A. UMUM
1. Praktikum harus datang 5 menit sebelum praktikum dimulai dan apabila datang
terlambat 15 menit setelah praktikum dimulai, maka praktikan tidak
diperkenankan mengikuti praktikum tanpa menunjukkan alasan yang sah.
5. Praktikan yang berhalangan mengikuti kegiatan praktikum harus ada surat ijin
(dari Dokter bila sakit) yang ditujukan kepada Pembimbing Praktikum yang
bertugas, paling lambat 1 minggu sejak tidak masuk.
7. Bagi praktikan yang tiga kali berturut-turut tidak mengikuti kegiatan praktikum
tanpa ijin, maka praktikumnya dianggap batal.
1. Tabung besi baja, yang diketahui bobot dan volumenya). Tabung ini dapat
digunakan bila tebal tabung memenuhi syarat “Perbandingan Luas”(PL) = 0,1.
Hal ini untuk mencegah terjadinya tekanan mendatar.
Dl2 − Dd2
PL =
D2
Catatan.
Pengambilan contoh tanah utuh yang paling baik adalah sewaktu tanah
dalam keadaan kandungan air sekitar kapasitas lapang. Kalau tanah terlalu kering
dianjurkan untuk menyiramnya dengan air yang cukup sehari sebelum
pengambilan contoh. Jangan sekali-kali menggunakan palu atau pemukul
lainnya untuk memasukkan tabung ke dalam tanah.
Peralatan:
1. Bor tanah
2. Cangkul
3. Pisau
4. Kantong plastik tempat menyimpan sampel tanah
5. Kertas label dan spidol
Tekstur tanah merupakan salah satu sifat fisika penting yang berpengaruh
pada pertumbuhan tanaman. Tekstur tanah adalah perbandingan relative dari
fraksi tanah, yaitu pasir berukuran 2 mm – 50 µm, debu berukuran 50 – 2 µm dan
liat berukuran kurang dari 2 µm. Ada 12 kelas tekstur tanah dari kasar, sedang
hingga halus, yaitu, pasir, debu, liat berlempung, lempung berpasir, lempung,
lempung berdebu, lempung berliat berpasir, lempung liat berdebu, liat berpasir,
dan liat berdebu. Pembagian itu kemudian disederhanakan menjadi 7 kelas yang
terdiri dari pasir, lempung kasar, lempung halus, debu kasar, debu halus, liat debu,
dan liat sangat halus.
8 Lempung liat berpasir Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak
teguh (kering), membentuk gulungan jika dipijit,
gulungan mudah hancur serta melekat
9 Lempung liat berdebu Rasa jelas licin, membentuk bola teguh, gulungan
mengkilat serta melekat.
Hasil pengukuran harus dikoreksi dengan standar 68 °F(20 °C), untuk setiap
kenaikan tiap derajat Farenheit harus ditambah 0.2 satuan pada pembaca
hidrometer, demikian pula sebaliknya untuk setiap penurunan 1 °F dari 68 °F
harus dikurangi dengan 0.2 satuan pada bacaan hidrometer. Hindarkan bekerja
pada suhu yang ekstrem (100 °F atau 50 °F) juga bacaan hidrometer harus
dikurangi 2.0 satuan untuk kompensasi penambahan Na heksa metafosfat.
°
Catatan : F = 9 /5 x 0
C + 32
BKM - [ H1 + 0.2 (T1 - 68 ) - 2.0 ]
% pasir = x 100%
BKM tanah
[ H2 + 0.2 ( T2 - 68 ) - 2.0 ]
% Liat = x 100
BKM Tanah
Alat dan bahan sama dengan metode hydrometer, ditambah pipet volume dan
botol timbang serta oven.
Tahap pekerjaan no1 – 6 sama dengan metode hidrometer, tetapi pada tahap 6,
hidrometer diganti dengan pipet. Pipet dengan hati-hati larutan tanah yang ada
pada kedalaman 10 cm (saat 48 detik) sebanyak 25 mL masukan botol timbang
dan oven hingga kering (105 oC, 24 jam), kemudian ditimbang. Bobot kering
sampel dikurangi dengan bobot botol timbang adalah bobot debu dan liat pada
volume 25 mL. Setelah 4.5 jam ambil lagi larutan sebanyak seperti semula (25
mL) pada kedalaman 6 cm, oven dan timbang, sehingga diperoleh bobot liat
dalam 25 mL. Selanjutnya semua fraksi dihitung berdasarkan volume total.
Setelah fraksi liat dan debu diketahui maka fraksi pasir dapat dihitung dengan
mengurangi bobot sampel tanah dikurangi bobot liat dan debu. Selanjutnya untuk
penentuan klas tekstur tanah, hasil perhitungan (persentase pasir, debu dan liat)
dimasukkan pada segitiga tekstur.
Ukuran struktur:
Sangat halus : < 1 mm
Halus : 1-2 mm
Sedang : 2-5 mm
Ukuran struktur:
Sangat halus : <1 mm
Halus : 1-2 mm
Sedang : 2-5 mm
Kasar : 5-10 mm
Sangat kasar : >10 mm
Gumpal
Satuan struktur berbentuk bak-kubus, partikel-partikel tersusun rapat, berpori
sedikit terletak di horizon B.
Contoh: horison bawah tanah yang terbentuk di kawasan beriklim bermusim
kemarau tegas, dibedakan menjadi dua:
Gumpal membulat, kubus bersudut tumpul dan berbidan cembung,berpori lebih
banyak
Ukuran struktur:
Sangat halus : < 5mm
Halus : 10 mm
Sedang : 10-20 mm
Kasar : 20-50 mm
Sangat : > 50 mm
Gumpal menyudut, kubus menyudut tajam dan berbidang rata, berpori lebih
sedikit
Ukuran struktur:
Sangat halus : < 5mm
Halus : 10 mm
Sedang : 10-20 mm
Kasar : 20-50 mm
Sangat : > 50 mm
Prismatik
Satuan struktur bersumbu tegak lebih panjang daripada sumbu datar, berpori
terbatas, terutama berarah tegak. bidang atas mendatar terletak di horizon B.
Contoh: horison bawah tanah yang terbentuk di kawasan iklim kering sampai
setengah kering.
Tiang
Satuan struktur bersumbu tegak lebih panjang daripada sumbu datar, berpori
terbatas, terutama berarah tegak, terletak di horizon E.
Ukuran struktur:
Lempeng
Satuan struktur bersumbu tegak lebih pendek daripada sumbu datar, berpori
terbatas terutama berarah mendatar, terleteak di horizon E dan D.
Contoh: horison tanah di bawah horison permukaan berwarna pucat.
Ukuran struktur:
Sangat tipis : <1mm
Tipis : 1-2 mm
Sedang : 2-5 mm
Tebal : 5-10 mm
Sangat tebal : 7-10 mm
1. Bahan organik
Semakin banyak bahan organik yang terdapat pada struktur tanah, semakin
mantap kekuatan struktur, sebaliknya jika bahan organik yang ada dalam
struktur tanah sedikit maka kemantapan struktur tanah akan semakin
berkurang.
2. Aktivitas mahluk hidup
Cacing: menggemburkan tanah
Sapi: memadatkan tanah
3. Tekstur
Semakin tinggi kandungan liat tekstur semakin mantap struktur tanah,
sebaliknya semakin rendah kandungan liat tekstur kemantapan akan berkurang.
4. Sistem perakaran
Mempengaruhi pada pembentukan bidang belah alami pada struktur tanah.
Rerata
Gumpal
Gumpal Gumpal
Membulat Bersudut
Lempeng
Prisma Tiang
Butir tunggal
Gumpal masiv
Warna adalah sifat tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan. Walaupun
warna mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kegunaan tanah, tetapi kadang-
kadang dapat dijadikan petunjuk adanya sifat-sifat khusus dari tanah tersebut.
Misalnya, warna tanah gelap mencirikan kandungan bahan organik yang tinggi.
Warna kelabu menunjukkan pengaruh air yang dominan, sedangkan warna merah
menunjukkan bahwa tanah sudah mengalami pelapukan yang lanjut.
Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan dengan warna baku
yang terdapat pada “ Munsell Soil Color Chart “. Penentuan ini meliputi
penetapan warna dasar tanah (matriks ), warna bidang struktur dan selaput liat,
warna karatan dan konkresi, warna plintit, dan warna humus.
Warna dinyatakan dalam 3 satuan yaitu kilap (hue), nilai (value), dan
Kroma (chroma) (lihat gambar 2), menurut nama yang tercantum dalam lajur yang
bersangkutan. Kilap berhubunan erat dengan panjang gelombang cahaya, nilai
berhubungan kebersihan warna, dan kroma yang kadang-kadang disebut
kejenuhan, yaitu kemurnian relatif dari spektrum warna.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penetapan warna yaitu :
1. Tanah harus lembab
2. Tempat pengamatan terlindung dari sinar matahari langsung.
3. Tanah ditaruh dibawah lubang kertas “ Munsell” dengan jari atau pisau
4. Tanah tidak boleh mengkilat (kecuali pada warna bidang struktur )
5. Menghindarkan bekerja sebelum 09.00 dan sesudah pukul 16.00
6. Jika warna tidak dapat tepat sama dengan gambar warna tekstur maka
diberikan angka-angka kilap, nilai dan kroma tertinggi dan terendah yang
membatasinya.
Plastisitas atau sifat kenyal atau derajat kohesi tanah, merupakan ciri mudah
tidaknya bentuk tanah berubah tanpa retak bila dipirid antara ibu jari dan telunjuk.
Tidak Plastis : Tanpa dapat dibentuk bulat atau pita.
Agak Plastis : Dapat dibentuk bulatan atau pita, akan tetapi cepat
berubah bentuk.
Plastis : Tanah dapat dibentuk bulatan atau pita, tekanan yang
sedang dapat menguabah bentuknya dengan mudah
Sangat plastis : Contoh tanah dapat dibentuk bulatan atau pita bundar.
Sulit diubah bentuknya.
Hari/tanggal Praktikum :
Judul Praktikum: :
Lokasi :
Paraf Asisten :
Daftar Pustaka
Penggunaan Tanah
Lain-lain
Nomor lapisan
Simbol Lapisan
Dalam Lapisan (cm)
Batas Lapisan a g c d a g c d a g c d a g c d a g c d a g c d
Warna Tanah
l ld lp l ld lp l ld lp l ld lp l ld lp l ld lp
Tekstur gld gl glp gld gl glp gld gl glp gld gl glp gld gl glp gld gl glp
g gd gp g gd gp g gd gp g gd gp g gd gp g gd gp
d pg p d pg p d pg p d pg p d pg p d pg p
Kandungan Bahan Kasar
0 VF pl 0 VF pl 0 VF pl 0 VF pl 0 VF pl 0 VF pl
1 F p 1 F p 1 F p 1 F p 1 F p 1 F p
2 M cp 2 M cp 2 M cp 2 M cp 2 M cp 2 M cp
3 C b 3 C b 3 C b 3 C b 3 C b 3 C b
Struktur VC sb VC sb VC sb VC sb VC sb VC sb
tunggal,majemuk ab ab ab ab ab ab
g g g g g g
cr cr cr cr cr cr
lp lp lp lp lp lp
m m m m m m
Pori Tanah: mikro sd s b sd s b sd s b sd s b sd s b sd s b
makro sd s b sd s b sd s b sd s b sd s b sd s b
B L K B L K B L K B L K B L K B L K
ns l l ns l l ns l l ns l l ns l l ns l l
ss vf s ss vf s ss vf s ss vf s ss vf s ss vf s
s f sh s f sh s f sh s f sh s f sh s f sh
Konsistensi vs t h vs t h vs t h vs t h vs t h vs t h
np vt vh np vt vh np vt vh np vt vh np vt vh np vt vh
sp et eh sp et eh sp et eh sp et eh sp et eh sp et eh
p p p p p p
vp vp vp vp vp vp
Pertanyaan
Kesimpulan apa yang dapat diambil jika pada suatu profil tanah Saudara
mendapatkan hal sebagai berikut :
a Berdasarkan horison yang ada serta karakteristiknya terkait dengan
perkembangan tanah
b Berdasarkan ketebalan horison atasan dan fisiografi wilayah, tentukan
kemungkinan adanya kerusakan tanah
c. Bagaimana potensi tanah yang ada untuk produksi pertanian
Hari/tanggal Praktikum :
Judul Praktikum: :
Lokasi :
Paraf Asisten :
Pembahasan:
Daftar Pustaka:
P( x − y )
6. Bobot kering tanah = ( x − y ) −
100
P( x − y )
( x − y) −
7. Kerapatan Isi = 100 g / cm3
Volume Tanah
Selanjutnya ruang pori total dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Kerapatan Isi
Ruang Pori Total = ( 1 − ) X 100%
KerapatanJenisPartikel
P( x − y )
( x − y) −
Kerapatan Isi = 100 g / cm3
Volume Pada tan Tanah
Hari/tanggal Praktikum :
Judul Praktikum: :
Lokasi :
Paraf Asisten :
Kerapatan Isi
No Sampel B Ring BB Tanah BK tanah V Ring BI tanah
(g) (g) (g) (cm3) (g/cm3)
Pembahasan:
Apa yang menentukan berat jenis isi dan porositas suatu tanah ?
Apa pentingnya berat jenis isi dan porositas bagi pertumbuhan tanaman ?
Dengan membandingkan nilai dari berat jenis isi dan porositas hasil pengukuran,
manakah yang mempunyai pengaruh lebih baik pada tanaman? Jelaskan.
Daftar Pustaka:
Air tanah berperan sangat penting dalam pertumbuhan tanaman. Air secara
langsung berperan sebagai bahan mentah dalam fotosintesis, dan secara tidak
langsung berperan dalam kelarutan unsur hara, pelapukan bahan organik, dan
kegiatan jazad mikro dalam tanah. Air dalam tanah dapat digolongkan dalam: (1)
air gravitasi, (2) air kapiler, dan (3) air higroskopik. Air gravitasi adalah air yang
tidak dapat ditahan oleh tanah, tetapi bergerak ke bawah karena pengaruh gaya
gravitasi dan terdapat antara tegangan 0.1 dan 0.5 atmosfer. Air kapiler adalah air
yang berda di pori kapiler dan berada antara tegangan 0.1 dan 31 atmosfer; air ini
dapat diserap oleh tanaman. Air higroskopik adalah air yang dijerap dari uap air
oleh partikel tanah. Air ini melekat pada permukaan partikel tanah berupa selaput
tipis yang terdiri dari lapisan molekul air. Lapisan ini tertahan kuat sehingga tidak
mudah menguap dalam keadaan biasa. Air higroskopik tidak dapat diserap
tanaman dan berada pada tegangan antara 31 hingga 10.000 atmosfer.
Kapasitas lapang adalah jumlah air yang ditahan oleh tanah setelah
kelebihan air gravitasi meresap ke bawah karena gaya gravitasi. Titik layu
permanen adalah kondisi kandungan air tanah pada saat tanaman yang ditanam di
atasnya telah mengalami layu permanen, dalam arti sukar disegarkan kembali
meskipun telah ditambahkan sejumlah air yang mencukupi. Selisih antara kadar
air pada kapasitas lapang dan titik layu permanen disebut air tersedia.
Penetapan kadar air dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak
langsung. Dalam praktikum ini akan diakukan pengukuran langsung secara
gravimetrik dan volumetrik. Kadar air total tanah adalah kadar air tanah yang
diperoleh dengan jalan pengeringan tanah kering udara didalam oven pada suhu
105 °C sehingga bobotnya tetap.
Bobot Air = Bobot botol berisi tanah lembab − bobot botol berisi
tanah kering 105 0 C
Bobot Air
% Kadar air tanah gravimetri (θg) = X 100%
Bobot Tanah Kering 1050 C
Dengan mengetahui berat jenis isi, maka kandungan air gravimetri (θg) dapat
diubah menjadi kandungan air volumetri (θv). Perhitungan kandungan air
volumetri biasa digunakan dalam perhitungan kebutuhan air untuk irigasi.
Hari/tanggal Praktikum :
Judul Praktikum :
Lokasi :
Paraf Asisten :
Pembahasan:
Apa pentingnya air tanah dikaitkan pertumbuhan tanaman ?
Apakah kapasitas lapang dan kapasitas layu permanen ?
Faktor apa yg mempengaruhi tinggi rendahnya kandungan air tanah
Daftar Pustaka:
Reaksi tanah atau keasaman dan kebasaan suatu tanah merupakan salah satu
sifat kimia tanah yang berpengaruh pada ketersediaan unsur hara dan aktivitas
mikroba tanah, serta menentukan kecocokan tanah sebagai media tumbuh
tanaman. Reaksi tanah ditentukan berdasarkan nilai pH, atau –log[H+]. Nilai pH
berkisar antara 0 sampai 14, namun untuk pH tanah berkisar 3-10. Makin tinggi
kepekatan/konsentrasi ion H+ dalam tanah, makin rendah nilai pH suatu tanah
(semakin asam/masam, pH<7) dan sebaliknya makin kecil kepekatan H+ makin
tinggi pH tanah tersebut(basa/alkalis, pH >7). Jika Nilai pH = 7.0, disebut netral
berarti konsentrasi H+ sama dengan konsentrasi OH-,.
Kemasaman tanah dibedakan atas kemasaman aktif dan kemasaman
potensial. Kemasaman aktif disebabkan oleh H+ bebas yang ada dalam larutan
tanah, sedangkan kemasaman potensial (cadangan) disebabkan oleh H+ dan Al3+
yang terjerap pada permukaan kompleks jerapan. Ion H+ dalam larutan tanah
berada dalam keseimbangan dengan H+ yang terjerap. Bila kepekatan H+ dalam
larutan tanah berkurang maka H+ dari kompleks jerapan (misel tanah) keluar ke
dalam larutan. Sebelum pH meningkat, maka H+ yang ada pada kompleks jerapan
ini harus dinetralkan terlebih dahulu. Kepekatan H+ dalam larutan tanah tidaklah
sama untuk setiap tempat. Pada permukaan kompleks jerapan kepekatan H+ tinggi
dan makin jauh dari kompleks jerapan kepekatannya berkurang.
Pengaruh kepekatan H+ terhadap akar tanaman dan tersedianya unsur hara
bagi tanaman telah banyak diteliti. Buruknya pertumbuhan tanaman pada pH
rendah disebabkan oleh: (1) perusakan langsung oleh H+, (2) terganggunya
penyerapan Ca, Mg dan K; (3) meningkatnya kelarutan Al, Fe, dan Mn, sehingga
meracuni tanaman, (4) berkurangnya ketersediaan Mo dan P, dan (5)
berkurangnya kandungan basa seperti Ca, Mg, dan K. PH yang terlalu tinggi juga
tidak baik bagi pertumbuhan tanaman karena unsur mikro (Zn, Cu, B, Fe, dan
Mn) kurang tersedia bagi tanaman dan unsur makro P diendapkan oleh Ca.
Pengukuran pH Tanah
Metode penetapan pH tanah ada dua macam, yaitu secara kolorimetri yang
berdasarkan warna dan pH-meter. Penetapan pH berdasarkan warna dilakukan
dengan menggunakan indikator. Warna indikator tidak sama pada kepekatan H+
yang berbeda. Cara ini biasanya dilakukan di lapang. Nilai yang didapat
biasanya berbeda dengan nilai yang ditetapkan dengan pH-meter di laboratorium.
Perbedaan tersebut sekitar 0.3 satuan pH. Hasil pengukuran dengan pH-meter
sangan bervariasi tergantung dari ketelitian persiapan tanah yang akan dianalisis.
Faktor yang mempengaruhi penetapan pH tanah antara lain: (1) perbandingan air
dengan tanah, (2) kandungan garam-garam dalam larutan tanah, dan (3)
keseimbangan CO2 udara dengan CO2 tanah.
Nisbah antara air dengan tanah yang digunakan biasanya adalah 1 : 1, 2.5 :
1, atau 5 : 1. Makin tinggi nisbah ini makin tinggi pH tanah. Kalau perbandingan
ini terlalu rendah, kontak antara larutan tanah dengan elektrode tidak sempurna,
akibatnya pengukuran kurang teliti. Selain dari air sebagai pelarut (pH H2O) juga
Hari/tanggal Praktikum :
Judul Praktikum :
Lokasi :
Paraf Asisten :
Pembahasan:
Daftar Pustaka:
Tanah yang ideal terdiri terdiri atas padatan (50%), cairan (25%) dan gas
(25%). Bagian padatan selain tersusun atas padatan anorganik (mineral) (45%),
juga terdiri atas padatan organik (bahan organik) (5%), di dalamnya terdapat
mikroorganisme tanah. Salah satu peran penting mikroorganisme dalam tanah
adalah bertanggung jawab atas pelapukan senyawa organik dan pendaur ulang
unsur hara dalam tanah. Dari pelapukan senyawa organik ini akan dihasilkan
unsur hara (yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman atau mikroba itu sendiri) dan
CO2, sebagai hasil samping. Sehingga aktivitas dekomposisi bahan organik yang
disebut juga sebagai mineralisasi C secara sederhana dapat diukur berdasarkan
banyaknya CO2 yang dilepaskan. Sebenarnya aktivitas penguraian bahan organik
dalam tanah melibatkan berbagai macam mikroorganisma karena bahan organik
mempunyai tingkat pelapukan berbeda, sehigga pengukuran CO2 merupakan
penyederhanaan dari kondisi sebenarnya. Namun begitu, pengukuran CO2 yang
dilepaskan sangat penting untuk menggambarkan aktivitas biologi dalam kaitanya
dengan mineralisasi C dalam tanah.
Tujuan dari praktikum biologi tanah ini adalah agar mahasiswa
mengetahui aktivitas mikroorganisma dalam tanah dan cara penentuan aktivitas
tersebut berdasarkan pengukuran CO2 yang dihasilkan. Prinsip penetapan adalah
menangkap CO2 hasil pelapukan bahan organik dengan basa kuat 1M NaOH.
Selanjutnya sisa NaOH yg tidak bereaksi dengan CO2 ditetrasi dengan 0.5 M HCl.
Dalam sistem ini setiap satu mol CO2 akan bereaksi dengan 2 mol NaOH
menghasilkan satu mol garam Na2CO3 dan satu mol H2O. Selanjutnya satu mol
NaOH (sisa) selanjutnya direaksikan dengan satu mol HCL, sehingga terbentuk
satu mol garam NaCL dan satu mol H2O sebagaimana terlihat pada persamaan
reaksi berikut:
Dimana :
V NaOH : volume NaOH (mL)
C NaOH : konsentrasi NaOH (molar, M)
V wadah: volume wadah inkubasi (mL)
V HCL : volume HCL (mL)
C HCL : konsentrasi HCL (Molar, M)
Catatan
Metode ini dapat digunakan untuk menentukan biomass C mikroorganisma dalam
tanah akibat berbagai tindakan pengelolaan tanah, misalnya karena penambahan
bahan organik, atau pemupukan atau juga penerapan sistem tanam yang berbeda.
Hari/tanggal Praktikum :
Judul Praktikum :
Lokasi :
Paraf Asisten :
Pembahasan:
Bandingkan hasil pengukuran dan bila berbeda jelaskan tinggi rendah aktivitas
mikroba yang di dalam tanah yang diamati.
Jelaskan apa yang terjadi pada aktivitas mikroba dalam tanah, bila ke tanah
tersebut ditambahkan bahan organik ( misal pupuk kandang )
Daftar Pustaka:
Anonimous. 1979. Selected Methods for Soil and Plant Analysis. Manual series
No.1 IITA, Ibadan, Negara.
Bagian Konservasi Tanah dan Air. 1974. Penuntun Analisa Fisika Tanah.
Lembaga Penelitian Tanah, Bogor. 46p.
Baver, L.D. 1959. Soil Physics. 3rd ed. John Wiley & Sons. Inc., New York.
Chapman & Halls Limited. London.
__________ .1961. Soil Physics. 3rd ed. Charles E. Tuttle Co., Tokyo. 489p.
Black, C.A. 1957. Soil Plant Relationship. John Willey & Sons, Inc., New York.
__________ . 1968. Soil Plant Relationship 2nd ed. John Willey & Sons, Inc.,
New York. 729p.
__________ . 1973. Method of Soil Analysis 3rd. John Willey & Sons, Inc., New
York.
__________ ., D.D. Evans,J.L. White,L.E. Ensmenger and F.E. Clark. 1965.
Methods of Soil Analysis.Part I, Amer. Soc. Agron. Inc., Publisher,
Madison, Wisconsin USA. 792p.
Buckman, H.O. and N.C. Brady. 1969. The Natureand Properties of Soils.
Seventh Ed. The McMilan Company/Cellier MacMilan Limited, London.
Hillel, D. 1971. Soil and Water. Physical Principles and Process. Academic
Press, New Academic Press, New York – London. 288p.
Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah, Prodi Agroteknologi 2018/2019 44
Jackson, M.L. 1956. Soil Chemical Analysis Advanced Course. The United States
of America.
Kang Biauw Tjwan dan Putu Japa Winaya. 1964. Penuntun Praktikum Ilmu
Tanah. Yayasan Penyelidikan Pertanian dan Kehutanan, Bogor.
Lutz, H. J. and R.F. Chandler. 1961. Forest Soils. John Wiley & Sons, Inc., New
York-London. 514p.
Millar, C.E. 1955. Soil Fertility. John Willey and sons, Inc., New York.
Piper, C.S. 1942. Soil and Plant Analysis. Interscience Publication, Inc., New
York.
Russel, E.J. 1954. Soil Conditions and Plant Growth. Longmans Green and Co.,
New York.
Shoemaker, H.E.,E.O. McClean and P.F. Pratt. 1961. Buffer Methods for
Determining Lime Requirement of Soil with Appreciable Amounts of
Exctractable Aluminium. Soil Sci. Soc. Amer. Proc. 25:274-277.
Soil Survey Staff. 1951. Soil Survey Manual. U.S. Dept. Agric. Handbook No.18.
_____________ . 1967. Soil Survey Manual. U.S. Dept. Agric. Handbook No.18.
_____________ . 1970. Soil Survey Manual. U.S. Dept. Agric. Handbook No.18.
Sudjadi, M., I.M. Widjik dan M.Soleh. 1971. Penuntun Analisa Tanah. Bagian
Kesuburan Tanah, Lembaga Penelitian Tanah, Bogor.
Tan Kim Hong. 1965. Penuntun Praktikum Ilmu Tanah Umum. Fakultas
Pertanian, IPB.
Tisdale, S. L. and W.L. Nelson. 1975. Soil Fertility and Fertilizers. The
MacMillan Company, New York. 430p.
USDA. 1951. Soil Survey Manual. Soil Survey Staff. Agricultural Handbook
No.18, Washington, DC.
Wilde, S.A., R.B. Corey., J.G. Iyer and G.K. Voight. 1978. Soil And Plant
Analysis for Tree Culture. Oxford & IBH Publishing Co. New York.