Anda di halaman 1dari 18

KIMIA TANAH

Oleh:
Atiq Rosyidi (F1061151053)
Mega Setiawati (F1061151017)
Murniati (F1061151058)
A. DEFINISI TANAH DAN KIMIA TANAH
o pengertian tradisional: tanah adalah medium alami untuk
pertumbuhan tanaman daratan, tanpa memperhitungkan tanah
tersebut mempunyai horizon yang keliatan atau tidak.

o Schoeder (1972): mendefinisikan tanah sebagai suatu sistem tiga


fase yang mengandung air, udara dan bahan-bahan mineral dan
organik serta jasad-jasad hidup.

o Menurut Jooffe dan Marbut (1949): Tanah adalah tubuh alam yang
terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya
alam terhadap bahan-bahan alam dipermukaan bumi

Kimia tanah merupakan studi mengenai karakteristik kimiawi dari


tanah. Menyangkut komposisi mineral, bahan organik, dan faktor
lingkungan.
B. FUNGSI TANAH
Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran

Penyedia kebutuhan primer tanaman

Penyedia kebutuhan sekunder

Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif

maupun yang berdampak negatif


C. KOMPONEN PENYUSUN TANAH
(1) Bahan Padatan berupa bahan mineral

(2) Bahan Padatan berupa bahan organic

(3) Air

(4) Udara

Bahan tanah tersebut rata-rata 50% bahan padatan (45% bahan


mineral dan 5% bahan organik), 25% air dan 25% udara.
D. KANDUNGAN KIMIA TANAH
1. kandungan makro dalam tanah

a. Kandungan organic

b. Nitrogen

c. Fosfor

d. Kalium

e. Kalsium

f. Magnesium

g. Belerang
2. Kandungan mikro dalam tanah

Ada Sembilan unsur yang tergolong unsur hara mikro esensial

dalam tanah, yaitu : boron, klor, tembaga, besi, manag ,

molibden, natrium vanadium dan seng. Unsur-unsur ini hanya

diperlukn dalam tanah dalam konsentrasi yang sangat rendah, dan

akan menjadi toksik pada tingkat yang lebih tinggi.


E. SIFAT-SIFAT TANAH
1. Sifat kimia tanah
a. Derajat keasaman
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH.
pH tanah umumnya berkisar dari 3,0-9,0.

Di Indonesia unumnya tanahnya bereaksi masam dengan 4,0 5,5 sehingga


tanah dengan pH 6,0 6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun
sebenarnya masih agak masam.
Di daerah rawa-rawa sering ditemukan tanah-tanah sangat masam dengan pH
kurang dari 3,0 karena banyak mengandung asam sulfat.
Di daerah yang sangat kering kadang-kadang pH tanah sangat tinggi (pH
lebih dari 9,0) karena banyak mengandung garam Na
b. Kapasitas tukar kation
Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau kadar liat tinggi
mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan bahan
organik rendah atau tanah-tanah berpasir.

Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi oleh :


1.Reaksi tanah

2.Tekstur atau jumlah liat

3.Jenis mineral liat

4.Bahan organik dan,

5.Pengapuran serta pemupukan

Peristiwa pertukaran kation dalam tanah merupakan mekanisme dimana


senyawa anorganik dan logam mikro esensialmenjadi tersedia bagi tanaman
c. Kejenuhan basa

Kejenuhan basa adalah perbandingan dari jumlah kation basa


yang ditukarkan dengan kapasitas tukar kation yang dinyatakan
dalam persen

Tanah sangat subur bila kejenuhan basa > 80%, berkesuburan


sedang jika kejenuhan basa antara 50-80% dan tidak subur jika
kejenuhan basa < 50 %
2. Sifat Fisika Tanah
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang.
Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah
bata, jingga, kuning, hingga putih
Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran
bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun
proses pengendapan di rawa-rawa. juga dapat disebabkan oleh kehadiran
mangan, belerang, dan nitrogen
Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan
kandungan besi teroksidasi yang tinggi
Dari strutur warna tanah tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasa cair,
dan fasa gas
F. REAKSI KIMIA DALAM TANAH
G. PENCEMARAN PADA TANAH
1. Penyebab Pencemaran Tanah

Limbah domestik

Limbah industri

Limbah pertanian
2. Dampak Pencemaran Tanah
Timbunan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat
menimbulkan gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan,
merusak struktur permukaan dan tekstur tanah
Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi
Limbah cair rumah tangga berupa; , deterjen, oli bekas, cat, jika
meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah
bahkan zat-zat kimia yang terkandung di dalamnya dapat
membunuh mikro-organisme di dalam tanah
Limbah padat hasil buangan industri mengakibatkan
pembusukan yang menimbulkan bau di sekitarnya karena
adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu
Limbah cair sisa hasil industri pelapisan logam jika meresap ke
dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi
mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap
kesuburan tanah.
Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak

struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang

Dampak lain yang dapat timbul diantaranya:

Dampak bagi kesehatan

Dampak bagi ekosistem


3. Upaya Menanggulangi
Pemisahan sampah Organik dan Anorganik

Mendaur ulang sampah Anorganik

Mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk


pemberantasan hama seperti pestisida
Mengolah limbah industri dalam pengolahan limbah

Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang tidak dapat diuraikan oleh


mikroorganisme (nonbiodegradable)
Beberapa langkah penanganan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan
oleh pencemaran tanah:
1. Remediasi
2. Bioremediasi

Anda mungkin juga menyukai