Anda di halaman 1dari 11

“PENGAMBILAN CONTOH TANAH”

Disusun Oleh :

Gina Nurul H. H (1147060031)

AGROTEKNOLOGI 2-A

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2015

1. Pendahuluan

Sifat fisisk dan kimia tanah pada suatu tempat itu berbeda-beda. Perbedaan tersebut
di sebabkan oleh faktor-faktor pembentuk tanah seperti iklim, bahan induk,
organisme, topografi (relief) dan waktu. Oleh karena itu, apabila akan mempelajari
keadaan tanah disuatu tempat harus dilakukan pengambilan contoh tanah untuk
dianalisis yang betul-betul dapat mewakili tempat tersebut. Berdasarkan kebutuhan
untuk analisis sifat fisik dan kimia tanah dilaboratorium pada dasarnya ada dua
macam yaitu pengambilan contoh tanah terganggu/komposisi/biasa (disturbed soil
sample) dan pengambilan contoh tanah utuh (undisturbed soil sample).

Contoh tanah terganggu/komposit/biasa adalah contoh tanah yang strukturnya telah


berubah/hancur dan contoh tanah ini diambil dari beberapa titik contoh tanah
individu kemudian di campurkan sampai merata dan diambil kurang lebih 1 kg.
Contoh tanah ini digunakan untuk keperluan analisis kimia tanah, kadar air % berat,
tekstur dan konsistensi. Contoh tanah utuh adalah contoh tanah yang strukturnya
belum berubah sesuai dengan bentuk salinya. Contoh tanah ini digunakan untuk
keperluan berbagai analisis sifat fisik tanah seperti : bobot isis tanah (bulk density),
total porositas tanah, permeabilitas, penentuan nilai Pf, penentuan distribusi pori
tanah, kadar air % volume.

Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan yang
berinteraksi dengan cairan, dan udara. Komponen pembentuk tanah yang berupa
padatan, cair, dan udara jarang berada dalam kondisi kesetimbangan, selalu
berubah mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang
dipengaruhi oleh suhu udara, angin, dan sinar matahari. Untuk bidang pertanian,
tanah merupakan media tumbuh tanaman. Media yang baik bagi pertumbuhan
tanaman harus mampu menyediakan kebutuhan tanaman seperti air, udara, unsur
hara, dan terbebas dari bahan-bahan beracun dengan konsentrasi yang berlebihan.
Dengan demikian sifat-sifat fisik tanah sangat penting untuk dipelajari agar dapat
memberikan media tumbuh yang ideal bagi tanaman.

Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan sifat-sifat


fisik tanah di laboratorium. Pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat-sifat
fisik tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu titik
pengamatan, misalnya pada lokasi kebun percobaan atau penetapan sifat fisik tanah
yang menggambarkan suatu hamparan berdasarkan poligon atau jenis tanah
tertentu dalam suatu peta tanah.

1. Tujuan

Supaya mengerti dan terampil dalam mengambil contoh tanah dari lapangan untuk
dianalisis di laboratorium.

1. Dasar Teori

Pengambilan contoh tanah dimaksudkan untuk memperoleh data karakteristik tanah


yang tidak dapat diperoleh langsung dari pengamatan lapangan. Lokasi
pengambilan contoh tanah harus dipilih sedemikian rupa sehingga dapat mewakili
areal yang diambil contoh tanahnya.

Berdasarkan cara pemilihan lokasi pengambilan contoh tanah, dihasilkan beberapa


macam contoh tanah, antara lain:

1. Contoh terduga (Judgement Sample)

Satu atau lebih contoh tanah yang diambil dipilih berdasarkan satuan pemetaan
yang ditemui pada areal survei. Lokasi pengambilan contoh tanah ditentukan secara
subyektif sehingga agak bias. Tingkat kepercayaan data yang diperoleh bisa tinggi
bisa rendah tergantung dari tingkat pengalaman (keahlian) si pengambil contoh.

1. Contoh acak (Random Sample)


Contoh tanah diambil sedemikian rupa sehingga setiap tanah di dalam daerah survei
mempunyai kesempatan yang sama. Pemilihan lokasi dilakukan dengan
menggunakan tabel bilangan random. Satu pasangan angka random yang
diperlukan untuk pemilihan lokasi contoh berdasarkan atas sistem koordinat.

1. Contoh acak bertingkat (Stratified Random Sample)

Pengelompokkan populasi dari yang heterogen ke strata homogen adalah suatu


cara yang paling efektif untuk dapat meningkatkan akurasi pengambilan contoh. Hal
ini berarti dapat meningkatkan akurasi atau mengurangi jumlah contoh tanah yang
diperlukan apabila kita dapat mengelompokkan areal survei ke dalam areal yang
seragam. Pemilihan lokasi pada masing-masing satuan pemetaan ditentukan
dengan bilangan random.

1. Contoh sistematik (Systematic Sample)

Lokasi pengambilan contoh tanah dengan cara ini ditentukan dengan sistim Grid
yaitu berjarak sama pada kedua arah (Gambar 1.1d). Cara ini merupakan cara yang
paling mudah dan praktis terutama bagi tenaga yang kurang terampil.

Penetapan sifat fisik dan kimia tanah di laboratorium memerlukan tiga macam
contoh tanah yaitu :

1. Contoh Tanah Utuh (Undisturbed Soil Sample) untuk penetapan bobot isi (bulk
density), susunan pori tanah, pF, dan permeabilitas tanah.
2. Contoh Tanah Agregat Utuh (Undisturbed Soil Agregat) untuk penetapan stabilitas
agregat.
3. Contoh Tanah Biasa (Disturbed Soil Sample), untuk penetapan kandungan air,
tekstur angka Atterberg, dan sifat-sifat kimia.

Beberapa hal prinsip yang harus diperhatikan dalam pengambilan

contoh tanah untuk penetapan sifat fisik tanah adalah sebagai berikut:

1. Penetapan di laboratorium dibandingkan metode lapangan

Penetapan di laboratorium sangat banyak keuntungannya dibandingkan dengan


pengukuran di lapangan. Di laboratorium, semua fasilitas pendukung seperti, listrik,
gas, dan air tersedia, serta suhu mudah dikontrol. Perlengkapan baku, seperti
timbangan, dan oven lebih siap daripada di lapangan. Perlengkapan yang mahal dan
canggih sering tidak digunakan di lapangan, karena pertimbangan cuaca, pencurian
dan vandalisme, serta kerusakan alat akibat goncangan ketika diangkut. Selain itu,
penetapan di laboratorium dapat menghemat waktu bekerja, contoh tanah
dikumpulkan dari banyak lokasi yang berbeda, dan ditetapkan secara berurutan.
Dibalik keunggulan tersebut, tidak semua sifat tanah dapat ditetapkan di
laboratorium. Di dalam suatu penelitian neraca air, misalnya, kadar air dan potensi
air tanah lebih baik dilakukan di lapangan karena intensitas pengamatan yang tinggi.

2. Kesalahan, keragaman, dan ketepatan

Para peneliti dihadapkan dengan data yang diperoleh dari hasil penelitiannya,
apakah terjadi penyimpangan atau seberapa besar ketepatan analisisnya, dan
bagaimana keragaman datanya. Untuk mengetahui hal tersebut perlu dikaji
bagaimana data diperoleh dan seberapa besar tingkat keyakinan terhadap nilai data
yang diperoleh. Aspek tingkat kepercayaan tidak terlepas dari prinsip dan metode
statistik. Tujuan dari penyajian bab ini adalah untuk menerangkan prinsip dasar
statistik yang ada relevansinya dengan kesalahan dalam pengamatan, dan jumlah
pengamatan dari suatu pengukuran. Pengukuran adalah kuantifikasi dari sesuatu
yang dinilai, yang langsung dapat menjawab pertanyaan khusus dalam suatu
percobaan. Implikasinya adalah kuantifikasi pada urutan-urutan kegiatan akan
menghasilkan resultan hasil pengukuran.

3. Keragaman tanah di lapangan

Sifat-sifat tanah bervariasi menurut tempat dan waktu, yang dapat disebabkan oleh
hasil akhir dari proses yang terjadi secara internal atau alami dan pengaruh dari luar,
misalnya intervensi manusia. Proses yang sifatnya internal berkaitan dengan faktor-
faktor geologi, hidrologi, dan biologi yang dapat mempengaruhi pembentukan tanah.
Variabilitas sifat-sifat fisik tanah akibat dari proses alami dapat diregionalisasi
dengan asumsi bahwa tempat yang berdekatan cenderung mirip atau mempunyai
nilai yang tidak berbeda jauh, yang kemudian didelineasi menjadi satu poligon.
Namun demikian, tingkat kemiripan tersebut sangat tergantung pada skala
pengamatan, misalnya negara, km, atau hanya beberapa mm saja. Pengaruh luar
terhadap sifat-sifat fisik tanah seperti pengolahan tanah dan jenis penggunaan lahan
dapat diuraikan menurut ruang dan waktu. Pengolahan tanah, drainase, penutupan
tajuk tanaman, dan bahan pembenah tanah dapat secara nyata mempengaruhi
variasi hasil pengukuran baik menurut ruang maupun waktu. Sebagai contoh,
pengolahan tanah adalah mencampur tanah, yang berarti cenderung mengurangi
variasi berat isi tanah menurut ruang, namun, pengaruhnya berubah menurut waktu
akibat proses pemadatan.

4. Contoh tanah pewakil

Salah satu hal yang penting dan perlu mendapatkan perhatian dalam pengambilan
contoh tanah adalah ukuran dan jumlah contoh agar diperoleh tingkat keterwakilan
yang memadai berdasarkan heterogenitas tanah. Salah satu sifat fisik tanah yang
heterogenitasnya tinggi adalah porositas tanah. Porositas tanah dapat berbeda
dalam jarak, hanya beberapa sentimeter bahkan milimeter. Jika nilai porositas tanah
ditetapkan berdasarkan volume contoh tanah yang kecil atau tidak memadai, maka
sangat besar kemungkinannya nilai porositas yang ditetapkan terlalu kecil atau
terlalu besar dari yang sebenarnya. Hal tersebut akan menyebabkan kesalahan
dalam menginterpretasi berbagai aspek tanah yang berkaitan dengan pori tanah
seperti perkolasi, pencucian, aliran permukaan, dan lain-lain. Volume dan jumlah
contoh tanah yang terlalu besarpun tidak diinginkan karena akan menyulitkan dalam
menanganinya yang akan mempengaruhi kualitas data. Volume dan jumlah contoh
tanah yang sedikit adalah yang baik, namun hasil analisisnya mendekati kondisi sifat
tanah sebenarnya, yang ditunjukkan oleh perbedaan yang kecil antara hasil
pengukuran satu dan lainnya (Peck, 1980). Jumlah contoh tanah yang perlu diambil
sebagai pewakil tergantung pada sifat-sifat fisik tanah yang akan ditetapkan, berikut
luasannya secara spasial dan metode penetapan serta tingkat ketelitiannya.

1. Alat dan Bahan

No Nama Alat dan Bahan Jumlah

1 Ring sample 2 buah

2 Cangkul 1 buah
3 Sekop 1 buah

4 Palu 1 buah

5 Papan 1 buah

6 Pisau belati 1 buah

7 Cutter 1 buah

8 Kantong pelastik 2 buah

9 Kertas label 2 buah

10 Karet pengikat 2 buah

11 Tanah Secukupnya
1. Cara Kerja & Hasil Pengamatan

Pengamatan

Prosedur

Perlakuan Hasil Pengamatan

· Pengambilan Contoh tanah – Permukaan tanah di – Terdapat beberapa

terganggu (Distrubed Soil Sample) bersihkan dari tanaman ex: putri malu,

rerumputan rumput gajah


Sample Tanah
– Cangkul tanah dengan – Tanah hasil galian di

cara diagonal 5 titik diambil 20 cm


– Bersihkan dari re rumputan &
kebawah berwarna
sampah
– Diambil 5 lokasi tanah
coklat
kedalaman 20 cm
– Cangkul sampai ke dalaman 20 cm kemerahmerahan

– Masukkan ke dalam
– Maukkan ke plastik 1 Kg
plastik & Beri label

– Beri label
– Dikompositkan

Tanah Terganggu

· Pengambilan Contoh Tanah Utuh (


– Permukaan tanah
Undistrubed Soil Sample)
dibersihkan dari – Permukann tanah
2 Buah Ring rerumputan bersih, sehingga di

dapat tanah murni


– Ring sample 1 & tutupnya – Letakkan ring sample

ditimbang di permukaan tanah yang – Permukaan di

rata ratakan agar ring tidak


– Ring sample II sebagai alat bantu
bengko atau miring
– Ring sample di tekan
Tanah diambil dari tiap bagian
hingga masuk ¾ ring – Tanah masuk

kedalam tanah kedalam ring


lahan

– Tambahkan ring – Ring sample I dan II


– Permukaan tanah di bersihkan
sample II, tekan (pukul) terus masuk ke dalam

hingga ring tertutup ¾ aatanah hingga sejajar


Ring sample 1 tanpa Penutup
bagian ring dengan permukaan

– Letakkan di permuka an tanah, (keseluruhan)


– Tanah di gali dengan
bagian runcingnya di bawah
– Ring di gali dan di jarak 5 cm dari ring

– Buat lingkaran dgn pusat ring potong bawah ring sample tersebut

sample 2 kali lebih besar sample I nya dengan


– Dihasilkan padatan
pisau belati
tanah di dalam ring
Lingkaran di gali sehingga terbentuk – Bersihkan bagian luar sample I
lubang 30 cm

– Pisahkan ring sample I – Bersihkan lalu tutup


– Ring sample di letakkan sampai ¾ dan ring sample 2 dengan alumunium foil
bagian masuk ke dalam dengan cutter, tidak

boleh retak dsb.


Letakkan ring sample II di atas ring sample

I – Tutup hasil ring sample

I dengan alumunium foil


– Tekan sampai ke dalam tanah lalau beri label

Ring sample digali dan dipotong

– Ring sample di bersihkan *Identifikasi propil tanah

– Tanah yang keluar dari bagian -Bersihkan permukaan – tidak terdapat horison

bawah ring I di potong tanah tanah yang berbeda

secara signifikan,
Beri Label – Gali dengan bor
terdapat fauna tanah
sedalam 30 cm
berupa semut, flora

tanah berupa putri


– Angkat
malu, rumput gajah

– Amati

1. Pembahasan

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat
tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan
menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan
penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-
unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara
biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam
penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi
tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah
untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-
obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.

1. Tanah terganggu/komposit/biasa adalah contoh tanah yang strukturnya telah


berubah/hancur dan contoh tanah ini diambil dari beberapa titik contoh tanah
individu kemudian di campurkan sampai merata dan diambil kurang lebih 1 kg.
Contoh tanah ini digunakan untuk keperluan analisis kimia tanah, kadar air % berat,
tekstur dan konsistensi.
2. Tanah utuh adalah contoh tanah yang strukturnya belum berubah sesuai dengan
bentuk salinya. Contoh tanah ini digunakan untuk keperluan berbagai analisis sifat
fisik tanah seperti : bobot isis tanah (bulk density), total porositas tanah,
permeabilitas, penentuan nilai Pf, penentuan distribusi pori tanah, kadar air %
volume.

Pengambilan tanah terganggu, pertama permukaan tanah di bersihkan dan terdapat


beberapa jenis rerumputan di atas tanah seperti putri malu, rumput gajah dll. Juga
terdapat semut. Pengambilan tanah pertama-tama menggunakan bor sedalam 20
cm dan pengambilannya di 5 titik (lokasi) yang berdekatan, warna tanah yang di
hasilkan berwarna merah kecoklatan. Setelah di ambil dari 5 titik tadi kemudian
semua tanah di satukan dalam wadah lalu beri label.

Sehabis mengambil tanah kita melakukan pengeoran sedalam 30 cm untuk


menentukan horison, namun setelah di bor tidak nampak adanya lapisan horison.
Dan tanah yang tidak terlihat horisonnya tidak bisa di pakai untuk menentukan PH.

Yang kedua adalah pengambilan tanah utuh (tidak terganggu) menggunakan ring
sample I dan ring sample II. Ring sample I di letakkan diatas permukaan tanah yang
datar (rata) kemudian di kepak dengan palu sampai masuk ¾ bagian ke dalam
tanah. Setelah itu, ring sample II di letakkan diatas ring sample I dan di tekan lagi
sampai sejajar dengan permukaan tanah. Setelah sejajar ring di angkat kemudian di
bersihkan dari tanah yang menempel. Ring I dan ring II di pisahkan menggunakan
cutter, dan ring I diratakan kemudian di bungkus dengan menggunakan alumunium
foil.

Keterangan tempat pengambilan contoh tanah terganggu dan tidak terganggu di


lapang polda. Waktu 08.15-09.45 dengan keadaan cuaca cerah pada Selasa 21
April 2015.
1. Kesimpulan

 Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji


tanah.
 Ada beberapa cara pengambilan contoh tanah, yaitu : contoh tanah utuh; contoh
tanah tidak utuh/terganggu
 Tidak terdapat horison pada kedalam 30 cm
 Terdapat fauna tanah berupa semut, flora tanah berupa putri malu, rumput gajah dll.

1. Daftar Pustaka

Hardjowigeno,Sarwono. 2010 .Ilmu Tanah. Edisi Baru. Akademika


Pressindo. Jakarta.

Mulyani, Mul . 2002 . Pengantar Ilmu Tanah (Terbentuknya Tanah dan Tanah
Pertanian) . Rineka Cipta . Jakarta .

Wirjodihardjo,M.W. 1964.Ilmu Tanah. Jilid II. Pradya Pratama. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai