Anda di halaman 1dari 81

ACARA I

KADAR LENGAS TANAH


ABSTRAK
Percobaan kadar lengas tanah Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah acara 1 dilakukan pada hari Minggu,24
Februari 2019 Di Laboratorium Pengelolaan Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah
Mada,Yogyakarta . Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar lengas tanah untuk faktor koreksi
serta mengukur kadar lengas tanah asli (tanah segar). Metode percobaan pada praktikum kali ini yaitu
metode gravimetri dengan dua kali pengulangan. Tanah yang digunakan pada percobaan ini yaitu tanah
kering angin alfisol,entisol,vertisol,ultisol dan mollisol dengan ukuran diameter 2 mm, 0,5mm dan tanah
bongkah . Alat yang digunakan pada acara ini antaralain oven,botol timbang,dan timbangan analisis. Hasil
pengukuran pada percobaan kadar lengas pada tanah vertisol diameter 0.5 mm 13,25%,diameter 2 mm
12,81%, tanah bongkah 11,86% dan tanah asli 45,69%. Kadar lengas pada tanah mollisol kering angin
diameter 0,5 mm 13,2%, diameter 2 mm 12,454%, bongkah 11,86%, dan tanah asli 49,09%. Kadar lengas
pada alfisol diameter 0,5mm adalah 13,78%,diameter 2 mm 12,54%, bongkah 11,83% dan tanah asli
16,43%. Kadar lengas pada tanah ultisol diameter 0,5 mm 14,8%, diameter 2 mm 14,61% tanah bongkah
9,7% dan tanah asli 49,09%. Kadar lengas pada tanah entisol diameter 0,5 mm 5,61 %, diameter 2mm
4,65%, tanah bongkah 9,61% dan tanah asli 22,06%.
Kata kunci :gravimetri, kadar lengas tanah, tanah kering angin

I. PENGANTAR sebagainya. Iklim yang hangat dan lembab


Tanah merupakan salah satu mendorong pembentukan tanah, sedangkan
komponen penting pada kehidupan tanaman. iklim kering dan dingin menghambatnya
Tanah tersusun dari bahan organic dan (Foth,1994).
anorganik yang berasal dari hasil proses Tanah yang menghasilkan produk
pelapukan batuan bercampur dengan sisa- yang baik didalamnya terdapat udara dan air
sisa bahan organic dari organisme (hewan dalam pori-porinya. Pori-pori tanah terdiri
dan tumbuhan) yang hidup diatas dan di ata pori makro dan pori mikro. Pori makro
dalam tanah tersebut. Tanah yang digunakan pada tanah berfungsi sebagai pergerakan air
sebagai media tanah banyak mengandung air dan udara sehingga pada pori ini
yang kemudian diserap oleh akar tanaman. menentukan kondisi aerasi tanah ( Nita et
Iklim berkontribusi pada pembentukan tanah al., 2014 cit. Foth, 1994). Sedangkan pada
melalui komponen suhu dan curah hujan. pori mikro berfungsi sebagai tempat
Jika bahan induk dibekukan secara penyimpanan air tanah setelah hilangnya air
permanen atau kering, tanah tidak karena gravitasi. Air yang tersedia pada pori
berkembang. Air dibutuhkan untuk mikro ini termasuk air kapiler yang tersedia
pertumbuhan tanaman, untuk pelapukan, bagi tanaman (Nita et al., 2014). Kebutuhan
pencucian, dan translokasi tanah liat, dan air pada setiap tanaman berbeda-beda

1
tergantung pada jenisnya. Kandungan air juga menjadi parameter terpenting yang
dalam tanah disebut juga lengas tanah menetapkan kebijakanyang berkaitan
.Pemahaman lengas ini sangat penting bagi dengan meteorologi, hidrologi, pertanian
para petani karena melalui pengaturan dan acara terkait iklim. Dengan demikian,
lengas pada tanah maka serapan hara dan sangat penting untuk memiliki informasi
pernafasan akar-akar tanaman dapat mengenai kelembaban tanah dan tata
terkontrol (Anonim, 2017). ruangnyadan variasi temporal. Informasi
Perubahan lengas air tanah tersebut dapat sangat berguna bagi berbagai
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti lembaga pemerintah dan perusahaan swasta
sifat tanah (misalnya, tekstur tanah, struktur, yang peduli dengan cuaca dan iklim,
bahan organik, kedalaman, kerapatan, dan pengendalian banjir, estimasi hasil panen,
salinitas), iklim (misalnya, curah hujan, manajemen reservoir, teknik geoteknis dan
radiasi matahari, suhu) , topografi dan kualitas air (Shukla et al., 2014).
penutup lahan. Faktor-faktor ini mengatur Kondisi air dalam tanah juga menjadi
infiltrasi, permeabilitas, kapasitas penahanan faktor pembatas dalam peningkatan produksi
air, dan tingkat kehilangan kelembaban (Liu tanaman. Tekstur tanah dan bahan organic
et al.,2019). Kandungan lengas tanah salah tanah juga mempengaruhi air yang
satunya dipengaruhi oleh faktor iklim. tersimpan dalam tanah itu sendiri (Rasyid et
Misalnya pada saat musim hujan kondisi al., 2018). Air yang tersimpan dalam tanah
lengas tanah cukup untuk melarutkan hara yang baik memiliki batas tertentu. Terdapat
sehingga tanaman akan tumbuh secara istilah titik layu yaitu kondisi air dalam
optimal. Sebaliknya pada musim kemarau tanah yang menyebabkan tanaman akan layu
tanahkehilangan kelengasannya sehingga dan akhirnya akan mati karena tidak mampu
pada musim kemarau laju pertumbuhan mengembalikan fungsi turgor dan aktivitas
melambat (Achmad et al., 2016). biologisnya (Utomo et al., 2016). Percobaan
Pengukuran kadar lengas juga dapat ini bertujuan untuk mengukur kadar lengas
digunakan sebagai upaya mitigasi bencana tanah untuk faktor koreksi kadar lengas dan
pada suatu daerah, misalanya prediksi lahan mengukur kadar lengas tanah asli.
rawan longsor dan lahan rawan banjir (Berg
et al., 2014). Selain itu kelembaban tanah

2
II. METODOLOGI kering mutlak (semalam). Kemudian botol
Praktikum Dasar Ilmu Tanah Acara 1 yang sudah dioven semalaman dikeluarkan
yang berjudul Kadar Lengas Tanah telah dan ditutup serapat mungkin dan dimasukan
dilaksanakan pada hari Minggu,24 Februari kedalam desikator selama 15-30 menit.
2019 di Laboratorium Pengelolaan Tanah, Kemudian botol ditimbang dalam keadaan
Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, tertutup rapat sebagai c gram. Setelah
Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta . Pada ditimbang botol timbang dibersihkan dari
percobaan ini dilakukan pengukuran kadar sisa tanah yang menempel.
lengas tanah. Alat yang digunakan pada
percobaan ini yaitu delapan buah botol III. HASIL DAN PEMBAHASAN
timbang sebagai wadah sampel tanah yang Berdasarkan percobaan yang telah
akan dioven, timbangan untuk menimbang dilakukan, diketahui bahwa kadar lengas
massa tanah dan botol timbang, dan oven dari masing-masing jenis tanah ditunjukan
untuk mengeringkan sampel tanah. Pada pada Tabel 1.1.
percobaan kadar lengas tanah bahan yang Tabel 1.1. Hasil pengamatan kadar lengas
digunakan antara lain sampel tanah kering tanah (%)
angin dengan diameter 0,5 mm, 2 mm, tanah Jenis Ø 0,5 Ø2
bongkah Segar
bongkah dan tanah asli (tanah segar). tanah mm mm
Metode yang digunakan pada Vertisol 13,25 12,81 11,86 45,69
Mollisol 13,2 12,45 14,124 49,09
percobaan ini adalah metode gravimetri.
Ultisol 14,8 14,61 9,7 43,85
Percobaan kadar lengas diawali dengan Alfisol 13,78 12,54 11,83 16,43
penimbangan botol kosong bertutup sebagai Entisol 5,61 4,65 3,165 22,06
Pada percobaan ini diperoleh kadar
a gram. Kemudian botol diisi 2/3 dari volume
lengas pada tanah vertisol diameter 0,5 mm
botol dengan masing-masing contoh tanah
13,25%,diameter 2 mm 12,81%, tanah
yang dibuat duplo dan ditandai dengan label.
bongkah 11,86% dan tanah asli 45,69%.
Botol yang sudah disi tanah kemudian
Kadar lengas pada tanah mollisol kering
ditimbang beserta tutupnya sebagai b gram.
angin diameter 0,5 mm 13,2%, diameter 2
Setelah itu botol-botol timbang yang sudah
mm 12,454%, bongkah 11,86%, dan tanah
berisi sampel tanah dioven dengan tutup
asli 49,09%. Kadar lengas pada alfisol
sedikit terbuka pada suhu 105O-110Osampai
diameter 0,5mm adalah 13,78%,diameter 2
3
mm 12,54%, bongkah 11,83% dan tanah asli Pada proses penentuan kadar lengas
16,43%. Kadar lengas pada tanah ultisol tanah digunakan sampel tanah kering angin
diameter 0,5 mm 14,8%, diameter 2 mm diameter 0,5 mm, 2 mm, tanah bongkah dan
14,61% tanah bongkah 9,7% dan tanah asli tanah asli. Tanah kering angin kadar air
49,09%. Kadar lengas pada tanah entisol tanah yang terbentuk setelah pengaruh angin
diameter 0,5 mm 5,61 %, diameter 2mm sampai mencapai keseimbangan dengan
4,65%, tanah bongkah 9,61% dan tanah asli kelengasan udara (Anonim,2017).
22,06%. Sedangkan kadar lengas tanah asli
Tanah merupakan hasil pelapukan diengaruhi oleh bahan penyusun ,bahan
batuan dan bercampur dengan bahan organik, dan iklim. Kadar lengas tanah asli
organik, dimana bahan organik berperan masih tinggi karena dipengaruhi oleh
sebagai penyimpan atau penyekap tanah beberapa faktor diatas. Kadar lengas tanah
sehingga dalam tanah memiliki kadar air di bidang pertanian berfungsi untuk
atau kelembaban atau kelengasan. Kadar menentukan vegetasi yang cocok dengan
lengas pada tanah dapat didefinisikan kondisi tanah tersebut, ataupun untuk
sebagai kandungan iair yang tersimpan mengetahui kadar air yang perlu
didalam tanah. Pengukuran kadar lengas ditambahkan untuk mencukupi kebutuhan
tanah sangat berguna pada bidang pertanian tanaman. Selain itu fungsi mengetahui kadar
karena kadar lengas mempengaruihi serapan lengas pada suatu tanah tersebut juga
hara pada dan pernapasan akar tumbuhan diperlukan untuk menentukan perlakuan
yang berdampak pada peningkatan yang sesuai pada jenis tanah tersebut seperti
produktivitas tanaman itu sendiri. Interaksi penambahan bahan organik,
lengas tanah dan tanaman telah menjadi Percobaan pengukuran kadar lengas
masalah penting dalam pengelolaan air tanah pada percoban ini dilakukan dengan
tanah dan unsur hara untuk mempertahankan metode gravimetri. Metode gravimetri ini
produktivitas tanaman yang berkelanjutan. didasarkan pada perbandingan massa tanah
Peleburan nutrisi dan proses perpindahan sebelum dioven dan setelah dioven. Tanah
dari rhizosfer ke serapan tanaman dapat sampel dilakukan pengovenan dengan suhu
dilakukan dengan baik apabila didukung 1050selama semalam untuk menghilangkan
oleh air tanah (Rasyid et al., 2018). kadar air yang masih tersimpan dalam tanah.

4
Perlakuan ini dilakukan agar saat saat hujan tiba air hujan dapat terserap dan
penimbangan kedua, kondisi tanah kering disimpan dalam tanah. Kemudian pada
mutlak. suatu lahan yang ditanami tanaman yang
Kelembaban tanah adalah variabel memiliki laju transpirasi tinggi makan akan
kunci dalam interaksi daratan dengan lebih mudah kehilangan kelengasan tanah.
atmosfer contohnya pada variasi Kemudian pada daerah yang memiliki
kelembaban tanah dalam menanggapi intesitas hujan rendah memiliki kadar lengas
kondisi atmosfer (curah hujan, radiasi, dan yang rendah pula karena tidak adanya air
permintaan evaporatif) berdampak pada yang akan disimpan dalam tanah karena
fluks panas permukaan yang bergejolak dan langsung berevaporasi ke udara.
radiasi, sehingga berpotensi memberi makan Berdasarkan tabel karakteristik tanah
kembali pada kondisi atmosfer. Sebagai USDA, kadar lengas tanah entisol dengan
contoh, kondisi curah hujan yang rendah diameter 2mm yaitu 1,4%-3% sedangkan
pada akhirnya dapat membatasi ketersediaan pada hasil percobaan kadar lengas pada
kelembaban tanah, yang menyebabkan tanah entisol diameter 0,5 mm 5,61 %,
penurunan pemanasan yang laten dan masuk diameter 2mm 4,65%, tanah bongkah 9,61%
akal di permukaan. (Berg et al., 2014). Dari dan tanah asli 22,06%, lalu pada percobaan
hasil perbandingan diatas perbedaan nilai kadar lengas yang sudah dilakukan Suwardji
kadar lengas tanah dipengaruhi oleh et al. (2016) kadar lengas pada tanah entisol
beberapa faktor meliputi intensitas curah yaitu sebesar 4,17%. Tanah entisol
hujan, variabilitas curah hujan musiman, merupakan tanah yang masih sangat muda,
laju transpirasi dan evaporasi, kemiringan yaitu baru dalam proses tingkat permulaan
lereng, kedalaman profil tanah dan tekstur dalam perkembangannya, (Kata ent berarti
tanah (Rayes ,2017). recent atau baru). Entisol dicirikan oleh
Faktor- faktor yang mempengaruhi bahan mineral tanah yang belum
kadar lengas tanah tersebut saling membentuk horison pedogenik yang nyata
berhubungan satu sama lain. Contohnya (Anonim,2015). Karena tanah entisol baru
pada lahan datar dan ditumbuhi berbagai saja terbentuk atau bisa dikatakan tanah
macam tumbuhan menyebabkan tanah muda maka tektur dari tanah entisol masih
dibawahnya menjadi gembur sehingga pada kasar dan berpasir. Tekstur tanah berpasir

5
ini yang menyebabkan infiltrasi air pada Kadar lengas pada tanah vertisol
tanah sangat mudah sehingga air yang berdasarkan USDA pada kedalaman 0-14
masuk langusng mengalir ke dalam tanah cm yaitu sebesar 18,7%, pada percobaan
karena adanya gravitasi. Hal tersebut yang dilakukan Husen (2016) kadar lengas
menyebabkan tanah entisol memiliki daya tanah kering angin vertisol sebesar 10,77%,
simpan air yang rendah sehingga sedangkan pada percobaan kadar lengas
menyebabkan kadar lengas entisol menjadi pada tanah vertisol diameter 0,5 mm
rendah. 13,25%,diameter 2 mm 12,81%, tanah
Kadar lengas pada tanah Ultisol bongkah 11,86% dan tanah asli 45,69%.
berdasarkan USDA sebesar 9%-17,2% dan Pada keadaan kering tanah vertisol
pada percobaan kadar lengas ultisol sebesar mengkerut menjadi pecah-pecah dan
14,8% , sedangkan pada percobaan yang sebaliknya saat basah tanah mengembang
sudah dilakukan Haryanto (2017) kadar dan lengket. Hal tersebut dapat terjadikarena
lengas ultisol kering angin sebesar 17,14%. didalam tanah vertisol terdapat kandungan
Perbedaan kadar lengas tanah tersebut dapat lempung yang tinggi (Husen et al., 2016).
disebabkan oleh perbedaan cuaca saat Kadar lengas pada tanah alfisol
pengambilan sampel tanah. Tanah Ultisol berdasarkan USDA 6,7%-16,3% sedangkan
mengandung bahan organik yang sangat pada percobaan diperoleh 12,7%. Kadar
rendah sehingga warna tanahnya merah lengas tanah asli pada tanah alfisol sebesar
kekuningan, reaksi tanah yang masam, 16,43 dan pada percobaan Nurcahyani
kejenuhan basa yang rendah, kadar Al yang (2016) kadar lengas yang diperoleh 34,64.
tinggi, dan tingkat produktivitas yang Perbedaan kadar lengas ini menunjukan
rendah. Tekstur tanah ini adalah liat hingga bahwa alfisol dapat menyimpan air lebih
liat berpasir (Sipayung et al.,2014). karena tanah alfisol berasal dari batuan
Walaupun tanah ultisol memiliki kandungan induk batu gamping (Waas et al., 2016).
bahan organik yang rendah namun tanah Kadar lengas tanah pada tanah mollisol
ultisol memiliki kadar lempung yang tinggi berdasarkan USDA berkisar 10,4%-15,4%
sehingga lengas pada tanah ultisol dapat dan pada percobaan diperoleh 12,45%.
disimpan di lempung tanah. Tanah mollisol terbentuk dari berbagai
bahan indukyang terdiri dari batu gamping

6
dan alluvium. Di daerah dekat sungai, tanah 14,8%, alfisol 13,78% dan entisol 5,61%.
terbentuk dari bahan induk endapan halus Kadar lengas tanah dengan diameter 2 mm
dan kasar, di daerah pesisir tanah pada tanah vertisol 12,81, mollisol 12,454%,
berkembang dari batu gamping, sedangkan ultisol 14,61%, alfisol 12,54% dan entisol
di daerah tektonik tanah berkembang dari 4,65%. Kadar lengas tanah bongkah pada
batu gamping dan tuf pasir berkapur (Waas tanah vertisol 11,86%, mollisol 14,124%,
et al., 2016). ultisol 9,7%, alfisol 11,83% dan entisol
Dari hasil percobaan yang sudah 3,165%. Kadar lengas pada tanah asli
dilakukan dan dibandingkan dengan hasil vertisol 45,69%, mollisol 49,09%, ultisol
percobaan orang lain terdapat perbedaan 43,85%, alfisol 16,43% dan entisol
kadar lengas yang terjadi. Perbedaan kadar 22,06%.Kadar lengas tanah dipengaruhi oleh
lengas ini dapat dipengaruhi oleh cuaca dan iklim,bahan organik, tekstur tanah,topografi
iklim, perbedaan batuan induk dan bahan dan bahan penutup tanah.
organic pada tempat tersebut.Berdasarkan
data dari hasil percobaan yang sudah DAFTAR PUSTAKA
Achmad, S. R. dan R. C. Putra. 2016.
dilakukan maka kadar lengas tanah kering
Pengelolaan lengas tanah dan laju
angin dengan diameter 0.5mm ultisol> pertumbuhan tanaman karet belum
menghasilkan pada musim
alfisol> vertisol> alfisol> mollisol. Kadar
kemarau dan musim penghujan.
lengas tanah kering angin diameter 2 mm Warta Perkaretan 35(1):1-10.
ultisol> vertisol> alfisol> mollisol> entisol.
Anonim. 2017. Pengertian dan Definisi
Kadar lengas tanah bongkah mollisol> Lengas Tanah.
.http://agroteknologi.id/pengertian-
vertisol> alfisol> ultisol> entisol. Serta
dan-definisi-lengas-tanah/. Diakses
kadar lengas tanah asli mollisol> vertisol> pada 28 Maret 2019.
ultisol> entisol> alfisol.
Anonim. 2015. Tanah Entisol : Pengertian,
Ciri, Karakteristik dan
Pemanfaatan.
IV. KESIMPULAN
https://ilmugeografi.com/ilmu-
Setelah dilakukan percobaan kadar bumi/tanah/tanah-entisol. Diakses
pada 30 Maret 2019.
lengas tanah, diperoleh hasil kadar lengas
tanah dengan diameter 0,5 mm pada tanah Berg, A. , B. R. Lintner, and K. L. Findell.
2014. Impact of soil moisture-
vertisol 13,25%, mollisol 13,2%, ultisol
atmospher interaction on surface
7
temperature distribution. Journal of application. IOP Conference
Climate 27(1):7976-7991 Series: Earth and Environmental
Science 1(1):1-6
Foth, Henry D. 1994. Fundamental of Soil
Science, Eighth Edition . Arcata Shukla, A., H. Panchal, and M. Mishra.
Graphic Company. USA 2014. Soil moisture estimation
using gravimetric technique and
Haryanto dan I. Muttaqim. 2017. Dampak FDR probe technique : a
pembenah tanah dengan limbah comparative analysis. American
jamur terhadap sifat kimia ultisol Internatonal Journal of Research in
yang mendukung pertumbuhan Formal, Applied & Natural Science
hasil selada. Prosiding Seminar 8(1):89-92
Nasional Pengembangan Sumber
Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal Suwardji dan I. M. Sudantha. 2016. Potensi
Berkelanjutan 17(1): 48-56 biochar yang difermentasi jamur
Trichoderma spp. sebagai bahan
Husen, S., I. G. M. Kusnarta, dan Mahrup. pembenah tanah untuk
Pertumbuhan dan hasil cabai meningkatkan pertumbuhan dan
merah (Capsicum annum L.) pada hasil beebrapa genotype jagung di
system bedeng permanen dengan tanah entisol. Prosiding Seminar
beberapa bahan pembenah tanah. Nasional Asosiasi Biochar
Crop Agro 1-13 Indonesia 1(1):153-160

Liu, Y., Z. Pan and Q. Zhuang. 2015. USDA. 1999. Soil Taxonomy: A Basic
Agriculture intensifies soil System of Soil Classification for
moisture decline in Northern Making and Interpreting Soil
China. Scientific Report 5(1):1-9 Surveys. United States Department
of Agriculture Natural Resources
Nita, I., E. Listyarini, dan Z. Kusuma. 2014. Conservation Service. USA.
Kajian lengas tersedia pada
toposekuen lereng utara G. Kawi Utomo, M., T. Sabrina, dan Sudarsono.
Kabupaten Malang Jawa Timur. 2016. Ilmu Tanah: Dasar-dasar dan
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Pengelolaan. Prenada Media
Lahan 1(2):53-62 Group. Jakarta.

Rasyid,B. , M. Oda and H. Omae . 2016. Waas, E. D., J. Ayal dan S. Kaihatu. 2016.
Soil water retention and plant Evaluasi dan penentuan jenis tanah
growth response on the soil di Kabupaten Seram bagian
affected by continuous organic barat.Agros16(2):336-348.
matter and plastic mulch

8
LAMPIRANPERHITUNGAN

𝒃−𝒄
𝑲𝑳 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝒄−𝒂
 Kadar lengas tanah kering angin diameter 2mm
𝑏−𝑐
𝐾𝐿 = × 100%
𝑐−𝑎
40,10 − 38,17
𝐾𝐿 = × 100%
38,17 − 24,96
1,93
𝐾𝐿 = × 100%
13,21
𝐾𝐿 = 14,61%

 Kadar lengas tanah kering angin diameter 0,5 mm


𝑏−𝑐
𝐾𝐿 = × 100%
𝑐−𝑎
51,13 − 49,24
𝐾𝐿 = × 100%
49,24 − 36,43
𝐾𝐿 = 14,8%

 Kadar lengas tanah bongkah


𝑏−𝑐
𝐾𝐿 = × 100%
𝑐−𝑎
39,89 − 38,40
𝐾𝐿 = × 100%
38,40 − 23,01
𝐾𝐿 = 9,7%

9
DOKUMENTASI

10
ACARA II
STRUKTUR TANAH
ABSTRAK
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah acara II yang berjudul Struktur Tanah ini dilaksanakan pada
Minggu, 24 Februari 2019 di Laboratorium Pengelolaan Tanah, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah untuk mengetahui
kualitas struktur tanah Vertisol, Mollisols, Ultisol, Alfisol, dan Entisol yang dinyatakan melalui porositas
total tanah (n).Porositas total tanah merupakan jumlah semua pori yang terkandung dalam tanah .
Porositas total tanah diperoleh dari nisbah berat volume (BV) dan berat jenis (BJ) tanah. Penetapan nilai
BV dilakukan dengan metode lilin dan ring, sedangkan BJ menggunakan metode piknometri. Prinsip
kerja metode lilin adalah menentukan berat kering dan volume dari sebongkah tanah dimana volume
bongkah ditentukan dengan menutupi bongkah dengan lilin, sedangkan metode ring adalah memasukan
ring ke dalam tanah dengan cara ditekan, kemudian dibongkar dan dikeringkan sehingga diketahui
berat dan volume tanahnya. Metode piknometri, yaitu mengukur berat jenis suatu zat secara langsung
dengan cara ditimbang. Berdasarkan percobaan diketahui bahwa nilai porositas total tanah Vertisol
39,6%, Mollisols 29,6%, Ultisol 41%, Alfisol 25,4%, dan Entisol 54,1%.
Kata kunci : berat jensi, berat volume, porositas total, struktur

I. PENGANTAR perkembangan akar tanaman, peredaran


Sifat fisika tanah seperti tekstur, udara, dan kegiatan mikrobia tanah
struktur, kepadatan, porositas, aerasi, sehingga sangat berpengaruh terhadap
kekuatan, suhu, dan warna tanah kualitas tanah (Pires et al., 2017).
merupakan faktor yang dominan dalam Struktur tanah merupakan susunan
memengaruhi penggunaan tanah. Sebagai atau agregasi dari butir-butir primer dan
media tempat tumbuh tanaman, tanah sekunder seperti pasir, debu, dan lempung
dalam pengelolaannya harus mampu yang membentuk agregat-agregat dimana
menyediakan kebutuhan tanaman seperti satu sama lainnya dibatasi oleh bidang
air, udara, dan unsur hara. Oleh karena itu, belah alami (Utomo et al., 2016). Yudono
sifat fisika tanah sangat penting untuk et al. (2016) menjelaskan bahwa
dipelajari dan dipahami agar dalam perlekatan antar butir tanah terjadi karena
pengelolaan tanah dapat memberikan adanya sementasi atau perekat berupa
media tumbuh yang cocok dan kondusif humus, kapur, oksida-oksida besi dan
bagi tanaman. alumunium, atau hasil sekresi dan eksresi
Salah satu sifat fisik tanah yang tumbuhan dan jasad renik.
penting adalah struktur tanah. Struktur Genesa atau pembentukan struktur
tanah merupakan sifat yang penting karena tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor,
dapat menentukan dan memengaruhi antara lain berupa hadirnya kation-kation,
kondisi fisik tahah lainnya. Selain itu, interaksi zarah-zarah lempung atau
struktur tanah juga sangat berpengaruh lempung-bahan organik, kegiatan jasad
terhadap pergerakan air dalam tanah, renik di dalam tanah, vegetasi, serta
11
kandungan lengas tanah (Yudono et al., 2013 cit. Lapadjati, 2016). Berat volume
2016). adalah berat tanah dibagi volume tanah
Hadirnya kation di dalam tanah akan yang terdiri atas bagian padatan, bagian
diikat secara kimia oleh butir-butir air, dan bagian udara dengan satuan gr/cm3
lempung sehingga ketika air dalam tanah (Yudono et al., 2016). Sama halnya
menguap, butir-butir primer akan tertarik dengan sifat tanah lainnya, berat volume
lebih dekat satu sama lain sehingga tanah juga mempunyai variabilitas spasial
terbentuk agregat (Arsyad, 2010 cit. (ruang) dan temporal (waktu) (Agus et al.,
Utomo et al., 2016). Lengas tanah sangat 2006). Berat jenis tanah (BJ) merupakan
berpengaruh terhadap proses genesa tanah berat dari fraksi padatan tanah tanpa
karena selain menjadi agen pengikat antar keberadaan pori yang dinyatakan dalam
partikel tanah, lengas tanah juga berperan besaran gram/cm3. Pada umumnya nilai BJ
dalam kelangsungan hidup tanaman dan ini relatif tidak banyak variasi, yaitu 2,65
jasad renik yang mempunyai peranan gram/cm3 sehingga dapat dianggap
penting dalam membentuk struktur tanah sebagai konstanta (SchjØnning et al.,
(Utomo et al., 2016). 2017).
Kualitas struktur tanah dapat Praktikum ini bertujuan untuk
dinyatakan melalui porositas. Hal tersebut mengetahui kualitas struktur tanah
dikarenakan ukuran dan penyebaran pori- Vertisol, Mollisols, Ultisol, Alfisol, dan
pori dalam tanah di samping memengaruhi Entisol yang dinyatakan melalui porositas
aliran permukaan dan erosi juga sangat total (n) dengan cara mengukur terlebih
menentukan tingkat kesuburan fisik suatu dahulu berat volume (BV) dan berat jenis
tanah (Utomo et al., 2016). Oleh karena (BJ) dari masing-masing contoh tanah.
itu, distribusi pori dalam tanah dapat
digunakan untuk menggambarkan keadaan II. METODOLOGI
struktur tanah. Jumlah semua pori dalam Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
suatu volume tanah disebut ruang pori acara II yang berjudul Struktur Tanah
total atau porositas total tanah yang dilaksanakan pada Minggu, 24 Februari
dinyatakan dalam persen volume 2019 di Laboratorium Pengelolaan Tanah,
(%volume) (Utomo et al., 2016). Departemen Tanah, Fakultas Pertanian,
Porositas total tanah (n) dapat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
dihitung dari data berat volume (BV) tanah Pada praktikum ini dilakukan dua
dan berat jenis (BJ) tanah (Tolaka et al., percobaan, yaitu pengukuran berat volume
12
(BV) dan berat jenis (BJ) tanah. Metode dikeluarkan dari ring sampai bersih dan
yang digunkan dalam penentuan nilai BV ring beserta alasnya ditimbang sebagai c
adalah metode ring dan metode lilin, gram. Setelah itu, tinggi dan diameter ring
sedangkan metode yang digunakan dalam tersebut diukur dengan penggaris. Pada
penentuan nilai BJ adalah metode penentuan nilai BV tanah metode lilin,
piknometri.Dalam penentuan nilai BV, sebongkah contoh tanah dibuat seperti bola
bahan-bahan yang digunakan adalah berdiameter 1-1,5 cm. Setelah itu, tanah
contoh tanah (Vertisol, Mollisols, Ultisol, tersebut diikat dengan benang dan
Alfisol, dan Entisol) dalam ring dan kering ditimbang (a gram). Lilin dicairkan di
angin bongkah, aquades, spirtus, dan lilin, dalam cawan pemanas hingga suhunya
sedangkan alat yang digunakan, yaitu mencapai 65-70̊ C. Setelah itu, tanah
berupa ring, kertas saring, tissu, gelas dicelupkan ke dalam lilin tersebut sekitar
piala, botol timbang, oven, desikator, 1-2 detik dan ditimbang sebagai b gram.
cawan pemanas, lampu spirtus, penumpu Selanjutnya tanah yang terlapisi oleh lilin
kaki tiga, gelas ukur, pipet ukur 10 ml, dan tersebut dimasukan ke dalam gelas ukur
termometer. Bahan yang digunakan dalam yang berisi aquades, kemudian dicatat
penentuan nilai BJ tanah adalah contoh perubahan volume airnya. Pada penetapan
tanah (Vertisol, Mollisols, Ultisol, Alfisol, nilai BJ, piknometer beserta tutupnya
dan Entisol) kering angin Ø 2 mm dan ditimbang sebagai a gram. Piknometer
aquades, sedangkan alat yang digunakan tersebut kemudian diisi dengan contoh
adalah piknometer, timbangan, tanah Ø 2 mm sekitar 1/2volumenya dan
termometer, dan kawat pengaduk. ditimbang sebagai b gram. Setelah itu,
Pada penentuan nilai BV metode piknometer diisi dengan air sekitar 2/3
ring, ring yang berisi tanah dibersihkan volumenya. Selanjutnya tanah dan aquades
dari kotoran dengan tissu atau jari tangan. dalam piknometer diaduk dan didiamkan
Setelah bersih, ring ditimbang di atas selama 1 jam. Suhu suspensi diukur
kertas saring dan dicatat sebagai a gram. dengan termometer dan BJ suspensi
Setelah ditimbang, ring berserta alasnya tersebut dapat dilihat pada tabel BJ air di
dioven pada suhu 105-110̊ C sampai buku panduan praktikum. Setelah itu,
kering mutlak (±12-24 jam). Setelah tanah dan aquades diaduk kembali dan
kering, ring didinginkan di dalam piknometer diisi dengan aquades sampai
desikator, kemudian ditimbing sebagai b penuh dan disumbat. Permukaan luar
gram. Semua tanah kering tersebut piknometer dikeringkan dengan tissu dan
13
ditimbang sebagai d gram. Suhu diukur perbedaan struktur tanahnya (Yudono et
kembali dan BJ dapat diketahui dari tabel al., 2016).
BJ air pada suhu tersebut. Salah satu tolok ukur yang dapat
digunakan untuk menentukan kualitas
III. HASIL DAN PEMBAHASAN struktur tanah adalah melalui pendekatan
Berdasarkan percobaan yang porositas total tanah (n). Porositas total
dilakukan, diketahui bahwa nilai BV, BJ, tanah merupakan jumlah semua pori yang
dan porositas total tanah dari masing- terkandung dalam tanah (Yudono et al.,
masing jenis tanah ditunjuk-an pada tabel 2016).
berikut: Porositas total tanah (n) dihitung dari
Tabel 2.1 nilai BV, BJ, dan Porositas tanah (n) data berat volume (BV) tanah dan berat
BV n jenis (BJ) tanah (Tolaka et al., 2013 cit.
BV
Jenis Ring BJ Lapadjati, 2016). Berat volume (BV)
Lilin (%)
Tanah (g/cm3) (g/cm3)
(g/cm3) tanah merupakan berat massa tanah per
satuan volume tanah termasuk volume pori
Vertisol 1,05 1,21 2,003 39,6
Mollisol 1,16 1,77 1,889 29,6 dalam keadaan kering oven , sedangkan
Ultisol 1,14 1,93 3,229 41 berat jenis (BJ) tanah merupakan berat
Alfisol 1,13 1,53 2,05 25,4
massa tanah per satuan volume partikel
Entisol 1,37 1,19 2,925 54,1
Struktur tanah merupakan susunan tanah tanpa volume pori dalam keadaan

atau agregasi dari butir-butir primer dan kering oven (Utomo et al., 2016).

sekunder seperti pasir, debu, dan lempung Pada tabel 3.1 diketahui bahwa nilai

yang membentuk agregat-agregat dimana porositas total tanah (n) Vertisol adalah

satu sama lainnya dibatasi oleh bidang sebesar 39,6 %volume. Hasil penelitian

belah alami (Utomo et al., 2016). Struktur Masria et al. (2018) menunjukan bahwa

tanah ini merupakan salah satu sifat fisik porositas total tanah Vertisol adalah

tanah yang penting karena dapat berkisar antara 49,05 sampai 64,90

menentukan dan memengaruhi kondisi %volume atau jika dirata-ratakan berkisar

fisik tanah lainnya. Sebagai contoh, tanah 56,49 %volume. Perbedaan nilai porositas

dengan tekstur sama belum tentu tersebut dapat disebabkan karena

mempunyai perwatakan fisik yang sama perbedaan jumlah dan jenis material bahan

pula. Hal ini dapat disebabkan karena organik yang terkandung di dalam sampel
tanah. Porositas total tergantung pada
jumlah dan jenis material bahan organik
14
yang ditambahkan (Masria et al., 2018). budidaya tanaman, tetapi pengolahan tanah
Pengambilan sampel tanah dalam juga dapat memengaruhi sifat fisika tanah.
penelitian Masria et al. (2018) dilakukan Tanah Ultisol memiliki nilai
pada lahan budidaya dimana sumber porositas total sebesar 41%volume. Akan
utaman bahan organiknya berasal dari tetapi,hasil penelitian Alibasyah
brangkasan tanaman jagung yang ditanam (2016)menunjukan bahwa nilai porositas
satu tahun sekali, sedangkan pengambilan total tanah Ultisol sebesar 54,89 %volume.
sampel tanah yang dilakukan pada Perbedaan nilai porositas tersebut
percobaan ini dilakukan di lahan yang disebabkan karena pada penelitian
ditanami tanaman tahunan sehingga Alibasyah (2016) dilakukan penambahan
sumber utama bahan organiknya hanya pupuk kompos sebanyak 15 ton ha-1pada
berasal dari serasah daun, ranting, dan lahan pengambilan sampelnya.
rumput. Selain itu, penambahan bahan Penambahan pupuk kompos tersebut
organik berupa residu jagung mampu menyebabkan penurunan bulk density
meningkatkan total porositas pada tanah (berat volume) tanah sehingga nilai
Vertisol (Garza et al. 2009 cit. Masria et porositas totalnya meningkat (Alibasyah,
al. 2018). 2016).
Tanah Mollisols memiliki nilai Pada tanah Alfisol, nilai
porositas total dan BJ sebesar 29,6 porositasnya adalah sebesar 25,4
3
%volume dan 1,889 g/cm , sedangkan BV %volume. Apabila dibandingkan dengan
3
yang diperoleh adalah 1,16 g/cm untuk hasil penelitian Prasetyo et al (2014), nilai
3
metode ring dan 1,77 g/cm untuk metode porositas total tanah Alfisol yang diperoleh
lilin. Hasil penelitian Chen et al. (2014) adalah sebesar 55,09 %volume. Terlihat
menunjukan bahwa pada kedalaman 0-30 bahwa perbedaan nilai porositas totalnya
cm, tanah Mollisols memiliki nilai BV sangat besar. Hal tersebut disebabkan
yang bervariasi, yaitu antara 1,01-1,38 karena pada penelitian Prasetyo et al.
g/cm3. Perbedaan nilai tersebut dapat (2014) dilakukan penambahan pupuk
disebabkan karena sampel tanah yang organik, yaitu kompos sebanyak 10 toh ha-
1
diambil pada masing-masing percobaan . Tingginya nilai porositas tersebut
telah mengalami pengolahan yang disebabkan karena semakin menurunnya
berbeda. Menurut Chen et al. (2014), nilai berat volume tanah akibat
pengolahan tanah disamping dapat penambahan kompos yang mudah
memelihara kualitas sifat fisik tanah dalam terdekomposisi (Prasetyo et al., 2014).
15
Berdasarkan percobaan yang telah mempunyai kemantapan agregat yang
dilakukan, nilai porositas total tanah rendah. Bahan organik dapat memperbaiki
Entisol adalah sebesar 54,1 %volume. struktur tanah melalui pengaruhnya
Hasil penelitian Anggriawan dan Tripama terhadap perbaikan agregat-agregat tanah.
(2016) pada tanah Entisol yang diberikan Sedangkan perakaran tanaman dan
perlakuan penambahan bahan organik aktivitas organisme tanah dapat mengikat
bokashame adalah sebesar 47,76 butir-butir primer sehingga dapat
%volume. Walaupun pada penelitian membantu pembentukan agregat (Utomo
Anggriawan dan Tripama (2016) diberikan et al., 2016).
penambahan bahan organik pada sampel Pada bidang pertanian, struktur tanah
tanahnya, tetapi nilai porositas totalnya ini penting untuk diketahui karena struktur
masih lebih kecil dibandingkan nilai tanah sangat memengaruhi pertumbuhan
porositas total pada hasil percobaan ini. tanaman melalui pengaruhnya terhadap
Dengan demikian dapat disimpulkan ketersediaan air dan udara dalam tanah,
bahwa dengan menganggap faktor lainnya ketahanan mekanik untuk perkembangan
tetap, sampel tanah Entisol yang akar, dan suhu tanah (Utomo et al., 2016).
digunakan pada percobaan ini memiliki Dengan demikian, manfaat mengetahui
kandungan bahan organik yang lebih struktur tanah dalam bidang pertanian
tinggi dibandingkan tanah Entisol yang adalah dapat memberikan keseimbangan
telah ditambahkan bahan organik terhadap kondisi fisik tanah dan
bokashame pada penelitian Anggriawan menciptakan kondisi yang baik terhadap
dan Tripama (2016). suhu, kelembapan, dan suplai oksigen
Terdapat beberapa faktor yang dapat sehingga tanaman dapat tumbuh dan
memengaruhi struktur tanah diantaranya berproduksi secara optimal.
adalahbahan induk, bahan organik, Pada percobaan ini, nilai berat
aktivitas organisme,dan perakaran volume (BV) tanah ditentukan dengan
tanaman.Bahan induk merupakan faktor metode ring dan lilin. Prinsip dari metode
pembentuk tanah yang sangat menentukan ring adalah memasukan suatu ring
sifat-sifat tanah termasuk struktur. Sebagai berbentuk silinder ke dalam tanah sampai
contoh, bahan induk kaya kuarsa seperti kedalaman tertentu dengan cara ditekan,
granit dan batuan pasir akan menghasilkan kemudian dibongkar dengan hati-hati
tanah-tanah mineral bertekstur kasar. supaya volume tanah tidak berubah.
Akibatnya tanah mineral tersebut akan Contoh tanah dikeringkan selama 24 jam
16
pada suhu 105-110̊ C yang kemudian %2520Sifat%2520%Fisik%2520T
anah/03Penetapan_berat_vololum
ditimbang, sedangkan pada metode lilin,
e_tanah.pdf. Diakses pada 01
BV ditentukan dengan mengukur berat Maret 2019.
kering dan volume dari sebongkah tanah.
Alibasyah, M. R. 2016. Perubahan
Volume bongkah tersebut ditentukan beberapa sifat fisika dan kimia
Ultisol akibat pemberian pupuk
dengan menutupi bongkahan dengan zat
kompos dan kapur dolomit pada
yang tidak menyerap air (Agus et al., lahan berteras. Jurnal Floratek. 11
(1): 75-87.
2006).
Berat jenis (BJ) tanah pada Anggriawan, R. dan B. Tripama. 2016.
Pengujian bahan organik
percobaan ini ditentukan dengan metode
bokashame terhadap sifat fisika
piknometri. Prinsip dari metode ini adalah tanah Entisol psamment. Agritrop
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. 1 (1):
menentukan volume partikel yang dihitung
7-12.
dari massa dan berat jenis zat cair yang
Chen, X. W., A. Z. Liang, S.X. Jia, X. P.
dipisahkan oleh partikel tanah sehingga
Zhang, S. C. Wei. 2014. Impact of
berat jenis tanah dapat dihitung dari tillage on physical characteri]stics
in a Mollisol of Northeast China.
perbandingan massa padatan tanah dengan
60 (7): 309-313.
volume partikel tanah (Agus et al., 2016).
Lapadjati, K. K., Wardah, dan Rahmawati.
2016. Sifat fisik tanah pada hutan
IV. KESIMPULAN tanaman kemiri, lahan agroforetri
dan lahan hutan sekunder di Desa
Berdasarkanpraktikum yang telah
Labuan Kungguma Kabupaten
dilakukan dapat diketahui bahwanilai Donggala Sulawesi Tengah. Jurnal
Warta Rimba. 4 (2): 40-46.
porostias total tanah (n) Vertisol 38,6%,
Mollisols29,6%,Ultisol41,0%,Alfisol25,4 Masria, C. Lopulisa, H. Zubair, B. Rasyid.
2018. Karakteristik pori dan
%, danEntisol54,1%. Dengan demikian,
hubungannya dengan
kualitas struktur tanah Entisol lebih baik permeabilitas pada tanah Vertisol
asal Jeneponto Sulawesi Selatan.
daripada struktur tanah Ultisol, Vertisol,
Jurnal Ecosolum. 1 (1): 38-45.
Mollisols, dan Alfisol.
Pires, L. F., J. A. R. Borges, J. A. Rosa, M.
Cooper, R. J. Heck. 2017. Soil
DAFTAR PUSTAKA structure changes induced by
tillage systems. Soil and Tillage
Agus, F., R. D. Yustika, dan U. Haryati.
Research. 165: 66-79.
2006. Penetapan Berat Volume
Tanah.
Prasetyo, A., E. Listyorini, dan W. H.
http://balittanah.litbang.pertanian.
Utomo. 2016. Hubungan sifat fisik
go.id/ind/dokumentasi/buku/buku
tanah, perakaran dan hasil ubi
17
kayu tahun kedua pada Alfisol
Jatikerto akibat pemberian pupuk
organik dan anorganik. Jurnal
Tanah dan Sumberdaya Lahan.1
(1) : 27-37.

SchjØnning, P., R. A. McBride, T. Keller,


P. B. Obour. 2017. Predicting soil
particle density from clay and soil
organic matter contents.
Geoderma. 286: 83-87.

Utomo, M., Sudarsono, B. Rusman, T.


Sabrina, J. Lumbanraja, Wawan.
2016. Ilmu Tanah: Dasar-dasar
dan Pengelolaan. Prenadamedia
Group, Jakarta.

Yudono, P., A. Maas. C. Sumardiyono, T.


Yuwono, Masyhuri. 2016.
Pengantar Ilmu Pertanian. Cetakan
Kedua. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.

18
LAMPIRANPERHITUNGAN

1. BV tanah
 Metode Lilin
87 ×5,79
𝐵𝑉1 = (100+9,7)[0,87 (23−30)−(6,03−5,79)]
= 1,937 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚 3
87 ×5,73
𝐵𝑉2 = (100+9,7) [0,87 (23−20)−(5,99−5,73)]
= 1,933 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3

1,937 + 1,933
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 1,935 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚 3
2
 Metode Ring BV
4 (310,28−137,54)
𝐵𝑉 = 3,14 × 7,262 ×3,664
= 1,139 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3

2. BJ tanah
100 (40,40−30,43)× 0,996×0,996
𝐵𝐽1 = (100+14,61)[0,996(82,17−30,43)−0,996(84,51−4040)]
= 1,122 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚 3
100 (38,44−28)×0,996×0,996
𝐵𝐽2 = (100+14,61)[0,996(78,94−28)−0,996(87,68−38,44)]
= 5,336 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚 3
1,122+5,336
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 3,229 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚 3
2

3. Porositas Total Tanah


1,937
𝑛 = 1− × 100% = 41%
3,229

19
ACARA III Commented [A1]: Remove before and after paragraph untuk
semua
NILAI PERBANDINGAN DISPERSI
ABSTRAK
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah Acara III yang berjudul Nilai Perbandingan Dispersi (NPD)
dilakukan pada Selasa, 26 Februari 2019 di Laboratorium Pengeloaan Tanah, Departemen Tanah,
Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan dari praktikum ini, yaitu
menentukan debu dan lempung aktual serta menentukan nilai perbandingan dispersi. Nilai
perbandingan dispersi merupakan perbandingan antara partikel lempung dan debu yang mudah
terdispersi oleh air dengan kadar lempung dan debu keseluruhan dalam tanah. Pencarian nilai dari NPD
berguna untuk mengetahui daya tahan suatu tanah terhadap erosi. Pada
praktikuminidigunakanbahanberupacontohtanahkeringangin dan aquades. Sampel tanah yang Commented [A2]: diperbaiki spasinya
digunakan dalam praktikum ini, yaitu tanah Alfisol, Entisol, Ultisol, Mollisols, dan Vertisol. Sampel y ang
digunakan merupakan sampel tanah yang memiliki Ø 2mm. Metode yang digunakan dalam praktikum
ini, yaitu dengan menggunakan metode sedimentasi. Hasil yang didapatkan dari praktikum ini adalah
nilai NPD tanah Vertisol 3,516%, Mollisols 2,533%, Ultisol 6,55%, Alfisol 3, 6%, dan Entisol 24,8% . Commented [A3]: font 10 spasi 1 justify
Kata kunci : NPD, erosi, sedimentasi

I. PENGANTAR erosi. Adanya erosi menyebabkan


Indonesia merupakan negara kandungan tanah hilang terbawa air,
kepulauan dengan jenis tanah yang bahkan menghancurkan lapisan tanah
berbeda-beda pada setiap tempat. Jenis dengan berpindahnya bagian tanah
tanah yang berbeda ini menyebabkan tertentu. Oleh karena itu, perlu diketahui
karakteristik tanah yangjuga berbeda. nilai perbandingan dispersi tanah yang
Karakteristik tanah selalu bersifat merupakan salah satu indikator erosi tanah
heterogen dari suatu tempat dengan tempat sehingga tanah dapat diolah sebagaimana
yang lainnya. Hal ini dikarenakan tanah karakteristiknya.
sebagai tempat manusia, hewan, dan Erosi sendiri merupakan salah satu
tumbuhan untuk beraktivitas sehingga masalah besar yang terjadi pada tanah.
aktivitas tersebut berpengaruh terhadap Erosi didefinisikan sebagai
karakteristiktanah. Salah satu aktivitas terlepas,melarut, dan menghilangnya
yang masih sering terjadi adalah bahan batuan dari semua bagian
pembukaan lahan yang semakin banyak permukaan bumi yang dipicu oleh proses
dilakukan akibat kebutuhan pangan yang interaksi dari banyak faktor alami (iklim,
semakin meningkat. Hal ini juga topografi, tanah, vegetasi) dan
merupakan dampak dari bertambahnya antropogenik (sistem pengolahan tanah,
jumlah penduduk di Indonesia. Pembukaan tindakan konservasi tanah, penggembalaan
lahan yang terlalu berlebih dan tidak berlebihan, dan deforestasi (Kuznetsoy et
memperhatikan kemampuan tanah dapat al., 1998 cit. Belasri dan Lakhouili, 2015),
menyebabkan peningkatan ancaman dari sedangkan kemudahan tanah dalam

20
melakukan erosi sering disebut dengan al.,2018). Erosi tanah yang terlalu besar
istilah erodibilitas (Arsyad, 1989). dapat mengurangi produktivitas suatu
Salah satu faktor dari erodibilitas lahan (Anonim, 2018).
tanah adalah banyak sedikitnya bahan Nilai perbandingan dispersi
organik dan tekstur tanah. Bahan organik diperoleh dari perbandingan antara debu
memiliki dampak penting pada pola dan lempung aktual dengan debu dan
erodibilitas tanah karena tanah dengan lempung total. Nilai debu dan lempung
konsentrasi bahan organik yang tinggi aktual diperoleh dari percobaan
memiliki erodibilitas tanah yang paling laboratorium, sementara debu dan
rendah. Tanah dengan partikel kasar relatif lempung total diperoleh dari metode
lebih berat dan pada tanah dengan partikel sedimentasi standar dalam keadaan tidak
halus memiliki luas permukaan yang terdispersi (Ezeabasili et al., 2014).Tujuan Commented [A5]: spasi

relatif besar, kekuatan kohesi yang tinggi dari praktikum ini adalah untuk
sehingga kurang rentan terhadap pelepasan mengetahui NPD dengan menentukan
tanah. Dengan demikian, kelas tekstur debu dan lempung aktual tanah Vertisola,
berukuran sedang lebih peka terhadap Mollisols, Ultisols, Alfisols, dan Entisols.
erosi tanah (Panagos et al., 2014).Peranan
tekstur tanah dalam mempengaruhi erosi, II. METODOLOGI Commented [A6]: capital semua

yaitu melalui pengaruhnya terhadap Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah


infiltrasi dan kapasitas menahan Acara IIIyang berjudul Nilai Perbandingan
air(Hardjowigeno, 2003 cit.Yulianaetal., Dispersi (NDP) dilaksanakan pada Selasa,
2015).Secara umum, tanah dengan 26 Februari 2019 di Laboratorium Commented [A4]: spasi

kandungan debutinggi, lempung rendah, Pengeloaan Tanah, Departemen Tanah,


dan bahan organik rendah adalah yang Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah
paling mudah tererosi (Wischmeier dan Mada, Yogyakarta. Metode yang
Mannering, 1969 cit. Dariah et al., 2015). digunakan pada percobaan ini, yaitu
Dengan demikian, Tanah dengan metode sedimentasi. Alat-alat yang
agregat yang tidak mantap cenderung digunakan, yaitu berupa gelas beker 500
memiliki sifat fisik yang kurang baik bagi ml, tabung sedimentasi 1000 ml, cawan
pertumbuhan tanaman karena agregat penguap 50 ml, termometer, botol pancar,
tanah mempengaruhi porositas dan pipet gondok 25 ml, stopwatch,
lamanya ketersediaan air pada tanah timbangan, plastik, karet, dan oven. Gelas
(Hardjowigeno, 2010cit. Fitriatin et beker 500 ml digunakan untuk
21
menambahkan aquades pada tabung 1000 ml. Tabung sedimentasi dimiringkan
sedimentasi setelah tabung terisi 250 ml. sedemikan rupa sehingga tanah melebar
Tabung sedimentasi 1000 ml digunakan sepanjang kira-kira 4-5 cm di dasar
sebagai tempat proses sedimentasi. Cawan tabung. Setelah itu, aquades dimasukan ke
penguap digunakan sebagai wadah dalam tabung dengan botol pancar secara
suspensi yang sudah dipipet dari tabung perlahan melalui dinding tabung sehingga
sedimentasi. Termometer digunakan untuk aquades dapat merembes secara
mengukur suhu suspensi sebelum tabung kapilaritas. Setelah tanah menjadi basah
sedimentasi digojok. Botol pancar betul, aquades dimasukan kembali ke
digunakan untuk memasukan aquades pada dalam tabung sedimentasi melalui dinding
tabung sedimentasi secara perlahan. Pipet secara perlahan sampai volume 250 ml
gondok 25 ml digunakan untuk mengambil (tabung sedimentasi masih dalam keadaan
suspensi setelah tabung sedimentasi miring). Masih dalam keadaan miring,
digojok. Stopwatch digunakan untuk tabung sedimentasi didiamkan selama 15
menghitung waktu tunggu sebelum proses menit. Setelah 15 menit, aquades kembali
pemipetan. Timbangan digunakan untuk ditambahkan ke dalam tabung sampai
mengukur berat contoh tanah, cawan volume 800 ml dengan gelas beker 500 ml.
penguap, dan cawan penguap berisi Setelah itu, tabung sedimentasi dibuat
suspensi yang telah kering mutlak. Plastik berdiri secara perlahan. Setelah tabung
dan karet digunakan untuk menutup berdiri sempurna, aquades ditambahkan
permukaan tabung sedimentasi sebelum sampai volumenya menjadi 1000 ml
digojok. Oven digunakan untuk dengan botol pancar. Air pada tabung
mengeringkan suspensi secara mutlak. sedimentasi tersebut diukur suhunya
Adapun bahan yang digunakan, yaitu dengan termometer. Setelah diketahui suhu
aquades dan contoh tanah kering angin Ø airnya, maka dapat ditentukan waktu
2mm. Aquades digunakan sebagai pelarut, tunggu sebelum proses pemipetan
sedangkan contoh tanah merupakan dilakukan. Waktu tunggu tersebut dapat
sampel yang akan diuji. dilihat pada tabel hubungan suhu dan
Cara kerja yang dilakukan dalam waktu di buku Panduan Praktikum Dasar-
penentuan nilai NPD metode sedimentasi, Dasar Ilmu Tanah halaman 24. Setelah itu,
yaitu contoh tanah kering angin Ø 2mm tabung ditutup denganplastik dan diikat
ditimbang sebanyak 15 gram, kemudian dengan karet, lalu digojok dengan dibolak-
dimasukan ke dalam tabung sedimentasi balik sebanyak 15 kali dengan kecepatan 2
22
detik. Kemudian tabung diletakan di atas lempung yang terikat lemah sehingga
meja secara hati-hati dan waktu tunggu mudah terdispersi dalam air dikenal
pemipetan dimulai. Cawan penguap dengan istilah debu dan lempung aktual.
ditimbang terlebih dahulu kemudian catat Nilai NPD ini secara tidak langsung
beratnya. Setelah waktu tunggu pemipetan menggambarkan persentase debu dan
kurang beberapa detik, pipet gondok lempung yang mudah terdispersi di dalam
dimasukan secara perlahan pada tabung tanah. Dengan demikian, nilai NPD dapat
sedimentasi sampai kedalaman 20 cm. digunakan sebagai indikator erosi tanah.
Setelah waktu tunggu berakhir, pemipetan Tanah dengan nilai NPD tinggi akan
dapat dilakukan dengan diambil suspensi mudah mengalami erosi, sedangkan tanah
sebanyak tepat 25 ml. Setelah itu, suspensi dengan dengan nilai NPD rendah tidak
dituangkan ke dalam cawan penguap, akan mudah mengalami erosi (Dariah et
kemudian dioven pada suhu 105̊ -110̊ C al., 2015)
sampai kering mutlak. Setelah kering, Tabel 3.1 menunjukkan bahwa nilai
cawan didinginkan, lalu ditimbang. NPD tanah Vertisol adalah 3,516%. Nilai
tersebut menunjukan bahwa tanah Vertisol
III. HASILDAN PEMBAHASAN akan tahan terhadap erosis.Dariah et al.,
Berdasarkan praktikum ini diperoleh (2015) menjelaskan bahwa tanah-tanah
hasil yang disajikan pada tabel berikut: Vertisol di Blitar diperkirakan mempunyai
Tabel 3.1 Nilai perbandingan dispersi erodibilitas tanah sedang karena tingginya
kandungan lempung smektik yang mudah
Jenis Tanah NDP (%) mengembang/mengerut.
Nilai NPD tanah Mollisols dari hasil
Vertisol 3,516
praktikum adalah 2,533%. Ini menunjukan
Mollisols 2,533
bahwa tanah Mollisols sangat tahan
Ultisol 6,55
terhadap erosi. Hartono (2016)
Alfisol 3,6
menjelaskan bahwa tanah Mollisols akan
Entisol 24,8 Commented [A7]: font times new roman
tahan terhadap erosi karena dalam
Nilai perbandingan dispersi (NPD)
pembentukannya terdapat penyebaran
merupakan perbandingan antara partikel
akar-akar ke profil tanah.
lempung dan debu yang mudah terdispersi
Nilai NPD tanah Ultisol hasil
oleh air dengan kadar lempung dan debu
praktikum adalah 6,55%. Nilai ini juga
keseluruhan dalam air. Jumlah debu dan
menunjukan bahwa tanah Ultisol akan
23
tahan terhadap erosi. Menurut paling besar pengaruhnya terhadap erosi
Hardjowigeno (2003) tanah ultisol adalah curah hujan. Faktor hujan yang
bertekstur geluh lempungan hingga berpengaruh terhadap erosi adalah
lempungan sehingga menyebabkan NPD intensitas, jumlah, dan lama hujan serta
yang rendah. Hal ini disebabkan oleh luas penyebarannya. Apabila jumlah hujan
permukaan tanah yang besar karena besar dengan intensitasnya tinggi, maka
ukuran partikel yang kecil sehingga kohesi akan menimbulkan erosi yang hebat.Faktor
antarpartikel kuat. topografi yang memengaruhi erosi adalah
Nilai NPD tanah Alfisol hasil panjang lereng dan kemiringan lereng.
praktikum adalah 3,6%. Nilai Semakin panjang lereng, semakin besar
tersebutmenujukan bahwa tanah Alfisol erosi yang terjadi dan semakin miring
akan tahan terhadap erosi. Menurut Dariah lereng, maka air yang mengalir akan lebih
et al., (2015),tanah Alfisol mempunyai cepat.Vegetasi merupakan salah satu Commented [A8]: perhatikan titik koma nya

nilai erodibilitas yang relatif tinggi. Hal ini faktor yang memengaruhi besar kecilnya
disebabkan karena tingginya kandungan erosi disuatu tempat. Pengaruh vegetasi
fraksi debu pada tanah jenis Alfisol. terhadap erosi dapat dibagi menjadi empat
Perbedaan ini dikarenakan lokasi tanah yaitu, intersepsi hujan oleh tajuk tanaman,
alfisol yang diambil pada masing-masing mengurangi kecepatan aliran permukaan
percobaan memiliki tingkatkecuraman dan kekuatan perusak air, pengaruh akar
yang berbeda. dan kegiatan biologi yang berhubungan
Nilai NPD tanah Entisol hasil dengan kegiatan vegetatif dan
praktikum adalah 24,8%. Nilai ini pengaruhnya terhadap porositas tanah,
menunjukan bahwa tanah Entisol sangat serta transpirasi tumbuhan yang
peka terhadap erosi. Tanah Entisol mengakibatkan berkurangnya kandungan
bertekstur lempung pasiran hingga pasiran air tanah.
yang menyebabkan tingginya NPD. Luas Sifat-sifat tanah yang memengaruhi
permukaan tanah Entisols kecil akibat erosi adalah laju infiltrasi, tekstur tanah,
ukuran partikel yang besar sehingga kohesi struktur tanah, dan bahan organik tanah.
antarpartikel lemah (Hardjowigeno, 2003) Semakin besar kapasitas infiltrasi tanah,
Utomo et al., (2016) menjelaskan semakin kecil aliran permukaan tanahnya
bahwa besaran erosi ditentukan oleh faktor sehingga erosi dapat dikendalikan.
seperti iklim, topografi, vegetasi, sifat Pengaruh tekstur tanah terhadap erosi
tanah, dan manusia.Faktor iklim yang ditentukan oleh komponen-komponen
24
penyusunnya. Tanah dengan komposisi ketersediaan akan unsur hara daalam tanah
lempung lebih tinggi akan lebih tahan bisa tetap terjaga.
terhadap erosi. Struktur tanah yang Pada praktikum ini, metode yang
berhubungan dengan erosi, yaitu sifat digunakan untuk menentukan nilai NPD
fisiko-kimia lempung dan adanya bahan adalah dengan metode sedimentasi.
pengikat butir-butir primer sehingga akan Metode sedimentasi bertujuan untuk
terbentuk agregat yang mantap. Sementara memisahkan partikel-partikel yang
bahan organik tanah berpengaruh untuk mempunyai ukuran berbeda. Metode
meningkatkan agregat tanah, memperbaiki sedimentasi ini dilakukan dengan
struktur tanah, dan menaikan kapasitas menggunakan tabung sedimentasi. Adapun
infiltrasi tanah.Faktor yang terakhir, yaitu perlakuan-perlakuan yang diberikan dalam
manusia yang memiliki peran dalam proses sedimentansi, yaitu penambahan
mempercepat dan menekan laju erosi. Laju aquades, penggojokan, dan pendiaman.
erosi dapat dipercepat ketika manusia Penambahan aquades dilakukan secara
mengeksploitasi alam dengan cara seperti perlahan dan harus melalui dinding tabung.
penebangan hutan dan cara bercocok Hal tersebut dilakukan dengan tujuan
tanam yang salah. Selain memepercepat supaya air dapat merembes secara
laju erosi, manusia juga dapat menekan kapilaritas. Penggojokan dilakukan untuk
laju erosi dengan mengkonversi lahan memisahkan komponen-komponen yang
seperti reboisasi. ada di dalam tanah. Setelah penggojokan
Berdasarkan uraian tersebut dapat tersebut, tabung sedimentasi didiamkan
disimpulkan bahwa nilai NPD ini penting dengan tujuan supaya fraksi-fraksi
untuk dipelajari dan dipahami terutama penyusun tanah tersebut kembali
pada bidang pertanian. Hal tersebut mengendap. Lama waktu pendiaman
dikarenakan NPD dapat digunakan untuk disesuaikan dengan suhu suspensi sebelum
memilih tanah yang cocok bagi penggojokan. Fraksi pasir akan
pertumbuhan tanaman karena tanah yang mengendap lebih cepat dibanding fraksi
peka terhadap erosi cenderung tidak subur debu dan lempung sehingga pada saat
yang diakibatkan oleh sering terkikisnya pemipetan dilakukan, maka kandungan
kandungan yang ada di dalam tanah oleh suspensi yang terambil adalah debu dan
air. Selain itu, dengan mengetahui kadar lempung.
NPD dalam tanah, petani dapat
mencegahterjadinya erosi sehingga IV. KESIMPULAN
25
Berdasarkan praktikum yang sudah
Fitriatin, B.N., M. A. Pratama, dan O.
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa nilai
Mulyanti. Stabilitas agregat tanah,
NPD dari setiap jenis tanah, yaitu Vertisol populasi jamur pelarut P dan hasil
jagung yang dipengaruhi oleh
3,516%, Mollisols 2,533%, Ultisol 6,55%,
pupuk hayati mikroba pelarut P dan
Alfisol 3,6%, dan Entisol 24,8%. pupuk P pada ultisols. Soilrens.
16(1): 1-8

DAFTAR PUSTAKA Hartono, Rudi. 2016. Identifikasi bentuk


erosi tanah melalui interpretasi citra
Anonim. 2018. Hutan Tanaman Rakyat
google earth di wilayah Sumber
dalam Mengurangi Erosi Tanah.
Brantas Kota Baru. Jurnal
http://lestari.biologi.ugm.ac.id/2018
Pendidikan Geografi. 1: 30-42.
/07/26/hutan-tanaman-rakyat-
dalam-mengurangi-erosi-tanah/.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah.
Diakses tanggal 27 Maret 2019.
Mediyatama Sarana Perkasa,
Jakarta.
Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan
Air. IPB Press, Bogor.
Panagos, P., K. Meusburger, C. Ballabio,
P. Borrelli, C. Alewell. 2014. Soil
Belasri, A. dan A. Lakhouili. 2015.
erodibility in Europe: ahigh-
Estimation of soil erosion risk using
resolution data set based on
the universal soil loss equation
LUCAS. Science of the Total
(USLE) and geo-information
Environment. 479–480 :189–200.
technology in Oued El Makhazine
Watershed. Journal of Geographic
Utomo, M., Sudarsono, B. Rusman, T.
Information System. 8:98-107.
Sabrina, J. Lumbanraja, dan
Wawan. 2016. Ilmu Tanah: Dasar-
Dariah, A., H. Subagyo, Chendy, T., dan
dasar dan Pengelolaan.
Setari, M. 2015. Kepekaan Tanah
Prenadamedia Group, Jakarta.
terhadap Erosi.
http://balittanah.litbang.pertanian.g
Yuliana, H., M.H.R. Maulana, D.S.
o.id/ind/dokumentasi/buku/lahanker
Saribun., dan Z. Adin. 2015.
ing/berlereng2.pdf. Diakses tanggal Commented [A9]: tidak digaris bawah, hitam
Hubungan antara kemiringan dan
3 Maret 2019.
posisi lereng dengan tekstur tanah,
permeabilitas, dan erodibilitas tanah
Ezeabasilil, A.C.C., B.U. Okoro., and E.J.
pada lahan tegalan di Desa
Emengini. 2014. Relative
Gunungsari, Kecamatan Cikatomas,
erodibilitas of some soil from
Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal
anambra basin. Sky Journal of Soil
Agrikultura. 26(1):15-22.
Science and Environmental
Managment. 3:83-90.

26
LAMPIRAN PERHITUNGAN

Perhitungan

a = 15 gram

b (berat cawan sebelum) = 30.992

c ( berat hasil oven) = 31.013

KL Alfisol∅ 2𝑚𝑚 = 14.61 %


𝐶−30.992 1000
( D + L ) aktual = ∗ ∗ (100 + 𝐾𝐿)%
15 25

31.013−30.992
= ∗ 40 ∗ 114.61
15
= 6.11 %

6.11
NPD = 93.28
∗ 100 %

= 6.55 %

ACARA IV
27
TEKSTUR TANAH (KUALITATIF)
ABSTRAK Commented [A10]: Abstrak font 10, perbaiki kata-kata pada
Praktikum penentuan Tekstur Tanah (Kualitatif) dilaksanakan pada Selasa, 26 Februari 2019 di abstrak! Kalimatnya masih kurang efektif!!!
Laboratorium Pengelolaan Tanah, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Commented [A11]: Departemen?
Yogyakarta. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menetapkan tekstur tanah secara kualitatif. Pada
praktikum tekstur tanah ini digunakan lima jenis tanah yang berukuran ø 2mm yaitu vertisol, mollisol,
ultisol, alfisol, dan entisol . Penentuan kelas tekstur secara kualitatif dilakukan dengan mencampurkan
tanah dan air, kemudian digunakan indera peraba (tangan) untuk merasakan tekstur secara manual. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui fraksi dominan penyusun tanah. Diperoleh hasil bahwa tanah vertisol
merupakan lempung debuan, tanah mollisol merupakan lempung debuan, tanah ultisol merupakan geluh
lempungan, tanah alfisol merupakan geluh lempung debuan, dan entisol merupakan pasir geluhan.
Kata kunci: Tekstur tanah, Bahan induk, Kualitatif

I. PENGANTAR Klasifikasi tanah berdasarkan Commented [A12]: Justify (berlaku untuk semua bab kecuali
ada ketentuan tersendiri, kasih satu enter dari abstrak
Tanah merupakan lapisan teratas kompsisi dan proporsi fraksi terbagi atas
kerak bumi. Tanah terbentuk dari 12 kelas yaitu lempung, geluh, debu, pasir,
pelapukan batuan dan percampuran bahan pasir geluhan, geluh pasiran, geluh debuan,
organic. Tanah merupakan hal terpenting geluh lempung pasiran, geluh lempungan,
bagi kehidupan makhluk hidup karena lempung pasiran, dan lempung debuan.
seluruh kegiatan rata-rata berpusat di Dari berbagai kelas tekstur tanah, geluh
permukaan tanah. Tanah tersusun atas adalah komposisi fraksi tanah yang ideal
beberapa komponen yaitu bahan mineral, karena memiliki campuran lempung, debu,
bahan organik, air, dan udara. Tanah juga dan pasir yang seimbang. Tanah geluh
memiliki sifat, karakter, dan jenis yang yang memiliki daya simpan air yang baik
berbeda-beda. Salah satu pembeda jenis dan bahan organik yang cukup memiliki
tanah adalah tekstur tanah . manfaat dalam meningkatkan
Partikel tanah memiliki ukuran yang produktivitas tanaman seperti sayur dan
berbeda-beda yang menyebabkan tingkat buah (Anonim, 2019 ).
kekerasan tanah berbeda-beda. Perbedaan Tekstur tanah juga berpengaruh
ukuran partikel tanah ini menyebabkan sebagai media perakaran. Kandungan
tanah memiliki tekstur yang dipengaruhi lempung sangat penting bagi kesuburan
kadar lempung, debu, dan pasir. Lempung, tanah karena mempengaruhi struktur dan
debu, dan pasir disebut juga fraksi sifat hidrologi dan ketersediaan nutrisi
pembentuk tanah. Fraksi pembentuk tanah dlam tanah (Al Hamedet al., 2014). Commented [A13]: Perhatikan spasi! Saya hanya mengingatkan
satu kali, kalian koreksilaiinya sendiri
ini kemudian digunakan untuk Lempung memiliki sifat menyimpan
mengklasifikasikan tekstur tanah dan kelembaban karena memiliki partikel yang
menjadi indiator dari sifat-sifat tanah sangat kecil diantara fraksi lainnya.
tersebut (Martin et al, 2108) Tekstur tanah berlempung cenderung
28
bersifat plastis dan lengket. Fraksi debu (Ardakaniet al., 2015). Hal tersebut terjadi
adalah partikel tanah yang berukuran 0,05 karena tekstur tanah berpengauh terhadap
mm-0,02mm. Tanah berdebu biasanya laju masuknya air dalam tanah,
ditemukan di saluran air dan dataran banjir penyimpanan air, pengelolaan tanah,
tanah berdebu cocok diaplikasikan pada aerasi, dan pemupukan (Utomo, 2016).
drainase dan nutrisi yang cukup. Tanah Pada percoban ini dilakukan analisis
yang banyak mengandung debu apabila kualitatif kelas tekstur tanah. Percobaan ini
diberi air dan dirasakan maka akan terasa dilakukan untuk mengetahui kelas tekstur
licin. Fraksi pasir memiliki ukuran sekitar tanah secara kualitatif serta mengetahui
2mm-0,5mm. berdasarkan USDA fraksi partikel tanah yang dominan secara
pasir terbagi atas pasir sangat halus, pasir kualitatif. Metode kualitatif pada
halus, pasir sedang, pasir kasar, dan pasir percobaan ini memanfaatkan indera peraba
sangat kasar (Forth, 1990). Fraksi pasir untuk merasakan tekstur tanah. Tanah
memiliki tekstur paling kasar diantara yang digunakan pada percobaan ini adalah
fraksi-fraksi yang lain. Fraksi pasir juga tanah kering angin ang berdiameter ø2mm.
memiliki pori-pori yang banyak sehingga
air mudah terserap. II. METODOLOGI
Tekstur tanah memiliki karakter Praktikum Acara IV Tekstur Tanah
yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut (Kualitatif) yang dilaksanakan di
disebaban oleh adanya fraksi-fraksi tanah Laboratorium Pengelolaan Tanah,
(Miguel, 2017). Tekstur tanah juga Departemen Tanah , Fakultas Pertanian
mempengaruhi tingkat erodibilitas suatu Universitas Gadjah Mada pada hari Selasa,
lahan. Lahan yang memiliki prosentase 26 Februari 2019 bertujuan untuk
debu dan lempung yang tinggi memiliki menentukan tekstur tanah. Bahan yang
tingkat erodibilitas yang tinggi pula. digunakan adalah contoh yanah kering
Sedangkan pada tanah bertekstur pasir angin dari jenis vertisol, mollisol, ultisol,
memiliki tingkat erodibilitas yang alfisol, dan entisol dengan ukuran ø2mm.
bergantung pada komposisi tanah debu dan Bahan lain yang digunakan adalah
tanah lempung didalamnya aquadest untuk membasahi tanah. Alat
(Sulistiyaningrumd et al, 2014). Selain itu, yang digunakan adalah piring sebagai
tekstur tanah juga mempengaruhi aktivitas wadah untuk membuat adonan tanah
perkecambahan. Pada perkecambahan dengan campuran aquadest, dan sendok
tanah yang baik yaitu geluh pasiran untuk mengambil tanah.
29
Langkah pertama yang dilakukan bertekstur geluh lempung pasiran,
pada praktikum ini adalah segenggam dominan halus licin bertekstur geluh
tanah diambil dan ditambahkan aquadest lempungan. Jika pita >5cm dibuat bubur,
sedikit demi sedikit sambil diremas-remas ketika dirasakan dominan kasar termasuk
hingga adonan menjadi homogen. Setelah kelas tekstur lempung pasiran, dominan
itu, adonan tanah dibentuk bola dengan halus licin termasuk lempung debuan, dan
cara dikepal-kepal. Apabila tanah tidak dominan kasar dan halus yang sembang
dapat dibentuk bola maka tanah tersebut maka termasuk kelas tekstur lempung.
bertekstur pasir. Jika tanah dapat dibentuk
bola, tanah dicoba dibentuk pita degan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
cara ditekan dan disorong dengan ibu jari Berdasarkan pengamatan tekstur tanah
dan jari telunjuk. Jika tanah tersebut tidak yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil
dapat dibentuk pita, maka tanah tersebut :
bertekstur pasir geuhan. Apabila tanah Tabel 4.1. Hasil percobaan tekstur tanah
tersebut dapat dibentuk pita dan diukur Jenis
Tekstur
panang yang yang terbentuk, ukuran 0,5- Tanah
2,5cm termasuk kelompok pasir geluhan, Vertisol Lempung debuan
ukuran 2,5-5,0cm termasuk kelompok Mollisol Lempung debuan
tekstur geluh lempungan, dan ukuran Ultisol Geluh lempungan
>5,0cm termasuk kelompok tekstur
Geluh lempung
lempungan. Kemudian, tanah tersebut Alfisol
debuan
dibuat menjadi bubur dengan ditambahkan
Entisol Pasir geluhan
aquadest sampai jenuh, lalu dirasakan di
Tekstur adalah gabungan dari
atas telapak tangan dengan jari. Ukuran
partikel-partikel primer tanah seperti pasir,
pita 0,5-2,5cm setelah dibuat bubur jika
debu, dan lempung tanah seperti pasir,
dirasakan dominan kasar termasuk kelas
debu, dan lempung yang kemudian
geluh debuan, dominan rasa halus dan licin
membentuk unit-unit struktur yang lebih
mutlak kelas tekstur geluh debuan,
besar. Tujuan dari praktikum ini adalah
dominan rasa halus licin mutlak kelas Commented [A14]: ????
untuk mengetahui partikel tanah yang
tekstur debu, dan dominan rasa kasar
dominan secra kualitatif. Tekstur tanah
halus seimbang termasuk tekstur geluh.
tidak dapat diubah dalam waktu yang
Selanjutnya, setelah pita 2,5-5,0cm dibuat
singkat, namun strukturnya dapat diubah
bubur jika dirasakan dominan kasar
30
dengan cara menambahkan jenis tanah permukaan tanah menjadi bergelombang.
yang lain (Nyoman, 2016). Sifat-sifat tersebut sesuai dengan
Pada tanah vertisol yang diamati, pengamatan pada tanah vertisol yaitu
diperoleh hasil bahwa tanah mampu lempung debuan.
dibentuk pita >5cm dan ketika diraba Menurut Susanthi (2014) tanah
dominan terasa halus licin sehingga mollisol memiliki sifat sangat halus,
tergolong ke dalam tekstur lempung berlempung, dan bergelombang ketika
debuan. Tanah mollisol menunjukkan hasil kering. Sifat-sifat tersebut berarti sesuai
yang sama seperti tanah vertisol yaitu dengan pengamatan pada tanah mollisol
bertekstur lempung debuan karena ketika yaitu tergolong tekstur lempung debuan.
diraba dominan halus dan licin. Pada jenis Tanah mollisol sulit untuk tererosi karena
tanah ultisol dapat dibentuk pita sepanjang memilki kandungan lempung yang
2,5-5,0cm dan dominan rasa kasar dan memiliki ikatan yang kuat pada setiap
halus yang seimbang, sehinggga termasuk partikel-partikelnya. Menurut Sipayung, et
tekstur geluh lempungan. Tanah alfisol al(2014) Tanah ultisol merupakan tanah
menunjukkan hasil yang hampir sama yang memiliki teksturantara lempug
dengan ultisol yaitu geluh debuan karena hingga lempung pasiran. Tanah ultisol
tanah ini dapat dibuat pita sepanjang 2,5- pada pengamatan bertekstur geluh
5,0cm dan sifat yang ditunjukkan dominan lempungan, sehingga kurang cocok dengan
halus licin, artimya tanah tersebut pendapat sumber. Tanah geluh lempungan
tergolong geluh debuan. Pada tanah entisol memiliki sifat yang tidak selekat tanah
tidak dapat dibentuk pita lebih dari 0,5cm lempung, karena tanah lempung yang
sehingga termasuk dalam pasir geluhan. dikandung cenderung proporsi dengan
Menurut Utomo (2016) tanah fraksi-fraksi lainnya.Menurut Prasetyo
vertisol memiliki sifat menggumpal, (2014) tanah alfisol merupakan tanah yang
berwarna hitam, konsistensi sangat teguh, memiliki bahan organic dan unsur hara
lekat apabila lembab dan basa, dan halus yang rendah. Pada horison B argilik
kapur. Tanah vertisol merupakan tanah terdapat lapisan padat yang sulit ditembus
yang mengembang apabila digenangi air akar tanaman. tanah yang padat memiliki
dan menyusut ketika kering karena vertisol kepekaan terhadap erosi yang rendah.
didominasi oleh fraksi montmorilonit pada Karakteristik tersebut mendekati hasil
setiap horisonnya. Fraksi montmorilonit percobaan praktikan pada terkstur tanah
bersifat lempung yang menyebabkan geluh lempung debuan. Tanah geluh
31
merupakan tanah yang memiliki pecah-pecah. Jenis tanah ini memiliki
kandungan pasir, lempung, dan debu yang kemampuan yang baik dalam menyimpan
proporsional. air dalam jangka waktu yang cukup lama.
Menurut Gaol, (2014) tanah entisol Penambahan bahan organik tidak akan
merupakan berpasir dan mempunyai pH mengubah tekstur tanah tersebut, namun
yang asam sehingga unsur hara yang hanya menambah unsur-unsur hara yang
dikandungnya sedikit. Hal itu sesuai dibutuhkan oleh tanaman (Husen, 2018).
dengan pengamatan oleh praktikan pada Tanah mollisol merupakan tanah
tanah entisol yang digolongkan menjadi yang mudah di jumpai di area cekungan.
pasir geluhan. Bahan induk entisol berasal Relief yang cekung menyebabkan air
dari material gunung berapi, sehingga terperangkap akibat hujan menyebabkan
fraksi yang dominan adalah pasiran karena terjadinya sedimentasi marine yang
tanah tersebut masih muda sehingga menghasilkan tanah lempung. Genangan
pelapukan dan reaksi bahan induk belum air juga dapat menyebabkan dekomposisi
sempurna. Kadar pH pada entisol yang bahan organik oleh organisme pengurai
asam dapat diatasi dengan penambahan menjaadi lebih cepat kaena terjadi
amelioran agar PH tanah menjadi naik fermentasi anaerob.Tanah lempung
hingga netral, dan tanah dapat diolah rersebut sulit untuk tererosi karena adanya
sebagai lahan pertanian. ikatan kuat antar partakel tanah dan
Faktor yang mempengaruhi tekstur membentuk lempengan-lempengan
tanah adalah komposisi fraksi-fraksi (Pramono, 2016).
penyusun tanah meliputi pasir, debu, dan Tanah ultisol merupakan tanah yang
lempung. Selain itu, faktor-faktor sering dijumpai di daerah gunung purba. Commented [A16]: auto text diperbaiki

penyusun tanah seperti bahan induk, iklim, Tanah utisol berasal dari batuan induk
relief, organisme, dan waktu juga podsolik yang melapuk selama jutaan
berpengaruh. Tanah vertisol merupakan tahun. Warna tanah ultisol yang
tanah yang umumnya dari bahan sedimen kemerahan diakibatkan oleh pelindian
yang mengandung mineral smektit dalam bahan organik oleh air hujan sehingga
jumlah tinggi, di daerah datar, cekungan kandungan Fe dalam tanah menjadi tinggi.
hingga berombak. Tanah vertisol memiliki Kadar Fe tanah dapat mempengaruhi
kandungan klei yang cukup tinggi dan keasaman tanah, sehingga pH pada tanah
berstuktur pejal sehingga sulit diolah. Pada ultisol cenderung asam dan miskin hara.
saat kering, tanah mengkerut dan menjadi Tanah yang masam tidak hanya cocok
32
untuk ditanami tanaman tertentu yang karena terdapat kandungan sulfur yang
toleran terhadap asam seperti nanas dan banyak dari dalam gunung. (Gaol, 2014).
lidah buaya. Tanaman yang tidak toleran Analisis tekstur tanah memiiki
akan mengalami keracunan (Tufalia, berbagai manfaat di bidang pertanian
2014). seperti menentukan kadar pupuk yang
Tanah alfisol dapat dijumpai di harus ditambahkan, memperkirakan kadar
daerahbukit. Tanah ini berasal dari potensi erosi tanah, menentukan tanaman
pelapukan batuan beku yang belum apa yang cocok untuk ditanami pada jenis
sempurna. Kondisi relief yang miring tanah tertentu, dan menentukan lokasi
menyebabkan tanah alfisol mudah tererosi. terbaik untuk menanam suatu jenis tanaan.
Proses erosi terjadi karena ada aliran air Tekstur tanah juga berkaitan dengan sifat
dan membawa partikel-partikel tanah ke fisika tanah. Sifat fisik tanah dipengaruhi
area yang lebih rendah dan kemungkinan oleh fraksi-fraksi tanah yang berlainan.
akan terjadi sedimentasi.Tanah yang Hal tersebut meliputi daya dukung tanah,
tersedimentasi akan berubah strukturnya daya serap tanah, kemudahan tanah
dalam jangka waktu tertentu. tererosi, penetrasi akar tanaman, drainase,
Tanah entisol merupakan tanah yang kemudahan tanah terolah, plastisitas, dan
tergolong muda. Tanah ini berasal dari kelekatan (Prasetyo, 2014).
bahan induk yang dihasilkan oleh erupsi Terdapat macam-macam metode
gunung berapi. Pelapukan yang belum penentuan tekstur antara ain penentuan
sempurna diakibatkan oleh adanya erupsi kualitatif, analisis granuler, bouyoucous
gunung berapi yang terus menerus hydrometer, dan kuantitatif yaitu
sehingga kesempatan bahan induk untuk fraksionasi, dispersi, dan pengukuran.
melapuk sulit. Kondisi tanah yang berpasir Penentuan kualitatif dilakukan dengan cara
dan luas permukaan partikel tanah yang membuat pilinan dengan ibu jari dan
kecil menyebabkan tanah sulit terikat telunjuk, metode ini mudah dilakukan di
sehingga tanah mudah tererosi. Pada lapangan, namun hasilnya kurang akurat
daerah yang jauh dari gunung berapi tetap karena kepekaan indera peraba setiap
memiliki kemungkinan adanya tanah orang berbeda-beda. Analisis granuler
entisol, karena bahan induk berupa pasir yaitu analisis yang dilakukan dengan cara
dapat terbawa oleh aliran sungai dan pemipetan. Bouyoucous hidrometer
angin. Umumnya, tanah ini bersifat masam dilakukan dengan menggunakan alat
hydrometer.
33
Husen, S., IGM. Kusnarta, dan Mahrup.
2016. Pertumbuhan dan hasil cabai
IV. KESIMPULAN
merah (Capsicum annum L.) pada
Setelah dilakukan percobaan tekstur system bedeng permanen dengan
beberapa bahan pembenah tanah.
tanah dapat disimpulkan bahwa kelas
Crop Agro. 9(1): 1-13
tekstur tanah pada vertisol adalah lempung
Martin, M. A., Y. A. Pachepsky, C. G.
debuan, mollisol adalah lempung debuan,
Guiterrez, and M. Reyes. 2018. On
ultisol adalah geluh lempungan, alfisol soil textural classification and soil
texture based estimation. Solid Earth.
adalah geluh lempung debuan, dan entisol
9: 159.
adalah pasir geluhan.
Puja, I Nyoman. 2016. Fisika Tanah.
Agroteknologi Universitas Udayana.
DAFTAR PUTSAKA Denpasar.
Al-Hamed, S., M. Wahaby, M. Al- Commented [A17]: Spasi untuk daftar pustaka 1
Pramono, D. A., 2016. Sebaran jenis tanah
Sulaiman, A. Aboukarima. 2014.
di sub daerah aliran Sungai Karang
Prediction of soil fractions (sand, silt,
Mumus menggunakan system
and clay) in surface layer based on
informasi geografis. 2016. Jurnal
natural radionuclicles concentration in
Teknologi Informasi Universitas.
the soil using adaptive neuro fuzzy
1(2): 1-13.
inference system. Open Journal of
Soil Science. 4: 215-225. Commented [A18]: Akhir kalimat diberi titik
Prasetyo, A., E. Listyorini, W. H. Utomo.
2014. Hubungan sifat fisik tanah,
Ardakani, M. A. H., M. H. Hakimi, H.
perakaran, dan hasil ubi kayu tahun
Sodaizadeh. 2016. Effect of seed
kedua pada alfisol Jatikero akibat
source and soil texture on germination
pemberian pupuk organic dan
and survival of Napeta asterotricha as
anorganik. Jurnal Tanah dan
a medicihal plant. Journal of
Sumberdaya Lahan. 1(1): 27-37.
Rangeland Science.6(3): 243.
Sinaga, J. H. K. A. J., Supriadi, dan A.
Anonim.2019. Soil Structure and Texture.
Lubis. 2014. Analisis pengaruh
http://smallfarms.cornell.edu/ . Commented [A19]: Hitam tidak bergaris bawah
tekstur dan C-organik tanah terhadap
Diakses pada 4 Maret 2019.
produksi tanaman ubi kayu di
Kecamatan Pegajahan Kabupaten
Foth, H.D. 1990. Fundamental of Soil
Serdang Bedagai. Jurnal Online
Science Eighth Edition. Michigan
Agroteknologi.(2)4: 1439-1447.
State University. United States of
America.
Sipayung, E. S., G. Sitanggang, dan M. M.
B. Damanik. 2014 Perbaikan sifatfisik
Gaol, S.K.L., H. Hanum, dan G.
dan kimia tanah ultisol Simalingkar B
Sitanggang. 2014. Pemberian zeolite
Kecamatan Pancur Batu dengan
pupuk dan pupuk kalium untuk
pemberian pupuk organic Supernasa
meningkakan ketersediaan hara K dan
dan Rockphosphit serta pengaruhnya
pertumbuhan kedelai di entisol. Jurnal
terhadap produksi tanaman jagung
Online Agroteknologi.2(3): 151-154.
(Zea mays L. ). Jurnal Online
Agroteknologi. 2(2): 394-403.
34
untuk pengembangan tanaman padi
Susanthi, I. A. S. M. A., I. M. Mega, K. sawah di Keamatan Oheo Kabupaten
Sardiana. 2014. Klasifikasi dan Konawe Utara. Jurnal Agriplus. 2(2):
pemetaan famili tanah berdasarkan 184-192.
system taksonomy tanah di Desa
Penatih Dingin Puri Kecamatan Utomo, D. H. 2016. Morfologi profil tanah
Denpasar Timur. E-Journal vertisol di Kecamatan Kraton
Agroteknologi Tropika.3(2): 80-86. Kabupaten Pasuruan.
JurnalPendidikan Geografi.(21)2: 47-
Sulistyaningrum, D., L.D. Susanawati, B. 57.
Suharto. 2014. Pengaruh karakteristik
fisika. Jurnal Sumber Daya Alam dan Utomo, Muhajr. 2016. Ilmu Tanah: Dasar-
Lingkungan.1(1): 55-61. dasar dan Pengelolaan. Prana Media
Group. Jakarta.
Tufalia, M. dan S. Alam. 2014.
Karakteristik tanah dan evaluasi lahan

LAMPIRAN

35
ACARA V
KONSISTENSI TANAH
36
ABSTRAK
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah acara V yang berjudul Konsistensi Tanah Kualitatif ini
dilaksanakan pada Selasa, 5 Maret 2019 di Laboratorium Pengelolaan Tanah, Departemen Tanah,
Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Praktikum ini dilakukan dengan tujuan
untuk menetapkan konsistensi tanah dalam keadaan kering maupun basah. Konsistensi merupakan sifat
fisika tanah yang menunjukkan derajat adhesi dan kohesi partikel tanah pada berbagai tingkat
kelengasan tanah. Sifat yang dimunculkan dari konsistensi tanah yaitu keliatan, kelekatan, dan
keteguhan. Pengukuran konsistensi tanah dapat dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif. Pada
percobaan konsistensi tanah kali ini menggunakan cara kualitatif yaitu menekan tanah bongkah dengan
telunjuk dan ibu jari maupun pangkal telapak tangan dan ibu jari pada konsistensi kering dan
menganalisis tingkat kelekatan dan keplastisitas tanah berdasarkan table yang sudah diketahui.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, tanah vertisols sangat keras, sangat lekat dan plastis,
mollisols sangat keras, lekat, dan plastis, ultisols keras, lekat, dan agak plastis, alfisolske ras, lekat, dan
agak plastis, dan entisols agak keras, agak lekat, dan tidak plastis.
Kata kunci : Konsistensi tanah, adhesi, kohesi

I. PENGANTAR
Tanah merupakan suatu bahan yang mekanik dan fisika tanah meliputi
tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan, kekuatan bergeser, kemampatan,
khususnya pada dunia pertanian. Tanah penyusutan, dan kemampuan untuk
terletak pada lapisan terluar kerak bumi mengembang(Zolfaghari et
yang berasal dari pelapulan batuan. Oleh al.,2015).Secara umum, tanah lempung
karena itu, untuk memperoleh daya memiliki potensi untuk mengalami
dukung tanah diperlukan pengecekan kembang susut. Hal itu dipengaruhi oleh
konsistensi tanah.Konsistensi tanah kadar air. Kadar air dipengaruhi oleh
merupakan ukuran kekuatan daya kohesi iklim. Di Indonesia terdapat iklim tropis
atau adhesi partikel tanah pada berbagai yang menimbulkan fase pengeringan dan
tingkat kelengasan tanah. Tanah dengan fase pembasahan (Mantulangi,
konsistensi yang baik memiliki sifat 2014).Selain itu ada factor lain seperti
mudah diolah dan tidak melekat pada alat jumlahnmineral lempung, susunan tanah,
pengolah tanah. Tanah memiliki keadaan konsentrasi garam dalam air pori, valensi
yang berbeda-beda seperti lembab, basah, kation, sementasi, bahan organic, kadar
atau kering, sehingga sifat tanah air, dan lain-lain (Hardiyanto, 2010). Pada
ditentukan sesuai keadaan tanah(Anonim, tanah yang memiliki pertukaran ion yang
2010).Sifat-sifat geologi tanah ditentukan tinggi memiliki potensi kembang susust
oleh batas Atterberg yaitu untuk yang tinggi jika terjadiperubahan kadar air.
mengklasifikasikan tanah secara terpadu. Tanah akan mengembang disertai
Batas ini juga menyediakan informasi peningkatan tekanan air di pori dan
untuk menggambarkan kandungan timbulnya tekanan kemban. Apanila kadar

37
airnya berkurang sampai batas susust, Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
makan akan terjadi penyusutan. Sifat acara Vyang berjudul Konsistensi Tanah
seperti ini dapat menyebabkan kerusakan Kualitatif yang dilaksanakan pada Selasa,
bangunan (Hakim et al., 2015cit. 5 Maret 2019 di Laboratorium Pengelolaan
Hardiyatmo, 2006). Tanah, Departemen Tanah, Fakultas
Pada kondisi padat, tanah mengalami Pertanian, Universitas Gadjah Mada,
penyusutan. Plastisitas tanah adalah Yogyakarta. Pada percobaan konsistensi
kemampuan untuk mengalami perubahan tanah secara kualitatif digunakan contoh
bentuk tanpa menimbulkan retakan (Hasan tanah agregat tidak terusik (bongkah) pada
et al., 2017). Batas plastis mengacu pada konsistensi kering. Pada percobaan
minimum kadar air dimana tanah menjadi konsistensi tanah secara kualitatif,
genangan. Batas cair adalah kadar air konsistensi basah atau lembab diperlukan
minimum tanah mengalir, batas lengket contoh tanah kering angina berdiameter 2
adalah air dimana tanah memiliki sedikit mm, cawan polselin serta botol pancar
atau tidak sama sekali(Tagar et al., 2014 ). berisi aquades.
Selain itu, terdapat batas-batas lain untuk Pengukuran konsistensi tanah
menunjukkan pendekatan Atterberg seperti keadaan kering dilakukan dengan cacra
batas gulung dan batas berubah warna tanah bongkah diambil dengan ukuran
(Henry, 1943cit. Lal and Sukla, 2004). kurang lebih 1 cm, kemudian ditekan
Pada penentuan konsistensi tanah ini dengan ibu jari dan telunjuk. Apabila
digunakan metode kualitatif dengan sudah ditekan namun belum hancur,
memberikan tekanan pada tanah dan bongkahan tanah ditekan diantara pangkal
membentuk tanah dengan telapak tangan dengan ibu jari. Langkah
tangan.Percobaan ini dilakukan tersebut diulangi sebanyak 3 kali dan
untukkonsistensi tanah dalam keadaan masing-masing dilakukan oleh mahasiswa
kering dan konsistensi tanah dalam berbeda. Kemudian hasil percobaan dibuat
keadaan basah. Tujuan dari dilakukan rata-rataberdasarkan table konsistensi.
praktikum ini adalah menetapkan Pada pengukuran konsistensi tanah
konsistensi tanah dalam keadaan kering keadaan basah dilakukan dengan cara
dan keadaan basah. contoh tanah kering angina berdiameter 2
mm diambil secukupnya kemudian ditetesi
II. METODOLOGI aquades lalu dicampur hingga homogen
menjadi pasta. Setelah itu tingkat
38
kelekatan tanah diamati dengan memijit benda lain, serta ketahanan tanah terhadap
pasta tanah antara ibu jari dengan telunjuk. gaya dari luar atau perubahan bentuk.
Sisa tanah yang menempel pada kedua jari Pengamatan konsistensi dapat dilakukan
diamati dan disesuaikan dengan table pada tanah dalam keadaan basah, lembab
tingkat kelekatan tanah. Kemudian tanah dan kering. Pengamatan konsistensi tanah
dibuat seperti pipa dengan diameter 2-3 dalam keadaan basah berarti kandungan air
mm. lalu tingkat plastisitas tanah dicatat tanah lebih besar daripada kapasitas
berdasarkan table tingkat plastisitas tanah. lapang. Konsistensi tanah dalam keadaan
basah dapat dibedakan atas dua yaitu
III. HASIL DAN PEMBAHASAN berdasarkan kelekatan dan plastisitas.
Tabel 5.1 Konsistensi pada berbagai jenis Kelekatan menunjukkan kekuatan adhesi
tanah tanah dengan benda lain, terdiri dari tidak
lekat (tanah tidak melekat pada jari
Konsiste
Jenis Kelekat Plastisit
nsi tangan), agak lekat (sedikit melekat pada
tanah an as
kering
jari tangan), lekat (melekat pada jari
Vertiso Sangat Sangat tangan) dan sangat lekat (sangat melekat
Plastis
ls keras lekat
pada jari tangan). Plastisitas adalah sifat
Mollis Sangat
Lekat Plastis yang menunjukkan kemampuan tanah
ols keras
Ultisol Agak untuk membentuk gulungan. Plastisitas
Keras Lekat
s plastis dapat dibedakan menjadi tidak plastis
Alfisol Agak (tidak dapat dibuat pipa), agak plastis (pipa
Keras Lekat
s plastis
retak-retak, tidak dapat dibuat bentuk
Entisol Agak Agak Tidak
s keras lekat platis tertentu), plastis(dapat dibentuk seperti O,
Percobaan praktikum acara V yang S, dan 8) dan sangat plastis(dapat dibentuk
berjudul “Kosistensi Tanah Kualitatif“ seperti O, S, dan 8 tanpa retak) (Sutanto,
bertujuan untuk mengetahui konsistensi 2005).
tanah dalam keadaan kering dan Konsistensi dalam keadaan tanah
mengetahui konsistensi tanah dalam lembab/basah berarti kapasitas air
keadaan basah/lembab. Konsistensi tanah mendekati kapasitas lapang dan dapatdi
juga merupakan salah satu sifat fisika uraikan menjadi lepas, sangat gembur,
tanah akibat terjadinya daya tarik menarik gembur, teguh, sangat teguh dan sangat
(kohesi) antara butir-butir tanah dan/atau teguh sekali. Konsistensi dalam keadaan
tarik menarik (adhesi) butir tanah dengan kering menunjukan keadaan tanah dalam
39
keadaan kering angin dan dapat porositas, konsistensi, dan kemampuan
dideskripsikan sebagai lepas(tanah tidak kembang kerut. Kandungan tanah semakin
melekat), lunak(gumpalan tanah mudah dalam semakin tinggi. Pada kondisi kering,
hancur bila diremas), agak keras, keras dan tanah vertisol padat, pejal, keras, dan
sangat keras yang menggambarkan retak- retak, sulit diolah. Tanaman pada
keadaan tanah yang memerlukan tenaga kondisi kering, akan layu dan mati, karena
untuk hancur jika diremas sampai keadaan tanah mengambil cairan dalam tubuh
tanah yang tidak dapat hancur saat diremas tanaman.
dengan tanagan. Sementasi (pemadasan) Pada tanah mollisols konsistensi tanah saat
yang terjadi didalam tanah dapat pula kering sangat keras, sedangkan saat
dibedakan atas keadaan sementasi yang lembab/basah lekat dan plastis. Menurut
lemah (dapat dihancurkan dengan tangan), Susanthi et al. (2014), Molisol memiliki
kuat (dapat dihancurkan dengan palu, dan struktur gumpal membulat pada horizon
memadas (tanah hanya dapat dihancurkan pertama dan gumpal menyudut pada
jika dipukul dengan palu yang keras) horizon kedua dan ketiga. Seluruh
(Fiantis, 2014 ). horisonnya memiliki konsistensi agak
Analisis konsistensi tanah pada lekat dan memiliki tingkat plastisitas agak
percobaan ini sangat penting karena plastis. Mollisol memiliki pH agak masam
konsistensi tanah berperan dalam disetiap horisonnya. Berdasarkan analisis
menentukan cara mengolah tanah yang di laboratorium, mollisols memiliki nilai
baik , mengetahui kemampuan tanah KTK rendah sampai sedang. Nilai
dalam menyimpan lengas, dan dapat kejenuhan basa (KB) mollisols di seluruh
memperkirakan tanah tersebut cocok untuk horison memiliki nilai KB yang tergolong
dikelola atau tidak. Berdasarkan percobaan tinggi hingga sangat tinggi. Mollisol
ini,tanah vertisol saat kering sangat keras, memiliki ordo Mollisol memiliki epipedon
sedangkan saat basah sangat lekas dan molik, dan memiliki kejenuhan basa
plastis. Menurut Utomo (2016), sifat liat (dengan NH4OAc) lebih dari 50% pada
vertisol di lapangan menunjukkan tanah keseluruhan horison serta mempunyai
dapat digulung dalam ukuran 1-2 mm kandungan bahan organik yang tinggi.
tanpa putus pada kondisi lembab, dan Tanah ultisols pada percobaan
dalam kondisi lembap-basah tanah sangat memiliki konsistensi pada saat kering
lekat. Keberadaan tekstur tanah terkait keras, sedangkan konsistensi pada saat
dengan berat jenis, berat volume, lembab/basah lekat dan agak plastis.
40
Menurut Andalusia et al. (2016), Tanah lapisan tanah yang terbentuk akibat terjadi
ordo Ultisol atau yang lebih dikenal akumulasi liat. Alfisol mempunyai
sebagai tanah Podsolik Merah Kuning kejenuhan basa tinggi (50%) dan
(PMK) merupakan salah satu jenis tanah umumnya merupakan tanah subur. Tanah
kurang subur yang dimanfaatkan dalam tersebut umumnya terbentuk di bawah
bidang pertanian. Konsistensi tanah dapat berbagai hutan atau tertutup semak. Secara
dikatakan sebagai tingkat kelekatan tanah mekanis, pemadatan tanah dapat terjadi
terhadap benda lain. Konsistensi tanah di karena penggunaan alatalat berat, injakan
lapangan ditentukan dalam kondisi basah hewan atau manusia, atau pencucian liat
dan kering . Berdasarkan hasil dari tanah lapisan permukaan yang
pengamatan, konsistensi tanah yang menyumbat pori dan memadatkan tanah
terdapat di lokasi penelitian untuk kondisi lapisan bawah (Wijanarko et al., 2007).
kering adalah lepas sampai teguh, Menurut Wijanarko et al. (2012), struktur
sedangkan dalam kondisi basah berkisar tanah pada kedua profil ini
dari agak lekat sampai plastis. memperlihatkan perkembangan lemah,
Tanah alfisols memiliki konsistensi yaitu butir halus dengan diameter 1−2 mm
pada saat kering keras, sedangkan pada pada horizon a sampai perkembangan kuat
saat lembab/basah konsistensi tanahnya dengan struktur gumpal pada horison b
lekat dan agak plastis.Alfisols merupakan dengan diameter 10–20 mm. Nodul dan
tanah yang relatif muda, masih banyak konkresi merupakan konsentrasi Fe/Mn
mengandung mineral primer yang mudah yang mengeras seperti kerikil yang dapat
lapuk, mineral liat kristalin dan kaya unsur dipisahkan butir-butirnya dari tanah. Hal
hara. Tanah ini mempunyai kejenuhan ini terjadi karena hasil proses reduksi dan
basa tinggi, KTK dan cadangan unsur hara oksidasi senyawa-senyawa Fe dan Mn
tinggi. Alfisols terbentuk melalui proses dalam tanah. Kekuatan tanah merupakan
kombinasi antara podsolisasi dan laterisasi nilai (besarnya) tekanan pada waktu
pada daerah iklim basah dan biasanya terjadinya perubahan bentuk. Semakin
terbentuk dibawah tegakan hutan berkayu tinggi nilai kekuatan tanah semakin padat.
keras. Alfisol adalah tanah-tanah di daerah Tanah yang padat kurang menguntungkan
yang mempunyai curah hujan cukup tinggi bagi pertumbuhan akar tanaman karena di
untuk menggerakkan lempung turun ke samping sulit ditembus oleh akar juga
bawah dan membentuk horison argilik. memiliki persentase pori aerasi yang
Horison argilik merupakan horison atau rendah.
41
Pada percobaan tanah entisol, tanah ini lempung, perbedaan kandungan jenis
konsistensi saat kondisi kering agak keras, lempung akan berpengaruh pada daya
sedangkan untuk kondisi lembab/basah lekat tanah tersebut baik dalam keadaan
agak lekat dan tidak plastis. Menurut Gaol kering, lembab maupun basah.
et al.,(2014),Tanah Entisol bertekstur Kandungan bahan organik mempengaruhi
kasar atau mempunyai konsistensi lepas, day serap tanah akan air, apabila
struktur lepas, tingkat agregasi rendah, kandungan bahan organiknya sedikit maka
peka terhadap erosi dan kandungan hara kemampuan tanah untuk menyimpan air
rendah serta bahan organik yang rendah. juga menjadi rendah begitu juga
Tanah Entisol merupakan lahan marjinal sebaliknya sehingga hal ini juga
yang memiliki sifat fisik, kimia dan berpengaruh pada konsistensi tanah karena
biologi tanah yang kurang subur karena sebagai mana dijelaskan bahwa kandungan
memiliki tekstur pasir, struktur lepas air tanah juga mempengaruhi konsistensi
permeabilitas cepat, daya menahan dan tanah.
menyimpan air yang rendah serta hara Hubungan konsistensi tanah dengan
rendah dan bahan organik rendah. Tanah tekstur tanah dan struktur tanah sangat
berpasir sangat porous sehingga daya erat. Dilihat dari segi pengertian, tekstur
sangga air dan pupuk sangat rendah, adalah perbandingan relatif dari komposisi
miskin hara dan kurang mendukung fraksi-fraksi penyusun tanah. Struktur
pertumbuhan tanaman. adalah penggabungan atas partikel-partikel
Faktor yang mempengaruhi (pasir, debu, lempung) membentuk unit-
konsistensi tanah adalah Tekstur tanah, unit struktur yang lebih besar (agregat),
kadar air tanah, jenis liat, dan kandungan sedangkan konsistensi tanah adalah sifat
bahan organik. Tekstur tanah yang kasar fisika tanah yang menunjukkan derajat
daya plastisnya akan rendah karena pada adhesi dan kohesi partikel tanah pada
tanah yang teksturnya kasar sedikit berbagai tingkat kelengasan tanah.
mengandung lempung sehingga Berawal dari tekstur lalu tersusun
menyebabkan daya plastisitasnya rendah, mendapatkan struktur tanah setelah itu
begitu pula sebaliknya. Bila kadar air mengetahui gaya-gaya yang timbul akibat
tanah tinggi, campuran tanah dan air akan gabungan partikel-partikel primer.
menjadikan tanah lembek seperti cairan Manfaatmengetahui konsistensi
sehingga mempengaruhi batas cair dan dalam bidang pertanian yaitu
batas plastisnya. Ada banyak jenis mempermudah dalam pengolahan tanah,
42
mengetahui tanaman apa yang cocok untuk kering tanah vertisol sangat keras, tanah
ditanam pada suatu jenis tanah. Setiap mollisos sangat keras, tanah ultisols keras,
tanah memiliki perbedaan, dalam tanah alfisols keras, dan tanah entisols
perbedaan itu terdapat keunggulan tanah agak keras. Pada kondisi basah atau
dan kelemahantanah. Dengan hal ini, lembab tanah vertisols sangat lekatdan
konsistensi tanah membantu menyesuaikan plastis, tanah mollisols lekat dan plastis,
jenis tanaman yang sesuai dengan tanah tanah ultisols lekat dan agak plastis, tanah
sehingga mampu meningkatkan produksi alfisols lekat dan agak plastis, dan tanah
hasil pertanian. Selain itu, dapat entisols agak lekat dan tidak plastis.
mengurangi dampak erosi terutama pada
pertanian di lereng. DAFTAR PUSTAKA
Penentuan konsistensi tanah terdapar
Anonimus. 2010. Konsistensi Tanah.
dua metode, yaitu metode secara kualitatif <http://hmit.lk.ipb.ac.id/2010/07/17/
konsistensi/>. Diakses 4 Maret 2019.
dan kuantitatif. Pada praktikum konsistensi
tanah ini digunakan metode secara Andalusia, B., Zainabun, dan T. Arabia.
2016. Karakteristik tanah ordo
kualitatif. Metode kualititatif dengan
ultisol di perkebunan kelapa sawit
menekan bongkah tanah di antara ujung PT Perkebunan Nusantara I (Persero)
Kabupaten Aceh Utara. Jurnal
pangkal telapak tangan. Penetapan secara
Kawista 1(1):45-49.
kualitatif dengan melihat tingkat kekerasan
Fiantis, D. 2014. Morfologi dan
untuk kondisi kering, sedangkan pada
Klasifikasi Tanah. Lembaga
kondisi basaah/lembab melihat tingkat Pengembangan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (LPTIK). Padang.
kelekatan dan keliatan. Penetuan
konsistensi tanah dengan metode kualitatif Goal, S., K. L., Hamida H., dan G.
Sitanggang. 2014. Pemberian zeolit
karena cara penentuannyayang mudah dan
dan pupul kalium untuk
sederhana. Untuk metode kuantitatif meningkatkan ketersediaan hara K
dan pertumbuhan kedelai di entisol.
dengna pendekatan angka Atterberg.
Jurnal Online Agroteknologi
Angka Atterberg yaitu batas cair, batas 2(3):1151-1159.
gulung, batas lekat, dan batas berubah
Hardiyatmo, H.C.2006. Mekanika Tanah
warna. 1. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.

IV. KESIMPULAN Hardiyanto, C.H. 2010. Mekanika Tanah.


Gadjah Mada University Press.
Berdasarkan percobaan yang sudah
Yogyakarta.
dilakukan konsistensi dalam keadaan
43
Hasan, M., A. Sayed, M. Hossain, and Mari. 2014. Soil failure patterns and
MH. Sohel. 2017. Determination of draft influenced by consistency
consistency limits of different limits : An evaluation of the
agricultural soils. Journal of remolded soil cutting test. Soil &
Agricultural and Soil Science 5(1):1- Tillage Research, 137 : 58-66.
7.
Utomo, D. Hari. 2016. Morfologi profil
Lal, R. and M.K. Shukla. 2004. Principle tanah vertisols di Kecamatan Kraton,
of Soil Physics. Marcel Dekker. New Kabupaten Pauruan. Jurnal
York. 716 pp Pendidikan Geografi. (2) : 47-57.

Mantulangi, A. S. 2014. Kajian potensi Wijanarko, A., A. A. Rahmianna, dan


kembang susut tanah akibat variasi Sudaryono. 2012. Status kesuburan
kadar air (studi kasus lokasi lahan kering alfisol dan usaha
pembangunan gedung Laboratorium peningkatan produktivitas kacang
Terpadu Universitas Negeri tanah. Prosiding Seminar Hasil
Gprpntalo). Jurnal Ilmiah Teknik Penelitian Tanaman Aneka Kacang
Sipil. 1(1):1-2. dan Umbi. 401-409.

Susanthi, I. A. S. M. Ary, I M. Mega, dan Wijanarko, A., Sudaryono, dan Sutarno.


K. Sardiana. 2014. Klasifikasi dan 2007. Karakteristik sifat kimia dan
pemetaan family tanah berdasarkan fisika tanah alfisol di Jawa Timur
system taksonomi tanah di Desa dan Jawa Tengah. Iptek Tanaman
Penatih Dangin Puri Kecamatan Pangan. 2(2): 214-226.
Denpasar Timur. E Jurnal
Agroekoteknologi Tropoka 3(2):80- Zolfaghari, Z., M. R. Mosaeghi, S.
88. Ayoubi, and H. Kelishali. 2015. Soil
Atterberg limits and consistency
Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu indices as influenced by land use and
Tanah. Kanisius. Yogyakarta. slope position in Western Iran.
Journal of Mountain Science.
Tagar A.A., Changying Ji, Qishuo D., J. 12(6):1-2.
Adamowski, F.A. Chandio, and I.A.

44
LAMPIRAN

45
ACARA VI
BAHAN ORGANIK TANAH
ABSTRAK
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah Acara VI yang berjudul Bahan Organik Tanah dilaksanakan pada
tanggal 5 Maret 2019 di Laboratorium Pengelolaan Tanah, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Praktikum ini bertujuan untuk mengukur kandungan bahan
organik tanah melalui pendekatan C-organik. Bahan organik adalah sekumpulan dari beragam senyawa
organik yang sedang atau sudah mengalami dekomposisi. Pengukuran kadar C-organik dilakukan
dengan metode Walkley and Black. Prinsip metode Walkley and Black adalah mengoksidasi C-organik
dalam sampel tanah dalam suasana asam dan produk yang dihasilkan setara dengan karbon yang
tereduksi. Hasil percobaan menunjukan bahwa kandungan bahan organik dari masing-masing sampel
tanah, yaitu Vertisol 2,668%, Mollisols 6,387%, 1,534%, Alfisol 1,36%, dan Entisol 1,344%.
Kata kunci : Bahan organik, C-Organik, Walkley and Black

I. PENGANTAR kesuburan tanah (Yudono et al., 2016).


Hampir semua kehidupan makhluk Bahan organik tersebut dapat berasal dari
di permukaan bumi tergantung pada residu tumbuhan, hewan, dan mikrobia
karbon organik untuk mendapatkan hara (Schulten et al., 1993cit. Neumman et al.,
dan energi. Manusia telah lama memahami 2014). Akan tetapi, sumber utama bahan
pentingnya bahan organik untuk organik berasal dari jaringan tumbuhan
menyokong pertumbuhan tanaman. Pada karena tumbuhan mampu menghasilkan
zaman dahulu ketika masih menggunakan unsur karbon dari hasil fotosintesis. Unsur
sistem ladang berpindah, tanah yang karbon ini berada dalam bentuk senyawa-
berwarna hitam dengan kandungan bahan senyawa polisakarida seperti selulosa,
organik tinggi merupakan tanah yang hemiselulosa, pati, bahan-bahan pektin,
dipilih sebagai tempat bercocok tanam dan lignin (Handayanto et al., 2017).
selanjutnya. Pengetahuan tentang Senyawa seperti pati dan selulosa akan
kemampuan penyimpanan karbon dari dicerna oleh mikrobia tanah secara cepat,
suatu ekosistem menjadi sangat penting sedangkan lignin resisten terhadap
karena keberadaan karbon di dalam tanah perombakan dan akhirnya membentuk
akan menjamin ketersediaan pangan yang humus (Tohari et al., 2017).
pada akhirnya akan menjamin Menurut Oldfield et al. (2019),
keberlangsungan hidup dari semua bahan organik tanah dapat meningkatkan
mahkluk di permukaan bumi. kesuburan tanah karena bahan organik
Bahan organik adalah suatu tanah berperan penting dalam
sumberdaya alam yang terdiri atas semua memperbaiki berbagai sifat-sifat tanah.
komponen organik dalam tanah yang Bahan organik tanah mampu mengurangi
sangat penting dalam menentukan kehilangan air dan hara, memperbaiki
46
struktur tanah sehingga sistem draenase melalui pendekatan C-organik. Metode
dan aerase tanah dapat berjalan dengan yang digunakan untuk menentukan kadar
baik, serta meminimalkan hilangnya C-organik tanah adalah metode Walkey
lapisan-lapisan tanah akibat erosi. Selain and Black. Metode Walkley and Black
itu, bahan organik tanah juga menjadi dipilih karena sederhana, cepat, dan hanya
sumber karbon dan energi untuk membutuhkan peralatan yang minimal.
mendukung pertumbuhan dan aktivitas
mikrobia tanah yang juga berperan dalam II. METODOLOGI
memperbaiki agregasi tanah. Dengan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
demikian, bahan organik tanah merupakan Acara VI yang berjudul Bahan Organik
parameter utama yang dapat menentukan Tanah dilaksanakan pada Selasa, 5 Maret
kualitas, produktivitas, dan fungsi ekologis 2019 di Laboratorium Pengelolaan Tanah,
tanah (Kucerik et al., 2018). Departemen Tanah, Fakultas Pertanian,
Efektivitas dan efisiensi penggunaan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
bahan organik tanah sangat ditentukan Pada praktikum ini dilakukan
oleh kualitas bahan organik tersebut. Salah percobaanpengukuran bahan organik tanah
satu indikator penting kualitas bahan melalui pendekatan kadar C-organik.
organik tanah adalah nisbah C/N. Nisbah Penetapan kadar C-organik dilakukan
C/N akan menentukan kandungan hara, dengan metode Walkley and Black.Prinsip
laju dekomposisi, dan kemampuannya dari metode Walkley and Black, yaitu C-
dalam konservasi tanah dan air (Utomo et organik dalam sampel tanah dioksidasi dan
al., 2016). Menurut Tohari et al. (2017), produk yang dihasilkan setara dengan
rasio C/N beragam antar spesies tanaman karbon yang tereduksi.Bahan yang
dan laju dekomposisi akan menurun digunakan pada percobaan ini adalah
sejalan dengan kenaikan rasio C/N. contoh tanah Vertisol, Mollisols, Ultisol,
Tanaman dengan rasio C/N rendah berarti Alfisol, dan Entisol kering angin Ø 0,5
kaya akan nitrogen dan perombakannya mm, larutan K2Cr2O7 1 N, larutan H2SO4 1
berjalan cepat, sedangkan tanaman dengan N, larutan FeSO4 1 N, akuades, dan
rasio C/N tinggi berarti miskin nitrogen indikator difenilamin, sedangkan alat yang
dan laju dekomposisi berlangsung sangat digunakan adalah labu takar 50 ml, pipet
lambat. volume 10 ml, gelas ukur 10 ml, labu
Praktikum ini bertujuan untuk erlenmeyer 50 ml, dan buret.
mengukur kandungan bahan organik tanah
47
Pada pengukuran kadar C-organik, dititrasi dengan FeSO4 1 N hingga
contoh tanah kering angin Ø 0,5 mm warnanya berubah kehijauan.
ditimbang seberat 1 gram dan dimasukan
ke dalam labu takar 50 ml. Sebanyak 10 III. HASIL DAN PEMBAHASAN
ml larutan K2Cr2O71 N kemudian Pada percobaan ini diperoleh hasil
dimasukan ke dalam labu takar tersebut kadar bahan organik (BO) dari masing-
dengan pipet volume 10 ml. Setelah itu, masing sampel tanah :
larutan H2SO4 1 N sebanyak 10 ml Tabel 6.1. Kadar bahan organik sampel
ditambahkan ke dalam campuran tersebut Tanah Bahan Organik (%)
secara perlahan lewat dinding kaca dan Vertisol 2,668
apabila terjadi luapan, penambahan H2SO4 Mollisol 6,387
dihentikan sebentar. Labu takar kemudian Ultisol 1,534
digojok dengan gerakan mendatar dan Alfisol 1,360
memutar. Warna campuran tersebut harus Entisol 1,344
tetap merah jingga atau kekuningan Bahan organik tanah merupakan
sehingga apabila warnanya berubah jadi penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan
hijau, campuran tersebut harus hewan yang sebagian telah mengalami
ditambahkan lagi dengan larutan K2Cr2O71 pelapukan dan pembentukan kembali.
N dan H2SO4 1 N sebanyak 5 ml dan Bahan organik tanah tersebut berada dalam
digojok lagi. Labu takar dibiarkan selama pelapukan aktif dan menjadi mangsa
30 menit agar campuran dingin. Setelah serangan organisme tanah. Sebagai
dingin, campuran ditetesi dengan indikator akibatnya bahan organik tanah berubah
difenilamin sebanyak 2-3 tetes dan terus sehingga harus selalu diperbaharui
kemudian ditambahkan dengan akuades melalui penambahan sisa-sisa tanaman
hingga volume 50 ml tepat. Labu takar atau hewan (Handayanto et al., 2017).
disumbat dan digojok dengan dibolak- Pada tanah-tanah mineral, jumlah bahan
balik sampai homogen dan dibiarkan organik tanah diperkirakan hanya berkisar
mengendap. Setelah itu, larutan yang antara 0,5-5% dari total volume tanah,
jernih diambil sebanyak 5 ml dengan pipet tetapi sangat berpengaruh terhadap sifat-
volume 5 ml dan kemudian dimasukan ke sifat tanah (Utomo et al., 2016). Pengaruh
dalam gelas erlenmeyer 50 ml. Larutan bahan organik di dalam tanah mencakup
jernih tersebut ditambahkan dengan gatra-gatra (aspek) genesa, sifat fisika, dan
akuades sebanyak 15 ml dan kemudian sifat kimia tanah. Pengaruh bahan organik
48
tersebut dapat bersifat jangka panjang kuning, dan akhirnya produksi tanaman
ataupun jangka pendek. Pengaruh jangka akan menurun (Utomo et al., 2016).
panjang terutama diperankan oleh bahan Dengan demikian, analisis bahan organik
humus, sedangkan pengaruh jangka tanah ini penting untuk dilakukan supaya
pendek diberikan oleh bahan-bahan bukan dapat melestarikan kesuburan tanah dan
humus (Yudono et al., 2016) medapatkan angka yang ideal bagi
Pada proses pengelolaan kesuburan pertumbuhan tanaman.
tanah, efektivitas dan efisiensi penggunaan Kandungan bahan organik tanah
bahan organik ditentukan oleh kualitas Vertisol dari hasil percobaan adalah
bahan organik tersebut. Salah satu 2,668%. Hasil penelitian Sudadi dan
indikator penting kualitas bahan organik Ariyanti menunjukan bahwa kandungan
tanah adalah nisbah C/N. Nisbah C/N akan bahan organik tanah Vertisol rendah, yaitu
menentukan kandungan hara, laju 1,92%. Rendahnya kandungan bahan
dekomposisi, dan kemampuannya dalam organik tanah Vertisol dapat disebabkan
konservasi tanah dan air. Bahan organik karena tanah Vertisol memiliki sifat
dengan nisbah C/N rendah berarti bahan mengembang dan mengkerut yang terjadi
organik tersebut banyak mengandung N secara periodik sehingga menyebabkan
dan mudah terdekomposisi sehingga cepat bahan organik yang berada di permukaan
memasok N bagi tanaman. Sebaliknya, akan masuk terperosok ke dalam retakan
bahan organik dengan nisbah C/N tinggi (Utomo, 2016).
akan sulit terdekomposisi sehingga dapat Kandungan bahan organik tanah
menyebabkan tanaman kekahatan N Mollisols yang didapatkan dari percobaan
karena immobilisasi (Utomo et al., 2016). ini adalah 6,387%. Nilai tersebut
Immobilisasi, yaitu perubahan nitrat atau menunjukan bahwa kandungan bahan
ammonium menjadi nitrogen organik yang organik tanah tersebut tinggi. Mollisols
disebabkan oleh mikroorganisme pada saat merupakan tanah padang rumput atau
mengurai sisa-sisa tanaman atau hewan. prairie yang dicirikan dengan horizon
Nitrogen organik tersebut tidak dapat permukaan yang tebal dan gelap (Fiantis,
dimanfaatkan tanaman sebelum diubah 2007). Oleh karena itu, kandungan bahan
oleh mikroorganisme menjadi ion organik tanah Mollisols ini tinggi karena
ammonium (Budiyanto, 2015). Akibatnya dihasilkan dari dekomposisi rumput-
tanaman akan kekurangan N sehingga rumputan, terutama akar. Dengan
tanaman menjadi kerdil, daun berwarna demikian, tanah Mollisols ini sangat cocok
49
bagi tanah pertanian karena mempunyai bahan organik tanah Entisol yang
kesuburan alami yang tinggi. digunakan pada percobaan ini rendah.
Kandungan bahan organik tanah Hasil penelitian Naritatih et al., (2013)
Ultisol dari hasil percobaan adalah menunjukan bahwa kandungan bahan
1,534%. Nilai tersebut menunjukan bahwa organik tanah Entosol rendah, yaitu 1,67%.
kandungan bahan organik pada tanah Rendahnya kandungan bahan organik
Ultisol rendah. Menurut Alibasyah (2016), tersebut disebabkan karena tanah Entisol
kandungan bahan organik tanah Ultisol memiliki tekstur pasir sehingga daya
rendah, yaitu <1,15%. Hal tersebut sangga terhadap air dan pupuk sangat
dikarenakan tanah Ultisol memiliki rendah (Gaol et al., 2014).
karakteristik pasir sehingga proses Kandungan bahan organik tanah
dekomposisi berjalan cepat serta sebagian sangat bervariasi dari sangat rendah,
terbawa erosi. Rendahnya kandungan seperti tanah pasir dan gurun, sampai
bahan organik tersebut juga menyebabkan sangat tinggi mencapai 98% untuk tanah
proses pencucian basa berlangsung lama Histosol (gambut). Menurut Utomo et al.
dan terjadi secara intensif sehingga (2016), kandungan bahan organik tanah
mengakibatkan kandungan hara pada tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
Ultisol menjadi rendah (Pane et al., 2014). menyebabkan kandungannya meningkat
Kandungan bahan organik tanah dan menurun. Faktor-faktor yang
Alfisol dari hasil percobaan adalah 1,36%. memengaruhi level bahan organik tanah,
Nilai tersebut menunjukan bahwa yaitu jenis tanah, iklim, vegetasi yang
kandungan bahan organik pada tanah tumbuh di atasnya, tekstur dan drainase,
Alfisol rendah. Hasil penelitian Sudadi dan pengolahan tanah, rotasi tanaman,
Ariyanti (2012) menunjukan bahwa pemberian residu dan hara, serta
kandungan bahan organik tanah Alfisol kebakaran.
rendah, yaitu 1,89%. Kandungan bahan Aridisol merupakan tanah dengan
organik yang rendah tersebut disebabkan kandungan bahan organik terendah,
karena tanah Alfisol termasuk tanah yang sementara Histosol merupakan tanah
masih muda dan perkembangannya belum dengan kandungan bahan organik
lama (Suntoro et al., 2017). Kandungan tertinggi. Tanah hutan di daerah tropis
bahan organik tanah Entisol hasil memiliki kandungan bahan organik yang
percobaan ini adalah 1,344%. Nilai sama dengan tanah di daerah iklim sedang
tersebut menunjukan bahwa kandungan yang lembab. Andisol memiliki kandungan
50
bahan organik tertinggi dibandingkan organik di dalam tanah karena pengolahan
dengan tanah-tanah mineral lainnya membuat hancurnya agregat tanah
(Utomo et al.,2016). Faktor iklim yang sehingga karbon organik yang tersimpan
memengaruhi level bahan organik di menjadi terekspos oleh pelapukan dan
dalam tanah, yaitu temperatur dan perombakan oleh mikrobia (Smith et al.,
kelembapan. Secara umum, kandungan C- 2008 cit. Utomo et al., 2016).
organik tanah tinggi pada iklim dingin dan Bahan organik memainkan peran
lembab dan akan semakin meningkat utama dalam pembentukan agregat tanah
dengan meningkatnya presipitasi dan yang baik sehingga secara tidak langsung
penurunan temperatur (Utomo et al., akan memperbaiki kondisi fisik tanah dan
2016). Vegetasi merupakan sumber utama pada gilirannya akan mempermudah
bahan organik tanah. Perubahan jenis dan penetrasi akar, perkembangan akar, serta
populasi vegetasi di permukaan tanah akan meningkatkan ketahanan tanah terhadap
memengaruhi kandungan bahan organik erosi (Yudono et al., 2016). Menurut
tanah (Utomo et al., 2016). Tekstur tanah Handayanto et al. (2017), bahan organik
juga cukup berperan dalam menentukan tanah dapat berperan dalam memperbaiki
kandungan bahan organik di dalam tanah. sifat-sifat tanah, baik sifat fisik, kimia,
Semakin tinggi jumlah lempung, maka maupun biologi. Secara fisik, bahan
semakin tinggi kadar bahan organik dan N organik berperan dalam memperbaiki
tanah, bila kondisi lainnya sama. Tahan struktur dan agregat tanah. Secara kimia,
berpasir memiliki tingkat oksidasi yang bahan organik dapat menyediakan N, P,
tinggi sehingga bahan organik tanah akan dan S untuk tanaman. Sedangkan secara
cepat habis (Handayanto et al., 2017). biologi, bahan organik akan memengaruhi
Pada tanah dengan draenasi buruk, aktivitas organisme mikroflora dan
dimana air berlebih, maka oksidasi mikrofauna yang dapat menyediakan
menjadi terhambat karena aerasi yang nutrien bagi tanaman. Hal ini akan
buruk. Hal ini menyebabkan kadar bahan memengaruhi pertumbuhan dan
organik dan N tinggi daripada tanah perkembangan tanaman yang tumbuh di
berdrainasi baik (Handayanto et al., 2017). atasnya.
Tindakan pada saat melakukan pengolahan Bahan organik tanah memegang
tanah juga memengaruhi level bahan peranan penting dalam kesuburan tanah.
organik tanah. Tindakan pengolahan tanah Secara ringkas, peranan bahan organik
dapat meningkatkan kehilangan bahan dalam kesuburan tanah, yaitu sebagai
51
sumber dan pemasok unsur hara, 2Cr2O72- + 3C+ 16 H+ → 4Cr3+ + 3CO2
meningkatkan KPK, meningkatkan + 8H2O
agregasi dan kelembapan tanah, bahan Gambar 3.1 Oksidasi kalium dikromat
Sumber: bcodata.whoi.edu
khelat, pemasok karbon untuk aktivitas
Sementara itu, penggunaan H3PO4
mikrobia tanah, dan jika berada di
tidak diperlukan karena penambahan
permukaan, bahan organik dapat
H3PO4 ke dalam campuran sampel yang
mengurangi erosi tanah, mengurangi
telah dingin dapat menghilangkan
kehilangan air, dan menurunkan suhu
3+
pengaruh dari ion Fe sehingga dapat
tanah (Gardiner dan Miller, 2008 cit.
menyebabkan dekarboksilasi bahan
Utomo et al., 2016). Dengan demikian,
organik yang disebabkan oleh H2SO4
dapat disimpulkan bahwa bahan organik
(Tiessen dan Moir, 1993 cit. Schumacher,
merupakan kunci utama dalam
2002).
meningkatkan kesuburan tanah.
Metode yang digunakan pada
Pada percobaan pengukuran bahan
praktikum ini adalah metode Walkley and
organik dengan metode Walkley & Black
Black. Prinsip dari metode Walkley and
digunakan beberapa khemikalia, yaitu
Black adalah karbon organik dalam sampel
K2Cr2O7, H2SO4, dan FeSO4. Prinsip dari
tanah dioksidasi oleh dikromat dan krom
metode Walkley & Black adalah karbon
yang terbentuk (Cr3+) setara dengan
organik dalam sampel tanah dioksidasi
karbon organik yang tereduksi. Metode
oleh dikromat dalam suasana asam dan
Walkley & Black banyak digunakan dalam
krom III yang terbentuk setara dengan C-
menentukan kandungan bahan organik
organik yang teroksidasi (Evianti dan
tanah karena sederhana, cepat, dan hanya
Sulaiman, 2009). Fungsi dari
membutuhkan peralatan yang minimal.
K2Cr2O7adalah sebagai oksidator karbon
Selain itu, metode ini juga memiliki
organik, sedangkan H2SO4 berfungsi
tinggkat ketelitian yang tinggi, yaitu rata-
sebagai katalisator karena reaksi terjadi
rata 76% dari total kandungan bahan
dalam suasana asam. Sementara itu,
organik yang telah diketahui (Schumacher,
penambahan FeSO4 bertujuan untuk
2002).
meminimalkan oksidasi dan dekarboksilasi
bahan organik yang disebabkan oleh
IV. KESIMPULAN
H2SO4 (Schumacher, 2002). Reaksi
Berdasarkan praktikum yang telah
oksidasi yang terjadi adalah sebagai
dilakukan dapat diketahui bahwa
berikut:
52
kandungan bahan organik Vertisol
Kucerik, J., D. Tokarski, M. S. Demyand,
2,668%, Mollisols 6,387%, Ultisol
I. Merbache, C. Siewertf. 2018.
1,534%, Alfisol 1,36%, dan Entisol Linking soil organic matter thermal
stability with contents of clay,
1,344%.
bound water, organic carbon and
nitrogen. Jurnal Geoderma. 316:38-
46.
DAFTAR PUSTAKA
Naritatih, I., M. M. B. Damanik, dan G.
Alibasyah, R. 2016. Perubahan beberapa
Sitanggang. 2013. Ketersediaan
sifat fisika dan kimia Ultisol akibat
nitrogen pada tiga jenis tanah
pemberian pupuk kompos dan
akibat pemberian tiga bahan
kapur dolomit pada lahan berteras.
organik dan serapannya pada
Jurnal Floratek. 11(1): 75-87.
tanaman jagung. Jurnal Online
Agroekoteknologi. 1(3): 479-488.
Budiyanto, G. 2015. Reaksi Oksido-
Reduksi dalam Siklus Nitrogen.
Neumann, D., A. Heuer, M. Hemkemeyer,
http://repository.umy.ac.id/bitstrea
R. Martens, C. C. Tebbe. 2014.
m/handle/123456789/1824/OKSID
Importance of soil organic matter
OREDUKSI-N.pdf?sequence=1.
for diversity of microorganisms
Diakses pada 30 Maret 2019.
involved in the degradation of
organic pollutions. ISME Journal.
Evianti dan Sulaiman. 2009. Petunjuk
8:1289-1300.
Teknis: Analisis Kimia Tanah,
Tanaman, Air, dan Pupuk.
Pane, M.A., M. M. B. Damanik, dan B.
<balittanah.litbang.pertanian.go.id/
Sitorus. 2014. Pemberian bahan
ind/dokumentasi/juknis/kimia2.pdf
organik kompos jerami padi dan
>. Diakses pada 10 maret 2019.
abu sekam padi dalam
memperbaiki sifat kimia tanah
Fiantis, D. 2007. Morfologi dan
Ultisol serta pertumbuhan tanaman
Klasifikasi Tanah.
jagung. Jurnal Online
<repo.unand.ac.id/4976/1/Morfolo
Agroekoteknologi. 2(4): 1426-
giDan%20%20KlasifikasiTanah.pd
1432.
f>. Diakses 10 Maret 2019.
Oldfield, E.E., M.A. Bradford, and S.A.
Gaol, S.K.L., H. Hanun, dan G.
Wood. 2019. Global meta-analysis
Sitanggang. 2014. Pemberian zeolit
of the relationship between soil
dan pupuk kalium untuk
organic matter and crop yields.
meningkatkan ketersediaan hara K
Soil. 5:15-32.
dan pertumbuhan kedelai di
Entisol. Jurnal Online
Schumacher, B. A. 2002. Method for the
Agroekoteknologi. 2(3): 1151-
Determination of Total Organic
1159.
(TOC) in Soil and Sediments.
<bcodata.whoi.edu/LaurentiantGre
Handayanto, E., N. Muddarisna, dan A.
atLakes_Chemistry/bs116.pdf>.
Fiqri. 2017. Pengelolaan
Diakses 10 Maret 2019.
Kesuburan Tanah. UB Press,
Malang.
53
Sudadi dan D.A. Ariyanti. 2012. Optimasi
bahan organik untuk meningkatkan
hasil bawang merah yang dipupuk
biosulfo. Jurnal Ilmu Tanah dan
Agroklimatologi. 1(9): 1-10.

Suntoro, H. Widjianto, dan T. Handayani.


Ketersediaan dan serapan Mg
kacang tanah Alfisol dengan abu
vulkanik kelud dan pupuk organik
amandemen. Agrosains. 19(1): 1-5.

Tohari, D. Shiddieq, dan P. Sudira. 2017.


Aspek Dasar Agronomi
Berkelanjutan. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.

Utomo, D.H. 2016. Morfologi profil tanah


Vertisol di Kecamatan Kraton,
Kabupaten Pasuruan. Jurnal
Pendidikan Geografi. 2: 47-57.

Utomo, M., Sudarsono, B. Rusman, T.


Sabrina, J. Lumbanraja, Wawan.
2016.Ilmu Tanah: Dasar-dasar dan
Pengelolaan. Edisi Pertama.
Prenadamedia Group, Jakarta.

Yudono, P., A. Maas, T. Yuwono,


Masyhuri. 2016. Pengantar Ilmu
Pertanian. Cetakan Kedua. Gadjah
Mada University Press,
Yogyakarta.

54
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Kadar Bahan Organik (BO) tanah

(100 + 14,8)(3,3 − 2,3) × 0,2 × 3 100


𝐶1 = × 10 × × 100% = 0,89%
100 × 1000 × 1 77

100
𝐵𝑂1 = 0,89 × % = 1,534%
58

(100 + 14,8)(3,3 − 2,3) × 0,2 × 3 100


𝐶2 = × 10 × × 100% = 0,89%
100 × 1000 × 1 77

100
𝐵𝑂2 = 0,89 × % = 1,534%
58

1,534% + 1,534%
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 1,534%
2

55
ACARA VII
MUATAN TANAH(KPK DAN KPA TANAH KUALITATIF)
ABSTRAK
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah Acara VII dengan judul Muatan Tanah dilakukan di Laboratorium
Pengelolaan Tanah, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada
hari Selasa, 12 Maret 2019. Kapasitas Pertukaran Kation (KPK) merupakan kemampuan tanah untuk
menjerap atau menukar kembali kation dari dan ke dalam larutan tanah. Sementara Kapasitas Pertukaran
Anion (KPA) merupakan kemampuan tanah untuk menjerap atau menukar kembali anion dari dan ke
dalam larutan tanah. Dalam praktikum ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan
menggunakan larutan Gention Violet dan Eosin Red. Bahan-bahan yang digunakan yaitu contoh tanah
Versitol, Mollisol, Ultisol, Alfisol, dan Entisol dengan Ø 2 mm dan Ø 0,5 mm. Nilai KPA ditunjukkan oleh
larutan eosin red, sedangkan KPK larutan gention violet. Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan
diperoleh nilai KPK tanah Ø 0,5 mm dari besar ke kecil yaitu Ultisols > Vertisols > Mollisols > Entisols >
Alfisols, sedangkan tanah Ø 2 mm yaitu Ultisols > Alfisols > Entisols > Mollisols > Vertisols. Nilai KPA tanah
Ø 0,5 mm dari besar ke kecil yaitu Vertisols > Alfisols > Entisols > Mollisols > Ultisols, sedangkan pada tanah
Ø 2 mm yaitu Vertisols > Entisols > Alfisols > Mollisols > Ultisols.
Kata kunci : KPK, KPA, Muatan Tanah, Metode Kualitatif

I. PENGANTAR sekitarnya. Nilai KPK sesuai dengan muatan


Tanah subur merupakan tanah yang negatif dari lapisan mineral tanah liat
apabila ditanami dapat menghasilkan panen (Bergaya et al., 2013; Emmerich, 2013
tinggi sepanjang tahun. Salah satu dalam Hadi et al., 2015). Pengertian yang
komponen yang dapat mempengaruhi nilai lain, KPK merupakan jumlah kation yang
kesuburan tanah adalah sifat kimia tanah. dapat ditukar per satuan berat tanah kering
Sifat kimia tanah ditunjukkan dengan (Ogeleka et al., 2017). Sedangkan Kapasitas
kandungan unsur hara dan pH (keasaman) di Pertukaran Anion (KPA) merupakan
dalam tanah. Unsur hara yang diperlukan kemampuan tanah untuk mengadsorb dan
tanaman tersedia dalam bentuk ion (anion menukar anion. Ion utama yang terlarut
dan kation). Kation merupakan ion dengan KPK dalam tanah adalah kation
bermuatan positif dan larut di dalam tanah kalsium yang dapat ditukar Ca2+, Mg2+, Na+,
atau dijerap oleh koloid tanah sehingga dan K+ (Rayment dan Higginson, 1992 cit.
unsur hara tidak mudah hilang meskipun Ogeleka et al., 2017). Satuan untuk
tercuci oleh air. menyatakan KPK dan jumlah kation yang
Kapasitas Pertukaran Kation (KPK) dipertukarkan adalah Molc. Molc adalah
merupakan sifat penting mineral lempung jumlah ion yang ada dalam satu mol muatan
yang menunjukkan kemampuan lempung (Singer and Munns, 1987). Tiap jenis tanah
untuk bertukar kation dengan larutan di tertentu memiliki nilai KPK yang berbeda.

56
Secara rinci mineral lempung yang dapat dan gention violet (kation, ion+). Tujuan
mempengaruhi tanah adalah jumlah dan dari praktikum ini adalah untuk mengukur
jenis sifat mineral lempung. Sedangkan pada dan menetapkan muatan partikel tanah
bahan organik lebih pada jumlah bahan secara kualitatif serta mengukur KPK tanah
organik tanah (Astera, 2014). secara kualitatif.
Tanah yang memiliki bahan organik
yang cukup banyak akan membuat agregat I. METODOLOGI
tanah dalam kondisi baik. Sehingga Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
menciptakan lingkungan fisik yang baik acara VII yang berujudul Muatan Tanah
untuk perkembangan akar tanaman melalui (KPK dan KPA Tanah Kualitatif) ini
pengaruhnya terhadap porositas, aerasi, dan dilaksanakan pada hari Selasa, 21 Maret
daya menahan air serta peningkatan unsur 2019 di Laboratorium Pengelolaan Tanah,
kimia seperti KPK pada tanah yang akan Departemen Tanah, Fakultas Pertanian,
menyebabkan semakin mudahnya tanaman Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
dalam menyerap unsur hara dari tanah. Bahan yang digunakan pada percobaan ini
Sehingga peran dari bahan organik lain meliputi contoh tanah Vertisol, Mollisol,
adalah memberikan kontribusi yang nyata Ultisol, Alfisol, dan Entisol Ø 2 mm dan Ø
terhadap KPK tanah (Fauzi, 2014 cit. 0,5 mm, larutan eosin red, dan larutan
Handoko et al., 2016). Sebuah tanah dengan gention violet. Larutan eosin red dan gention
KPK tinggi belum tentu lebih subur karena violet digunakan sebagai indikator penguji
tanah ini mungkin ditempati oleh kation untuk mengukur muatan dominan yang
asam seperti hidrogen dan alumunium. Akan terdapat di dalam larutan contoh tanah.
tetapi apabila dikombinasikan dengan Larutan eosin red bermuatan negatif
langkah-langkah lain kesuburan tanah, KPK sehingga pada tanah yang didominasi oleh
yang mengandung bahan organik dapat muatan positif akan terjadi perubahan warna
memberikan kontribusi bagi kesuburan pada larutannya, sedangkan tanah yang
tanah (Lumbanraja dan Erwin, 2015) didominasi oleh muatan negatif warna
Praktikum penentuan KPK dan KPA larutan akan relatif tetap. Larutan gention
menggunakan metode kualitatif yaitu violet bermuatan positif sehingga muatan
dengan penggunakan eosin red (anion, ion-) negatif pada contoh tanah akan mengikat

57
muatan pada gention violet. Akibatnya, Vertisol 0,5 ---- ++++
warna larutannya akan berubah menjadi +
jernih. Adapun alat yang digunakan pada 2 - ++++
percobaan ini, yaitu tabung reaksi sebagai +
wadah larutan tanah yang akan diuji dan alat Mollisols 0,5 --- ++
penggojok elektronik. 2 -- ++
Cara kerja yang dilakukan pada Ultisols 0,5 ----- +
percobaan ini, yaitu contoh tanah Ø 2mm 2 ----- +
dan Ø 0,5 mm masing-masing dimasukan ke Alfisols 0,5 - ++++
dalam tabung reaksi sampai setinggi 1 cm. 2 ---- +++
Masing-masing tabung reaksi tersebut diisi Entisols 0,5 -- +++
dengan larutan gention violet sampai 2 --- ++++
setinggi 5 cm dari dasar tabung. Setelah itu, Keterangan :
tabung reaksi dikocok dengan alat Eosin Red = Semakin banyak tandapositif
penggojok elektronik. Setelah dikocok, (+) berarti tanah semakin bermuatan positif
tabung reaksi didiamkan supaya tanah Gention Violet =Semakin banyak tanda
mengendap sehingga tanah dan filtratnya negatif (-) berarti tanah semakin bermuatan
terpisah. Sebagai pembanding dibuat negatif
blangko, yaitu larutan gention violet tanpa Kapasitas pertukaran kation
tanah. Terakhir, warna filtrat yang berada di merupakan jumlah muatan positif dari
atas suspensi tanah dibandingkan dengan kation yang diserap koloid tanah pada pH
warna blangko. Langkah-langkah kerja tertentu (Rahmah et al., 2014). Sedangkan
tersebut diulangi kembali, tetapi larutan kapasitas pertukaran anion merupakan
yang digunakan yaitu larutan eosin red. kemampuan tanah untuk mengadsorb dan
menukar anion. Tujuan analisis KPK adalah
II. HASIL DAN PEMBAHASAN membuktikan muatan negative partikel
Tabel 7.1. KPK dan KPA pada berbagai tanah dengan dua macam zat warna
jenis tanah bermuatan (gention violet dan eosin red) dan
Jenis Ø Gention Eosin membuktikan pengaruh luas permukaan
Tanah (mm) Violet Red

58
jenis partikel tanah terhadap KPK yang diklasifikasikan sebagai padsolik
(Kapasitas Pertukaran Kation) merah kuning yang umumnya memiliki
Berdasarkan hasil praktikum yang KPK tergolong rendah. Menurut Hermawan
telah dilakukan diperoleh tanah Vertisol (2014) tanah Ultisol memiliki nilai KPK
mempunyai muatan negatif, hal ini sebesar 17,40 cmol(+)/kg dan tergolong
ditunjukan tanah Ø 0,5 mm memiliki nilai rendah-sedang. Tetapi hasil yang didapatkan
KPK tinggi yaitu - - - - dan KPA + + + +. pada percobaan berbeda, yaitu KPK-nya
Sedangkan pada tanah Ø 2 mm Vertisol sangat tinggi dibanding dengan tanah yang
memiliki KPK - dan KPA + + + +. lain, hal ini ditandai dengan uji kualitatif
Percobaan tersebut sesuai dengan Purwanto saat ditambahkan gention violet larutan
(2014), bahwa nilai KPK pada Vertisol tanah semakin jernih atau menjauhi blanko.
cenderung tinggi dengan 163 cmol(+)/kg. Hal ini menunjukan bahwa tanah Ultisols
KPK vertisol yang cenderung tinggi lebih bermuatan negatif atau anion karena
dikarenakan oleh kandungan tekstur yang lebih bereaksi dengan gention violet
dimilikinya yaitu lempung, dimana semakin daripada eosin red. Nilai KPK pada tanah Ø
halus tekstur semakin tinggi KPK-nya. 0,5 mm dan Ø 2 mm yaitu - - - - -,
Selain itu kandungan bahan organik juga sedangkan KPA-nya + untuk Ø 0,5 mm dan
turut berpengaruh dalam KPKnya. Ø 2 mm.
Tanah Mollisol memiliki nilai KPK Percobaan yang dilakukan Widyantari
sedang pada Ø 0,5 mm yaitu - - - dan Ø 2 (2015), menyatakan bahwa KPK tanah
mm - -. Sedangkan nilai KPA dari Mollisol Alfisols memiliki nilai yang tergolong
yaitu pada tanah Ø 0,5 mm + + dan pada tinggi. Hal itu sesuai dengan percobaan
tanah Ø 2 mm + +. Hal tersebut sesuai tanah Ø 2 mm dengan KPK - - - - dan KPA
dengan penelitian (Aisyah, et al., 2015) + + +. Namun penelitian tersebut tidak
bahwa tanah Mollisol memiliki KPK sesuai dengan percobaan tanah
sedang. Pada percobaan yang telah menggunakan Alfisols Ø 0,5 mm yaitu KPK
dilakukan tanah Mollisol termasuk ke dalam - dan KPA + + + +. KPK Alfisols yang
tanah yang bermuatan negatif. tinggi, sehingga tanah ini termasuk
Pada percobaan Sujana dan Putra bermuatan negatif.
(2015), tanah Ultisols merupakan tanah tua

59
Percobaan Choirina (2013), terhadap Kapasitas pertukaran kation (KPK)
tanah Entisols yang menyatakan bahwa nilai tanah bergantung dari kandungan bahan
KPK dari tanah Entisols 8.24 me/100 g. organik, jumlah dan jenis mineral liat dan
Nilai KPK tergolong rendah. Hal tersebut jumlah-jenis bahan organik. Seperti contoh
sesuai hasil percobaan yang telah dilakukan KPK humus berkisa 200 me/100 g,
yaitu bernilai rendah dengan ditunjukkan vermikulit bekisar 100-150 me/100 g,
nilai pada tanah Ø 0,5 mm sebesar - - dan montmorilonit 70-75 me/100 g, dan kaolinit
KPA + + +. Lalu pada tanah diameter 2 m 3-16 me/100 g. Sehingga suatu jenis tanah
yaitu KPK - - - dan KPA + + + +. Sehingga mempunyai nilai KPK tertentu dapat diubah
dapat dikatakan tanah Entisols bermuatan dengan cara mencampur bahan-bahan lain
positif. Entisols kurang mampu menyerap yang mempunyai nilai KPK yang berbeda.
dan menyediakan unsur hara bagi tanaman. Pada dasarnya mengetahui nilai KPK
KPK mempunyai hubungan dengan sangatlah penting bagi orang-orang di dunia
tekstur dan bahan organik. Jika semakin pertanian karena KPK berkaitan langsung
halus maka KPK akan makin besar. Tanah dengan kesuburan tanah yang akan menjadi
pasir dan geluh pasir, kandungan lempung media tanam dari komoditas pilihan petani.
koloidnya rendah, juga kurang kandungan Selain itu proses KPK berkaitan dengan
humusnya. Tanah yang memiliki lebih pengelolaan tanah dalam hubungannya
banyak bahan organik mampu mengadsorbsi dengan pemupukan dan pengapuran serta
kation lebih besar. Kation valensi dua yang proses serapan unsur hara oleh akar.
diikat lebih kuat daripada kation bervalensi Pemupukan yang tepat meliputi tepat
satu. Juga ion dengan hidratasi tingi seperti macam, tepat dosis, tepat cara, tepat waktu,
natrium memberikan sistem koloid kation dan tepat metode agar hasil pertanian dapat
dengan potensi zara lebih tinggi dari ion-ion mencapai titik maksimal.
dngan hidratasi rendah seperti kalium dan Praktikum penetapan KPK dan KPA
rubidium. Hidratasi air menghalangi kation menggunakan metode kolorimetri secara
diadsorpsi kuat. Hal ini menentukan kualitatif yaitu dengan penggunaan eosis red
kecenderungan natrium untuk meningkatkan (anion) dan gention violet (kation). Tanah
disperse koloid tanah dan kalium untuk yang bermuatan negatif dominan mengikat
meningkatkan flokulasi. banyak gention violet, sehingga akan

60
semakin jernih dan pada eosin red akan http://www.soilminerals.com/Cation
_Exchange_Simplified.htm. Diakses
cenderung tetap. Sebaliknya jika tanah
pada 17 Maret 2019.
dominan kation maka warna gention violet
Choirina, Yasinta, Sudadi, dan H. Widijanto.
keruh dan eosin red semakin bening. Metode
2013. Pengaruh pupuk alami
ini digunakan karena lebih mudah dan bermikroba (bio-natural fertilizer)
terhadap serapan fosfor dan
praktiks.
pertumbuhan kacang tanah pada
tanah alfisol, entisol, dan vertiso.
Jurnal Ilmu Tanah dan
III. KESIMPULAN
Agroklimatologi. 10(2): 113-122.
Dari hasil percobaan yang telah
Hadi J., Tournassat C. and Lerouge C.
dilakukan dapat disimpulkan:
(2016) Pitfalls in using the
1. Data muatan masing-masing jenis tanah hexaamminecobalt method for cation
exchange capacity measurements on
yaitu tanah Vertisol bermuatan negatif,
clay minerals and clay-rocks: Redox
tanah Mollisol bermuatan negatif, tanah interferences between the cationic
dye and the sample.Applied Clay
Ultisol bermuatan negatif, tanah Alfisol
Science. 119: 393–400.
bermuatan negatif, dan tanah Entisol
Handoko,A. Priyo., K.S. Wicaksono., dan
bermuatan positif.
M.L. Rayes.2016. Pengaruh
2. Nilai KPK tanah Ø 0,5 mm dari besar ke kombinasi arang tempurung kelapa
dan abu sekam padi terhadap
kecil yaitu
perbaikan sifat kimia tanah sawah
Ultisol>Vertisol>Mollisol>Entisol>Alfis serta pertumbuhan tanaman jagung.
Jurnal Tanah dan Sumberdaya
ol, sedangkan tanah Ø 2 mm yaitu
Lahan. 3(2): 381-388.
Ultisol>Alfisol>Entisol>Mollisol>Vertis
Hermawan, A., Sabaruddin, S., Marsi, M.,
ol.
Hayati, R., & Warsito, W. (2014).
Perubahan jerapan p pada ultisol
akibat pemberian campuran abu
DAFTAR PUSTAKA
terbang batubara-kotoran ayam.
Aisyah, A., I.W. Suastika, dan R. Suntari.
Sains Tanah-Journal of Soil Science
2015. Pengaruh aplikasi beberapa
and Agroclimatology. 11(1), 1-10.
pupul sulfur terhadap residu,
serapan, serta produksi tanaman
Lumbanraja, P., E. M. Harahap. 2015.
jagung di mollisol Jonggol, Bogor,
Perbaikan kapasitas pegang air dan
Jawa Barat. Jurnal Tanah dan
kapasitas tukar kation tanah berpasir
Sumberdaya Lahan. 2(1): 93-101.
dengan aplikasi pupuk kandang pada
ultisol simalingkar. Jurnal Pertanian
Astera, M. 2014. Cation Exchange Capacity
Tropik.2(9): 53- 67.
in Soils, Simplified.
61
Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi.
Ogeleka, D. F., O. O. Nmai, F. E. Okieimen, Warta Rimba. 2 (1) : 8-95.
A. Ekakitie. 2017. Consideration of
the levels exchangeable cations and Singer, M. J. and D.N. Munns. 1987. Soils:
selected anions in soils of Ethiope an Introduction. MacMillan
river plain. International Journal of Publishing, New York.
Scientific Research in Agricultural
Sciences. 4(1):1-8. Sujana, I.P., dan I.N.L.S. Pura. Pengelolaan
tanah Ultisol dengan pemberian
Purwanto., S. Hartati ., S. Istiqomah. 2014. pembenahorganik Biochar menuju
Pengaruh kualitas dan doris seresah pertanian yang berkelanjutan.
terhadap potensial nutrifikasi tanah Agrimets. 5 (9): 01-69.
dan hasil jagung manis. Jurnal Ilmu
Tanah dan Agroteknologi. 11(1) : 12 Widyantari, O.A.G. 2015. Evaluasi status
–13. kesuburan tanah untuklahan
pertanian. Denpasar Timur. E-
Rahmah, S., Yusran., H. Umar. 2014. Sifat Journal Agroteknologi Tropika. 4
kimia tanah pada berbagai tipe (4): 293-303.
penggunaan lahan di Desa Babu

62
LAMPIRAN

63
ACARA VIII
REAKSI TANAH ( pH TANAH )
ABSTRAK Commented [A20]: 10
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah Acara VIII yang berjudul Reaksi Tanah ( pH tanah) dilaksanakan pada
hari Selasa, 12 Maret 2019 di Laboratorium Pengelolaan Tanah, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan dari
praktikuminiadalahuntukmenetapkanpHaktualdanpHpotensialdarijenistanahVertisol, Mollisol, Ultisol,
Alfisol, dan Entisol. Tanah yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanah kering angin ø 2mm. Metode
yang digunakan yaitu metode elektrometri. Prinsip kerja elektrometri yaitu menggunakan pH meter (glass
electrode) yang langsung mengkonversi
konsentrasiionH+menjadinilaipHtanah.BahanpendesakyangdigunakanadalahH2Odan KCl yang masing-
masing digunakan untuk mengetahui pH aktual dan pH potensial.
Sedangkanbahanlainyangdigunakanadalahaquades.Daripercobaandiperolehhasilbahwa tanah dengan bahan
pendesak H2O menggunakan pH meter memiliki pH aktual, yaitu tanah Vertisol 7.605, Mollisol 7.36, Ultisol Commented [A21]: Perbaiki typo, di bawah masih banyak yang
6.695, Alfisol 6.85, dan Entisol 7.19. Pada perlakuan bahan pendesak KCl dengan pengukuran menggunakan typo, lebih teliti lagi revisinya
pH meter memiliki pH potensial sebesar, Vertisol 5.96, Mollisol 6.215, Ultisol 5.155, Alfisol 5.585, dan Commented [A22]: ganti
Entisol6.185.
Kata kunci : Reaksi tanah, pH aktual, pH potensial

I. PENGANTAR pH alami dari tanah akibat daripupuk Commented [A23]: justify

Tanah merupakan komponen yang Commented [A24]: sumber referensi masih kurang!
nitrogen penghasil asam atau akibat
sangat diperlukan dalam dunia pertanian. pengambilan basa-basa kalium (K), kalsium
Tanah sebagai media tanam bagi tanaman. (Ca), dan magnesium (Mg). Suatu pH tanah
Namun, tanaman hanya akan tumbuh pada merupakan ukuran keasaman atau kebasaan
tanah dengan kondisi yang sesuai dengan dalam suatu jenis tanah. Secara khusus pH
kebutuhan tanaman. Salah satu faktor yang mempengaruhi ketersediaan nutrisi tanaman
dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dengan mengendalikan bentuk kimia dari zat
dari tanah gizi tersebut. Rentang pH optimum untuk
adalahreaksitanah.Reaksitanahatau pH tanah kebanyakan tanaman adalah antara 6,5 dan
ini sangat penting untuk diamati karena 7,5, namun banyaktanaman telah beradaptasi
tingkat kesuburan tanaman bergantung pada untuk berkembang pada pH di luar kisaran
pH tanah dan akan berdampak pada ini. (Tohariet al., 2017).
produktivitastanaman. Reaksi tanah Reaksi tanah diukur dan ditulis
merupakan hubungan antara konsentrasi ion dengan pH. Semakin tinggi konsentrasi H+,
+ -
H dan OH dalam suspensi tanah yang akan maka semakinrendah pH tanahnya, dan
menentukan apakah tanah tersebut bersifat semakin masam reaksi tanahnya. Pada
asam atau basa atau reaksi netral (Shreeja, umunya, kemasaman tanah dibedakan atas
2018). Pengolahan tanah dapat mengubah asam, netral dan basa. Ion H+ dihasilkan oleh
64
kelompok organik yang dibedakan atas unsur hara bagi tanaman dan tidak selalu
kelompok karboksil dan kelompok fenol, dapat terpenuhi. Menurunnya kesuburan
3+
hidrat Al , oksida senyawa S atau tanah dapat menjadi faktor utama yang
penggunaan pupuk yang bereaksi asam mempengaruhi produktivitas tanah, sehingga
(superfosfat, amonium sulfat). Tipe penambahan unsur hara dalam tanah melalui
keasaman aktif atau keasaman aktual proses pemupukan sangat penting dilakukan
+
disebabkan oleh adanya ionH dalam larutan agar diperoleh produksi pertanian yang
tanah, sedangkan tipe kasaman potensial menguntungkan (Pinatih et al.,2015). Tanah
atau keasaman tertukarkan dihasilkan ion H+ masam adalah penghambat produksi
dan Al3+ tertukarkan yang diabsorbsi oleh pertanian. Keasaman tanah adalah faktor
koloid tanah (Sutanto,2005). utama yang membatasi pertumbuhan
Peta kemasaman tanah (pH) juga tanaman di sebagian besar wilayah dunia
penting karena pH tanah berhubungan (Shainberg et al.1989 cit. Badole et al.,
dengan ketersediaan hara dalam tanah. 2015). Keasaman tanah mempengaruhi
Ketersediaan unsur hara sangat terkait banyak reaksi kimia dan biologis yang
+
dengan aktivitas ion H atau pH dalam mengontrol ketersediaan hara tanaman dan
larutan tanah. Ketersediaan hara N, P, dan K toksisitas beberapa elemen serta merupakan
dalam tanah dapat digambarkan dalam peta batasan serius untuk produksi tanaman di
status hara dalam tanah, apakah dalam banyak wilayah di dunia. Tanah masam
kondisi rendah, sedang atau tinggi. Status ditemukan di area yang luas di daerah tropis
unsur hara N, P, K dan pH tanah penting dan beriklim sedang (Pagani and Mallarino,
untuk diketahui. Apabila status unsur hara 2012 cit. Fageria dan Nascente, 2014).
N, P, K dan pH tanah telah diketahui, maka Secara umum, tanah asam sangat miskin
pemilihan jenis dan dosis pemupukan dapat status kesuburannya dan pertumbuhan
dilakukan. Hal ini dapat meningkatkan tanamandapatterhambatpadatingkat
efisiensi dan menekan kerugian akibat keasaman tanah yang tinggi serta dapat
pemupukan (Siswanto, 2018). Kebutuhan menurunkan hasil panenhingga
unsur hara yang diperlukan tanaman untuk tingkatyangluas(Bhatetal.2010cit. Bhat et
pertumbuhan dan produksinya ditentukan al.,2017).
oleh kemampuan tanah dalam menyediakan Kandungan abu cangkang kerang

65
berupa kalsium karbonat (CaCO3) dapat elektrometri (elektroda gelas). Alat-alat
meningkatkan pH tanah asam menjadi yang digunakan dalam praktikumini adalah
netral. pH tanah merupakan salah satu faktor pH meter, 4 buah cepuk pH, gelas ukur 10
yang cukup berpengaruh dalam keberhasilan ml, pengaduk gelas dan timbangan.
budidaya tanaman. Sebab pH menentukan Sedangkan bahan-bahan yang digunakan
mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap adalah contoh tanah kering angin ø 2 mm,
tanaman, dimana unsur hara akan diserap aquadest, dan larutan KCl 1N.
oleh akar tanaman pada pH netral (Restuati Langkah kerja yang dilakukan adalah
et al., 2011 cit. Setyowati dan Chairudin, pertama contoh tanah 2mm ditimbang
2016 cit. Setyowati et al., 2017), sedangkan sebanyak 10 gram. Penimbangan ini
pengapuran dapat meningkatkan pH tanah, dilakukan 4 kali, 2 sampel untuk perlakuan
sehingga pemberian kapur pada tanah KCL dan2sampeluntukH2O.Tanahyang telah
masam akan merangsang pembentukan ditimbang, dimasukkan ke dalam cepuk pH.
struktur remah, mempengaruhi pelapukan Ditambahkan aquadest sebanyak 25ml pada
bahan organik, dan pembentukan humus masing-masing 2 cepuk pH dengan
(Buckman dan Brady, 1964 cit. Setyowati et perbandingan tanah : air = 1:2.5, sedangkan
al., 2017). Tujuan dari praktikum ini adalah 2 cepuk lain ditambahkan KCL sebanyak
untuk menetapkan pH aktual dan pH 25ml. Kemudian diaduk dengan pengaduk
potensial dari jenis tanah Vertisol, Mollisol, gelas secara merata. Setelah homogen,
Ultisol, Alfisol, dan Entisols. sampel didiamkan selama 30 menitkemudian
pH tanah pada masing masing cepuk dan
II. METODOLOGI perlakuan diukur dengan pH meter. Hasil
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
dari pengukuran pH meter pada masing-
Acara VIII yang berjudul Reaksi Tanah (pH
masing pengukuran dirata-rata sebagai pH
tanah) dilaksanakan pada hari Selasa, 12
aktual dan pH potensialtanah.
Maret 2019 di Laboratorium Pengelolaan
Tanah, Departemen Tanah, Fakultas
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertanian, Universitas Gadjah Mada,
Berdasarkan praktikum ini diperoleh
Yogyakarta. Praktikum ini bertujuan untuk Commented [A25]: kalian praktikum hari apa? Udah berapa
hasil yang disajikan pada tabel berikut: kali saya koreksi di laporan, metodologi 2 paragraf!!!!
menentukan pH aktual dan pH potensial Jangan masteran!!!!!
Tabel8.1HasilpHtanahdenganpH meter
Commented [A26]: perbaiki
tanah. Metode yang digunakan yaitu metode
66
Jenis pH kisaran pH dalam teori. Menurut Prasetyo
pH H2O
Tanah KCL (2007), yang menyatakan bahwa tanah
Vertisol 7.605 5.96 vertisol mempunyai pH berkisar antara 5,5
Mollisol 7.36 6.215
Ultisol 6.695 5.155 hingga 7,4. Menurut kriteria pH tanah, hasil
Alfisol 6.85 5.585 yang diperoleh menunjukkan bahwa tanah
Entisol 7.19 6.185 Vertisols bersifat agak masam hingga agak
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
alkalis. pH yang diperolehpada tanah
Acara VIII yang berjudul Reaksi Tanah (pH
Mollisols dalam percobaan ini yaitu 7.36
tanah) bertujuan untuk menentukan pH
pada pH aktual dan 6.215 untuk pH
aktual dan pH potensial dari jenis tanah
potensial. Menurut pengharkatan pH tanah,
Vertisol, Mollisol,Ultisol,Alfisol,danEntisol. Commented [A27]: ??????
tanah Mollisols bersifat agak masamhingga Tidak perlu diulang-ulang
pH tanah adalah derajat keasaman yang
agak alkalis. Hasil yang diperoleh hamper
tersimpan dalam tanah yang tersimpan
sesuai dengan teori dari FAO
dalam tanah yang dinyatakan dalam
(1978)yangmenyatakanbahwatanah
logaritma negatif dari konsentrasi ion H+( Ph Commented [A28]: perbaiki
Mollisols bersifat netral hingga agak alkalis.
+
= - log [H ]). Pada percobaan ini dilakukan
Tanah yang ketiga yaitutanah Ultisols yang
pengukuran secara elektrometri yaitu
diperoleh pH sekitar
menggunakan pH meter yang langsung
6.695padapHaktualdan5.155untuk pH
mengkonversi ion H+ menjadi nilai pH
potensial. Menurut pengharkatan pH tanah,
sesungguhnya. pH di dalam tanah memiliki
tanah Ultisols bersifat masam hingga agak
6 kriteria, diantaranya pH tanah sangat
masam. Hasil yang diperoleh sesuai dengan
masam (<4,5), masam (4.5-5,5), agakmasam
teori Uexkull (1986), yang mengatakan
(5,5-6,5),netral(6,6-7,5),agakalkalis (7,6-
bahwatanahUltisolsmemilikitingkat
8,5), alkalis (>8,5) (Staf Pusat Penelitian
kemasaman yang tinggi karena kejenuhan
Tanah (1983) dan BPP Medan (1982) cit.
basanya di bawah 35%. Tingkat kemasaman
Triharto et al., 2014).
yang tinggi menyebabkan tanah Ultisols
Pada percobaan praktikum ini
kurang memadai dalam memberikanpasokan
didapatkan hasil yang pertama yaitu tanah
nutrisi bagitanaman.
vertisol mempunyai pH sekitar 7.605 pada
Pengukuran pH untuk tanah Alfisols
pH aktual dan 5.96 untuk pH potensial.
diperoleh pH sekitar 6.85 pada pH aktual
Hasil yang telah diperoleh sesuai dengan
67
dan 5.585 untuk pH potensial. Menurut asam dan iklim kering mendorong tanah
pengharkatan pH tanah, tanah Alfisols basa. Hal ini disebabkan oleh air yang
bersifat agak masam hingga netral. Hasil berasal dari air hujan jika melewati tanah
yang diperoleh sesuai dengan teori Driessen, maka akan menyebabkan kation-kation basa
(2001), yang mengatakan bahwa tanah seperti Ca dan Mg terurai. Kation- kation
Alfisol atau Luvisols (FAO Soil Map of the basa yang hilang tersebut kedudukannya
World) hanya mengandung beberapa persen akan diganti oleh kation-kation masam
bahan organic dan bersifat sedikit asam. seperti Al, H, dan Mn di tempat jerapan
Pengukuran pH pada tanah Entisols tanah. Faktor ketiga yaitu bahan organik.
diperoleh sekitar 7.19 pada pH aktual dan Proses dekomposisi bahan organik akan
6.185 untuk pH potensial. Menurut membentuk asam-asam organik yang
pengharkatan pH tanah, tanah Entisols menyebabkan pH tanahmenjadi rendah.
termasuk tanah yang bersifat agak masam Faktor selanjutnya yaitu perlakuan manusia.
hingga netral. Hasil yang diperoleh dalam Perlakuan manusia ikut menentukan karena
percobaan ini sesuai dengan teori Foth dan beberapa perlakuan dapat menyebabkan
Ellis (1997), yang mengatakan bahwa tanah perubahan nilai pH. Contoh perlakuan pH
Entisol memiliki pH sekitar 6,9 atau dalam yaitu pemupukan. Pemupukan dnegan bahan
pengharkatan termasuk tanah yang bersifat organik dapat menurunkan nilai pH dan
netral. pemupukan dengan kapur dapat
Utomo et al,. (2016) menjelaskan meningkatkan nilaipH.
bahwa pH pada setiap jenis tanah pH dalam bidang pertanian
dipengaruhioleh beberapa faktor. Faktor- sangatlahpenting, karena berpengaruh pada
faktor yang mempengaruhi berubahnya pH tingkat kesuburan tanah terhadap
suatu tanah antara lain iklim, bahan induk, produktivitas tanaman. pH tanah
bahan organik, dan perlakuan memberikan pengaruh langsung seperti
manusia.Bahanindukdisuatudaerah yang kadar ion hydrogen dan pengaruh lainseperti
masam akan mendorong tanah bereaksi kadar unsur hara dan kadar ionlogam
masam. Sedangkan bahan induk basa akan beracun. Tumbuhan memerlukan pH tanah
membentuk tanah yang basa. Perubahan yang sesuai agar pertumbuhannya maksimal.
iklim basa umumnya akan mendorongtanah Tanah yang baik bagi tanaman yaitu apabila

68
memiliki pH netral, yaitu 6,5. JikapH tanah hingga homogen. Pendiaman dilakukan
terlalu masam, tanaman tidak dapat selama 30 menit yang bertujuan
memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain mengendapkan tanah sehingga suspense
yang mereka butuhkan. Tanaman yang terbentuk bisa diukur menggunakan
membutuhkan unsur-unsur tersebut unuk pH meter.
pertumbuhan dan perkembangan optimalnya
Manfaat lain mengetahui nilai dari pH tanah IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan, dapat
dalam bidang pertanian agar dapat memilih
disimpulkan bahwa nilai pH aktual Vertisols
dan membudidayakan varietas tanaman yang
yaitu 7.605, Mollisols 7.36, Ultisols 6.695,
sesuai dengan kondisi pHlahan.
Alfisols 6.85, dan Entisols 7.19, sedangkan
Pada praktikum ini, digunakan
nilai pH potensial Vertisols adalah 5.96,
metode yang digunakan yaitu metode
Mollisols 6.215, Ultisols 5.155,
elektrometri. Prinsip kerja elektrometri yaitu Commented [A29]: justify
Alfisols5.585, dan Entisols 6.185.
menggunakan pH meter (glass electrode)
yang langsung mengkonversi konsentrasi
DAFTAR PUSTAKA Commented [A30]: tidak perlu romawi, spasi 1
ion H+ menjadi nilai pH tanah. Adapun
Badole, S., A. Datta, N. Basak, A. Seth, D.
perlakuan-perlakuan yang diberikan dalam Padhan, And B. Mandal. 2015.
Liming influences forms of acidity in
metode elektrometri , yaitu penambahan
soils belonging to different orders
aquades, penambahan KCL 1N, pengadukan under subtropicalindia.
Communications in Soil Science and
dan pendiaman. Penambahan aquades ke
Plant Analysis 46:2079–2094.
dalam cepuk bertujuan untuk penentuan
Bhat J. A. , M. Chandra, B. Mandal dan G.
nilai pH tanah aktual, sedangkan
C. Hazra. 2017. Nature of acidity in
penambahan KCL 1N ke dalam cepuk lain alfisols, entisols and inceptisols in
relation to soil properties.
bertujuan untuk penentuan pH potensial
Communications in Soil Science and
tanah. Setelah ditambahkan dengan aquades Plant Analysis 48(4):395-404.
atau KCL 1N, campuran diaduk rata.
Driessen P. , J. Deckers, O. Spaargaren, F.
Pengadukan yang dilakukan pada setiap Nachtergaele. 2001. Lecture Notes
On The Major Soils Of The World.
cepuk yang sudah diisi tanah dengan
Unesco.Roma.
aquades atau KCL 1N bertujuan
Fageria N. K. dan A. S. Nascente. 2014.
mencampurkan bahan- bahan dalam cepuk
Management of soil
69
acidityofsouthamericansoils for Jurnal Agrotek Lestari3(1):24-29.
sustainable crop production.
Advances in Agronomy128(6):221- Shreeja, D. 2018. Soil Reaction : Methods,
275. Factors and
Influence.http://www.soilmanagemen
FAO. 1978. Soil Map of the World. Unesco. tindia.com/soil-reaction/soil-reaction-
Paris. methods-factors-and-
influence/2040.Diakses pada 27
Foth,H.D.danB.G.Ellis.1996.Soil Fertility Maret2019.
Second Edition. Lewis Publisher.
New York. Tohari, D. Shiddieq, dan P. Sudira. 2017.
Aspek Dasar Agronomi
Pinatih, I. D. A. S. P., T. B. Kusmiyarti, dan Berkelanjutan. Gadjah Mada
K. D. Susila. 2015. Evaluasi status University Press, Yogyakarta.
kesuburan tanah pada lahan pertanian
di Kecamatan Denpasar Selatan. E- Triharto, S., L. Musa, and H. Widjianto.
Jurnal Agroteknologi Tropika 2014. Survei dan pemetaan unsur
4(4):282-292. hara N, P, K, dan pH tanah pada
lahan sawah hujan di Desa Durian
Prasetyo,B.H.2007.Perbedaansifat- sifat Kecamatan Pantai Labu. Jurnal
tanah vertisol dari berbagai bahan Online Agroekoteknologi 2(3):1195-
induk.Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 1204.
Indonesia 9(1):20-31.
Uexkull, H. R. V. 1986. Efficient Fertilizer
Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Use in Acid Uland Soil of the
Konsep dan Kenyataan. Kanisius, HumidTropics. International Potash
Yogyakarta. Institute. Singapura.

Siswanto, B. 2018. Sebaran unsur hara N, P, Utomo, M., Sudarsono, B. Rusman, T.


K, dan pH tanah. Buana Sains Sabrina, J. Lumbanraja, dan Wawan.
18(2):109-124. 2016. Ilmu Tanah: Dasar-dasar dan
Pengelolaan. Prenadamedia
Setyowati,M.,I.Putra,B.Saidi.2017. Respon Group,Jakarta.
tanaman sawi ditanah gambut dengan
pemberian abu cangkang kerrang.

70
71
ACARA IX
KADAR KAPUR SETARA TANAH
ABSTRAK
Praktikum dasar-dasar ilmu tanah acar IX mengenai kadar kapur setara tanah dilaksanakan pada hari
selasa, 19Maret 2019 di LAboratorium Pengelolaan Tanah,Departemen Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar kapur setara tanah
dari jenis tanah vertisol, mollisol, ultisol, alfisol dan entisol. Metode yang digunakan pada praktikum ini
yaitu metode calsimetri dan titrasi (cottenie). Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah timbangan
analitik, pipet 5mL dan 50 mL, buret dan statif tabung Erlenmeyer 250 mL, labu ukur 50mL, pemanas
bunsen, calsimeter dan sampel tanah kering diameter 0,5mm. Khemikalia yang digunakan pada percobaan
metode calsimetri HCl 2N dan pada percobaan dengan metode titrasi (cottenie) adalah H 2SO4 0,5 N, NaOH
0,5N dan indikator phenolphthalein. Hasil kadar CaCO 3pada percobabaan kadar kapur setara tanah dengan
metode calsimetri tanah vertisol 0,541%, mollisol 1,35%, ultisol 2,744%, alfisol 0,499% dan entisol 0,573%.
Sedangkan hasil kadar CaCO3 pada metode titrasi tanah vertisol 2,873, mollisol 2,6885%, ultisol 1,004%,
alfisol 1,28% dan entisol 0,575 %.
Kata kunci :Calsimetri, Cottenie, Kadar kapur

I. PENGANTAR mempengaruhi serapan fosfor dalam tanah.


Kapur adalah sumber bahan amelioran Penambahan kalsium karbonat pada tanah
yang yang berasal dari batuan kalsit mineral, dapat menetralisir dampak reaksi asam pada
Kapur merupaakan sumber hara kalsium tanah akiat penggunaan pupuk urea
yang berperan penting untuk mendukung berlebihan (Abdul et al., 2014). Pada
ertumbuhan tanamana- meningkatkan pH penambahan dolomit terjadi peningkatan
tanah dan menurunkan kandungan reaksi tanah, sehingga ketersediaan unsur
alumiumunium dan mangan pada tanah hara makro nitrogen, fosfor dan kalium
(Koesrini, 2015). Kapur tanah dapat berupa dalam taah tersedia secara optimal (Dedi et
kalsium karbonat, kalsium hidroksida, al., 2014). Kalsium dalam tanah
magnesium karbonat, dan dolomit. Namun direkomendasikan mencakup 40-50% dalam
pada percobaan ini, yang menjadi pusat beberapa pemupukan untuk menghitung
perhatian yaitu kalsium karbonat. kekurangan unsur hara tanah. Kalsium juga
Kalsium adalah salah satu nutrisi membantu keteraturna sirkulasi air dan
terpenting terkait dengan pertahanan udara dalam tanah sebagai kesesuain
tanaman karenan dapat memberikan absorbsi oleh tanaman (Gibb, 2008).
beberapa ketahanan tananaman terhadap Faktor yang mempengaruhi morfologi
hama dan penyakit (Ngadze, 2018). Kalsium kalsium karbonat adalah lingkungan. Pada
yang ditambahakan kedalam tanah akan situs yang kaya akan magnesium seperti

72
pantai dan sesar laut, aragonite mikrit atau vertisolkering angin dengan ukuran diameter
berserat dan bentuk semen kalsit magnesian 0,5 mm dan larutan HCl 2N, sedangkan alat
dikombinasikan dengan hasil konsentrasi yang digunakan, yaitu timbangan analitik,
logam (Ping et al., 2015). Tanah yang buret dan statif, erlenmeyer 250 mL,
memilikibahan organic yang mengandung pemanas Bunsen, dan calsimeter. Pada
kalsium yang tinggi maka tanah tersebut metode titrasi, bahan yang digunakan adalah
juga memilik kandungan kalsium yang contoh tanah vertisol, molisols, ultisol,
tinggi pula sehingga dapat terhindar dari alfisol, dan entisol kering angina dengan
pencucian silikat (Zetteberg et al., 2016). ukuran diameter 0,5 mm, akuades, larutan
Menurut Carter dan Gregorich (2007) tanah H2SO4 0,5M, larutan NaOH 0,5N, dan
masam biasanya memiliki kandungan indikator phenolphthalein pp), sedangkan
alumunium dan mangan yang tinggi alat yang digunakan adalah timbangan
sehingga dapat meracuni tanaman. analitik, pipet gondok ukuran 5 mL dan 50
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan mL, buret dan statif, labu ukur 50 mL,
kadar kapur setara tanah dengan metode Erlenmeyer 50 mL, dan pemanas bunsen.
calsimetri dan cottenie (titrasi). Dalam penentuan kadar kapur dengan
metode calsimetri, calsimeter kosong,
II. METODOLOGI bersih, dan kering ditimbang sebagai a gram.
Praktikum dasar – dasar Ilmu Tanah Contoh tanah diameter 0,5 mm ditimbang
acara IX yang berjudul kadar kapur setara sebanyak 5 gram dan dimasukkan kedalam
Tanah ini dilaksanakan pada hari Selasa, 19 calsimeter. Calsimeter beserta tanah tersebut
Maret 2019 di Laboraturium Pengelolaan ditimbang kembali sebagai b gram. Setelah
Tanah, Departemen Tanah, Fakultas itu, tempat HCl pada calsimeter diisi dengan
Pertanian, Universitas Gadjah Mada, HCl 2N sampai penuh dan ditimbang
Yogyakarta. Pada percobaan ini digunakan sebagai c gram. Kran HCl pada calsimeter
dua metode, yaitu metode calsimetri dan dibuka perlahan – lahan sehingga HCl
titrasi (cottenie). Bahan yang digunakan mengalir setetes demi setetes sambil
dalam penentuan kadar kapur dengan digoyangkan mendatar agar reaksi
metode calsimetri, yaitu contoh tanah sempurna. Setelah HCl habis, calsimeter
vertisol, mollisol, ultisol, alfisol, dan dihangatkan sebentar (1 menit) diatas api

73
kecil supaya reaksi yang terjadi berjalan menjadi kemerahan. Setelah itu, warna hasil
lebih cepat. Setelah itu, calsimeter diangkat titrasi baru disamakan dengan warna blanko.
dan dibiarkan selama kurang lebih setengah
jam lalu ditimbang sebagai d gram. Pada III. HASIL DAN PEMBAHASAN
metode titrasi (cottenie) digunakan dua buah Tabel 9.1. Hasil pengamatan kadar kapur
labu ukur 50 mL, satu untuk analisis blanko setara tanah.
dan satu untuk analisis baku. Pada labu ukur Kadar Kapur Setara
N Jenis
baku, sampel tanah diameter 0,5 mm Tanah
o Tanah
ditimbang (a gram) dan dimasukkan ke labu Calsimetri Cottenie
ukur 50 mL. pada masing – masing labu 1 Vertisol 0,54% 0,48%
ukur ditambahkan H2SO4 0,5 N sebanyak 20 2 Mollisol 1,35% 8,69%
mL denga pipet gondok. Labu ukur 3 Ultisol 2,74% 1,01%
digoyang secara mendatar dan memutar 4 Alfisol 0,49% 1,28%
supaya reaksi merata. Setelah itu, labu ukur 5 Entisol 0,57% 0,58%
dipanaskan selama 3 menit. Labu ukur
kemudian didinginkan, setelah dingin Kandungan kapur merupakan
ditambah aquadest sampai tanda batas. Labu kandungan mineral yang berupa kalsum atau
ukur lalu digojok dengan cara dibolak – magnesium. Keberadaan kedua unsur terseut
balik sampai homogen, kemudian dibiarkan sering ditemukan berasosiasi dengan dengan
mengendap. Dari masing – masing labu ukur karbonat. Kapur yang terkandung didalam
diambil larutan jernih sebanyak 10 mL tanah juga dapat berupa kalsium oksida,
dengan pipet gondok, lalu dimasukkan ke kalisum karbonat, kalsium hidroksidadan
dalam Erlenmeyer 50 mL. pada masing – dolomit. Tingginya kadar kapur dalam tanah
masing tabung ditambah dengan aquadest akan memepengaruhi proses perkembangan
sebanyak 15 mL dan beberapa tetes tanah yaitu lengas tanah, bentuk dan lapisan-
indikator pp, kemudian digoyan – goyang lapisan tanah dan vegetasi sehingga tujuan
agar merata. Selanjutnya dilakukan proses analisis kapur setara tanah yaitu mengetahui
titrasi, blanko dititrasi terlebih dahulu kadar kapur dari setiap jenis tanah yang
dengan NaOH 0,5 N dan kemudian baku. berkaitan dengan lapisan tanah (karena
Titrasi dihentikan jika larutan berubah proses pelindian) yang berpengaruh terhadap

74
vegetasi yang mapu ditanam pada tanah Sedangkan kadar kapur mollisol yang
tersebut. diperoleh dari penelitian orang lain sebesar
Berdasarkan percobaan yang telah 7,73%. Kadar kapur mollisol sangat tinggi
dilakukan maka diperoleh data kadar kapur karena merupakan tanah yang berkembang
setara tanah vertisol dengan metode pada topografi karst atau memiliki batuan
calsimetri sebesar 0,54% dan metode induk berupa batu gamping dan memiliki pH
cottenie 2,98%. Jika dibandingkan dengan 6,5-7,8 (Nurcholis et al., 2003)
literatur Sunadi et al., (2013), yang Kadar kapur setara yang diperoleh pda
menyatakan bahwa tanah vertisol memiliki taanh ultisol menggunakan metode
kadar kapur sebesar 4,75%-13,08% dan rata- calsimetri sebesar 2,74% dan dengan metode
ratanya yaitu 8,36%. Terdapat perbedaan cottenie sebesar 1,01%. Hasil percobaan
antara hasil yang diperoleh dengang yang diperoleh pada pengukuran kadar
penelitia orang lain, hal tersebut dapat kapur metode calsimetri tidak sesuai dengan
disebabkan curah hujan yang berbeda pada percobaan pada tanah
pada kedua sampel tanah vertisol yang vertisol,mollisol,entisol dan alfisol. Menurut
diambil. Dari hasil kadar kapur tanah Alloway (2008) bahawa ultisol terbentuk
vertisol yang diperoleh menggunakan melalui bahan induk yang ekstensif,
calsimetri pun terbilang rendah sehingga terbentuk tanah bersifat masam
dibandingkan penetapan menggunakan dan memiliki kandungan mikronutrien yang
cottenie. Hal ini tidak sesuia dengan yang rendah. Ultisol berkembang pada daerah
disampaikan Ariyanti et al., (2010) yang yang lembab sehingga terjadi pelindian
menyatakan bahwa tanah vertisol termasuk kalsium yang tinggi. Hal ini menyebabkan
tanah yang memiliki nilai kation basa yang ultisol memiliki kandungan kapur yang
tinggi dan nilai kejenuhan basa yang tinggi. relatif rendah (Tan, 2005).
Pada tanah mollisol diperoleh data Hasil percobaan pada tanah alfisol
kapur setara pada metode calsi metri sebesar memberikan data bahwa kandungan kapur
1,35% dan pada metode cottenie sebesar dengan metode calsi metri sebesar 0,49%
2,69%. Hasil dari percobaan ini menunjukan dan pada percobaan dengan metode titrasi
tanah mollisol memilii rata-rata kadar kapur cottenie sebesar 1,28%. Hasil yang
setara yang tinggi dengan yang lainnya. diperoleh dari praktikum ini menunjukan

75
kadar kapur alfisol tergolong rendah karena merupakan material yang mengandung ion-
tanah alfisol terbentuk pada daerah yang ion Ca, Mg dan sebagian kecil Na.
lembab, sehingga terjadi pelindian kalsium. Penambahan kation Ca, Mg dan Na
Akibatnya kandungan kapur tanah tergolong menyebabkan pertambahan ikatan antar
rendah dan memiliki tingkat keasaman yang partikel mineral lempung sehingga
tinggi (Tan, 2005). mengurangi kecenderungan sifat
Percobaan pada tanah entisol diperoleh mengembang dari lempung. Disamping itu
kandungan kapur dengan metode kalsimetri kapur dapat menimbulkan sementasi antara
yaitu 0,57% sedangkan pada metode kapur dengan lempung sehingga daya
cottenie sebesar 0,58%. Dari hasil yang dukung dan kekuatan geser tanah menjadi
diperoleh pada percobaan kali ini lebih besar serta mengurangi plastisitas
menujukan bahwa entisol memilik kadar tanah(Widiharto et al.,2015).
kapur yang terendah dari berbagai macam Kapur tanah terbentuk akibat asosiasi
jenis tanah lainnya dimana percobaan ini dari ion-ion Ca2+,Mg2+ dengan ion CaCO3
sesuai dengan teori . Percobaan oleh (karbonat) Karbonat dapat ditemukan di
Stefanou dan Papazafiriou (2014) semua kelas ukuran partikel tanah, yang
menghasilkan kadar kapur entisol sebesar dapat berupa fraksi pasir,debu, lempung
2,36% -4,18%. Entisol merupakan tanah maupun campuran.Karbonat
muda yang zonasi tanahnya belum mempertahankan kondisi basa dalam tanah
berkembang sempurna (Berner and Berner, dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman
2012). Kandungan kapur yang rendah pada melalui efek langsung bikarbonat terlarut
entisol disebabkan oleh pembentukan tanah dan efek tidak langsung pH tinggi pada
yang berasal dari pelapukan batuan yang kelarutan dan ketersediaan nutrisi,
mengandung abu vulkanik dan pasir pantai khususnya fosfor, tembaga, seng, besi dan
(Haryati et al.,2007) mangan (Rowell ,1994).
Kadar kapur dalam tanah dipengaruhi Secara garis besar manfaat dari kapur
oleh jenis bahan induk. Bahan induk yang dapat dirangkum sebagai
kaya akan zat kapur akan menyebabkan berikut:Meningkatkan sifat fisik, kimia dan
tanah yang terbentuk dari pelapukan bahan biologi didalam tanah, mempromosikan
tersebut juga kaya akan zat kapur. Kapur fiksasi nitrogen lebih baik dengan tanaman

76
kacang-kacangan oleh bakteri pada senyawa yang lebih sederhana. Persamaan
akar,Dapat meningkatkan nutrisi yang reaksi kimia yang digunakan untuk
tersedia bagi tanaman,mengurangi racun pengukuran kandungan CaCO3 tanah sama
dalam tanah , meningkatkan efektivitas dengan metode calcimeter):
penggunaan pupuk-pupuk organik sehingga CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + H2O + CO2
mikroorganisme akan menjadi lebih giat Mol CO2 yang terbentuk oleh reaksi
melakukan pelapukan bahan organik yang dalam bejana tertutup dapat ditemukan
ada didalam tanah, kebutuhan kalsium, dengan menggunakan nilai tekanan gas CO2
magnesium dan mineral lainnya dapat dalam persamaan gas ideal. Menurut
dipasok demi kebutuhan tanaman, stoikiometri, mol CO2 sama dengan mol
memperbaiki masalah tanah seperti pH CaCO3. Mol ditemukan dengan
tanah yang asam(Anonim, 2017) menggunakan nilai tekanan terukur, volume
Toksisitas tanah adalah kadar bilik reaksi yang terjadi, dan suhu sekitar
keracunan dalam suatu tanah. Toksisitas dalam persamaan gas ideal (Şenlikciet al.,
tanah dapat disebabkan oleh kelebihan kadar 2015). Pada percobaan analisis kadar kapur
dari salah satu senyawa yang berdampak ini selain digunakan metode gravimetric-
bersifat racun bagi tanaman. Contohnya calsimetri juga digunakan metode titrasi.
toksisitas Fe (besi). Dalam pertumbuhan Metode titrasi digunakan dengan prinsip
tanaman Fe diperlukan sebagai activator menemukan titik balik suatu reaksi yang
enzim untuk melakukan fotosintesis dalam ditandai dengan perubahan tetap warna
jumlah mikro, namun apa bila kadar Fe larutan. Metode Gravimetri dan Calsimetri
melebihi ambang batas maka Fe sendiri digunakan pada praktikum ini karena
yang akan meracuni tanaman. Dengan sederhana dan dapat dilakukan
adanya zat kapur dalam tanah, zat yang menggunakan alat-alat yang sudah tersedia
bersifat toxic tersebut dapat direduksi di laboratorium.
Pada percobaan pengukuran kadar Pada percobaan analisis kapur setara
kapur setara tanah metode gravimetri tanah menggunakan calsimeter dilakukan
digunakan khemikalia HCl. Fungsi HCl berdasarkan prinsip gravimetri yaitu
pada percobaan ini yaitu mereaksikan kadar membandingkan massa sebelum dan
kapur yang tersimpan dalam tanah menjadi sesudah di reaksikan dan dihilangkan salah

77
satu senyawanya. Pada metode calsimetri meningkatkan penyerapan nutrisi oleh
terdapat perlakuan menghangatkan larutan. tanaman. Namun apabila tanah yang terlalu
Fungsi perlakuan tersebut adalah untuk banyak mengandung kapur akan bersifat
mempercepat reaksi yang terjadi antara ion basa sehingga mengurngi tingkat
+
CaCO3 dan HCl menjadi CO2 yang penyerapan nutrisi dan haranya.
kemudian menguap di udara. Apabila
larutan dipanaskan hingga mendidih maka IV. KESIMPULAN
yang menguap tidak hanya CO2 melainkan Setelah melakukan percobaan kadar
juga air sehingga apabila ditimbang , berat kapur setara tanah, diperoleh hasil
yang berkurang yaitu berat dari CO2 dan air. pengukuran kadar kapur tanah vertisol
Tanah dicampur dengan sejumlah dengan metode calsimetri 0,541% dan pada
H2SO4 yang diketahui menggunakan metode cottenie 2,973%. Pada tanah
pemecahan kalsium karbonat CaCO3 dan mollisol dengan metode calsimetri 1,35%
menciptakan kalsium sulfat (Ca2SO4), air dan pada metode cottenie 2,6885%, pada
dan karbon dioksida. Jumlah asam yang tahan ultisol dengan metode calsimetri
tersisa diukur dengan titrasi dengan natrium 0,49% dan pada metode cottenie 1,28% serta
hidroksida (NaOH) untuk menghasilkan pada tanah entisol dengan metode calsimetri
Ca2SO4 dan air, kemudian ditambahkan 0,573% dan metode cottenie 0,575%.
indikator fenolftalein ke larutan
menyebabkannya menjadi merah muda DAFTAR PUSTAKA
Alloway, B. J. 2008. Micronutrient
ketika semua asam bereaksi (Elfaki et al.,
Deficiences in Global Crop
2016). Production. Springer Science &
Bussines Media. UK
Dengan mengetahui kadar kapur dalam
tanah pada bidang pertanian, petani dapat Anonim. 2017. Manfaat Kapur untuk Tanah
dan Tanaman.
mengetahui karakter dan perlakuan yang
https://www.sampulpertanian.com/2
tepat pada tanah, penanaman vegetasi yang 017/10/manfaat-kapur-untuk-tanah-
dan-tanaman.html. Diakses pada 25
cocok pada kadar kapur tertentu serta
Maret 2019.
mengetahui cara konservasi lahan supaya
Aryanti, E., Sutopo dan Suwarto. 2010.
tidak terdegradasi.Selain itu tanah yang
Kajian status hara makro Ca,Mg, dan
mengandung kapur cukup dapat S tanah sawah kawasan industri
Kabupaten KAranganyar. Jurnal
78
Ilmu Tanah dan Agroklimatologi. kedelai di lahan sulfat masam
7(1):51-60. aktual.Berita Biologi. 14(2) :155-161

Berner, E. K., and R. A. Berner. 2012 Ngadze, Elizabeth. 2018. Calcium soil
Global Environment: Water, Air and amendment increase resistance of
Geochemical Cycle. Princeton potato to blackleg and root
University Press. New Jersey. pathogens. Journal food Agriculture
Nutritions and Development.
Carter,M. R. and E. G. Gregorich. 2007. Soil 18(1):12975-12991
sampling and methods of Analysis.
CRC Press. France. Nurcholis, M., E. R. Sasmita dan S. B.
Sutoto. 2003. Kualitas tanah di
Damanik, A. R. B., H. Hanum, dan topografi karst di Bedoyo, Gunung
Sarifudin. Dinamika N-NH4 dan N- Kidul dan hubungannya dengan
NO3 akibat pemberian pupuk urea reklamasi lahan bekas tambang.
dan kapur CaCO3 pada tanah Fakultas Geografi UGM. Prosiding
incepttisol Kwala Bekala dan Lokakakrya Nasional.
kaitannya terhadap pertumbuhan
tanaman Jagung. Jurnal Online Rowell, D. L. 1994. Soil Science Methods
Agroteknologi. 2(3):1218-1227 and Applications. Longman Group.
. UK
Elfaki,J. T., M. O. Gafer, and M. M.
Sulieman. 2016. Assessment of Şenlikci, A., M. Doğu, E. Eren. 2015.
calcimetric and titrimetric methods Pressure calcimeter as a sample
for calcium carbonate estimation of method for measuring the CaCO3
five soil types in Central Sudan. content of soil and comparison with
Journal of Geoscience and Scheibler calcimeter. Soil Water
Environment Protection. 4(1):120- Journal. 24-28
127
Stefanou, S., and A. Z. Papazafairiou. 2014.
Gibb,J. 2008. Soil Calcium is Important for The effect of soil physical properties
Proper Growth of Plants. of entisol on the growth of young
https://ezinearticles.com/?Soil- oplar tree (Populus sp). Bulgarian
Calcium---Soil-Calcium-Is- Journal of Agricultural Science
Important-For-Proper-Growth-Of- 20(4):807-812
Plants&id=657199. Diakses pada 25
Maret 2019. Suriadi, A dan F. Zulhaedar. 2013. Evaluasi
paket teknologi pemupukan di lahan
Haryati, S.E., E. Maryani dan M. Manalu. vertisol Lombok Tengah NTB,
2007. Ilmu Pengetahuan Sosial Prosiding Seminar Hasil Penelitian
Geografi. Esis. Semarang. Tanaman Aneka Kacang dan Umbi .
59-66
Koesrini, K. Anwar, dan E. Berlian. 2015.
Penggunaan kapur dan varietas Syahputra, D., M. R. Alibasyah dan T.
adaptif untuk meninkatkan hasil Arabia. 2015. Pengaruh kompos dan
79
dolomit terhadap beberapa sifat
kimia ultisol dan hasil kedelai
(Glycine max) pada lahan berteras.
Jurnal Manajemen Sumberdaya
Lahan 4(1):535-542
Tan, K. H. 2005. Soil Sampling, Preparation
and Analysis, Second edition. CRC
Press. Florida

Wang, P., Y. Ma, and H. Jiang . 2016.


Spectral exploration of calcium
accumulation in organic matter in
gray dessert soil from Northwest
China, PLos One 11(1):1-5

Widiharto, H., A. H Andriawan, dan A.


Matulessy. 2015. Stabilisasi tanah
lempung expasif dengan campuran
abu sekam dan kapur. Jurnal
Pengabdian LPPM Untag,Surabaya
1(2):135-140

Zetteberg, T., B. A. Olsson, and S. Lofgren.


2016. Long term soil cacium
depletion after convention and whole
tree harvest. Forest Ecology and
Management. 102-115

80
LAMPIRANPERHITUNGAN
Metode Calsimetri
(𝑐 − 𝑑)(100 + 𝐾𝐿)
[𝐶𝑎𝐶𝑂3 ] = × 100%
44(𝑏 − 𝑎)
(126,475 − 126,425)(100 + 𝐾𝐿)
[𝐶𝑎𝐶𝑂3 ] = × 100%
44(98,104 − 93,350)
0,05 × 114,8
[𝐶𝑎𝐶𝑂3 ] = × 100%
44 × 4,754
5,74
[𝐶𝑎𝐶𝑂3 ] = × 100%
209,176
[𝐶𝑎𝐶𝑂3 ] = 2,744%

Metode titrasi
(𝑉𝑎 − 𝑉𝑏) × 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 × 5 𝑉1
[𝐶𝑎𝐶𝑂3 ] = × × (100 + 𝐾𝐿)%
𝑎 × 100 𝑉2
(4,2 − 3,9) × 0,5 × 5 50
[𝐶𝑎𝐶𝑂3 ] = × × (100 + 14,8)% = 0,861%
5 × 100 10
(4,2 − 3,8) × 0,5 × 5 50
[𝐶𝑎𝐶𝑂3 ] = × × (100 + 14,8)% = 1,148%
5 × 100 10
Rata-rata CaCO3
0,861 + 1,148
[𝐶𝑎𝐶𝑂3 ] = = 1,0045%
2

81

Anda mungkin juga menyukai