Anda di halaman 1dari 7

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI

HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN


GANDA DUA TINGKAT

Wiwi Siswaningsih, Hernani, Triannisa Rahmawati


(Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya)
Email: wiwi2450@gmail.com

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil miskonsepsi siswa di
tiga kluster SMA yang berbeda di kota Bandung pada materi hidrokarbon. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif, dengan sampel yang terlibat sebanyak 136 siswa
SMA kelas XI dari tiga kluster di kota Bandung, sedangkan instrumen penelitian yang
digunakan adalah instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat hasil penelitian
sebelumnya yang berjudul “Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X pada Materi Hidrokarbon”.
Penemuan dari penelitian ini adalah: (1) soal yang dinyatakan valid dari 18 butir soal
setelah dilakukan validasi ulang adalah sebanyak 13 butir soal, dengan CVI 0,80,
sedangkan reliabilitas sebesar 0,65; (2) tiga kluster mengalami miskonsepsi pada seluruh
konsep yang diujikan, dan (3) kesamaan miskonsepsi yang dialami tiga kluster untuk
persentase >75,0% adalah pada konsep kekhasan atom karbon, ikatan antar atom dalam
rantai karbon, rantai tertutup, dan hidrokarbon tak jenuh.

Abstract: The aim of this study was to obtain student’s misconseption profile in three
different cluster Senior High School in Bandung of hydrocarbon concept. This study
using descriptive method and conducted at three senior high school XI grade, involving
136 students’ using previous instrument about Development Two-Tiers Multiple Choice
Diagnostic Test for Identifying Student’s Misconception of Senior High School X Grade
in Hydrocarbon. Findings of this study were: (1) from 18 questions, total questions valid
were 13, and CVI 0,80, while the realibillity was 0,65; (2) three cluster had
misconception in all hydrocarbon concept; and (3) all cluster for total misconception
more than 75,0% had similarity misconception were on carbon’s atom unique
characteristics, closed carbon chain structure, carbon bonding in carbon chain, and
unsaturated hydrocarbon.

Keywords: cluster, hydrocarbon, misconception, two-tiers multiple-choice diagnostic.

PENDAHULUAN pandai atau kurang pandai; menentukan taraf


Efektivitas pembelajaran merupakan kesiapan siswa dalam menempuh program
salah satu hal yang harus menjadi perhatian pendidikan; membantu guru dalam
bagi guru dan sekolah yang harus dievaluasi memberikan bimbingan dan seleksi; serta
keberhasilannya. Evaluasi pembelajaran membantu guru dalam memberikan laporan
berfungsi menentukan kedudukan siswa kemajuan siswa kepada orang tua (Arifin,
dalam kelompok, apakah termasuk siswa 2012: 25), sehingga dengan kegiatan ini guru

200
mengetahui tingkat pencapaian pengetahuan, sistem kehidupan utama terdiri dari air, dan
dan pemahaman yang dimiliki siswa serta setiap bidang yang berhubungan dengan
dapat digunakan untuk mengidentifikasi tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme
miskonsepsi. bergantung pada prinsip kimia organik, serta
Miskonsepsi merupakan intersepsi bidang studi yang mencakup obat-obatan,
konsep melalui suatu pernyataan yang tidak ilmu kedokteran, biokimia, mikrobiologi,
dapat diterima secara teori. Penelitian pertanian merupakan bidang yang
menunjukkan, miskonsepsi terjadi karena berhubungan dengan kimia organik.
siswa menyimpan pengetahuan sesuai dengan Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka
konsep yang mereka ketahui, namun konsep miskonsepsi pada materi hidrokarbon harus
yang mereka miliki tidak sesuai dengan dihindari dan harus dilakukan suatu penelitian
tinjauan ilmiah (Vosniadou dalam Tan, et al., yang berhubungan dengan miskonsepsi pada
2005: 6). Selain itu miskonsepsi bersifat materi hidrokarbon.
pribadi, stabil, dan bila menyangkut Pada penelitian ini peneliti tidak
koherensi maka siswa akan merasa tidak mengembangkan instrumen tes diagnostik
butuh pandangan yang koheren karena pilihan ganda dua tingkat untuk mengetahui
intrepretasi dan prediksi tentang peristiwa- profil miskonsepsi siswa, melainkan peneliti
peristiwa alam terlihat cukup memuaskan menggunakan instrumen yang telah ada hasil
bagi siswa. Miskonsepsi yang terjadi pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Annisa
siswa harus dihilangkan dan harus menjadi (2013) berupa instrumen tes diagnostik
perhatian khusus bagi guru serta siswa itu pilihan ganda sebanyak 18 butir soal
sendiri, karena miskonsepsi bersifat berulang tervalidasi dengan konsep materi hidrokarbon
dan melekat kuat pada siswa, akibatnya dapat yang berdeda-beda. Instrumen tersebut
mengganggu konsepsi berikutnya. kemudian divalidasi ulang kepada para pakar
Miskonsepsi yang terjadi pada siswa untuk mengetahui profil miskonsepsi dan
dapat diidentifikasi dengan beberapa cara, untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
diantaranya dengan menggunakan peta jenis miskonsepsi siswa SMA di tiga kluster.
konsep (Novak 1996 dalam Tuysuz), Instrumen ini digunakan karena telah
wawancara (Carl 1996 dalam Tuysuz) dan memenuhi nilai reliabilitas yang baik sebagai
instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua suatu instrumen, sehingga peneliti tidak
tingkat (Treagust 1995 dalam Tuysuz). melakukan uji kelayakan instrumen untuk
Beberapa peneliti yang telah mengetahui reliabilitas instrumen, tetapi
mengembangkan instrumen tes diagnostik cukup melakukan uji validitas.
pilihan ganda dua tingkat untuk
mengidentifikasi miskonsepsi antara lain: METODE PENELITIAN
Treagust 1988, 1995, Tan dan Treagust 1998, Penelitian ini dilakukan menggunakan
Tan et al 2005, Chandrasegaran et al 2007, metode deskriptif, yaitu peneliti
Tuysuz 2009, Annisa 2013, dan peneliti menggambarkan dan memaparkan hasil
lainnya pada topik materi kimia yang penelitian yang diperoleh secara deskriptif.
berbeda-beda. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
Salah satu materi kimia utama adalah dilakukan dengan memberikan data
materi hidrokarbon. Hidrokarbon merupakan berdasarkan kondisi subjek yang akan
bagian dari kimia organik. Dalam Fessenden dijadikan penelitian apa adanya, sehingga
& Fessenden (1986: 1), suatu pengetahuan pada pelaksanaan, peneliti tidak memberikan
mengenai kimia organik tidak dapat perlakuan khusus dan tidak melakukan
diabaikan bagi kebanyakan ilmuan, karena

201
modifikasi terhadap sampel yang dijadikan baik secara nilai reliabilitas dibuat pola
subjek penelitian. jawaban untuk setiap butir soal dan diujikan
Populasi dari penelitian ini adalah pada siswa di tiga kluster SMAN yang berada
siswa kelas XI di tiga kluster Sekolah di kota Bandung. Waktu yang diberikan
Menengah Atas Negeri yang berada di kota untuk mengerjakan soal di tiga kluster adalah
Bandung dengan sampel penelitian adalah sama, yaitu 30 menit.
siswa SMA kelas XI yang telah mempelajari Hasil dari uji soal kemudian dilakukan
materi hidrokarbon. Sampel yang diambil penskoran untuk setiap butir soal. Aturan dari
dari masing-masing kluster sekolah adalah penskoran untuk setiap butir soal yaitu: skor 2
sebanyak dua kelas, pemilihan kelas ini jika jawaban benar-alasan benar; skor 1 jika
dilakukan secara acak, sehingga jumlah siswa jawaban benar-alasan salah atau jika jawaban
yang terlibat sebanyak 136 siswa, dengan salah-alasan benar; dan skor 0 jika jawaban
rincian kluster satu adalah 39 siswa, kluster salah-alasan salah. Selanjutnya dilakukan
dua 44 siswa, dan kluster tiga 53 siswa. pengklasifikasian jumlah siswa yang
Penelitian ini merupakan kelanjutan menjawab jawaban benar-alasan benar;
dari penelitian sebelumnya. Pada penelitian jawaban benar-alasan salah; jawaban salah-
sebelumnya dihasilkan 18 butir soal tes alasan benar; dan jawaban salah-alasan salah
diagnostik pilihan ganda dua tingkat dengan untuk dihitung persentase masing-masing
kriteria nilai reliabilitas tinggi, sehingga kombinasi jawaban untuk mengetahui jumlah
peneliti menggunakan instrumen tersebut siswa yang paham utuh; paham parsial
sebagai instrumen penelitian tanpa dengan miskonsepsi; dan tidak paham.
melakukan uji kelayakan instrumen kembali. Terakhir dilakukan perhitungan persentase
18 butir soal hasil penelitian sebelumnya total miskonsepsi siswa untuk setiap butir
dilakukan validasi kembali sebelum di ujikan soal di tiga kluster sekolah yang berbeda.
kepada 11 validator, yang terdiri dari 3 orang Perhitungan ini dilakukan dengan cara siswa
dosen dan 8 orang guru kimia. 3 orang dosen dengan jawaban benar-alasan salah; jawaban
yang dijadikan validator berasal dari dosen salah-alasan benar; dan alasan salah-jawaban
pendidikan kimia, sementara 8 orang guru benar termasuk kedalam katagori
berasal dari perwakilan tiga kluster sekolah miskonsepsi.
yang berbeda di kota Bandung. Dilakukan Hasil dari penskoran dari jawaban
validasi ulang karena soal akan diujikan pada siswa kemudian dilakukan analisis untuk
siswa SMAN di tiga kluster yang berbeda mengetahui miskonsepsi yang dialami oleh
yang sekolah tersebut merupakan asal sekolah siswa, dan perbedaan jenis miskonsepsi di
tempat validator mengajar. tiga kluster berbeda di kota Bandung.
Soal hasil validasi dari para validator Analisis tersebut berperan untuk mengetahui
kemudian dihitung validitasnya untuk setiap profil miskonsepsi siswa pada materi
butir soal dengan menggunakan CVR, selain hidrokarbon.
itu dihitung juga nilai CVI untuk mengetahui
rata-rata nilai CVR soal. Butir soal yang HASIL DAN PEMBAHASAN
dinyatakan tidak valid secara CVR Hasil
dihilangkan, sedangkan butir soal yang Sebelum dilakukan uji soal tes
memenuhi kriteria minimal CVR dilakukan diagnostik pilihan ganda dua tingkat materi
perbaikan ulang sesuai dengan saran yang hidrokarbon, soal yang telah ada divalidasi
diberikan oleh validator. Jumlah soal yang oleh tiga orang dosen dan delapan orang
dinyatakan valid selanjutnya dilakukan guru. Berdasarkan hasil penelitian dari 18
perhitungan reliabilitas. Soal yang valid dan butir soal yang diuji CVR, yang dinyatakan

202
valid sebanyak 13 butir soal, sedangkan lima nomornya dengan tingkat miskonsensi yang
soal yang dinyatakan tidak valid dibuang, berbeda-beda di setiap kluster. Miskonsepsi
dengan nilai CVI sebesar 0,80 dan reliabilitas pada konsep tertentu ditunjukkan pada tabel
0,65. 1, dan persentase total miskonsepsi untuk
Dari 13 butir soal yang diujikan di tiga setiap butir soal tertentu yang dialami siswa
kluster yang berbeda, dihasilkan data bahwa di tiga kluster SMA berbeda di kota Bandung.
siswa mengalami miskonsepsi untuk setiap ditunjukkan pada gambar 1.

Tabel 1. Miskonsepsi pada Konsep Tertentu


No.
Konsep Miskonsepsi
Soal
1 Unsur - Senyawa yang termasuk hidrokarbon adalah yang mengandung unsur C, H, O, N.
penyusun - Senyawa yang termasuk hidrokarbon adalah yang mengandung unsur C, H, O.
hidrokarbon - Senyawa yang termasuk hidrokarbon adalah yang mengandung unsur C, H, N.
2 Kekhasan Kekhasan atom karbon yaitu:
atom karbon - Memiliki 4 elektron valensi.
- Dapat membentuk 4 ikatan kovalen.
3 Ikatan antar Rantai karbon terbentuk dari ikatan antara:
atom dalam - Atom C dengan atom H.
rantai karbon - Atom C dengan atom C dan H.
4 Atom karbon - Atom C primer adalah adalah atom C yang berikatan dengan 3 atom H.
primer - Atom C primer adalah adalah atom C yang berikatan dengan 3 atom C.
5 Atom karbon - Atom C kuartener adalah adalah atom C yang mengikat cabang CH3.
kuartener - Atom C kuartener adalah adalah atom C yang mengikat 4 unsur lainnya.
6 Identifikasi Berdasarkan data percobaan, terbentuknya H2O menandakan adanya unsur:
unsur H - H dan O dalam senyawa hidrokarbon.
dalam - C dan H dalam senyawa hidrokarbon.
senyawa - C, H, dan O dalam senyawa hidrokarbon.
7 Bentuk rantai Senyawa hidrokarbon dapat berupa rantai:
karbon - Lurus dan bercabang.
- Lurus dan melingkar
8 Rantai - Senyawa dengan rantai tertutup tidak memiliki cabang.
tertutup - Senyawa dengan rantai tertutup, atom C dengan atom C yang lain saling berikatan.
9 Hidrokarbon Senyawa hidrokarbon tak jenuh merupakan:
tak jenuh - Senyawa yang memiliki ikatan tunggal atau rangkap 2.
- Senyawa yang memiliki ikatan tunggal atau rangkap 3.
10 Tata nama Aturan penomoran rantai induk dimulai dari:
alkana - Karbon yang terdekat dengan cabang, dan nomor cabang harus berurutan.
- Urutan nama cabang sesuai abjad dan urutan nomor cabang.
11 Jumlah ikatan - Senyawa yang termasuk alkena adalah senyawa yang memiliki ikatan rangkap dua
rangkap dua berjumlah 1 dan 2.
pada alkena - Senyawa yang termasuk alkena adalah senyawa yang memiliki ikatan rangkap dua
berjumlah 2 dan 3.
12 Jumlah ikatan - Senyawa yang termasuk alkuna adalah senyawa yang memiliki ikatan rangkap dua
rangkap tiga berjumlah 2.
pada alkuna - Senyawa yang termasuk alkuna adalah senyawa yang memiliki ikatan rangkap dua
berjumlah 2 dan 3.
13 Reaksi adisi Reaksi adisi yaitu:
- Reaksi yang tidak mengubah ikatan rangkap dua pada alkena
- Reaksi yang tidak mengubah ikatan rangkap dua menjadi ikatan tunggal.

203
Gambar 1. Jenis konsep dan persentase total miskonsepsi.

HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut 0,45. Skor 0,45 menunjukkan bahwa


Berdasarkan hasil penelitian diketahui soal tidak valid, karena skor CVR minimal
bahwa jumlah soal yang valid dari 18 soal untuk 11 validaror agar soal dinyatakan valid
adalah 13 soal. Lima soal dinyatakan tidak adalah sebesar 0,59. Hasil penelitian lainnya
valid karena dari 11 validator, validator yang diperoleh data bahwa kluster satu jumlah
menyatakan butir soal tidak valid sebanyak 3 miskonsepsi yang terjadi sebanyak 5; kluster
orang dan yang menyatakan valid sebanyak 8 dua sebanyak 5; dan kluster tiga sebanyak 10
orang, sehingga skor CVR untuk lima soal konsep, sehingga sekolah dengan jumlah

204
miskonsepsi terbanyak pada materi Pada konsep ikatan antar atom dalam
hidrokarbon adalah di kluster tiga. Sementara rantai karbon, siswa beranggapan bahwa
itu ketiga kluster memiliki kesamaan ikatan terjadi antara atom C dengan atom H,
miskonsepsi pada persentase lebih besar dari serta atom C dan H. Kedua pernyataan ini
75,00% adalah pada konsep kekhasan atom salah karena rantai karbon terjadi antara atom
karbon, ikatan antar atom dalam rantai C dengan atom C. Pernyataan pertama yang
karbon, rantai tertutup, dan hidrokarbon tak menyatakan rantai karbon terjadi antara atom
jenuh. C dengan atom H salah karena atom H hanya
Pada konsep kekhasan atom karbon memiliki satu elektron valensi, sehingga
siswa mengalami miskonsepsi karena mereka ketika atom karbon berikatan dengan atom H,
berpikir bahwa hanya atom karbon yang maka tidak terjadi rantai, karena atom H
memiliki 4 elektron valensi dan hanya unsur sudah tidak dapat berikatan dengan atom lain
karbon yang dapat membentuk ikatan kembali. Pernyataan kedua salah karena atom
kovalen. Pernyataan pertama salah karena H bukan sebagai penghubung C dengan C,
banyak atom lain yang dapat membentuk melainkan atom H berada bersama dengan
ikatan kovalen, contoh: atom Oksigen (O), atom C dalam bentuk alkil.
Nitrogen (N), Flour (F) jika berikatan dengan Pada konsep rantai tertutup, siswa
atom golongan nonlogam akan membentuk beranggapan bahwa rantai tertutup tidak
ikatan kovalen. Ikatan kovalen dibentuk memiliki cabang, dan pada rantai tertutup
ketika dua buah atom melakukan serah terima atom C dengan atom C yang lain saling
satu atau beberapa pasangan elektron. Ikatan berikatan. Kedua pernyataan ini salah karena
kovalen terjadi ketika dua buah atom rantai tertutup merupakan rantai yang
memiliki perbendaan keelektronegatifan melingkar. Rantai tertutup adalah senyawa
∆(EN) antara atom-atom 0 atau sangat kecil karbon yang rantai C nya melingkar dan
(Whitten, 2004: 278). Pernyataan kedua salah lingkaran itu dapat mengikat rantai samping.
karena banyak atom lain yang memiliki Pernyataan pertama salah karena pada rantai
empat elektron valensi, contoh: atom yang tertutup atom karbon tetap dapat membentuk
memiliki 4 elektron valensi adalah atom cabang, karena atom karbon memiliki empat
Silikon (Si), Germanium (Ge), Stannum (Sn). elektron valensi, sehingga saat dua elektron
Elektron valensi adalah jumlah elektron yang valensi digunakan untuk berikatan
terdapat pada kulit paling luar dari sebuah membentuk rantai, dua atom valensi karbon
atom netral (Mulyono, 2012; 113), sehingga yang lain dapat digunakan untuk membentuk
atom dengan jumlah elektron valensi 4 cabang (alkil) lain, atau dengan atom lainnya.
dimiliki oleh atom yang berada di golongan Pernyataan kedua salah karena atom C
IVA dalam sistem periodik unsur. Konsep dengan atom C tetap terjadi ikatan meskipun
yang seharusnya adalah atom karbon dapat tidak dalam keadaan rantai karbon tertutup.
membentuk empat ikatan kovalen, karena Atom C dengan atom C yang saling berikatan
atom karbon memiliki empat elektron valensi. ini yang menjadi penyebab terjadinya rantai
Ikatan kovalen yang dibentuk oleh atom karbon, baik rantai terbuka maupun tertutup.
karbon ini lebih kuat jika dibandingkan Pada konsep hidrokarbon tak jenuh,
dengan ikatan kovalen yang lainnya yang siswa beranggapan bahwa senyawa
memiliki empat elektron valensi. Hal ini hidrokarbon dengan ikatan tunggal
disebabkan karena atom karbon memiliki jari- merupakan hidrokarbon tak jenuh. Konsep ini
jari atom yang kecil. Hal inilah yang menjadi salah karena senyawa hidrokarbon tak jenuh
kekhasan atom karbon. merupakan senyawa hidrokarbon yang
memiliki ikatan rangkap 2 (alkena) atau

205
ikatan rangkap tiga (alkuna), sedangkan Kluster satu: lima konsep ; Kluster dua:
senyawa hidrokarbon dengan ikatan tunggal lima konsep ; Kluster tiga: sepuluh
(alkana) disebut dengan hidrokarbon jenuh konsep.
(Myers, 2003: 202).
Saran
Konsep hidrokarbon tak jenuh
Beberapa saran yang dapat
merupakan konsep dengan 100% miskonsepsi
dikemukakan setelah penelitian ini dilakukan,
pada kluster 3. Fenomena ini harus menjadi
yaitu:
perhatian bagi guru karena hal ini
1. Perlu dilakukan penelitian lebih dalam
menunjukan bahwa tidak ada siswa yang
terhadap guru yang mengajar materi
mengetahui konsep hidrokarbon tak jenuh
yang bersangkutan, karena miskonsepsi
dengan benar. Beberapa kemungkinan hal
siswa dapat pula disebabkan oleh cara
yang menjadi penyebab tingginya
dan materi yang disampaikan oleh guru.
miskonsepsi yang dialami oleh siswa adalah
2. Penggunaan tes diagnostik ini sebaiknya
karena materi yang diajarkan tidak sama,
digunakan oleh guru kimia, karena
tetapi perlu dilakukan penelitian lebih
dengan menggunakan instrumen ini
mendalam untuk mengetahui penyebab dari
miskonsepsi siswa dapat diketahui,
miskonsepsi tersebut, seperti melakukan
sehingga program remediasi dapat
wawancara terhadap siswa yang terlibat
dilakukan dengan baik.
dalam penelitian.
3. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan
Hasil dari penelitian ini menunjukan
bahan bagi guru untuk menentukan
bahwa profil miskonsepsi siswa di kluster
strategi belajar yang tepat dalam
tiga lebih banyak dibandingkan dengan
menanggulangi atau miskonsepsi pada
kluster satu dan kluster dua. Hal ini
siswa.
dibuktikan dengan jumlah konsep
4. Peneliti lain dapat melakukan penelitian
miskonsepsi yang terjadi di tiga kluster,
penerapan atau aplikasi produk untuk
namun untuk kluster dua dan kluster satu dari
topik materi yang lainnya.
segi jumlah konsep miskonsepsi tidak
terdapat perbedaan, tetapi dari segi persentase
DAFTAR PUSTAKA
miskonsepsi terdapat perbedaan.
Annisa, N. 2013. “Pengembangan Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
SIMPULAN DAN SARAN
untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Simpulan
Siswa SMA Kelas X pada materi
1. Instrumen tes diagnostik pilihan ganda
Hidrokarbon”. Skripsi tidak diterbitkan.
dua tingkat memenuhi kriteria yang baik
Bandung: Universitas Pendidikan
berdasarkan validitas. Hasil perhitungan
Indonesia.
dengan CVR, dari 18 butir soal,
Fessenden & Fessenden. 1986. Kimia
diperoleh 13 butir soal, dengan nilai CVI
Organik edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
0,80.
Mulyono. 2012. Kamus Kimia. Jakarta: Bumi
2. Jenis miskonsepsi yang dialami siswa
Aksara.
SMA di tiga kluster terjadi pada seluruh
Myers, R. 2003. The Basics of Chemistry.
topik materi hidrokarbon yang diujikan.
London: Greenwood Press.
3. Terdapat perbedaan jenis konsep
Whitten. 2004. General Chemistry 7th edition.
miskonsepsi di tiga kluster yang berbeda,
Philadelphia: Saunders College
yaitu:
Publishing.

206

Anda mungkin juga menyukai