PENUNTUN PRAKTIKUM
FISIKA TANAH
Oleh
KATA PENGANTAR
Untuk keperluan tersebut sangat perlu dibuat satu penuntun atau panduan
pelaksana praktikum yang disusun secara sistematis, sehingga mahasiswa lebih
mudah untuk melaksanakan. Penuntun praktikum Fisika Tanah dibuat berdasarkan
beberapa acuan dari literature Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Brawijaya
Malang dan disesuaikan dengan kondisi Laboratorium Fisika Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Udayana.
Penuntun Fisika Tanah ini dibuat dan akan terus direvisi kembali sesuai
dengan kemajuan teknologi dalam waktu yang tidak pasti.
i
iii
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………… ii
I. PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
I. PENDAHULUAN
Pengertian tentang tanah sangat luas sehingga pengertian tentang tanah yang
digunakan oleh orang pertanian akan berbeda dengan orang teknik, demikian juga
akan berbeda dengan orang keramik. Tanah dapat dipelajari dari sifat kimia, biologi
dan fisika, dan kedua sifat tersebut menentukan kelas kemampuan tanah, tetapi sifat
yang mana lebih dominan tergantung dari peruntukannya dan pada umumnya
kemampuan tanah ditentukan oleh sifat fisik tanah. Tanah terdiri atas 3 bahan yang
bentuknya berbeda yaitu padatan, cairan dan gas. Ketiga bahan tersebut akan
berhubungan satu dengan yang lain sehingga dikenal dengan istilah Berat Volume
tanah (BV), Berat Jenis Partikel Tanah (BJP,) Porositas/ruang pori, Ratio pori,
Derajat kejenuhan, dan kadar air tanah. Bahan tanah yang berbentuk padatan
mempunyai ukuran, bentuk dan sifat. Ukuran tanah yang terkecil disebut partikel,
kumpulan partikel disebut praksi. Di alam terdapat 3 praksi yaitu pasir, debu dan
liat. Gabungan dari ketiga praksi tersebut disebut tekstur. Kedudukan partikel-
partikel tanah tersusun dalam suatu susunan dengan ruang pori sebagai pembatas
disebut struktur tanah. Struktur tanah sangat berpengaruh terhadap sifat tanah yang
lain seperti porositas total, jumlah dan pergerakan air, udara di dalam tanah,
permeabilitas dan kekuatan tanah. Sifat tanah (Tekstur, struktur, kandungan air)
akan mempengaruhi kekuatan tanah untuk melawan gaya dari luar (akar tanaman),
sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanah, air
dan tanaman akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
yang tumbuh di atasnya yang digambarkan dalam hubungan tanah air dan tanaman
(HTAT).
Praktikum Fisika Tanah diharapkan mahasiswa dengan pengertian dan
pemahaman yang didapatkannya pada perkuliahan lebih mampu mendalami mata
kuliah Fisika Tanah sehingga nantinya dapat mengelola tanah dari segi fisik untuk
peningkatan produktivitas tanah demi kepentingan umat manusia sehingga dapat
mencapai standard kompetensi mata kuliah .
2
Penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium diperlukan tiga macam contoh tanah
yaitu :
a. Contoh tanah utuh (undisturbed soil sampel) untuk keperluan penetapan berat
volume tanah (bulk density) , permeabilitas, Free energy (PF) dan pori tanah.
b. Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil aggregate) untuk
penetapan stabilitas agregat.
c. Contoh tanah biasa (disturbed soil sampel) untuk menetapkan kadar air,
tekstur dan sebagainya.
1.1 Pengambilan contoh tanah utuh
Alat-Alat
1. Tabung kuningan (copper ring) yaitu suatu alat berbentuk tabung/silinder .
Tebal harus memenuhi syarat rasio antara luas luar (Dl) dan luar dalam (Dd)
tabung harus lebih kecil dari 0,1 untuk mencegah terjadinya tekanan
mendatar. Tiap tabung dilengkapi dengan sepasang tutup plastik.
2. Sekop
3. Pisau tajam dan tipis
Cara Kerja
1. Ratakan dan bersihkan lapisan tanah yang akan diambil, kemudian letakkan
tabung tegak pada lapisan tanah tersebut.
2. Gali tanah disekeliling tabung dengan sekop (Gambar 1a)
3. Iris tanah dengan pisau sampai mendekati tabung (Gambar 1b)
4. Tabung tabung sampai tiga perempat bagiannya masuk kedalam tanah
(Gambar 1c)
5. Letakkan tabung lain tepat di atas tabung pertama, kemudian tekan lagi
sampai bagian bawah dari tabungini masuk kedalam tanah kira-kira 1 cm.
6. Tabung beserta tanah didalamnya digali dengan sekop (Gambar 1d) atau
pisau
3
Cara Kerja
1. Gali tanah sampai kedalaman yang diinginkan, tetapi pada umumnya untuk
menetapkan stabilitas agregat cukup dengan mengambil lapisan yang sesuai
dengan dalamnya perakaran.
4
1a 1b 1c
1d 1e 1f
1g 1h 1i
1j 1k 1m
Gambar 1. Langkah-langkah pengambilan contoh tanah
5
(agregat utuh), masukkan kedalam kotak. Apabila kotak semacam itu tidak
ada dapat juga digunakan tempat lain asal dijaga agar agregat-agregat tanah
Catatan :
Jika tidak akan dilakukan penetapan stabilitas agregat maka contoh dapat
1. Buat lubang profil seperti biasa dilakukan untuk survei tanah, kemudian
2. Bersihkan dan ratakan tanah diatas sisi lubang yang telah dideskripsi (batas-
3. Ambil contoh utuh dengan cara yang telah dikemukakan di atas. Ambil pula
4. Buang sisa lapisan pertama sampai timbul lapisan kedua. Ratakan dan ambil
5. Buang sisa tanah lapisan kedua sampai timbul lapisan ketiga. Ratakan dan
ambil contohnya.
dan permeabilitas, perlu dijaga agar tidak mendapat goncangan-goncangan agar tidak
6
yang disimpan lama dalam ruang yang panas akan mengalami perubahan, karena
disimpan dalam ruangan yang lembab (kelembaban relative sekitar 90 %) dan suhu
sekitar 18oC. Setiap contoh tanah harus secepat mungkin dikirim ke laboratorium,
dengan volume total tanah. Berat volume tanah salah satu sifat tanah yang
mempengaruhi porositas tanah, pergerakan air, peredaran udara dan pergerakan akar
tanaman. Besar kecilnya nilai berat volume tanah dipengaruhi oleh berat jenis
partikel, susunan partikel dan bahan organik. Pada umumnya berat volume tanah
Bahan dan alat yang diperlukan pada penetapan berat volume tanah meliputi ring
2. Taruh tabung tersebut dengan posisi tegak berdiri pada permukaan tanah yang
3. Tekan tabung tadi secara perlahan-lahan sehingga semua tabung masuk kedalam
tanah
pada sisi tabung bagian luar, ratakan permukaan tanah dengan permukaan kedua
ujung ring sampel lalu tutup kedua ujung ring dengan penutupnya
7. Keluarkan tanah dalam ring dan hitung berat kering tanah dengan jalan
8. Hitung volume tanah atau sama dengan volume tanah, misalnya volumenya A
cm3
Z
Berat volume tanah (ρb) = g / cm 3
A
9
Berat jenis partikel adalah perbandingan antara berat kering tanah dengan
volume tanah (tidak termasuk pori yang terdapat di antara partikel), yang dinyatakan
dalam gram persentimeter kubik. Berat jenis partikel tanah-tanah mineral umumnya
berkisar antara 2,60 sampai dengan 2,70 g/cm3, sedangkan berat jenis partikel bahan
organik tanah, berkisar antara 1,30 sampai dengan 1,50 g/cm3. Penetapan berat jenis
partikel dipergunakan dalam pergerakan partikel tanah dalam air, laju pengendapan
Bahan dan alat yang diperlukan untuk menetapan berat jenis partikel adalah
1. Tentukan kadar air tanah kering udara yang akan dipergunakan atau gunakan
3. Isikan piknometer dengan air bebas ion atau aquadest sambil membilas tanah
volume, tutup dan bersihkan bagian luar labu dengan lap yang kering.
Berat jenis air = 1, maka berat air sama dengan volume air.
7. Hitung volume tanah dengan jalan mengurangi volume labu dan volume air (A).
Porositas atau ruang pori tanah adalah volume seluruh pori-pori dalam suatu
volume tanah utuh, yang dinyatakan dalam persen. Porositas terdiri dari ruang
diantara partikel pasir, debu dan liat serta ruang diantara agregat-agregat tanah.
Menurut ukuranya porositas tanah dikelompokkan ke dalam : ruang pori kapiler yang
dapat menghambat pergerakan air menjadi pergerakan kapiler, dan ruang pori
nonkapiler yang dapat memberi kesempatan pergerakan udara dan perkolasi secara
cepat sehingga sering disebut pori drainase.
Porositas total tanah dapat dihitung dari data berat volume tanah dan berat jenis
partikel dengan rumus :
BeratVolumeTanah
Porositas total tanah = (1 ) x100 %
BeratJenisPartikel
12
Bahan dan alat yang diperlukan dalam penetapan permeabilitas tanah adalah
tanah dalam ring sampel, air bebas ion,
Cara Kerja
Dimana :
K = Permeabilitas tanah (cm/jam)
Q = Banyak air yang mengalir setiap pengukuran (ml)
t = Waktu pengukuran (jam)
L = Tebal contoh tanah (cm)
h = Tinggi permukaan air dari permukaan contoh tanah (cm)
A = Luas permukaan contoh tanah (cm2).
Klasifikasi Permeabilitas tanah menurut Uhland dan O’neal (1951) adalah sebagai
berikut :
Kelas Permeabilitas (cm/jam)
Sangat lambat < 0,125
Lambat 0,125 – 0,50
Agak lambat 0,50 – 2,00
Sedang 2,00 – 6,25
Agak cepat 6,25 – 12,50
Cepat 12,50 – 25, 00
Sangat cepat > 25,00
15
Potensial Free Energy (pF) adalah logaritma (log10) dari tegangan air tanah
yang dinyatakan dalam cm tinggi kolom air, misalnya untuk tekanan dan isapan 1/3
atmosfir tinggi kolom air = 346 cm, maka pF log 346 = 2,54.
Kurva pF adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara logaritma
tegangan air dengan kandungan air tanah.
Penetapan sifat-sifat fisik tanah tersebut dilakukan mengikuti yang telah
dikemukakan oleh Richard dan Fireman (1943) dan Richard (1947).
Ada beberapa cara penetapan pF sesuai dengan alat yang digunakan yaitu :
a. Dengan alat Pressure Plate Apparatus
b. Dengan alat sistim gantung (Hanging)
c. Dengan alat Tensiometer
A. Penetapan pF dengan Pressure Plate Apparatus
Cara kerja
1. Contoh tanah diambil dari lapang dengan tabung baja (core) setebal 1 mm.
2. Tanah dari tabung diambil dari 3 bagian, masing-masing untuk pF 1 (tekanan 10
cm air), pF 2 (tekanan 100cm air) dan pF 2,54 (tekanan 1/3 atmosfir), untuk pF
4,2 (tekanan 15 atmosfir) digunakan contoh tanah kering udara < 2 mm.
3. Contoh tanah ditaruh diatas piringan (plate) dalam Pressure Plate Apparatus,
sesuai dengan no. plate dan dijenuhi dengan air sampai kelebihan dan biarkan
selama 24 jam.
4. Tutup alat tersebut rapat-rapat, kemudian biarkan tekanan sesuai dengan pF yang
dikehendaki.
5. Keseimbangan akan tercapai setelah kira-kira 48 jam tekanan tersebut bekerja.
6. Setelah keseimbangan tersebut tercapai keluarkan contoh tanah itu, untuk
ditetapkan kandungan airnya.
7. Buat kurva pF diatas kertas grafik, sebagai absis setelah kandungan air dan
sebagai ordinat adalah pF.
16
Catatan :
Untuk keperluan praktis kadang-kadang kandungan air ini (atas dasar berat
kering) diubah menjadi kandungan air volume dengan jalan mengalikan kandungan
air massa dengan berat volume tanah. Angka-angka kandungan air ini dapat dihitung
seperti berikut :
1. Air tersedia = kandungan air pada Pf 2,54 (Kapasitas Lapang) dikurangi
dengan kandungan air pada pF 4,2 (titik layu)
2. Banyaknya pori-pori drainase
Pori drainase cepat = % ruang pori total dikurangi kandungan air pada Pf 2.
Bilamana contoh tanah diambil jauh dibawah kandungan air kapasitas lapang
maka untuk tanah yang mudah mengembang/mengempis jumlah ruang pori
total akan lebih rendah daripada pori pada pF1; dalam hal ini pori drainase
cepat adalah selisih dari pF 1 dengan pF 2.
Cara Kerja
1. Siapkan corong khusus dan pipa plastik yang sesuai dengan corong tersebut dan
digantung pada tembok atau dinding.
2. Contoh tanah diambil dari lapang dengan tabung baja (core)setebal 1 mm.
3. Tanah dari tabung diambil dari 3 bagian, masing-masing untuk pF 1 (tekanan 10
cm air), pF 2 (tekanan 100 cm air) dan pF 2,3 (tekanan 200 cm air).
4. Biarkan air pada ujung pipa sampai rata dengan permukaan tanah dan biarkan
selama 48 jam.
5. Setelah 48 jam buatlah tekanan isapan dengan membuat perbedaan ketinggian air
sesuai dengan pF yang diinginkan.
6. Berikan tekanan selama 48 jam agar tercapai keseimbangan.
7. Tetapkan kadar airnya.
C. Penetapan pF dengan Alat Tensiometer
Cara Kerja
1. Isikan air hingga alat penuh (Tensiometer) secara perlahan-lahan agar tidak terjadi
udara yang terperangkap.
2. Keluarkan udara yang terperangkap dengan pompa vakum dan tutup rapat.
17
3. Masukan ujung keramik (yang porus) kedalam tanah dan dirapatkan pada pinggir
ujung porus tersebut agar semua permukaannya bersentuhan dengan tanah.
4. Catat berapa tekanannya setelah posisi konstan.
5. Tetapkan kadar airnya, dengan rumus :
BeratTanahPermulaan BeratKerin gMutlak
KadarAir x100 %
BeratKerin gTanah
Pembuatan Kurva pF
Perhitungan kadar air pada masing-masing pF
BeratTanahBasah BeratKeringTanah
KadarAir x100 %
BeratKeringTanah
pF 1 kadar airnya =……………..%
pF 2 kadar airnya =……………..%
pF 2,3 kadar airnya =……………..%
pF 2,54 kadar airnya =……………..%
pF 4,2 kadar airnya =……………..%
pF
0 10 20 30 40 50 60 70
Tekstur tanah adalah susunan relative dari besar butir tanah terdiri dari pasir
(menurut USDA).
Ada 12 kelas tekstur tanah yaitu : pasir, debu, liat, pasir berlempung, lempung
pasir, lempung, lempung berdebu, lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung
Penetapan teksture tanah di laboratorium ialah dengan cara pipet dan cara
hydrometer.
Cara Kerja
kedalam gelas piala 400 ml. tambahkan 50 ml H2O2 30% untuk mengoksidir
bahan organic supaya tidak mengandung fraksi-fraksi pasir dan liat yang ada.
4. Kocok dan aduk sampai merata, tutup dan kemudian simpan selama 15 – 20
jam.
10. Rendam tabung dalam bak air selama beberapa waktu dan catat suhunya.
11. Angkat tabung sidimentasi, sumbat dengan sempurna lalu kocok dengan
15. Baca setelah 40 detik (atau 50 detik setelah Hydrometer dimasukkan) dan
catat.
17. Koreksi angka dengan pembacaan dengan cara : untuk tiap derajat (derajat
masahkan fraksi tanah berdasarkan batas ukuran yang telah ditentukan. Untuk
tanah primer harus dihilangkan) misalnya dengan penambahan H2O2 (untuk bahan
organic) dan HCl (untuk CaCO3). Kemudian diberikan zat yang dapat menyebabkan
dengan cara :
- Partikel dengan ukuran > atau sama 0,05 mm, pemisahan dilakukan dengan
pengayakan.
- Partikel dengan ukuran < 0,05 mm, pemisahan dilakukan dengan sedimentasi
penurunan bahan berbentuk butiran didalam suatu cairan dengan kepadatan dan
viskositas tertentu dibawah pengaruh gaya gravitasi sebanding dengan kwadrat jari-
jarinya:
h = kedalaman penurunan
v = viscositas cairan
Untuk mengatur distribusi partikel dilakukan drngan memipet sejumlah larutan pada
Cara Kerja
1. Timbang tanah 20 gram kering udara dan dimasukan dalam erlemayer 500
ml.
2. Tambahakan 15 ml air dan 15 ml H2O2 30% dan kocok memutar dengan
tangan..
3. Biarkan semalam, Apabila buih banyak tempatkan dalam bak air dan
tambahkan alcohol.
4. Tempatkan diatas hot plate atau pemanas dengan suhu rendah dan tambahkan
dengan H2O2 30% sedikit demi sedikit sampai tidak timbul buih.
5. Bila tanah mengandung CaCO3 bebas, tambahkan 45 ml HCL 0,4 N didihkan
60 menit, biarkan mengendap dan lakukan dekan tasi.
6. Tambahkan air sampai menjadi ± 300 ml, kemudian ditempatkan diatas hot
plate dengan menaikkan suhu perlahan-lahan dan didihkan selama 1jam
(untuk menghilangkan sisa H2O2 30%) setelah itu didinginkan.
7. Setelah dingin tambahkan 25 ml larutan Na4P2O7 5% dan biarkan semalam.
8. Hari beriku di kocok dengan pengocok (mixer) selama 5 menit, lalu pasirnya
dipisahkan dengan ayakan 0,053 mm. pasir dioven dengan suhu 1050C
sampai konstan.
9. Filtratnya untuk penentuan debu dan liat.
Penentuan debu dan liat
1. Filtrat hasil saringan tadi dimasukkan ke dalam tabung 1000 ml dan
tempatkan di atas meja kocok sampai semua larutan mengendap, dan
langsung dipipet sebanyak 20 ml dan catat suhunya.
2. Hasil pemipetan dipindahkan ke tin timbangan (sebelumnya tin ditimbang
dulu). Keringkan dalam oven selama semalam dengan suhu 1050C. ini
menunjukkan fraksi ± 50 u = berat B.
3. Diamkan jangan sampai kena getaran (suhu no.1 menentukan waktu
pemipetan yang kedua).
22
Perhitungan
Perhitungan berdasarkan pada berat kering sample. Berikut ini didapatkan
penyajian akhir dari masing-masing fraksi :
1. Liat (< 2 u) = (D x 50) – 0,75 gram = ……….g (Berat K)
2. Debu (2 – 20 u) = (C x 50) – 0,57 g – K = ……….g (Berat L)
3. Debu(20 – 50 u) = (B x 50) – 0,75 - K – L = ……….g (Berat M)
4. pasir (50 – 2000 u ) = Berat A
0,75 g = koreksi untuk agent dispersi
23
5. Berat sampel = K + L + M + A
6. Jumlah proporsi (%) dari fraksi, dihitung dengan :
% liat (< 2 u) = K/berat sampel x 100% = ……………….%
%debu (2 – 20 u) = L/ berat sampel x 100% = …………...%
%debu (20 – 50 u) = M/ berat sampel x 100% = …………%
%pasir (50 – 2000 u) = A/ berat sampel x 100% = ……….%
7. Tentukan kelas tekstur dalam segitiga tekstur,
8. Tekstur tanah adalah …………………………………………………
24
Cara Kerja :
A. Pengayakan Kering
1. Contoh tanah diambil dari lapangan, kemudian dikeringudarakan (jangan
ditumbuk)
2. Kira-kira 300 gram tanah kering udara ditaruh di atas ayakan 8 mm, dibawah
ayakan ini berturut-turut terdapat ayakan dengan ukuran 4,76 mm, 2,83 mm, 2
mm dan 0 mm.
3. Tumbuk tanah dengan anak lumping (alu kecil) sampai semua tanah turun melalui
ayakan 8 mm.
4. Goyang ayakan dengan tangan sebanyak 5 kali
5. Fraksi agregat masing-masing ditimbang, kemudian dikonversi dalam persen (%).
Persentase agregat = 100% dikurangi dengan % agregat lebih kecil dari 2 mm.
6. Lakukan pekerjaan ini sebanyak 4 kali ulangan.
B. Pengayakan Basah
1. Agregat-agregat yang diperoleh dari pengayakan kering (pekerjaan A5) kecuali
agregat lebih kecil dari 2 mm ditimbang dan masing-masing dimasukkan kedalam
cawan nikel.
Misalnya :
Pengayakan 500 gram tanah diperoleh :
- Agregat antara 4,76 dan 2,83 mm = 100 gram
- Agregat antara 2,83 mm dan 2 mm = 75 gram
26
8. buang kelebihan air dari cawan, lalu keringkan di atas pemanas terbuka pada suhu
1300c.
9. setelah kering lalu diangkat dan dibiarkan sampai kering udara, kemudian
ditimbang.
Perhitungan :
a) Rata-rata diameter agregat dari pengayakan kering :
8+4,76
- agregat antara 8 dan 4,76 mm : =6,4 mm
2
4,76+2,83
-agregat antara 4,76 dan 2,83 mm: =3,8 mm
2
2,83+2
-agregat antara 2,83 dan 2 mm : = 2,4 mm
2
Rata-rata berat diameter: (lihat angka-angka berat pada contoh yang dikemukakan
pada pekerjaan B1).
(53X6,4)+(27X3,8)+(20X2,4) 498,9
= = 5,0
100 100
b) rata-rata diameter agregat dari pengayakan basah :
8+4,76
- agregat antara 8 dan 4,76 mm = = 6,4 mm
2
4,76+2,83
- Argegat antara 4,76 dan 2,83 mm = = 3,8 mm
2
2,83+2
- Agregat antara 2,83 dan 2 mm = = 2,4 mm
2
2+1
- Agregat antara 2 dan 1 mm = = 1,5 mm
2
- 1+0,5
- Agregat antara 1 dan 0,5 mm = = 0,75 mm
2
0,5+0,297
- Agregat antara 0,5 dan 0,297 mm = =0,40mm
2
28
0,297+0
- Agregat antara 0,297 dan 0 mm = = 0,15 mm
2
Rata-rata berat diameter :
Misalnya agregat yang diperoleh pada B9 sebagai berikut :
- Ayakan 4,76 mm menghasilkan 5 gram
- Ayakan 2,83 mm menghasilkan 20 gram
- Ayakan 2 mm menghasilkan 17 gram
- Ayakan 1 mm menghasilkan 19 gram
- Ayakan 0,5 mm menghasilkan 15 gram
- Ayakan 0,297 mm menghasilkan 19 gram
Jumlah 95 gram
Agregat antara 0,15 mm adalah agregat yang tidak bertampung pada ayakan tetapi
jatuh pada dasar bejana. Berat agregat ini = 100-95 gram = 5 gram. Jadi rata-rata
berat diameter : (lihat berat rata-rata pada contoh diatas).
(5x6,4)+(20x3,8)+(17x2,4)+(19x1)+(15x0,75)+(19x0,40)+(5x0,15)
100
196,9
= = 2,0
100
Selisih antara rata-rata berat diameter agregat tanah pada pengayakan kering dan
pengayakan basah merupakan indeks instabilitas, yang berarti makin besar selisih
nya makin tidak stabil tanah tersebut. Untuk mendapatkan indeks stabilitas
dipergunakan rumus :
29
Gambar.
Gambar . AlatAlat pengayak
pengayak basahbasah
1
X 100
Indeks instabilitas
Pada contoh di atas indeks instabilitas = 5,0 – 2,0 = 3,0. Indeks instabilitas = 1/3,0 x
100 = 33.
Stabil : 66 – 80
Agak stabil : 50 – 66
Kurang stabil : 40 – 50
Jika air diberikan kepada tanah kering maka tiap-tiap butiran tanah akan diselimuti
oleh lapisan tipis air yang diserapnya. Jika memberian air dilanjutkan maka tebal
lapisan akan bertambah dan akhirnya butiran tanah menjadi saling meluncur yang
satu dengan yang lainnya. Jadi tergantung dari kandungan airnya, tanah akan
menunjukkan perilaku yang berbeda-beda terhadap gravitasi dan tekanan.
Keadaan ini dengan istilah-istilah yang dipakai untuk pembatasan antaranya
adalah dapat digambarkan seperti dibawah ini :
Kering Basah
Indeks plastisitas
Keadaan kandungan air tanah antara batas plastis dan batas cair disebut
indeks plastisitas (batas-batas atau angka-angka Atterberg). Penggolongan plastisitas
tanah adalah sebagai berikut :
Tingkat plastisitas Indeks plastisitas
Tinggi 20 – 30
Sedang 10 – 20
Rendah 10
Cara Kerja
A. Penetapan batas cair :
1. Timbang kira-kira 100 gram tanah, kemudian campur dengan air destilasi
secara merata sehingga terbentuk pasta
2. Tempatkan sebagian pasta pada alat tersebut, ratakan permukaannya sehingga
tebal pasta maksimal 1,27 cm, kemudian alat pembuat alur digoreskan pada
pasta sehingga membagi dua bagian tanah.
Catatan : Alat pembuat alur harus dipegang sedemikian rupa sehingga tegak
lurus pada permukaan cawan.
3. Putar alat pemutar (engkol) dengan kecepatan 2 putaran per detik dan
dihitung banyaknya ketokan sampai alur tertutup sejarak 1,27 cm (Gambar).
Alur harus tertutup karena aliran tanah bukan karena gesekan antara tanah
dengan permukaan cawan.
4. Campur tanah dalam cawan dan ulangi pekerjaan tersebut A2 dan A3 sampai
banyaknya ketutkan untuk menutup alur sama (perbedaan 2 atau 3 ketukan
menunjukkan menunjukkan campuran tidak sempurna).
5. Jika banyaknya ketukan yang tetap (sama) terdapat antara 10 sampai 40
ketukan, diambil 10 gram tanah (pasta) dari dekat alur tertutup untuk
penetapan kadar air.
6. Dengan mengubah-ubah banyak air yang dicampur dengan tanah dan
mengulangi pekerjaan-pekerjaan A2 sampai A5, diambil 4 kali penetapan
kadar air dalam ketukan antara 10 dan 40.
33
Perhitungan :
A. Batas cair (Bt) diaca dari kurva aliran pada 25 ketukan. Kurva aliran adalah
kurva hubungan antara jumlah ketukan dan kandungan air; sebagai absis
jumlah ketukan (skala logaritma) dan sebagai ordinat kandungan air (skala
linier).
35
B. Batas plastis (Bp) adalah kandungan air tanah remah berbentuk benang
dengan tebal 3 mm (B4 – 5)
C. Batas keruk (Bk) adalah :
a.v. GA
Bk = -
T GT
Keterangan :
a = berat air
t = berat tanah kering
v = volume gumpal tanah kering
berat air bebas ion yang meluap (B5)
=
13,55
GA = berat jenis air pada keadaan suhu waktu penetapan (lihat
lampiran)
GT = berat jenis butiran tanah
D. Indeks plastisitas = Bt - Bp
36
paling baik. Ini terjadi pada keadaan kandungan air tanah tertentu yang disebut
kandungan air optimum. Penetapan kandungan air optimum untuk pengolahan tanah
dilakukan dengan alat “1000 knock apparatus” (De Boodt Van Vandevelde, 1970),
lihat Gambar.
Cara Kerja
1. Ambil sekitar 1500 g tanah kering udara
contoh.
seterusnya.
relative 98 – 100 %.
5. Pindahkan tanah kedalam gelas ukur 250 ml dan tempatkan pada alat ketukan
(Gambar).
6. Catat volume tanah setelah 100, 200, 300 ,……… 1.000 ketukan. Bila
7. Tetapkan kadar air tanah dari bagian atas, tengah dan bawah. Ambil harga
rat-ratanya.
38
8. Buat kurva pemadatan (compaction curve) sebagi absis kandungan air dan
Perhitungan :
Misalnya : Volume tanah setelah 1000 atau 1500 ketukan atau berapa ketukan
asal volume tanah sudah tetap = 90 ml dan kadar air rata-rata = 10 %
(dasar berat kering mutlak), maka volume tanah pada kadar air 10 % =
90 – 10 ml = 80 ml.
39