjukkan bahwa siswa
dapat mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada yang paham konsep sebesar 48,5%, miskonsepsi
konsep kesetimbangan kimia berdasarkan sebesar 38,9%, dan tidak paham konsep sebesar
pilihan jawaban dan alasan yang siswa jawab. 12,6%. Miskonsepsi tertinggi terdapat pada
Miskonsepsi siswa pada konsep kesetimbangan butir soal nomor 22 dan miskonsepsi terendah
kimia dapat dilihat pada Tabel 4. terdapat pada butir soal nomor 4, serta siswa
Tabel 4. Menunjukkan bahwa mengalami miskonsepsi disetiap konsep
miskonsepsi siswa terdapat pada seluruh konsep kesetimbangan kimia.

Tabel 4. Hasil validasi ahli

5
Journal of Chemistry In Education 11 (1) (2022)
Tabel 4. Miskonsepsi siswa pada konsep kesetimbangan kimia

Daftar Pustaka Concepts of Fluid. Journal of Physics:


Barke, H. D., Hazari, A., & Yitbarek, S. 2009. Conference Series, 1155, 012078.
Misconceptions in Chemistry: Addressing Dewi, F. C., Parlan, P., & Suryadharma, I. B. 2020.
Perceptions in Chemical Education. Development of Four-Tier Diagnostic Test
Springer-Verlag Berlin Heidelberg. For Identifying Misconception in Chemical
Berquist, W. & Heikkinen, H. 1990. Student Ideas Equilibrium. 28th Russian Conference on
Regarding Chemical Equilibrium: What Mathematical Modelling in Natural Science.
Written Test Answers Do Not Reveal. Fariyani, Q., Rusilowati, & Sugiyanto. 2015.
Journal of Chemical Education, 67(12) : Pengembangan Four-tier Diagnostic Test
1000-1003. untuk Mengungkap Miskonsepsi Fisika
Depdiknas. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Siswa SMA Kelas X. Journal of Innovative
Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Science Education 4(2) : 41-49.
Menengah. Jakarta : Badan Standar Kaltakci-Gurel, D., Eryilmaz, A. & McDermott, L.C.
Nasional Pendidikan. 2017. Development and application of a
Diani, R., Alfin, J., Anggraeni, Y.M., Mustari, M., & four-tier test to assess pre-service physics
Fujiani, D. 2019. Four-Tier Diagnostic Test teachers’ misconceptions about geometrical
With Certainty of Response Index on The optics. Research in Science & Technological

6
Journal of Chemistry In Education 11 (1) (2022)
Education, 35(2) : 238–260. Treagust, D., & Tsui, Chi-Yan. 2010. Evaluating
Kurniawan, D., & Suhandi, A. 2015. The Three Tier- Secondary Students’ Scientific Reasoning in
Test for Identification The Quantity of Genetics Using a Two-Tier Diagnostic
Students’ Misconception on Newton’s First Instrument. International Journal of Science
Laws. Global Illuminators, 2 : 313-319. Education, 32(8) : 1073–1098.
Matondang, Z. 2009. Validitas dan Reliabilitas Suatu Tsai, C-H., Chen, H-Y., Chou, C-Y., & Lain, K-D.
Instrumen Penelitian. Jurnal Tabularasa PPs 2007. Current as the key concept of
Unimed, 6(1): 87-97. Taiwanese students’ understandings of
Ristiyani, E., & Bahriah, E.S. 2016. Analisis electric circuits. International Journal of
Kesulitan Belajar Kimia Siswa di SMAN X Science Education 29(4): 483–496.
Kota Tanggerang Selatan. Jurnal Penelitian Wahyuningsih, T., Raharjo, T., & Masithoh, D. F.
dan Pembelajaran IPA, 2(1) : 18-29. 2013. Pembuatan Tes Diagnostik Fisika
Salirawati, D. 2011. Pengembangan Instrumen SMA Kelas XI. Jurnal Pendidikan Fisika,
Pendeteksi Miskonsepsi Kesetimbangan 1(1): 111-117.
Kimia Pada Peserta Didik SMA. Jurnal Widarti, H.,R., Permanasari, A., Mulyani, S. 2017.
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 15(2) : Undergraduate Students Misconception on
232-249. Acid-Base and Argontometrik Titrations: a
Savira, I., Wardani, S., & Harjito. 2019. Desain Challenge to Implement Multiple
Instrumen Tes Three-Tiers Multiple Choice Representation Learning Model With
untuk Analisis Miskonsepsi Siswa Terkait Cognitive Dissonance Strategy. International
Larutan Penyangga. Jurnal Inovasi Journal of Education, 9(2) : 105-112.
Pendidikan Kimia, 13(1) : 2277-2286.

Anda mungkin juga menyukai