Anda di halaman 1dari 15

Materi 2.

Pengambilan Sampel Tanah


Oleh: Gabryna Auliya Nugroho dan M. Taufiq Hidayat

1.1 Pendahuluan

1.1 Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengenali macam-macam sampel tanah untuk kebutuhan analisis


sifat fisik dan kimia tanah.
2. Mahasiswa mampu menentukan macam pemilihan lokasi pengambilan sampel tanah
sesuai dengan kebutuhan pengamatan.
3. Mahasiswa mengenali alat dan bahan yang digunakan dalam pengambilan sampel
tanah secara utuh maupun terganggu.
4. Mahasiswa mampu mempraktikkan pengambilan sampel tanah dengan benar.

1.2 Bentuk Pembelajaran

1. Mahasiswa diberikan pengantar oleh asisten menggunakan .ppt tentang tujuan


pengambilan sampel tanah dan pentingnya melakukan pengambilan sampel tanah
dengan benar.
2. Mahasiswa menonton video pembelajaran agar mahasiswa dapat menvisualisasikan
langkah kerja pengambilan sampel tanah
3. Mahasiswa secara berkelompok melakukan praktik pengambilan sampel tanah pada
2 lokasi penggunaan lahan yang berbeda.
4. Mahasiswa secara mandiri mengerjakan laporan dengan format yang telah disediakan

2. Materi Praktikum

2.1 Dasar Teori

Pengamatan sifat fisik dan sifat kimia tanah suatu penggunaan lahan bisa diperoleh
dari pengamatan sampel tanah. Apabila seluruh tanah dalam plot diuji maka akan
menghabiskan waktu dan memakan biaya. Maka dari itu, terdapat suatu teknik pengambilan
sampel tanah untuk uji laboratorium, yang menjadi dasar-dasar penguasaan ilmu tanah. Hasil
uji sampel tanah ditentukan oleh ketepatan pengambilan sampel tanah. Tentunya, semakin
banyak jumlah sampel yang diambil nilai analisis laboratorium akan semakin valid (mendekati
kebenaran/keadaan sesungguhnya di lahan). Namun, dalam upaya menghemat biaya uji dan
efisien waktu, pengambilan sampel tanah dapat dilakukan melalui beberapa metode. Metode-
metode pengambilan sampel tanah penting untuk dikuasai sebab tahapan ini sangat penting

Modul Praktikum MK. DIT 2023


untuk menetapkan nilai analisis sifat tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis dari
laboratorium harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya di lapangan

2.2 Macam sampel tanah

Terdapat dua macam sampel tanah untuk kebutuhan analisis laboratorium, antara lain
sampel tanah utuh (undisturbed soil sampel) dan sampel tanah tidak utuh (disturbed soil
sampel). Dalam praktiknya, mahasiswa harus mampu menentukan macam sampel apa yang
dibutuhkan untuk pengamatan di laboratorium. Adapun penjelasannya adalah sebagai
berikut:

1). Sampel tanah utuh (Undisturbed Soil Sample)

Pengambilan sampel tanah utuh bertujuan untuk mengambil tanah pada kondisi yang
terjaga dan sesuai dengan kondisi di lapangan. Sampel tanah utuh merupakan sampel tanah
yang diambil dari kedalaman lapisan tertentu menggunakan alat yang memiliki “volume yang
diketahui” untuk menjaga kondisi tanah seperti di lapangan. Metode pengambilan sampel
tanah utuh membutuhkan alat seperti ring sampel atau blok besi sampel (Gambar 1). Hasil
pengambilan sampel tanah utuh dapat digunakan untuk menetapkan angka berat volume
(berat isi, bulk density), distribusi pori pada berbagai tekanan (pF 1, pF 2,5 dan pF 4,2),
pengamatan agregat tanah, dan permeabilitas tanah. Berikut adalah contoh hasil
pengambilan sampel tanah utuh pada suatu lapisan tanah (Gambar 2).

Gambar 1. Ring sampel dan blok besi Gambar 2. Hasil pengambilan sampel tanah utuh

Modul Praktikum MK. DIT 2023


2). Sampel tanah tidak utuh/hancuran (Disturbed Soil Sample)

Sampel tanah tidak utuh atau sampel


terganggu biasa dikenal sebagai sampel tanah
hancuran. Sampel ini menggambarkan distribusi
ukuran partikel sama dengan seperti di tempat
asalnya, tetapi strukturnya telah cukup rusak atau
hancur seluruhnya. Kerusakan agregat ini tidak
menjadi masalah, dan disebabkan oleh
pengambilan sampel tanah menggunakan cangkul,
Gambar 3. Sampel tanah tidak utuh atau cetok, sekop, maupun bor tanah. Pengambilan
terganggu
sampel tanah terganggu dapat digunakan untuk
keperluan analisis kandungan air tanah, Kapasitas Tukar Kation (KTK) Tanah, Kejenuhan
Basa (KB Tanah), pH tanah, unsur hara makro dan mikro tanah, tekstur tanah, konsistensi
tanah, bahan organik tanah, dan lain-lain (Gambar 3). Sampel hancuran ini dapat diambil
secara komposit dari beberapa titik di suatu plot/penggunaan lahan yang telah ditentukan.

2.3 Macam-macam Metode Pengambilan Sampel Tanah

1). Pemilihan lokasi pengambilan

Berdasarkan cara pemilihan lokasi pengambilan sampel tanah, terdapat berberapa


macam sampling, antara lain:

a. Sampel terduga (Judgment sample)


b. Sampel acak (Random sample)
c. Sampel acak bertingkat (Stratified random sample)
d. Sampel sistematik (Systematic sample)

a. Sampel terduga (Judgement Sample)

Pengambilan sampel secara terduga dilakukan untuk mengambil yang telah dipilih
berdasarkan Satuan Petak Lahan (SPL) pada areal survei. Titik pengambilan sampel tanah
ditentukan secara subyektif dengan tujuan tertentu oleh surveyor atau peneliti. Dikarenakan
sampel tanah diambil secara terduga, maka pendugaan hasil analisis tanah dapat dilakukan
sebelum hasil analisis laboratorium keluar. Metode pengambilan sampel seperti ini umum
digunakan pada kegiatan pertanian presisi, dalam rangka menentukan titik pengamatan yang
rutin dilakukan. Adapun tingkat kepercayaan data (kevalidan data) yang diperoleh bisa sangat
tinggi, bergantung dari tingkat pengalaman/keahlian dari pembuat peta. Pada Gambar 4

Modul Praktikum MK. DIT 2023


disajikan ilustrasi pada tiga penggunaan lahan yang berbeda (A, B, C) dan bagaimana teknik
samplingnya.

Gambar 4. Pengambilan sampel acak terduga

b. Contoh acak (Random Sample)


Pengambilan sampel tanah secara acak (random) ini dilakukan agar setiap titik
pengamatan tanah dalam suatu plot memiliki kemungkinan peluang diambil yang sama
(Gambar 5). Adapun pemilihan titik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
tabel bilangan random. Satu pasangan angka random yang diperlukan untuk pemilihan lokasi
contoh berdasarkan atas sistem koordinat. Adapun random sampling terbagi menjadi 2, yakni
stratified random sample dan systematic random sample.

Gambar 5. Pengambilan sampel acak

Sampel acak bertingkat (Stratified Random Sample)


Dalam stratified random sampling, pengambilan sampel acak terstruktur dilakukan
dengan membagi anggota populasi dalam beberapa sub kelompok yang disebut strata, lalu
suatu sampel dipilih dari masing-masing stratum. Elemen populasi dibagi menjadi beberapa
tingkatan (stratifikasi) berdasarkan karakter yang melekat padanya. Dalam stratified random
sampling, elemen populasi dikelompokkan pada tingkatan-tingkatan tertentu dengan tujuan
pengambilan sampel akan merata pada seluruh tingkatan dan sampel mewakili karakter
seluruh elemen populasi yang heterogen. Contoh: Pada perkebunan nanas, diketahui ada
beberapa titik yang menghasilkan produksi rendah, sedang, dan optimal. Untuk mengetahui
penyebab perbedaaan produksi, sampel tanah diambil per kelompok untuk dapat
dibandingkan kesuburan tanahnya. Tujuan utama dalam stratifikasi adalah untuk membuat

Modul Praktikum MK. DIT 2023


hubungan timbal balik yang lebih baik dalam populasi sehingga dapat memberikan ukuran
yang lebih tinggi untuk keputusan relatif.

Agar dapat tercapai, hal-hal yang harus diperhatikan adalah:

1. Bentuk strata
2. Jumlah strata
3. Alokasi jumlah sampel antar masing-masing strata

Syarat pembentukan strata dalam stratified random sampling sebagai berikut.

• Strata harus tidak saling tumpang tindih dan harus saling terpisah dalam populasi.
• Stratifiaksi populasi harus dilakukan pada strata yang bersifat homogen dalam strata
tersebut dengan karakteristik tertentu.

Gambar 6. Pengambilan sampel acak bertingkat

Sampel acak sistematik (Systematic Sample)


Penentuan titik sampling tanah ditentukan dengan sistim grid yaitu berjarak
sama pada kedua arah (kotak kotak). Cara ini merupakan cara yang paling mudah dan
praktis terutama bagi tenaga penentu titik sampel yang kurang terampil (Buku
Penuntun Praktikum Dasar Ilmu Tanah, FP UB). Pada Gambar 7 disajikan ilustrasi
pengambilan sampel acak secara sistematis.

Gambar 7. Pengambilan sampel acak sistematik

Modul Praktikum MK. DIT 2023


2). Penentuan titik pengambilan sampel

Berdasarkan pemilihan titik pengambilan sampel dalam suatu penggunaan lahan,


khususnya pada pengambilan sampel tanah terganggu, terdapat 2 metode dalam
pengambilan sampel tanah yakni Metode Diagonal dan Metode Zigzag.

a. Metode Diagonal

Sampel tanah diambil dari titik-titik yang berada pada garis diagonal maya yang telah
dibuat (Gambar 8). Dari beberapa titik sampel tersebut, sampel tanah pewakil yang
diambil dan dikompositkan. Sampel tanah hancuran tersebut di kumpulkan sehingga
pada suatu luasan yang dikehendaki diwakili oleh satu sampel. Jumlah diagonal
tergantung luasan lahan, untuk lahan < 2.5 ha cukup 1 diagonal (5 titik). Apabila luas
lahan 10 – 15 ha maka terdapat 4 – 6 diagonal, sampel sampel tanah individu tersebut
diambil dengan cetok, cangkul, atau bor tanah pada lapisan olah tanah (0 – 20cm) dan
dicampur hingga homogen kemudian diambil sampel seberat 1-2 kg (tergantung
kebutuhan analisis sampel).

Gambar 8. Pengambilan sampel secara diagonal

b. Metode Zig zag


Teknik penentuan titik sampel ini hampir sama dengan metode diagonal, yakni
didasarkan dari garis zigzag maya yang telah ditentukan oleh peneliti. Sampel tanah
yang diambil adalah kumpulan dari suatu plot yang akan diamati. Sampel tanah
hancuran tersebut di kumpulkan sehingga pada suatu luasan yang dikehendaki
diwakili oleh satu sampel. Jumlah diagonal tergantung luasan lahan (Gambar 9).

Gambar 9. Pengambilan sampel secara Zigzag

Modul Praktikum MK. DIT 2023


2.4 Metode Pengamatan Tanah

1). Pengamatan Singkapan Tanah

Singkapan merupakan bagian dari


tubuh batuan yang tersingkap atau muncul
pada permukaan akibat adanya erosi atau
pengikisan tanah penutup. Metode
pengamatan ini digunakan ketika kondisi lahan
pada keadaan berlereng, sehingga dapat
mengefisienkan waktu dalam mengamati
lapisan-lapisan tanah yang terbentuk daripada
Gambar 10. Pengambilan sampel tanah
dapat dilakukan pada singkapan tanah membuka profil tanah. Namun, tidak semua
lokasi memiliki singkapan. Sampel tanah dapat
diambil dari berbagai kedalaman, tergantung dengan tujuan penelitian.

2). Pengamatan minipid

Minipit yaitu lubang (liang) pengamatan tanah yang dibuat manual dengan
menggunakan sekop dengan ukuran minimal 40x40 cm dan kedalaman 80 cm. Metode ini
digunakan pada permukaan tanah yang datar. Sampel tanah dapat diambil berdasarkan
horizon-horizon tanah yang terbentuk atau dari berbagai lapisan kedalaman hingga 80 cm
(tergantung tujuan penelitian) (Buku Penuntun Praktikum Dasar Ilmu Tanah, FP UB).

Gambar 11. Pengamatan minipit (Aditya, 2016)

3). Pengamatan Profil Tanah

Profil tanah adalah penampang vertikal tanah yang menunjukan batasan-batasan


horizon tanah, profil tanah dibuat untuk mengatahui proses pembentukan tanah Ada 6 horison
utama yang menyusun profil tanah berturut-turut dari atas ke bawah yaitu horizon (O), A, E,
B, C, dan R. Sedang horizon penyusun solum tanah adalah horizon A, E, dan B. (Syamsuddin,

Modul Praktikum MK. DIT 2023


2012). Penggunaan profil tanah digunakan untuk mempelajari perkembangan tanah (Buku
Penuntun Praktikum Dasar Ilmu Tanah, FP UB).

Gambar 12. Pengamatan profil tanah

3. Prosedur Pengambilan Sampel Tanah

3.1 Pengambilan sampel tanah utuh menggunakan Ring Sampel

a. Alat dan bahan

Ring sampel, ring master, besi pendorong/balok, palu, sekop, pisau lapang, plastic
wadah sampel, karet gelang (Gambar 13)

Gambar 13. Alat yang dibutuhkan untuk kegiatan pengambilan sampel tanah utuh
(kanan ke kiri: ring master, ring sampel, pisau tanah, palu, besi penekan).

b. Langkah Kerja:

1. Menentukan titik yang akan di amati.


2. Membersihkan permukaan tanah dari seresah/tanaman yang tumbuh
3. Meletakkan ring sampel diatas permukaan tanah, tekan masuk ke permukaan tanah
menggunakan besi pendorong dan palu
4. Setelah ring sampel masuk ¾ bagian, letakkan ring master diatas ring sampel, lalu
tekan masuk ke dalam permukaan tanah menggunakan besi pendorong dan palu.

Modul Praktikum MK. DIT 2023


5. Ketika ring sampel telah masuk sepenuhnya dan ring master telah masuk ½ bagian,
cabut ring master secara perlahan.
6. Sekop bagian kiri dan kanan titik pengamatan untuk mengeluarkan ring sampel secara
utuh.
7. Bersihkan sisi bawah ring sampel menggunakan pisau tanah, kemudian bersihkan sisi
atas. Hati-hati dalam membersihkan agar tanah di dalam ring sampel tidak hancur dan
terpotong.
8. Ring sampel yang sudah bersih disimpan dalam plastic, diikat dengan karet/solasi,
dan diberi label.

3.2 Prosedur Pengambilan sampel tanah Tidak utuh pada berbagai kedalaman

Langkah kerja yang tertera dibawah ini adalah langkah-langkah untuk melakukan
pengambilan sampel tanah pada kedalaman 0 – 20cm, 20 – 40cm, 40 – 60cm. Adapun
metode yang tertera disini dapat disesuaikan dengan kedalaman sampel yang diinginkan oleh
peneliti/surveyor.

a. Alat dan bahan:

Bor tanah (mata bor 20cm), pisau tanah, wadah, plastic sampel.

b. Langkah kerja:

1. Menentukan titik yang akan di amati.


2. Masukkan bor ke dalam tanah kedalaman 0 – 20cm dengan memutar bor searah jarum
jam
3. Bila seluruh mata bor telah masuk, keluarkan bor dengan memutar bor melawan arah
jarum jam.
4. Keluarkan sampel tanah tidak utuh dari mata bor menggunakan pisau tanah dan
letakkan sampel tanah di wadah yang telah disiapkan.
5. Masukkan Kembali bor ke dalam tanah pada kedalaman 20 – 40 cm dengan memutar
bor tanah searah jarum jam
6. Bila seluruh mata bor telah masuk ke dalam tanah, keluarkan bor dengan memutar
bor melawan jarum jam
7. Keluarkan sampel tanah tidak utuh dari mata bor menggunakan pisau tanah dan
letakkan sampel tanah di wadah yang telah disiapkan.
8. Masukkan Kembali bor ke dalam tanah 40 – 60 cm dengan memutar bor tanah searah
jarum jam
9. Bila seluruh mata bor telah masuk ke dalam tanah, keluarkan bor dengan memutar
bor melawan jarum jam

Modul Praktikum MK. DIT 2023


10. Keluarkan sampel tanah tidak utuh dari mata bor menggunakan pisau tanah dan
letakkan sampel tanah di wadah yang telah disiapkan.
11. Masukkan sampel-sampel tanah tidak utuh ke dalam plastic dan beri label.

3.3 Pengambilan sampel tanah komposit pada plot

Apabila peneliti/surveyor ingin mengetahui tingkat kesuburan tanah pada suatu plot
yang homogen/suatu penggunaan lahan/lahan penelitian, maka dapat melakukan
pengambilan sampel tanah komposit dengan mengambil sampel tanah pada lapisan 0 -20cm.

a. Alat dan Bahan

Sekop/cetok, wadah, plastic sampel

b. Langkah kerja

1. Menentukan luasan lahan yang akan diamati


2. Menentukan batas-batas alami suatu plot
3. Menentukan metode pengambilan sampel: zigzag atau diagonal
4. Menentukan titik-titik sampling
5. Sekop sampel tanah seberat minimal 500gram pada lapisan 0 – 20cm
6. Masukkan sampel tanah pada wadah, dan lanjutkan mengambil sampel sesuai
dengan titik-titik sampling yang telah ditentukan.
7. Setelah seluruh sampel tanah terkumpul pada wadah, hancurkan agregat-agregat
sampel tanah agar homogen dan buang akar, kerikil, maupun seresah yang masuk
8. Campur tanah dan ambil 500 gram – 1000gram sampel tanah dari 1 wadah
9. Masukkan ke dalam plastic dan beri label

Modul Praktikum MK. DIT 2023


TEKNIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Teknis Pelaksanaan Praktikum Mandiri


1. Setiap kelompok mencari 2 penggunaan lahan yang berbeda (beda lokasi)
2. Setiap kelompok mengambil 2 macam sampel tanah
a. Sampel tanah utuh (2 buah)
b. Sampel tanah terganggu/komposit (minimal 1 kg)
3. Pengambilan sampel tanah didampingi oleh Asisten Kelas masing-masing di luar jam
praktikum sesuai dengan kesepakatan antara praktikan dan asisten kelas.
B. Alat dan Bahan Pelaksanaan Praktikum Mandiri
1. Alat dan Bahan
a. Sampel Tanah Utuh
• Ring Sampel • Cetok
• Ring Master • Plastik
• Balok Penekan • Karet
• Palu • Label
• Pisau Lapang • Meteran
b. Sampel Tanah Terganggu
• Sekop/cetok
• Wadah
• Plastik
• Label
• Meteran

Catatan:

Alat yang diberi warna biru berarti disediakan oleh tim asisten, selain itu praktikan diharap
untuk membawa sendiri.Hasil sampel tanah yang sudah diambil diberi label dengan
keterangan berikut

Pelabelan: (7 x 5 cm)

Kelas :
Asisten Praktikum :
Tanggal Pengambilan :
Lokasi Pengambilan :
Vegetasi :

Modul Praktikum MK. DIT 2023


C. Teknis Pengumpulan Sampel Tanah
Sampel tanah (utuh dan komposit) yang telah diambil di lapangan dikumpulkan ke Lab
Fisika 1 (1 orang/kelompok). Sampel tanah dikumpul ke Laboratorium maksimal sehari
setelah praktikum mandiri.

Catatan:
Jika pengambilan sampel tanah dilakukan hari Jumat dan Sabtu, bisa mengumpulkan di hari
Senin

D. Laporan Praktikum Pengambilan Sampel Tanah

Ketentuan:

1. Laporan di tulis tangan pada kertas HVS dengan bolpoint biru


2. Margin 4,3,3,3
3. Laporan di kerjakan secara individu
4. Cover di cetak warna coklat muda
5. Segala bentuk gambar yang terdapat di laporan harap dicetak dan ditempel ke dalam
laporan
6. Laporan tidak perlu di jilid, di staples saja
7. Format laporan terlampir

Modul Praktikum MK. DIT 2023


FORMAT LAPORAN

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
(Mahasiswa menjelaskan mengapa sampel tanah perlu diambil, dan mengapa Teknik
pengambilan sampel tanah harus tepat)

1.2 Tujuan
(Mahasiswa menjelaskan tujuan dari pengambilan sampel tanah di lapang, pengambilan
sampel tanah utuh maupun sampel tanah terganggu)

Manfaat
(Mahasiswa menjelaskan manfaat setelah melakukan kegiatan praktikum)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Pengambilan Sampel Tanah
2.2 Teknik Sampling Tanah
2.3 Jenis Sampel Tanah
(Literatur yang digunakan minimal 10 tahun terakhir, dalam satu sub bab minimal terdiri dari
3 paragraf, yang setiap paragrafnya terdiri dari minimal 3 kalimat)

BAB III METODE


3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
3.2 Alat dan Bahan
3.3 Pengambilan Sampel Tanah
(Sajikan dalam bentuk diagram alir terkait pengambilan sampel tanah utuh dan sampel
tanah terganggu sertakan dengan deskripsi kegiatan dalam bentuk paragraf)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan
(Sajikan dalam bentuk tabel serta deskripsikan hasil)
Lokasi Metode Jumlah Titik
Luas
No. Pengamatan Koordinat Vegetasi Penentuan yang
Plot
Sampel Tanah Titik disampling
Ngemplak,
Sumbersuk,
Kec. Wagir,
8O00’10.5”S 20 x Pinus dan
1 Kabupaten Zigzag 7 titik
10 m Pohon Kopi
Malang

(CONTOH)

Modul Praktikum MK. DIT 2023


4.2 Pembahasan
(Jabarkan kegiatan yang dilakukan meliputi vegetasi, perizinan yang perlu dilakukan,
tantangan, hambatan, organisme yang ditemukan di lahan, waktu pengambilan, alat dan
bahan yang digunakan serta tempat penyimpanan sampel)
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
(Dokumentasi di print dan di tempelkan secara rapi dalam laporan)

Keterangan:
1. Laporan ditulis tangan di kertas HVS A4 dengan pulpen tinta biru
2. Cover di print menggunakan kertas berwarna coklat muda (format terlampir)
3. Margin laporan, top (3), botton (3), right (3), left (4)
4. Dokumentasi di print dan di tempelkan secara rapi dalam laporan serta ditambahkan
keterangan setiap fotonya
5. Literatur yang digunakan minimal 10 tahun terakhir

-------------------- selamat mengerjakan----------------------

Modul Praktikum MK. DIT 2023


LAPORAN DASAR ILMU TANAH

“PENGAMBILAN SAMPEL TANAH”

Disusun oleh:

Nama :

Kelas :

NIM :

Asisten Praktikum :

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023

Modul Praktikum MK. DIT 2023

Anda mungkin juga menyukai