Anda di halaman 1dari 55

PETUNJUK PRAKTIKUM

FISIKA TANAH
2019/2020

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

2
I. PENGAMBILAN CONTOH TANAH

1.1. Pendahuluan
Joffe (1949) mengemukakan bahwa tanah merupakan suatu
tubuh alam yang terdispersi menjadi horison-horison menieral dan bahan
organik, yang umumnya tidak padu, jeluk beragam, berbeda dari bahan
induk dibawahnya dalam hal morfologi, sifat-sifat, bahan, sifat kimia,
komposisi dan ciri-ciri biologisnya. Berdasarkan pengertian tersebut
maka suatu penampang melintang (profil) tanah yang terdiri dari
lapisan-lapisan memberikan gambaran sifat-sifat fisik, kimia dan biologi
tanah yang berbeda, dan secara morfologi dapat dibedakan berdasarkan
warna, tekstur dan atau kepadatan tanah dalam lapisan (Hardjowigeno,
1987)
Agar pengambilan contoh bisa mewakili sifat dan ciri tanah di suatu
lokasi maka perlu dipertimbangkan hal-hal berikut :
a. berapa profil yang diperlukan untuk pengambilan contoh
b. apakah letak profil ditentukan lebih dahulu secara acak ataukah grid
c. didalam pengambilan contoh apakah diambil dari masing-masing
horison, atau setiap interval 10 cm atau secara acak
d. di dalam pengambilan contoh, apakah dilakukan dengan
mengggunakan pisau, bor atau ring.

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

3
Hal-hal tersebut di atas tergantung atas tujuan pengambilan contoh,
variabilitas tanah, dan ketelitian yang diperlukan. Berdasarkan hal
tersebut di atas, contoh tanah yang diambil untuk analisis dibedakan
menjadi :
1. contoh tanah utuh/tidak terusik (undisturbed soil sample),
sample tanah diambil dengan menggunakan ring sample.
Contoh tanah ini untuk penetapan berat isi (bulk density),
permeabilitas dan pF
2. contoh tanah biasa/ terusik (disturbed soil sample), untuk
penetapan sifat fisik tanah ( kadar air, tekstur, kerapatan
partikel, konsistensi, kapilaritas) dan sifat-sifat kimia
misalnya pH, bahan organik dan kadar unsur hara
3. Contoh tanah agregat utuh (undisturbed soil agregate),
untuk penetapan struktur, stabilitas agregat dan berat
volume dengan metode lilin.

1.2. Tujuan
Pengambilan contoh tanah ini dilakukan dengan tujuan :
1. mempelajari pengaruh kondisi lingkungan fisik terhadap sifat-sifat
fisik lapisan-lapisan tanah dalam profil

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

4
2. menemtukan lokasi/ lapisan tanah yang akan diambil untuk
pengukuran/analisa sifat fisik, kimia dan bilogi tanah

1.3. Pengambilan contoh tanah

Alat-alat :
a.. Ring sample yang dilengkapi dengan sepasang tutup plastik.
Tebal ring harus memenuhi syarat “area ratio” = < 0,1 untuk
mencegah terjadinya tekanan mendatar. Area ratio adalah :
D12 – Dd2
Dd2
Dimana: D1 = diameter luar dan Dd =diameter dalam.
b. Sekop dan pisau
c. Bor Tanah
d. Platik kantong untuk tempat sampel

1.3.1. Pengambilan contoh tanah Utuh


Pengambilan dilakukan secara vertikal
1. ratakan dan bersihkan lapisan tanah yang akan diambil, bila tanah
kering siram dulu permukaan tanah dengan air dan tunggu hingga
sekitar kapasitas lapangan
2. pasang ring sample pada bor-ring sample, tekan bor-ring sampel ke
dalam tanah tegak lurus permukaan tanah (vertikal) hingga ke dalam

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

5
tertentu. Pemasangan ring sampel jangan terbalik, bagian yang tajam
menghadap kebawah.
3. Cabut bor-ring sample dan keluarkan ring yang berisi tanah secara
hati-hati agar tanah dalam ring tidak rusak. Ratakan kedua sisi
vertikal secara hati-hati dengan pisau, hindari semaksimal mungkin
melakukan tekanan terhadap tanah dalam ring.
4. Tutup ring dengan tutupnya dan beri label/kode, simpan dalam kotak
ring sampel.
5. Untuk pengambilan selanjutnya (pada kedalaman berikutnya),
perlebar bekas lubang pengambilan yang pertama secara horisontal,
kemudian ulangi perlakuan no.2 - 4, demikian seterusnya sampai
kedalaman yang dikehendaki.

1.3.2. Pengambilan contoh tanah terusik dan agregat utuh


1. gali tanah sampai kedalaman yang diinginkan.
2. ambil gumpalan-gumpalan tanah yang dibatasi dengan bidang belah
alami (agregat utuh), masukkan ke dalam platik dan beri label/kode.
Usahakan agregat-agregat tersebut tetap utuh selama pengangkutan
3. sisa-sisa contoh agregat dapat digunakan sebagai contoh tanah
terusik.

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

6
1.4. Pengangkutan dan Penyimpanan
Pengangkutan contoh tanah terutama contoh tanah dalam ring
harus dilakukan dengan hati-hati. Perlu dijaga agar tidak mendapat
goncangan-goncangan yang merusak struktur tanah. Dianjurkan
menggunakan kotak tempat ring sample. Dalam pengangkutan dengan
kendaraan, usahakan supaya kotak tersebut diletakkan mendatar.
Penyimpan juga merupakan hal yang perlu diperhatikan. Contoh
tanah yang disimpan lama dalam ruang yang panas akan mengalami
perubahan, karena terjadinya pengkerutan dan aktivitas mikrobia,
sebaliknya apabila contoh tanah disimpan di ruang lembab (kelembaban
relatif ± 90%) dan suhu ± 18 0C, dengan variasi cukup kecil.
Setiap contoh tanah harus secepat mungkin di kerim ke
laboratorium, kecuali kalau ada tempat lain yang memenuhi syarat untuk
penyimpanan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. Panduan Analisis Fisika tanah. LPT Bogor.
Darmawijaya I. 1990. Klasifikasi Tanah. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta
Joffe.J.S. 1949. Pedology. New Brunswick. N.J. Pedology Publ.
Harjowigeno. S. 1987. Ilmu Tanah. MSP, Jakarta.

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

7
II. PENETAPAN KADAR LENGAS TANAH

Prinsip
Penetapan data laboratorium, baik analisis fisika maupun kimia
tanah didasarkan pada berat kering oven. Ketentuan yang digunakan
untuk tanah kering oven adalah massa sampel tanah dikeringkan pada
suhu (100 – 105)0C sampai berat tanah tersebut konstan. Cara
penentuan yang demikian ini disebut dengan metoda gravimetri.

Alat-alat
1. botol timbang atau aluminium-foil
2. oven
3. timbangan analitis
4. eksikator

Cara kerja
1. tentukan berat botol timbang atau aluminium-foil kososg (a)g
2. ambil contoh tanah kering angin dan masukkan dalam botol timbang
atau aluminium foil, timbang beratnya misal (b)g
3. masukkan botol timbang atau aluminium-foil yang berisi tanah
(no.2) ke dalam oven dengan suhu (100 – 105)0C selama 4 jam
4. keluarkan dari oven dan masukkan ke dalam eksikator selama 15
menit, kemudian timbang misal (c)g .

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

8
Perhitungan :
Berat air = kehilangan air selama di dalam oven = (b – c)
Berat tanah kering oven = (c – a)

Berat air (b – c)
% KL = = X100%
berat tanah kering (105) C 0
(c – a)

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

9
III. ENERGI POTENSIAL AIR (pF)

pF adalah 10Log (tinggi air). Tinggi air merupakan tegangan air


tanah yang dinyatakan dalam tinggi kolom air (cm), misalkan untuk
tekanan 1/3 atmosfer = 346 cm kolom air, maka pF = 10Log 346 = 2.54
Kurva pF ialah kurva yang menunjukkan hubungan antara pF
(sebagai sumbu Y) dan kandungan air (sebagai sumbu X).
Ukuran dan bentuk pori tanah hanya dapat diukur dengan
bantuan mikroskop. Untuk keperluan praktis, distribusi ukuran pori
didekati dengan pengukuran “diameter equivalen” pori.
Berdasarkan diameternya, pori dibedakan menjadi pori halus ≤
0,2 m, pori sedang = 0,2 – 10 m, pori kasar  10 – 1000 m. Pori 10 –
50 m merupakan pori berdrainasi lambat, sedang > 50 m berdrainasi
cepat.
Distribusi ukuran pori berhubungan erat dengan pengikatan air.
Air dalam tanah terikat utamanya oleh gaya kapiler (di dalam ruang
kapiler), juga oleh gaya hidratasi (permukaan partikel) dan gaya osmotik
(adanya garam dalam larutan tanah). Secara keseluruhan gaya-gaya ini
disebut “tegangan hisap” air tanah (). Tegangan hisap dinyatakan
dalam cm Kolom Air, hPa, mbar atau nilai Log  (= nilai pF).

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

10
Tegangan air dalam tanah berkisar 0 – 107 cm Kolom Air (0 –107
hPa) atau pF  sampai + 7.
Diameter pori sebanding dengan tegangan air :
3000
m 
hPa
dengan m adalah diameter pori dalam m dan hPa merupakan tegangan
air tanah dalam hPa.
Peralatan yang digunakan adalah :
1. Sand box untuk pF 0 – 1,8
2. Kaolin box untuk pF 0 – 2,5
3. pF meter untuk pF 0 – 3,5
4. pF meter untuk pF 0 – 4,2
Metode Penentuan

Persiapan :

a. pF 0 – 2,5
1. Letakkan contoh di dalam bak berisi Air Bebas Udara
ketinggian 1 cm. Tiga jam kemudian naikkan tinggi air sampai
½ tinggi Ring Sampler.
2. Contoh dibiarkan semalam sampai terjadi gerakan air kapiler ke
permukaan contoh tanah.

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

11
3. Tambahkan Air Bebas Udara sampai 1 cm di atas permukaan
contoh. Biarkan semalam untuk memastikan udara di dalamnya
telah terusir.
b. pF 4,2
1. Menggunakan contoh tanah terusik (disturb), kemudian dibuat
pasta tanah.
2. Masukkan dalam “Ring Sampler tipis” tebal 4 – 6 mm.

Perlakuan :
a. pF 0 – 2,5
1. Pindahkan contoh tanah dari bak ke dalam Sandbed dan pasang
tutup Sandbed
2. Berikan tekanan 1 mbar untuk pF 0, biarkan semalam.
3. Timbang contoh tanah bersama ring (WA).
4. Turunkan tekanan sampai –10 mbar, biarkan selama (3 – 7) hari.
Timbang contoh tanah bersama ring (WB).
5. Turunkan tekanan sampai –60 mbar, biarkan selama (3 – 7) hari.
Timbang contoh tanah bersama ring (WC).
6. Pindahkan ke dalam panci tekan. Berikan air sampai 1 mm
tinggi di atas plat keramik.

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

12
7. Berikan tekanan 330 mbar sampai terjadi kesetimbangan air
(tidak terdapat air menetes keluar dari panci). Berdasar
pengalaman, waktu yang diperlukan (3 – 7) hari. Timbang
contoh tanah bersama ring (WD).
8. Ambil contoh tanah dari dalam ring, masukkan dalam oven
selama 24 jam kemudian timbang (WE)
9. Bersihkan Ring Sampler dan keringkan, kemudian ditimbang
(WF).

Perhitungan
Berat kering tanah (105 0C)
 Berat vol. tanah = b = ( g.cm-3)
Volume tanah

(WE - WF )
=
Vol. Tanah

(WA - WE)
  pF 0 (%v) = x BV
(WE - WF)

(WB - WE)
  pF 1 (%v) = x BV
(WE - WF)

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

13
(WC - WE)
  pF 2,5 (%v) = x BV
(WE - WF)

b. pF 4,2
1. Pindahkan contoh tanah disturb yang sudah dibuat pasta, dalam
Ring Sampler tipis ke dalam panci tekan 15000 mbar.
2. Basahi keramik dengan air, kemudian tekan contoh tanah secara
pelan dengan stempel untuk memperoleh kontak tanah-keramik.
Biarkan selama 1 jam.
3. Berikan tekanan 15000 mbar sampai Kadar Air stabil
(diperlukan 7 – 14 hari).
4. Ukur Kadar Air contoh tanah secara gravimetri.

Perhitungan
  pF 4,2 (%v) = KA x BV

Catatan
1. Untuk mempersingkat waktu penentuan pF 4,2 dan pF 0 - 2,5 dapat
dilakukan secara paralel dengan contoh tanah yang berbeda.
2. Data dapat disajikan dalam bentuk Tabel atau Gambar Kurva pF
(Sumbu X adalah , Sumbu Y adalah ).
3. 1 cm = 1 mbar; pF = log (cm air)

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

14
Hubungan antara cm air, pF, bar (atm) dan kPa

No. Tinggi cm pF (tinggi Bar (atm) kPa


air air)
1. 1 0 0,001 0.1
2. 10 1 0,01 1
3. 100 2 0,1 10
4. 346 2,4 0,3 33
5. 1000 3 1 100
6. 10.000 4 10 1000
7. 15849 4,2 15 1500
8. 21623 4,5 32 3200
9. 100.000 5 100 10.000
10. 1.000.000 6 1000 1.000.000
11. 10.000.000 7 100.000 10.000.000

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

15

IV. TEKSTUR TANAH


(Metode Pipet dengan Pipet Tekstur Apparatus)

4.1. Bahan Dan Alat


Bahan : 1. Sampel tanah kering udara
2. Hidrogen peroksida (H2O2) 30 %
3. Natrium pyrophosphat (Na2Po4O7) 0,2 N

Alat : 1. Timbangan (0,01 g dan 0,1 mg) 6. Oven


2. Set alat Pipet Tekstur 7. Hotplate/ pemanas
3. Beaker glass 600 ml 8. Cawan aluminium
4. Ayakan 0,05 mm 9. Botol semprot
5. Spatel karet atau batang gelas

4.2. Cara Kerja


1. Timbang 10 gram tanah kering udara dan masukkan ke dalam beaker
glass 600 ml
2. Destruksi bahan organik :
a. Tambahkan 30 ml H2O2 30 %, kemudian tutup dengan gelas
arloji atau plastik transparan, jika dalam 30 menit pertama
terlalu banyak buih, semprot dengan air destilasi.
b. Diamkan semalam.

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

16
c. Keesokan harinya, panaskan pada hotplate dengan hati-hati;
dalam hal ini tanah tidak boleh mengering di dinding beaker
glass (semprotkan air destilasi ke dinding beaker glass).
d. Destruksi yang baik (selesai), apabila terlihat pasir terlihat
bersih (dilihat pada dasar beaker glass), jumlah larutan jangan
sampai melebihi 50 ml.
3. Dispersi dengan Natrium Pyropohosphat (Na2Po4O7) 0,2 N
a. Setelah perlakuan No. 2d.; Tambahkan 25 ml
Na2Po4O7 0,2 N
b. Aduk perlahan sampai homogen.
4. Pemisahan fraksi pasir :
a. Tuangkan larutan tanah ke dalam ayakan 0,05 mm dan semprot
perlahan-lahan dengan air destilasi; larutan tanah yang lolos
ditampung tabung sedimentasi (gelas ukur 1000 ml) sampai
pasir kuarsa di ayakan bersih (volume larutan tidak boleh
melebihi 750 ml).
b. Pindahkan pasir dari ayakan ke dalam cawan alauminium yang
telah diketahui beratnya (timbangan 4 desimal) dan panaskan
dengan hotplate sampai tidak ada air kemudian keringkan dalam
oven pada suhu 105 oC selama 4 jam, timbang beratnya. (misal a
g)

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

17
5. Pemisahan fraksi debu dan lempung dengan cara pemipetan.
a. Larutan tanah dari dalam tabung sedimentasi 1000 ml, kemudian
penuhi dengan air destilasi.
b. Aduk dengan pengaduk tekstur sampai homogen
c. Pemipetan dilakukan 2 kali dengan menggunakan pipet tekstur.
Pemipetan dilakukan dengan kecepatan 3-5 detik. Waktu
pemipetan adalah sebagai berikut :

No. Fraksi Kedalaman Waktu


1. Debu & Lempung (< 0,05 mm) 20 cm 1 menit 11 detik
2. Lempung (< 0,0002 mm) 5 cm 3 jam 4 menit 17 detik

d. Hasil pemipetan masukkan ke dalam cawan aluminium yang


telah diketahui beratnya (timbangan 4 desimal) dan dekantasi
dahulu dengan hotplate sampai tidak ada air kemudian
keringkan dalam oven pada suhu 105 oC selama 24 jam.

4.3. Perhitungan
a. Berat pasir = a g (cara kerja no. 4b)
b. Berat lempung = (Berat dari pemipetan ke II) x (1000/20) = b g
c. Berat debu & lempung = (Berat dari pemipetan ke I) x (1000/20)
=cg

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

18
d. Berat debu = (c – b) g
e. Berat pasir, debu dan lempung = a + b + (c - b) = (a + c) g
a
f. persen pasir = X 100 %
(a + c)
(c – b)
g. persen debu = X 100 %
(a + c)
b
h. persen lempung = X 100 %
(a + c)

4.4. Kelas Tekstur Tanah


Dari persentase partikel tersebut di atas dengan menggunakan
segitiga-tekstur menurut USDA (gambar 1) akan diperoleh kelas
tekstur. Pada gambar segitiga-tekstur terdapat 12 kelas tekstur yaitu:
1. lempung (clay)
2. lempung berdebu (silty clay)
3. lempung berpasir (sandy clay)
4. leguh lempung berdebu (silty clay loam)
5. geluh berlempung (clay loam)
6. geluh lempung berpasir (sandy clay loam)
7. debu (silt)
8. geluh (loam)

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

19
9. geluh berdebu (silt loam)
10. geluh berpasir (sandy loam)
11. pasir bergeluh (laomy sand)
12. pasir (sand)

Segitiga Tekstur

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

20
V. KONDUKTIVITAS HIDRAULIK (KS)
(Dengan Permeameter Haube Ganda)

5.1. Pendahuluan
Air yang mengalir melewati sistem pori di dalam tanah akan
mengalami hambatan gerak, yang besarnya tergantung pada sifat sistem
pori tersebut. Tanah dengan sendirinya akan membentuk hambatan
terhadap gerakan air yang sejenis dengan hambatan penghantar dalam
aliran listrik, yang mempunyai efek menurunkan kecepatan gerak massa
air.
Secara umum pengaruh tanah terhadap air yang mengalir di
dalamnya disebut Konduktivitas Hidraulik (Ks) untuk gerakan air dalam
keadaan jenuh air dan Konduktivitas Hidraulik Tidak Jenuh (Ku) untuk
keadaan tidak jenuh. Pengukuran keduanya menggunakan metode yang
sangat berbeda, dan pemanfaatannya juga untuk menjawab pertanyaan
yang berlainan.
Konduktivitas hidarulik jenuh memegang peran penting
misalnya dalam penentuan drainase, irigasi dan pembuatan sumur bor.
Air mengalir dari seluruh pori dalam tanah, sehingga dengan
memperoleh hasil pengukuran dapat digambarkan sturktur tanahnya.
Pengukuran Ks juga dapat menggambarkan awal perubahan struktur
tanah seperti distribusi ruang pori atau ruang pori total tanah.

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

21
Informasi mengenai Konduktivitas hidraulik tidak jenuh sangat
dibutuhkan dalam mempelajari gerakan air di lahan kering, ataupun
bagian lapisan atas lahan basah. Pengukuran Ku diperlukan dalam
penentuan neraca air sebagimana juga suplai air untuk tanaman,
evaporasi tanah dan untuk menjelaskan proses perkembangan tanah
bersama dengan data input air yang bersal dari luar.

5.2. Bahan dan Alat


Bahan : 1. Sampel tanah dalam ring sampel
Alat : 1. Permeameter Haube Ganda
2. Bak perendam sampel
3. Kain penahan tanah (10 x 10 cm)
4. Timbangan ketelitian 0,01 g
5. Stop watch
6. Beker glass 600 ml
5.3. Cara Kerja
1. Rendam contoh tanah dari lapangan ke dalam bak perendam berisi
air sampai gerakan air kapiler mencapai lapisan atas tanah.
Pemberian air dilakukan bertahap, 1 cm air setiap 3 jam. Waktu
yang dibutuhkan antara 4 sampai 10 hari, sangat tergantung pada

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

22
jenis tanah. Letakkan potongan kertas saring di bawah setiap contoh
untuk menghindari kerusakan contoh dalam ring sampel.
2. Pasang kain ke bagian atas ring, pasangkan penutup bawah
permeameter, putar sedikit untuk meyakinkan stabilitasnya
3. Pasang tutup atas permameter pada ring. Kran diputar pada posisi
OFF
4. Letakkan beaker glass di atas timbangan; pipa plastik diatur
sedemikian rupa letaknya, sehingga aliran air jatuh tepat ke dalam
beaker glass.
5. Putar kran permeameter ke arah LEACH untuk meyakinkan seluruh
udara telah keluar dari sistem. Biarkan sampai air keluar dari ujung
kran.
6. Putar kran ke arah ON, biarkan air mengalir selama beberapa detik.
7. Dengan bantuan stop watch, catat volume air yang keluar setiap 1
menit
Jika dalam 3 menit keluarnya air telah stabil, hentikan pengukuran,
catat volume air yang dihasilkan selama 1 menit terakhir.

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

23
5.4. Perhitungan

V l
Ks = 
F.t h

Keterangan :

Ks : konduktivitas hidarulik (cm/det)


V : volume air untuk setiap satuan waktu (cm3)
F : luas muka silinder (cm2)
t : waktu dibutuhkan untuk perkolasi satu satuan volume
(detik)
l : tinggi ring (cm)
h : beda tinggi antara air dalam botol dengan dasar
ring sampel (cm)

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

24
VI. STABILITAS AGREGAT

6.1 Ayakan Kering

Cara kerja :
1. Contoh tanah agregat/bongkah diambil dari lapangan kemudian
dikering udarakan
2. Contoh 500 g tanah kering udara (agregat > 19,00 mm) di taruh
diatas ayakan 19,00 mm dibawah ayakan ini berturut-turut
terdapat ayakan 9,50 mm; 4,75 mm; 2,00 mm dan 0 mm.
3. Pasangkan set ayakan tersebut pada alat Dry sieving dan ayak
selama 5 menit. Hasil masing-masing fraksi agregat lalu
ditimbang. Misalkan diperoleh:
- agregat antara 19,00 dan 9,50 mm = 200 g
- agregat antara 9,50 dan 4,75 mm = 100 g
- agregat antara 4,75 dan 2 mm = 75 g
- agregat antara 2 dan 0 mm = 500 – 200 - 100 – 75 = 125 g
4. Lakukan perkerjaan No. 1 – 3 ini sebanyak 4 kali (sebagai
ulangan).

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

25
Perhitungan
Rata-rata diameter ayakan kering :

- agregat antara 19,00 dan 9,50 mm= (8 + 4,75)/2 = 6,38 mm

- agregat antara 9,50 dan 4,75 mm = ( 4,75 + 2, 83 )/2 = 3,79 mm

- agregat antara 4,75 dan 2 mm = ( 2,83 + 2 )/2 = 2.41 mm

- agregat antara 2 dan 0 mm= ( 2 + 0 )/2 = 1 mm

Rata-rata berat diameter (DMR) ayakan kering


n
 (Xi/ Wi) Xi = diameter rata-rata
i=1 Wi = % berat agregat

6.2 Ayakan Basah


Cara Kerja
1. Timbang contoh-tanah-agregat sebanyak 100 g yang diperoleh
dari hasil pengayakan kering [pekerjaan 6.2 (3)], kecuali agregat
lebih kecil dari 2 mm Masing-masing agregat ditimbang secara
proporsional sehingga diperoleh sampel seberat 100 g
kemudian dimasukkan ke dalam cawan.
Contoh perhitungan kebutuhan contoh:
Hasil ayakan kering [pekerjaan 6.2 (3)], diperoleh :

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

26
- agregat antara 19,00 dan 9,50 mm = 200 g
- agregat antara 9,50 dan 4,75 mm = 100 g
- agregat antara 4,75 dan 2 mm = 75 g
perbandingan ketiga agregat tersebut adalah = 8 : 4 : 3 = 15
maka 100 g contoh tersebut diperoleh dari:
8
- agregat antara 19,00 dan 9,50 mm = X 100 g = 53.33 g
15
4
- agregat antara 9,50 dan 4,75 mm = X 100 g = 26.67 g
15
3
- agregat antara 4,75 dan 2 mm = X 100 g = 20 g
15

2. Susun ayakan berturut-turut ayakan 2 mm ; 1 mm; 0,5 mm; dan


0,25 mm ; 0.125 mm kemudian letakkan pada nampan.
3. Masukkan contoh tanah (pekerjaan 1) pada susunan ayakan 2
mm tersebut, kemudian teteskan air sampai kapasitas lapang dan
diamkan semalam.
4. Pindahkan susunan ayakan pada alat pengayak basah, dimana
bejana yang disediakan telah diisi air lebih dahulu sampai
setinggi 25 cm dari dasar bejana. Air yang digunakan pada alat
ayakan basah harus mengandung ion Ca++ sekurang-kurangnya 2

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

27
–3
x 10 Molar, untuk mencegah dispersi yang terlalu cepat
daripada partikel-partikel koloid, jika tidak maka stabilitas yang
diamati dilapang akan kurang sesuai, sebab air tanah juga
mengandung elektrolit sekitar konsentrasi tersebut.
5. Pengayakan dilakukan 5 menit (35 ayunan/ menit dengan
amplitudo 3,75 cm).
6. Setelah selesai pengayakan pindahkan agregat-agregat dari
setiap ayakan ke cawan yang beratnya sudah diketahui.
Pemindahan agregat ini dibantu dengan corong. Untuk
memudahkan agregat-agregat lepas dari dasar ayakan harus
dibantu dengan semprotan air ledeng yang dialirkan dengan
slang (diameter kecil) supaya alirannya deras.
7. Buang kelebihan air dari cawan, keringkan diatas pemanas
terbuka pada 130 oC.
8. Setelah kering lalu diangkat dan dibiarkan sampai kering udara,
kemudian ditimbang.
Perhitungan
Rata-rata berat diameter (DMR) ayakan basah =

n Xi = diameter rata-rata
 (Xi/ Wi) Wi = % berat agregat
i=1

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

28
Perhitungan Stabilitas Agregat
Selisih antara rata-rata berat diameter agregat tanah pada
pengayakan kering dan pengayakan basah merupakan indeks instabilitas,
yang berarti makin besar selisihnya makin tidak stabil tanah tersebut.
1
Indeks stabilitas = x 100
indeks instabilitas
Indeks instabilitas = DMR ayakan kering – DMR ayakan basah

Klasifikasi indeks stabilitas agregat adalah sebagai berikut :

Kelas Indeks stabilitas


Sangat stabil sekali > 200
Sangat stabil 80 – 200
Stabil 66 – 80
Agak stabil 50 – 66
Kurang stabil 40 – 50
Tidak stabil < 40

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

29
VII. PENETAPAN ANGKA-ANGKA ATTENBERG

7.1 KONSISTENSI TANAH


Prinsip
Konsistensi tanah didifinisikan sebagai gaya kohesi dan adhesi
pada pelbagai kelembaban. Secara sederhana ialah gaya penetang atau
reaksi tanah bila mendapat perlakuan atau tekanan yang alan
menunjukkan gejala gelincir, kegemburan, keliatan dan kelekatan.
Pada kadar lengas yang tinggi tanah berperilaku mengalir,
keadaan semacam ini disebut kental (a). Bila kadar lengas berangsur-
angsur dikurangi, maka aliran tidak terjadi lagi, keadaannya lekat, liat,
luanak (b). Bila kadar lengan <(b) maka tanahsifat lekat dan liatnya
berubah menjadi gembur, retak-retak, lunak (c). Bila kadar lengas <(c)
keadaan menjadi kering, keras, sukar dibelah, kasar bila diraba.
Atterberg, Casagrande, Puchner dan Mohr telah menguji dan
menetapkan “tetapan konsistensi tanah” diantaranya adalah batas cair
(BC), batas gulung (BG), batas lekat (BL), barat berubah warna (BBW)
yang disebut dengan “tetapan/angka atterberg”. Nilai kisaran antara dua
batas tetapan tersebut menghasilkan:
- Indeks plastisitas (IP) = BC – BG
- Jangka olah (JO) = BL – BG
- Surplus (S) = BL – BC

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

30
- Persediaan air maksimum = persediaan air tertinggi (PAM
atau PAT) = BC – BBW
BC ialah kadar lengas yang menyebabkan tanah tepat dapat
menggelincir dibawah pengaruh strandar getaran auat ketukan tertentu,
disebut pula batas alir atau batas plasisitas tanah tertinggi.
BG ialah kadar lengas yang memungkinkan tanah dapat
digulung-gulung menjadi batang atau benang kecil berdiameter 0,5cm
serta yang mulai retak-retak dan pecah, disebut pula batas plastistitas
terendah. Tidak semua tanah mempunyai BG, pasir misalnya tidak dapat
digulung-gulung, akan tetapi keadaan sebaliknya terjadi pada tanah
lempung. Pasir ber IP karena tidak ber BG.
BL tanah yang tidak plastis, misalnya pasir, berkadar lengas
lebih kecil dari pada BC, keadaan sebaliknya terjadi pada tanah yang
plastis, misalnya lempung. Sebagai akibatnya tanah pasiran ber surplus
(S) positif dan tanah plastis ber surplus negatif, yang berarti sukar dilalui
air. Pasta tanah bila ditusuk dengan suatu alat, misalnya pisau, tidak
melekat pada pisau tersebut, maka dapat dikatakan bahwa tanah tersebut
telah mencapai BL nya. Nilai JO tanah pasiran lebih besar dari tanah
lempungan, artinya tanah lempungan lebih sukar untuk diolah.

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

31
7.2 BATAS CAIR TANAH (BC)
Alat-Alat
1. Casagrande 4. colet 6. botol semprot
2. cawan penguap 5. botol timbang 7. kertas grafik semilog
3. timbangan analitik

Bahan
Contoh tanah kering angin diameter < 5mm.

Cara kerja
1. siapkan alat casagrande: tinggi jatuh cawan diatur setinggi 1cm
dengan menggunakan sekrup pengatur
2. ambil tanah secukupnya ( ±100g) masukkan ke dalam cawan
penguap. Dengan menggunakan colet, tanah dicampur dengan air
sedikit demi sedikit dengan botol semprot hingga diperoleh pasta
tanah yang homogen
3. masukkan sebagian pasta tanah ke dalam cawan casagrande,
permukaannya diratakan dengan colet sampai setebal ± 1cm.
Dengan menggunakan colet, pasta tanah dibelah sepanjang sumbu
diameter cawan. Waktu membelah pasta, colet dipegang sedemikian
rupa sehingga pada setiap kedudukan colet selalu tegak lurus
terhadap permukaan cawan dan ujung colet selalu tertekan

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

32
dipermukaan cawan. Didasar alur pembelahan harus terlihat
permukaan cawan yang bersih dari tanah selebar ujung colet (2mm)
4. alat casagrande diputar dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga
cawan terketuk sebanyak 2 kali per detik. Banyaknya ketukan
untuk menutup kembali sebagian alur sepanjang ± 1cm dihitung.
5. Kemudian diulangi langkah ke 3 dan 4 sampai diperoleh jumlah
ketukan yang tetap. Catatan: alur harus menutup karena adanya
lairan pasta kental dan bukan karena luncuran belahan tanah di atas
cawan. Kalau terjadi luncuran berarti bahwa tanahnya terlalu basah
dan atau permukaan cawan licin karena berlemak atau ada selapis
debu kering. Kalau pada pengulangan langkah ke 3 dan 4 kalau
jumlah ketukan berselisih 2 – 3 berarti bahwa pembuatan pasta tanah
kurang homogen.
6. Setelah diperoleh jumlah ketukan yang tetap antara 10 – 40, ambil
sejumlah pasta tanah disekitar alur yang menutup ± 10g dan
tetapkan kadar lengasnya. Catatan: kalau diperoleh jumlah ketukan
< 10 berarti pastanya terlalu basah, maka dilakukan penambahan
tanah. Kalau > 40 ketukan, pastanya terlalu kering berarti harus
ditambah air.

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

33
7. Kerjakan lagi langkah ke 3 s/d 6, sehingga diperoleh 4 kali
pengamatan dengan jumlah ketukan yang berbeda yaitu 2
pengamatan < 25 ketukan dan 2 pengamatan >25 ketukan.
Catatan: untuk dapat memperoleh 4 data pengamatan tersebut ada
2 cara, yaitu:
a. pengamatan dimulai dari keadaan pasta yang lebih kering
(ketukan lebih banyak) menuju keadaan yang lebih basah
(ketukan lebih sedikit) dengan jalan menambahkan air pada
pasta tanah setelah selesai pengamatan
b. sebaliknya dapat dimulai dari keadaan basah menuju ke kering,
dengan jalan membiarkan pasta tanah agak mengering setiap
selesai pengamatan
Cara (a) sebaiknya dilaksanakan untuk tanah-tanah berat karena
tanah tersebut memerlukan banyak waktu untuk pengurangan
kelembaban. Untuk tanah-tanah ringan kedua cara tersebut dapat
digunakan.

Perhitungan:
1. menggunakan grafik:
setelah 4 dara pengamatan diperoleh maka dapat digambar pada
kertas grafik semilog dengan ketukan sebagai absis dan kadar
lengas sebagai ordinat. Untuk memudahkan penggambaran ini

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

34
(dengan tidak perlu menghitung dulu log jumlah ketukan) digunakan
kertas grafik semilog bersiklus satu. Kalau betul cara mengerjakan
pengamatan, grafik akan berbentuk linier. Maka BC = kadar lengas
pada 25 ketukan (dapat dibaca digrafik)

2. menggunakan rumus umum (cara titik tunggal)


dari masing-masing pasanga angka (jumlah ketukan dan kadar
lengas) dapat dihitung BC nya yaitu:
N
BC = KLN ( ) 0,121
25
atau
Log BC = log KlN + 0,121 (log N – log 25)
= log KlN + 0,121 log N – log 0,16915

KlN adalah kadar lengas pasta tanah yng bersangkutan denga N buah
ketukan. Jadi sebetulnya kalau kita menggunakan cara titik tunggal
ini pengamatan cukup hanya satu kali untuk memperoleh satu
pasang angka saja.

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

35
3. Menggunakan persamaan regresi
dari 4 pasang data yang diperoleh dapat dihitung dengan persamaan
regresi
Y = a + bX dengan cara sebagai berikut:

No Log jumlah ketukan Kadar lengas XY X2


(X) (Y)
2
1 X1 Y1 X1 Y1 X1
2
2 X2 Y2 X2 Y2 X2
2
3 X3 Y3 X3 Y3 X3
2
4 X4 Y4 X4 Y4 X4
∑(X) ∑ (Y) ∑ (XY) ∑ ( X2)

( X ) (Y )
X= Y =
N N

N=4
A = Y – bX
( XY )  {( X ) (Y )} / N
b 
( X 2 )  (X )2 / N

dari persamaan regresi tersebut dapat ditetapkan BC nya yaitu kadar


lengas pada ketukan ke 25 (log 25 = 1,39794).

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

36
7.3 BATAS GULUNG TANAH (BG)

Alat-Alat:
lempeng kaca seluas telapak tangan, botol timbang, oven,
timbangan analitik, botol semprot, eksikator

Bahan: Pasta tanah sisa BL atau BG

Cara kerja
1. ambil pasta tanah ± 15g dan buat menyerupai sosis, letakkan di atas
lempeng kaca dan dengan telapak digerakkan maju-mundur, sosis
tanah digulung-gulung sampai berbentuk tali atau benang. Pada
waktu menggulung jari-jari melakukan gerakan merenggang.
Catatan: kalau jumlah pasta tanah yang digunakan terlalu sedikit
atau penggulungan hanya dilakukan dengan jari-jari, hasil yang
diperoleh dapat berbeda jika dibandingkan dengan pasta tanahnya
lebih banyak.
2. Amati benang yang terbentuk, apakah:
a. tidak menunjukkan keretakan sewaktu mencapai ketebalan 3mm
atau kurang
b. sudah retak selagi masih lebih tebal 3mm.
Kejadian (a) pasta tanah lebih basah dari BG dan pada (b) lebih
kering dari BG

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

37
3. ulangi langkah no.1 dengan lebih dahulu menambah atau
mengurangi kelembaban pasta tanah (tergantung hasil langkah no.2
sampai dicapai keadaan benang akan mulai retak-retak/putus-putus
pada waktu mencapai tebal 3mm.
4. Ambil benang yang retak-retak tersebut dan tetapkan kadar
lengasnya
5. Kerjakan 2 kali lagi langkah no 1 s/d 4 sebagai duplo dan triplo.

Perhitungan
BG = rata-rata kadar lengas yang diperoleh pada langkah no.4

7.4 BATAS LEKAT TANAH (BL)


Alat-Alat
Colet, botol timbang, botol semprot, Timbangan analitik,
oven, eksikator

Bahan: Pasta tanah sisa acara batas cair tanah

Cara kerja
1. ambil sisa tanah acara BC, gumpalkan dengan tangan dan tusukkan
colet sedalam 2,5cm dengan kecepatan 1cm/detik
2. periksa permukaan colet:

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

38
a. bersih, tidak ada tanah yang melekat berarti pasta tanah lebih
kering dari BL
b. tanah atau suspensi tanah melekat, berarti pasta tanah lebih
basah dari BL.
3. tergantung dari hasil pengamatan langkah no.2, pasta tanah dibasahi
atau dikurangi kelembabannya. Langkah no.1, diulang sampai
dicapai pasta tanah/suspensi tanah melekat menyerupai dempul
sepanjang ± 1/3 kedalaman penusukkan yaitu ± 0,8cm
4. ambil tanah sekitar tempat penusukkan sebanyak ± 10g dan tetapkan
kadar lengasnya
5. kerjakanlangkah no.1 s/d 4 sebagai ulangan (duplo). Hasilduplo
dengan yang pertama tidak boleh berbeda >1%. Kalau lebih harus
diulang lagi sampai diperoleh 2 pengamatan yang perbedaanyya
<1%
Perhitungan
BL = rata-rata kadar lengas yang diperoleh pada langkah no.4

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

39
7.5 BATAS BERUBAH WARNA (BBW)

Alat-alat
Papan kayu permukaan rata, Colet, botol timbang,
timbangan analitik, oven, eksikator

Bahan: sisa pastatanag acaa BC atau BL

Cara kerja
1. pasta tanah diratakan tipis ± 3mm dengan colet dan dibuat selicin-
licinnya di atas permukaan papan kayu. Bentuknya dibuat jorong
dan berangsur menipis dari bagian tengah ke bagian tepi
2. letakkan pada tempat yang teduh dan jauhkan dari sumber panas.
Lengas dalam pasta secara perlahan-lahan akan menguap, dan
penguapan pada bagian yang tipis (tepi) lebih cepat. Pada waktu
menguap, pori-pori yang ditinggalkan lengas akan terisi oleh udara
sehingga warna tanah akan menjadi lebih muda. Proses ini akan
berjalan mulai dari tepi menuju ke bagian tengah.
3. Setelah bagian tanah yang berwarna muda ini mencapai ± 0,5cm,
bagian tanah yang berwarna muda diambil dengan colet bersam-
sama denga bagian tanah disampingnya yang masih berwarna gelap
juga selebar 0,5cm. Kemudian masukkan ke dalam botol timbang
dan tetapkan kadar lengasnya.

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

40
Catatan: tanah yang akan ditetapkan kadar lengasnya berjumlah ± 1/2
botol timbang dan diambil kira-kira sama banyaknya dari 2 tempat
disekeliling bentukan jorong, untuk mendapatkan hasil rata-rata yang
lebih baik. Untuk pedoman warna muda disalah satu sudut papan kayu
diletakkan selapis tipis contoh tanah kering angin yang dapat digunakan
sebagai pembanding.

Perhitungan
BBW = rata-rata kadar lengas yang diperoleh pada langkah no.3
Perhitungan
a. jangka olah tanah (JO) = BL – BG
b. indeks plastisitas (IP) = BC – BG
c. persediaan air maksimu (PAM) = BC - BBW
Nilai harkat

BC IP JO Harkat
<20 0–5 1–3 Sangat rendah
20 – 30 6 – 10 4–8 Rendah
31 – 45 11 – 17 9 – 15 Sedang
46 – 70 18 – 30 16 – 25 Tinggi
70 – 100 31 – 43 26 – 40 Sangat tinggi
>43 >40 Luar biasa tinggi

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

41
Pustaka
Bagian Konservasi Tanah dan Air. 1974. Penuntun Analisis Fisika
Tanah. LPT Bogor.
Baver, L.D. 1956. Soil Physics. John Willey & Sons. New York

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

42
VIII. KEPADATAN TANAH
(DENGAN HAND PENETROMETER)

1. Tujuan
Untuk mengetahui/ mengukur kepadatan tanah.

2. Prinsip
Menggunakan penetrometer harus memperhatikan type alat,
karena berhubungan kemampuan bekerja alat dilapangan.

3. Spesifikasi
a. Hand penetrometer.
b. Data ditampilkan dengan skala angka

4. Pengoperasian
4.1 Prinsip Kerja
Alat ini perlu digunakan berulang-ulang untuk mendapatkan data
yang stabil.

4.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah hamparan tanah, baik sawah,
perkebunan, tegalan.

4.3 Reagen
Reagen yang digunakan untuk alat ini tidak ada, hanya perlu
membawa air untuk membersihkan alat langsung sehabis pakai.

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

43
4.4 Yang perlu diperhatikan
a. Pengaturan cincin skala
b. Tekanan/ penetrasi harus stabil

4.5 Pengukuran
a. Apabila posisi sampel sudah tepat , tekan alat dengan hati – hati.
b. Catat data yang dibatasi oleh cincin skala.
c. Ulangi beberapa kali untuk mendapatkan data yang stabil.

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

44
IX. PENGUKURAN INFILTRASI

Infiltrasi merupakan peristiwa atau proses masuknya air ke


dalam tanah, pada umumnya melalui permukaan tanah dan secara
vertikal. Aliran permukaan hanya dapat diatur dengan
memperbesar kemampuan tanah menyimpan air, utamanya dapat
ditempuh melalui perbaikan atau peningkatan kapasitas infiltrasi.
Kapasitas infiltrasi merupakan laju maksimum air yang dapat
masuk ke dalam tanah pada suatu saat.
Laju infiltrasi dapat diukur di lapangan dengan mengukur
curah hujan, aliran permukaan, dan menduga faktor-faktor lain
dari siklus air, atau menghitung laju infiltrasi dengan analisis
hidrograf. Mengingat cara tersebut memerlukan biaya yang relatif
mahal, maka penetapan infiltrasi sering dilakukan pada luasan
yang sangat kecil dengan menggunakan suatu alat yang disebut
infiltrometer.
Infiltrometer merupakan suatu tabung baja silindris
pendek, berdiameter besar (atau suatu batas kedap air lainnya)
yang mengitari suatu daerah dalam tanah (Seyhan, 1990). Ring
infiltrometer utamanya digunakan untuk menetapkan infiltrasi

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

45
kumulatif, laju infiltrasi, sorptivitas dan kapasitas infiltrasi. Ada
dua bentuk ring infiltrometer, yaitu single ring infiltrometer dan
double atau concentric-ring infiltrometer. Single ring
infiltrometer umunya berukuran diameter 10-50 cm dan panjang
atau tinggi 10-20 cm. Ukuran double ring infiltrometer adalah ring
pengukur/ring dalam umumnya berdiameter 10-20 cm, sedangkan
ring bagian luar (ring penyangga/buffer ring) berdiameter 50 cm
(Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, 2006).

Peralatan :
1. Double Ring Infiltrometer
2. Balok kayu dan palu untuk membenamkan ring ke dalam tanah.
3. Stop watch (alat pengukur waktu lainnya).
4. Timba, ember atau drum, gayung, gelas ukur, penggaris atau
meteran.

Prosedur :
a. Benamkan ring secara vertikal ke dalam tanah sedalam 3-10 cm
menggunakan balok kayu dan palu. Pastikan bahwa kedalaman
ring cukup untuk membuat ring kuat berdiri.

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

46

Gambar : Double Ring Infiltrometer

Namun demikian perhitungkan pula tebal ring yang akan


digenangi, misalnya bila kedalaman pembenaman ring 5 cm dan
kedalaman penggenangan juga 5 cm, maka panjang ring yang
digunakan minimal 11 cm. Gangguan terhadap tanah akibat proses
pembenaman ring harus seminimal mungkin. Hindari pengikisan
atau perataan tanah. Bila double ring infiltrometer yang
digunakan, maka ring pengukur dibenamkan terlebih dahulu.

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

47
b. Hindari kebocoran di sekitar dinding ring dengan cara
memadatkan bagian tanah yang bersentuhan dengan dinding
ring. Bila terbentuk celah yang besar, maka perlu dilakukan
perekatan dengan menggunakan serbuk bentonit atau liat halus.
c. Pasang plastik pada ring dalam (ring pengukur) sebelum
digenangi air. Pastikan tidak terjadi kebocoran sebelum
pengukuran dilakukan.
d. Genangi ring dalam (ring pengukur) dengan tingkat kedalaman
yang konstan, dan ukur kecepatan masuknya air ke dalam
tanah. Bila double ring infiltrometer yang digunakan, maka
samakan ketinggian genangan pada ring penyangga dengan
ring pengukur. Tinggi genangan biasanya berkisar antara 5-20
cm.
Untuk mengetahui kapan air harus ditambahkan, diperlukan
penunjuk/pointer (yang paling sederhana adalah penggaris atau
batang kayu/logam yang ditera) atau bisa digunakan semacam kait
pengukur (hook gauge). Ketika permukaan air dalam ring
pengukur turun dan sampai pada titik penunjuk (pointer) atau hook
gauge level, maka lakukan penambahan air sampai permukaan air
dalam ring kembali ke titik awal/preset mark. Rata-rata laju

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

48
infiltrasi ditetapkan/ dihitung dari volume penambahan air dan
interval waktu penambahan. Kedalaman penggenangan (H)
merupakan ketinggian air yang terletak pada pertengahan antara
preset mark dan pointer (hookgauge).
e. Quasy-steady state flow (aliran air yang konstan) diasumsikan
terjadi ketika kecepatan penurunan air di dalam ring menjadi
konstan. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai quasy-steady
state flow (waktu kesetimbangan) umumnya meningkat dengan
semakin halusnya tekstur tanah, menurunnya struktur tanah,
meningkatnya kedalaman penggenangan (H) dan kedalaman
pembenaman ring (d), dan semakin besarnya radius ring.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 2000. Pengawetan Tanah dan Air. Departemen Ilmu-


Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Bower, H. 1986. Intake rate: Cylinder Infiltrometer. p. 825-844 In
Methods of Soil Analysis Part I. Physical and
Mineralogical Methods. Second Edition (Ed. A. Klute).

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

49
Clothier, B. 2001. Infiltration. p. 237-277. In Soil and
Environmental Analyses: Physical methods. In Smith et
al. (Eds.). Marcel Dekker, Inc. United States of America.
Clothier, B., and D. Scotter. 2002. Unsaturated water transmission
parameters obtained from infiltration. p. 879-898. In
Method of Soil Analysis Part 4-Physical Method. In Dane
and Topp (Eds.). Soil Sccience Society of America, Inc.
Madison, Wisconsin, USA.
Reynold, W. D., D. E. Elrick. 1990. Ponded infiltration from
single ring. I. Analysis of steadyflone. Soil. Sci. Soc. Am.
J. 54: 1.233-1.241.
Reynold, W. D., D. E. Elrick, dan E. G. Young. 2002. Ring or
cylinder infiltrometer (Vadose Zone). p. 804-808. In
Method of Soil Analysis Part 4-Physical Method. (Eds.
Dane and Topp). Soil Sccience Society of America, Inc.
Madison, Wisconsin, USA.
Sharma, M. L., G. A. Gander, dan C. G. Hunt. 1980. Spatial
variabilty of infiltration in watershed. Journal of
Hydrology. 45: 101-122. Elsevier Scientific Publishing
Company. Amsterdam.
Tricker, A. S. 1978. The infiltration cylinder: Some comments on
its use. Journal of Hydrology. 36: 383-391. Esevier
Scicientific Publishing Company, Amsterdam.
Young, E. G. 1987. Estimating hydraulic conductivity values from
ring infiltrometer easurement. J. Sci. 38: 623-632

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

50
X. SUHU TANAH
(Portabel Soil Thermal)

Tujuan
Untuk mengetahui/ mengukur suhu tanah.
Prosedur
a. Apabila lokasi sudah tepat, masukan perlahan alat ke dalam
tanah pada kedalaman 10-15 cm.
b. Pastikan jarum penunjuk bergerak untuk memastikan alat
berfungsi.
c. Catat suhu yang tertera pada alat sesuai durasi waktu yang
ditentukan.
d. Buat grafik kenaikan atau penurunan suhu sesuai durasi waktu.

Pengecekan dan Pemeliharaan Alat


Setelah dari lapang alat di periksa :
a. Kelengkapan alat
b. Kebersihan alat
c. Simpan penetrometer kembali pada tempatnya.

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

51
XI. PENETAPAN PORI TOTAL TANAH
(Porositas Tanah)

Tujuan
1. Mengetahui dan memahami cara menetapkan berat jenis
volume dengan metode ring sampel.
2. Mengetahui dan memahami cara menetapkan berat jenis
partikel dengan metode picnometer.
3. Mengetahui dan memahami cara menetapkan pori total tanah.
4. Memahami hubungan pori total tanah dengan sifat fisika
tanah.

A. Berat Jenis Volume/Bulk Density (BJV)


Berat jenis volume tanah merupakan perbandingan antara massa
total tanah dalam keadaan kering dengan volume total tanah
termasuk volume pori tanah. Nilai BV tanah-tanah pertanian
bervariasi antara (1,1 – 1,6)g/cm3. Nilai BJV dipengaruhi oleh
struktur tanah (ruang pori), tekstur (ukuran partikel) dan
kandungan bahan organik tanah.

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

52
Alat-alat
1. Ring sampel
2. Timbangan analitis
3. Oven
4. Eksikator
Bahan
Contoh tanah utuh dalam ring sampel

Metode
1. Timbang berat ring sampel yang berisi tanah, misal (b) g
2. Masukkan ring tersebut ke dalam oven dengan suhu 105°C
selama 24 jam dan timbang, misal (c) g
3. Bersihkan tanah dalam ring, kemudian timbang ring kosong,
misal (a) g
4. Ukur volume ring sampel dan ini merupakan volume tanah =
(d) cm3

Perhitungan
BJV (g/cm3) = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ = (𝑐−𝑎)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ d

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

53
B. Berat Jenis Partikel/Particle Density (BJP)
Berat jenis partikel (particle density) adalah perbandingan antara
massa padatan tanah dengan volume padatan. Berat jenis partikel
tanah mineral umumnya berkisar antara (2,6 – 2,7) g/cm3,
sedangkan BJP tanah organik berkisar antara (1,3 – 1,5)g/cm3.

Alat-alat
1. Piknometer kering dan bersih
2. Timbangan analitis
3. Hotplate

Bahan
1. Tanah kering angina halus
2. Aquadest

Metode
1. Siapkan dan timbang picnometer yang bersih dan kering (a
gram).
2. Isikan ± 10 g tanah kering udara, bersihkan bagian luar dan
leher picnometer, kemudian tutup dan timbang (b gram).

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

54
3. Isikan aquades ± setengahnya sambil membilas tanah yang
menempel pada leher picnometer.
4. Untuk mengusir udara yang terjerap di dalam tanah, labu
dididihkan perlahan-lahan selama beberapa menit sambil
sekali-kali digoyang dengan hati-hati untuk mencegah
hilangnya tanah.
5. Dinginkan picnometer beserta isinya sampai mencapai suhu
rauangan, kemudian tambahkan aquadest sampai batas
volume, tutup dan bersihkan bagian luar picnometer dengan
lap kering/tissue, kemudian timbang (c gram)
6. Keluarkan isi picnometer, cuci kemudian isi dengan aquadest
dingin yang telah dididihkan (temperatur harus sama) sampai
batas volume, tutup dan bersihkan bagian luar picnometer
dengan lap kering/tissue, kemudian timbang (d gram).

Perhitungan

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019


Petunjuk Praktikum Fisika Tanah

55
Keterangan:
ρp = Kerapatan partikel = berat jenis partikel
ρa = Kerapatan air = berat jenis air
a = berat picnometer kosong
b = berat picnometer dan sampel kering angina
c = berat picnometer, sampel dan aquades
d = berat picnometer dan aquades pada suhu kamar (30°C)
e = berat picnometer dan sampel (105°C) = b – {% ka.
massa x (b – a)}

C. Ruang Pori Total Tanah (Porositas Total Tanah)


Ruang pori tatal tanah merupakan perbandingan antara volume
pori dengan volume total tanah, yang dinyatakan dalam %.

Daftar Pustaka
Baver, L.D. 1956. Soil Physics. New York:John Willey &
Sons.

Lab. Fis&Kons.Tanah Jurusan Tanah Faperta UNEJ tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai