A. Latar Belakang
Fisika adalah ilmu yang mengacu pada fenomena alam. Baik yang
dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Fisika juga terdiri dari
konsep-konsep yang sederhana hingga konsep yang lebih kompleks. Konsep
adalah dasar untuk berpikir dan melakukan proses-proses mental yang lebih
tinggi agar dapat merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi1. Oleh karena
itu sangat penting bagi siswa untuk memahami konsep fisika agar dapat
menyelesaikan masalah-masalah dalam fisika.
Menurut teori kontruksivisme siswa datang ke kelas tidak dengan
kepala kosong melainkan memiliki pemahaman dan pengalaman yang
berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Hal ini mempengaruhi
konsep yang akan dikonstruksi siswa. Sehingga setiap siswa memiliki
pemahaman yang berbeda satu sama lain walaupun belajar materi yang sama,
dengan sumber yang sama. Oleh karena itu sangat memungkinkan untuk
terjadinya kesalahan konsep atau disebut juga miskonsepsi.
Penelitian tentang miskonsepsi pada mata pelajaran fisika SMA
dengan berbagai macam tes diagnostik telah banyak dilakukan. Seperti hasil
penelitian Suwarna yang meneliti miskonsepsi pada konsep suhu dan kalor,
listrik dinamis, dan optik menggunakan CRI. Didapatkan rata-rata 23,5%
siswa yang diteliti mengalami miskonsepsi2. Dengan metode tes diagnostik
Three-tier test Elfani mendapatkan bahwa 45% siswa yang ditelitinya
mengalami miskonsepsi pada konsep gelombang bunyi3.
Miskonsepsi yang terjadi tidak hanya berdampak pada konsep yang
sedang dipelajari, tetapi juga dapat mempengaruhi konsep-konsep yang akan
dipelajari setelahnya. Karena konsep-konsep pada fisika saling terkait satu
1
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar (Jakarta: Erlangga, 1989), h. 79.
2
Iwan Permana Suwarna. Jurnal Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X Mata
Pelajaran Fisika melalui CRI termodifikasi, Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2013)
3
Rico Elfani, Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan
Hasil Three-tier test, Skripsi UPI Bandung, 2013, tidak dipublikasikan
1
2
4
Sahrul Saehana & Sandra kasim. Studi Awal Miskonsepsi Mekanika pada Guru Fisika
SMA di Kota Palu, Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA,
(Yogyakarta: Kearsipan Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011), h.143.
5
Paul Suparno, Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika (Jakarta: Grasindo,
2013), h. 129.
6
Derya Kaltakci & Ali Eryilmaz, Identifying Pre-Service Physics Teachers’ Misconceptions
With Three-Tier Tests. GIREP-ICPE-MPTL Conference, (Prancis: Kearsipan Univ. Reims, 23 Agustus
2010 ), pp. 1.
7
Haki Pesman, Development of a three-tier test to asses ninth grade Student
misconceptions about simple electric circuits, Tesis Master Univ. Middle East Technical, 2005, h.3
3
8
Haki Pesman & Ali Eryilmaz, Development of a Three-Tier Test to Assess
Misconceptions About Simple Electric Circuits. The Journal Of Educational Research 103, 2010, h
208-209
9
Haki Pesman, 2005, h. 20.
4
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi
semua pihak, antara lain:
1. Bagi siswa, memberikan motivasi untuk siswa agar lebih mudah untuk
mempelajari konsep fisika. Bahan dasar memperbaiki pemahaman konsep
siswa dan menguatkan prestasi siswa.
2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan guru dalam memiliih strategi, model
dan pendekatan agar tidak ada lagi siswa yang mengalami miskonsepsi.
3. Bagi sekolah, dijadikan acuan untuk mencari pemikiran baru untuk
menguatkan dan mengembangkan kualitas pembelajaran dan pengajaran.
4. Bagi peneliti, menambah pengalaman dan wawasan mengenai miskonsepsi
pada konsep teori kinetik gas.