Anda di halaman 1dari 9

PENGAMBILAN SAMPLE TANAH, PENETAPAN KADAR AIR TANAH,

BOBOT ISI, DAN RUANG PORI TOTAL

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

Oleh:
Danendra Guido Panadi
512019056
Kelompok Daring

FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2020
I. Dasar teori
Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah.
Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur kadar hara,
menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan
kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila
contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan tidak
dengan cara benar. Oleh karena itu pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di
dalam program uji tanah.

Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah
di laboratorium. Pengambilan sampel tanah untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah dimaksudkan
untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu titik pengamatan, misalnya pada lokasi kebun
percobaan atau penetapan sifat fisik tanah yang menggambarkan suatu hamparan berdasarkan
poligon atau jenis tanah tertentu dalam suatu peta tanah. Tujuan pengambilan sampel tanah
adalah untuk memperoleh data karakteristik tanah yang tidak dapat diperoleh langsung dari
pengamatan lapangan.

Sampel tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat sebelum tanam namun
tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Keadaan tanah saat pengambilan sampel
tanah pada lahan kering sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang
yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk pengolahan tanah). Sedang pengambilan pada lahan
sawah sebaiknya diambil pada kondisi basah.

Sampel tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat sebelum tanam namun
tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Keadaan tanah saat pengambilan sampel
tanah pada lahan kering sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang
yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk pengolahan tanah). Sedang pengambilan pada lahan
sawah sebaiknya diambil pada kondisi basah. Secara umum, sampel tanah diambil sekali dalam 4
tahun untuk sistem pertanaman dilpangan. Untuk tanah yang digunakan secara intensif, sampel
tanah diambil paling sedikit sekali dalam 1 tahun. Pada tanah-tanah dengan nilai uji tanah tinggi,
contoh tanah disarankan diambil setiap 5 tahun sekali.

Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat,
cairan, dan gas, mempunyai sifat serta prilaku yang dinamik. Sifat dinamik tanah tersebut karena
tanah merupakan system yang terbuka dengan terjadinya proses pertukaran bahan dan energy
secara berkesinambungan (Palar, 1994).

Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks, berperan sebagai sumber kehidupan tanaman,
yang mengandung semua unsur yang berbeda baik dalam bentuk maupun jumlahnya. Unsur hara
mikro seperti besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn) dan tembaga (Cu) merupakan unsur hara
penting bagi tanaman yang terdapat dalam tanah.
Tanah secara alami telah mengandung logam berat meskipun hanya sedikit. Tanah pun
memiliki kemampuan dalam menyerap logam berat yang berbeda untuk tiap
jenis tanah berdasarkan bahan induk penyusun tanah tersebut. Menurut standar umum kadar Pb
dan Cd yang boleh ada pada tanah adalah masing-masing 150 ppm dan 2 ppm namun untuk
jenis tanah yang berasal dari batuan beku (Charlena, 2004)

Kandungan unsur-unsur tersebut dalam tanah sangat bervariasi tergantung sifat-sifat tanah
seperti pH, tekstur tanah, komposisi mineral, aktivitas mikroorganisme di dalamnya dan
kelembaban. Ketersediaan Fe dalam tanah berkisar antara (10.000 ~ 60.000) ppm atau (1 % ~ 6
%), Mn berkisar (100 ~ 5.000) ppm, Zn berkisar (20 ~ 150) ppm, sedangkan Cu berkisar (2 ~ 60)
ppm.

Tanah dengan atau tanpa disadari merupakan tempat penimbunan akhir dari limbah yang
diakibatkan oleh aktivitas manusia. Secara alami tanah akan menguraikan bahan kimia yang
mask kedalam tanah, tetapi apabila bahan kimia yang direrima tersebut berlebihan maka tanah
tidak akan mampu menguraikannya. Setiap jenis tanah mempunyai kemampuan yang berbeda
dalam merespon bahan kimia yang diterimanya.

Kontaminasi logam berat Pb akan cendrung meningkat di dalam tubuh seiring dengan
bertambahnya jumlah kendaraan bermotor yang mengunakan bahan bakar bensin. Hal ini
disebabkan Indonesia belum dapat membuat bahan bakar minyak yang bebas dari Pb. Dampak
yang ditimbulkan adalah menurunnya kualitas lingkungan hidup.

Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi.
Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Penelitian yang dilakukan
atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya,
seorang peneliti harus melakukan sensus. Namun karena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti
keseluruhan elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya adalah meneliti sebagian dari
keseluruhan elemen atau unsur tadi.

II. Tujuan
1. Untuk memperoleh data karakteristik tanah yang diambil.
2. Untuk meneliti kondisi tanah yang dijadikan penelitian.
3. Dapat melakukan penetapan kadar air tanah
4. Dapat melakukan penetapan bobot isi dan ruang pori total
III. Alat dan bahan
a. Pengambilan sample tanah
1. Sekop
2. Pisau
3. Papan
4. Tabung sample
b. Penetapan kadar air tanah
Alat:
1. botol timbang brtutup tembaga
2. Oven dengan suhu 105 derajat c
3. Eksikator
4. Alat timbang

Bahan:

1. Sample tanah

c. Penetapan bobot isi dan ruang pori total


Alat:
1. Alat timbang
2. tabung

Bahan:

1. Sample tanah

IV. Cara kerja

-cara kerja pengambilan sample tanah:

1. Pertama, imbang ring bagian bawah dan ukur diameter serta tingginya.
2. Kedua, ratakan dan bersihkan lapisan atas tanah yang akan diambil, kemudian
letakkan tabung tegak pada lapisan tanah tersebut.
3. Ketiga, gali tanah disekeliling tabung menggunakan sekop atau pisau
4. Keempat, iris tanah dengan pisau yang hampir mendekati tabung
5. Kelima, tekan tabung sampai 3/4nya memasuki tanah.
6. Keenam, letakkan tabung lain tepat di atas tabung pertama, kemudian tekan lagi
sampai bagian bawah dari tabung kedua masuk ke dalam tanah kira-kira sedalam 1 cm
7. Ketujuh, tabung beserta tanah didalamnya digali dengan sekop/cangkul
8. Kedelapan, pisahkan tabung kedua dengan hati-hati, kemudian potong tanah
kelebihan yang ada pada bagian bawah dan atas tabung sampai benar-benar rata
9. Kesembilan, tutuplah tabung dengan tutup plastik dan masukkan ke dalam peti.

- Penetapan kadar air tanah

1. Masukkan ± 5 g contoh tanah ke dalam botol timbang bertutup yang sudah diketahui
beratnya.

2. Timbang botol beserta isinya.

3. Keringkan contoh tanah tersebut dalam oven dengan keadaan botol terbuka pada suhu
105oC selama 24 jam atau sampai bobotnya konstan.

4. Dinginkan botol timbang beserta isinya pada eksikator sampai mencapai suhu ruangan
(botol timbang harus tertutup).

5. Timbang botol beserta isinya.

- Penetapan bobot isi ruang

1. Sediakan contoh tanah utuh.

2. Timbang contoh tanah dengantabungnya (= x g).

3. Timbang tabung (dapat dilakukan sebelum pengambilan contoh tanah atau sesudah
pengukuran selesai) (= x g).

4. Jadi bobot tanah = (x – y) g.


5. Tetapkan kadar airnya (ambil contoh sedikit dari tanah ini) (= a %).

6. Bobot kering mutlak contoh tanah:

(x – y) x 100

B = ---------------- g

a + 100

7. Ukurlah diameter dan tinggi tabung untuk menetapkan isi tabung Isi tabung = isi tanah (=
c ml).

8. Bobot isi tanah = ------- g/ml

9. RPT = (1 - ------) x 100 %

10. Ruang pori yang ditempati air: Kadar air (% berat) x berat isi

= p x ----- (= d %)s

V. Hasil pengamatan

Diketahui :

Berat ring bawah (X) = 282,93 gr t= 4,9 cm d= 6 cm y= 146,51 gr

A= 26,94 gr (basah) : 21,33 gr (kering) B= 36,94 gr (basah) : 30,12 gr (kering) C= 31,94 gr


(basah) : 26,33 gr (kering)

Perhitungan :

1. KAkering = 𝑎−𝑐 ×100%

𝑏−𝑐 = 21,33 – 26,33 × 100%


30,12−26,33 = −5

3,79 × 100% = -131,92%

KAbasah = 𝑏−𝑐 × 100%

𝑏−𝑎 = 36,94 – 31,94 × 100%

36,94−26,94 = 5 ×100%

10 = 50%

2. V ring = πr2 t

= 3,14 × 32 × 4,9

= 3,14 × 9 × 4,9

= 138,474 cm3

3. BKM = bobot tanah × 100%

KA+100%

= 136,42 × 100%

50%+100% = 13642

150 = 90,94 gr

4. BI = 𝐵𝐾𝑀

𝑉 𝑟𝑖𝑛𝑔 = 90,94

138,474 = 0,65 gr/ml

5. RPT = ( 1- 𝐵𝐼 𝐵𝐽𝑃 ) × 100% = ( 1- 0,65 ) × 100%

2,65 = ( 1- 0,24 ) × 100%


= 76%

6. RPA = KA × BI

= 50 × 0,65%

= 32,5%

7. RPU = RPT – RPA

= 76% - 32,5%

= 43,5%

8. RPT = RPU – RPA

= 43,5% - 32,5%

= 11%

VI. Pembahasan
Praktikum sampel tanah, mengambilan sampel dilakukan disekitar PT Damatex Salatiga.
Dalam praktikum ini, sampel tanah dibedakan menjadi dua yaitu sampel tanah utuh dan sampel
tanah biasa. Pada tanah utuh akan digunakan untuk penetapan kadar airnya, berat kering mutlak,
ruang pori tanah, dan bobot isi tanah, sedangkan pada tanah biasa akan digunakan untuk
dianalisis tekstur tanah dan kandungan bahan organiknya. Masing masing tanah memiliki
perlakuan yang berbeda ketika pengambilan sampelnya, perlakuan saat pengambilan sampel
tanah utuh yaitu menggunakan ring atas dan ring bawah. Sedangkan pengambilan sampel tanah
biasa

yaitu pengambilan dilakukan pada 5 titik yang berbeda secara acak. Waktu yang tepat untuk
pengambilan sampel tanah utuh yaitu sewaktu tanah dalam keadaan kandungan airnya sekitar
kapasitas lapang (tidak kering atau tidak basah), jika tanah terlalu kering dianjurkan
menyiramnya dengan air yang cukup sehari sebelum pengambilan sampel tanah. Perlakuan ini
dilakukan supaya pada saat pengambilan sampel tanah menggunakan ring tidak hancur dan tetap
utuh pada saat dilakukan praktikum.
Langkah awal sebelum melakukan perhitungan penetapan kadar air, berat kering
mutlak,ruang pori tanah, dan bobot isi tanah. Harus melakukan penimbangan ring, mengukur
tinggi dan diameter ring. Hal ini dilakukan karena hasil pengukuran dan penimbangan ring akan
digunakan pada perhitungan selanjutnya. Bobot ring juga mempengaruhi dari hasil penimbangan
bobot isi tanah.
Pada sampel tanah biasa, perlakuan yang digunakan hanya menimbang tanah dalam bobot
timbangan dan menimbang tanah biasa tanpa menggunakan media apapun. Semua perhitungan
dinyatakan dalam bentuk persen, gr dan gr/ml. Setiap hasil pengamatan yang dilakukan pada
setiap kelompok akan berbeda hasil penetapannya dikarenakan berat, tinggi, dan diameter ring
setiap kelompok berbeda, Dan sampel tanah yang diambil setiap kelompok berbeda titik dan
kandungan didalamnya.

VII. kesimpulan
1. Praktikan mampu melaksanakan praktikum pengambilan sampel tanah utuh dan tanah
biasa, praktikan juga mengerti cara pengambilan sampel tanah yang baik dan benar.
2. Praktikan mampu dan mengerti cara melakukan perhitungan kadar air tanah, bobot isi,
dan ruang pori total pada sampel tanah yang telah diambil untuk mendapat data
karakteristik tanah.

VII. Daftar Pustaka


Ali Kemas Hanafiah, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Foth, Henry D., 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gajah Mada University Press, Yogakarta.
Hanafiah,Kemas Ali. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Kartasapoetra. 2008. Ilmu Tanah Umum. Bagian Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Padjajaran. Bandung.
Simanjuntak, F.A., Tika, I.W., Sumiyati. 2012. Pengaruh Tingkat Pemberian Kompos Terhadap
Kebutuhan Air Tanaman Beberapa Jenis Kacang. Laboraturium Pasca Panen Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Bali.

Anda mungkin juga menyukai