1.1 Pendahuluan
1.1 Tujuan
2. Materi Praktikum
Pengamatan sifat fisik dan sifat kimia tanah suatu penggunaan lahan bisa diperoleh
dari pengamatan sampel tanah. Apabila seluruh tanah dalam plot diuji maka akan
menghabiskan waktu dan memakan biaya. Maka dari itu, terdapat suatu teknik pengambilan
sampel tanah untuk uji laboratorium, yang menjadi dasar-dasar penguasaan ilmu tanah. Hasil
uji sampel tanah ditentukan oleh ketepatan pengambilan sampel tanah. Tentunya, semakin
banyak jumlah sampel yang diambil nilai analisis laboratorium akan semakin valid (mendekati
kebenaran/keadaan sesungguhnya di lahan). Namun, dalam upaya menghemat biaya uji dan
efisien waktu, pengambilan sampel tanah dapat dilakukan melalui beberapa metode. Metode-
metode pengambilan sampel tanah penting untuk dikuasai sebab tahapan ini sangat penting
Terdapat dua macam sampel tanah untuk kebutuhan analisis laboratorium, antara lain
sampel tanah utuh (undisturbed soil sampel) dan sampel tanah tidak utuh (disturbed soil
sampel). Dalam praktiknya, mahasiswa harus mampu menentukan macam sampel apa yang
dibutuhkan untuk pengamatan di laboratorium. Adapun penjelasannya adalah sebagai
berikut:
Pengambilan sampel tanah utuh bertujuan untuk mengambil tanah pada kondisi yang
terjaga dan sesuai dengan kondisi di lapangan. Sampel tanah utuh merupakan sampel tanah
yang diambil dari kedalaman lapisan tertentu menggunakan alat yang memiliki “volume yang
diketahui” untuk menjaga kondisi tanah seperti di lapangan. Metode pengambilan sampel
tanah utuh membutuhkan alat seperti ring sampel atau blok besi sampel (Gambar 1). Hasil
pengambilan sampel tanah utuh dapat digunakan untuk menetapkan angka berat volume
(berat isi, bulk density), distribusi pori pada berbagai tekanan (pF 1, pF 2,5 dan pF 4,2),
pengamatan agregat tanah, dan permeabilitas tanah. Berikut adalah contoh hasil
pengambilan sampel tanah utuh pada suatu lapisan tanah (Gambar 2).
Gambar 1. Ring sampel dan blok besi Gambar 2. Hasil pengambilan sampel tanah utuh
Pengambilan sampel secara terduga dilakukan untuk mengambil yang telah dipilih
berdasarkan Satuan Petak Lahan (SPL) pada areal survei. Titik pengambilan sampel tanah
ditentukan secara subyektif dengan tujuan tertentu oleh surveyor atau peneliti. Dikarenakan
sampel tanah diambil secara terduga, maka pendugaan hasil analisis tanah dapat dilakukan
sebelum hasil analisis laboratorium keluar. Metode pengambilan sampel seperti ini umum
digunakan pada kegiatan pertanian presisi, dalam rangka menentukan titik pengamatan yang
rutin dilakukan. Adapun tingkat kepercayaan data (kevalidan data) yang diperoleh bisa sangat
tinggi, bergantung dari tingkat pengalaman/keahlian dari pembuat peta. Pada Gambar 4
1. Bentuk strata
2. Jumlah strata
3. Alokasi jumlah sampel antar masing-masing strata
• Strata harus tidak saling tumpang tindih dan harus saling terpisah dalam populasi.
• Stratifiaksi populasi harus dilakukan pada strata yang bersifat homogen dalam strata
tersebut dengan karakteristik tertentu.
a. Metode Diagonal
Sampel tanah diambil dari titik-titik yang berada pada garis diagonal maya yang telah
dibuat (Gambar 8). Dari beberapa titik sampel tersebut, sampel tanah pewakil yang
diambil dan dikompositkan. Sampel tanah hancuran tersebut di kumpulkan sehingga
pada suatu luasan yang dikehendaki diwakili oleh satu sampel. Jumlah diagonal
tergantung luasan lahan, untuk lahan < 2.5 ha cukup 1 diagonal (5 titik). Apabila luas
lahan 10 – 15 ha maka terdapat 4 – 6 diagonal, sampel sampel tanah individu tersebut
diambil dengan cetok, cangkul, atau bor tanah pada lapisan olah tanah (0 – 20cm) dan
dicampur hingga homogen kemudian diambil sampel seberat 1-2 kg (tergantung
kebutuhan analisis sampel).
Minipit yaitu lubang (liang) pengamatan tanah yang dibuat manual dengan
menggunakan sekop dengan ukuran minimal 40x40 cm dan kedalaman 80 cm. Metode ini
digunakan pada permukaan tanah yang datar. Sampel tanah dapat diambil berdasarkan
horizon-horizon tanah yang terbentuk atau dari berbagai lapisan kedalaman hingga 80 cm
(tergantung tujuan penelitian) (Buku Penuntun Praktikum Dasar Ilmu Tanah, FP UB).
Ring sampel, ring master, besi pendorong/balok, palu, sekop, pisau lapang, plastic
wadah sampel, karet gelang (Gambar 13)
Gambar 13. Alat yang dibutuhkan untuk kegiatan pengambilan sampel tanah utuh
(kanan ke kiri: ring master, ring sampel, pisau tanah, palu, besi penekan).
b. Langkah Kerja:
3.2 Prosedur Pengambilan sampel tanah Tidak utuh pada berbagai kedalaman
Langkah kerja yang tertera dibawah ini adalah langkah-langkah untuk melakukan
pengambilan sampel tanah pada kedalaman 0 – 20cm, 20 – 40cm, 40 – 60cm. Adapun
metode yang tertera disini dapat disesuaikan dengan kedalaman sampel yang diinginkan oleh
peneliti/surveyor.
Bor tanah (mata bor 20cm), pisau tanah, wadah, plastic sampel.
b. Langkah kerja:
Apabila peneliti/surveyor ingin mengetahui tingkat kesuburan tanah pada suatu plot
yang homogen/suatu penggunaan lahan/lahan penelitian, maka dapat melakukan
pengambilan sampel tanah komposit dengan mengambil sampel tanah pada lapisan 0 -20cm.
b. Langkah kerja
Catatan:
Alat yang diberi warna biru berarti disediakan oleh tim asisten, selain itu praktikan diharap
untuk membawa sendiri.Hasil sampel tanah yang sudah diambil diberi label dengan
keterangan berikut
Pelabelan: (7 x 5 cm)
Kelas :
Asisten Praktikum :
Tanggal Pengambilan :
Lokasi Pengambilan :
Vegetasi :
Catatan:
Jika pengambilan sampel tanah dilakukan hari Jumat dan Sabtu, bisa mengumpulkan di hari
Senin
Ketentuan:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
(Mahasiswa menjelaskan mengapa sampel tanah perlu diambil, dan mengapa Teknik
pengambilan sampel tanah harus tepat)
1.2 Tujuan
(Mahasiswa menjelaskan tujuan dari pengambilan sampel tanah di lapang, pengambilan
sampel tanah utuh maupun sampel tanah terganggu)
Manfaat
(Mahasiswa menjelaskan manfaat setelah melakukan kegiatan praktikum)
(CONTOH)
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
(Dokumentasi di print dan di tempelkan secara rapi dalam laporan)
Keterangan:
1. Laporan ditulis tangan di kertas HVS A4 dengan pulpen tinta biru
2. Cover di print menggunakan kertas berwarna coklat muda (format terlampir)
3. Margin laporan, top (3), botton (3), right (3), left (4)
4. Dokumentasi di print dan di tempelkan secara rapi dalam laporan serta ditambahkan
keterangan setiap fotonya
5. Literatur yang digunakan minimal 10 tahun terakhir
Disusun oleh:
Nama :
Kelas :
NIM :
Asisten Praktikum :