Disusun oleh:
Sampel Tanah
Sampel kering
Digerus menggunakan agat.
Disaring hingga lolos 100 mesh dan dihomogenkan.
Larutan Sampel
[ CITATION Sup06 \l 1057 ].
2. Metode Kedua (Cara Manual)
Terdapat dua cara berdasarkan jenis tanah yaitu:
a. Tanah Halus
Pengambilan sampel tanah halus dapat dilakukan dengan menggunakan
stainless spoon atau shovel (sekop).
b. Tanah yang agak keras
Pengambilan sampel tanah yang agak keras baik berupa tanah permukaan
maupun tanah subsoil yang dangkal dapat dilakukan menggunakan hand
auger (bor tanah).
3. Metode Ketiga (Dalam Penentuan Kadar Residu Pestisida)
Tahapan yang dilakukan yaitu:
Dilakukan penentuan tempat titik pengambilan sampel
Pengambilan contoh dapat dilakukan di sawah/kebun yang siap dipanen, di
gudang penyimpanan hasil panen, maupun di pasar tergantung dari tujuan
analisa. Penetapan jumlah contoh yang akan diambil perlu dipertimbangkan
beberapa hal sebagai berikut :
a. Kemampuan laboratorium dalam menangani sejumlah sampel.
b. Luas daerah untuk menentukan berapa luas sawah/kebun untuk setiap
contoh, misalnya 10 ha/contoh atau 100 ha/contoh dan sebagainya.
Membersihkan permukaan tanah dari rumput, kerikil dan sisa-sisa tanaman.
Tanah diambil sampai kedalaman 20 cm lapisan dengan menggunakan bor
tanah.
Pengambilan sampel dilakukan secara komposit.
Sampel komposit yang merupakan gabungan sampel individu (4-5 sampel).
Diambil kira-kira 1 kg dan dimasukkan ke dalam kantong plastik.
Pemberian label pada kantong plastik dengan keterangan: kode, tanggal
pengambilan, dan lokasi.
Pengeringan sampel tanah.
Dilakukan preparasi.
Cara preparasi:
Penimbangan sampel tanah yang udah dikeringkan sebanyak 25 gram.
Sampel dimasukkan dalam labu alas bulat.
Ditambahkan 100 mL pelarut aseton dan ditutup.
Labu alas bulat diletakkan pada alat shaker selama 20 menit dengan
kecepatan secukupnya dan diulang 2x.
Dipindahkan pada corong pisah dan disusun pada statif dibiarkan sampai
terjadi pemisahan antara pelarut dengan sampel.
Didekantasi.
Filtrat dievaporasi dengan evaporator.
diekstraksi dengan n-heksana 25 mL sebanyak 2 kali.
dilakukan clean-up dengan melewatkan sampel pada kolom kromatografi
yang telah diisi florisil dan natrium sulfat anhidrat.
Eluat dievaporasi hingga ± 1 mL kemudian labu dibilas dengan aseton
secara bertahap.
hasil bilasannya ditampung dalam tabung uji hingga volume 10 mL.
larutan sampel siap disuntikkan ke kromatografi gas [CITATION Nar \l 1057 ]
4. Metode Keempat
Pengambilan sampel tanah dapat didasarkan pada tanah yang diambil yaitu
tanah utuh (undisturbed soil sample), agregat utuh (undisturbed soil
aggregate), dan contoh tanah tidak utuh (disturbed soil sample) yang
peruntukan analisisnya berbeda.
Tanah utuh (undisturbed soil sample)
Tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan tanah
tertentu dalam keadaan tidak terganggu, sehingga kondisinya hampir
menyamai kondisi di lapangan. Untuk memperoleh contoh tanah yang baik
dan tanah di dalam tabung tetap seperti keadaan lapangan (tidak
terganggu), maka perbandingan antara luas permukaan tabung logam
bagian luar (tebal tabung) dan luas permukaan tabung bagian dalam tidak
lebih dari 0,1.
Alat yang digunakan:
Tabung logam kuningan atau tembaga (ring sample), sekop/cangkul, pisau
tajam tipis.
Gambaran Pengambilan Sampel Tanah Utuh
Tanah agregat utuh adalah tanah berupa bongkahan alami yang kokoh dan
tidak mudah pecah.
Alat yang digunakan yaitu:
Cangkul
Cara Pengambilan Sampel:
Sampel tanah diambil menggunakan cangkul pada kedalaman 0-20 cm.
Bongkahan tanah dimasukkan ke dalam boks yang terbuat dari kotak seng,
kotak kayu atau kantong plastik tebal. Dalam mengangkut contoh tanah
yang dimasukkan ke dalam kantong plastik harus hati-hati, agar
bongkahan tanah tidak hancur di perjalanan, dengan cara dimasukkan ke
dalam peti kayu atau kardus yang kokoh.
Tanah tidak utuh (disturbed soil sample)
Tanah terganggu lebih dikenal sebagai tanah biasa (disturbed soil sample),
merupakan contoh
Alat yang digunakan:
Cangkul dan atau bor tanah, kantong plastik tebal.
Cara Pengambilan sampel:
Tanah yang diambil dengan menggunakan cangkul, sekop atau bor tanah
dari kedalaman tertentu sebanyak 1-2 kg.