Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Al'ilmi Vol. 9 No.

1, 2020
ISSN:2337-3083(online); ISSN:2337-3083(print) |39

Penggunaan Instrumen Test Three Tier Multiple Choice Untuk


Mengidentifikasi Miskonsepsi Pada Konsep Fisika

Mutirara Basimah Atsilah1, Suhadi2*


1,2Pendidikan Fisika UIN Raden Fatah Palembang

*email: suhadi@radenfatah.ac.id

Info Artikel ABSTRAK


Physics is a science that has many different concepts. Many
Kata kunci: students have difficulty understanding concepts in physics
Konsep Fisika, learning. Because learning physics tends to interpret physics
Three Tier Multiple concepts based on formulas contained in textbooks without
Choice, going through the process of discovery, processing, and
Miskonsepsi development of knowledge can cause students not to master the
concept properly. This can cause many students to experience
misconceptions. Efforts and instruments are needed to measure
Riwayat artikel: student misconceptions which are commonly called three-tier
Diterima: 10/4/2020 multiple choice diagnostic tests. This study aims to provide a
Revisi: 15/5/2020 reference related to the identification of misconceptions in
Diterima: 20/6/2020 students using a three-tier multiple choice test instrument on
physics concepts. the researcher conducted research using the
meta-analysis method which is an effort to summarize various
research results documenting some data related to the
identification of misconceptions using a three tier multiple
choice instrument which was published in a national journal.
From this study it is proven that the use of a three tier multiple
choice instrument can identify students' misconceptions.
Hak Cipta © 2020 Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Hak cipta dilindungi Undang-Undang

pengantar 2017). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau


Belajar adalah proses penemuan sains adalah pengetahuan ilmiah, yaitu
konsep yang dibangun melalui asimilasi dan pengetahuan yang telah mengalami uji
akomodasi. Pada proses pembelajaran, kebenaran melalui metode ilmiah berupa
pengetahuan tidak sekedar fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
ditransformasikan tetapi juga diinterpretasi prinsip. Strategi pembelajaran IPA bertujuan
untuk menghasilkan ilmu baru, dan siswa supaya peserta didik dapat memahami
dilatih berfikir kritis, kreatif, kolaboratif. konsep IPA dengan mendefinisikannya,
Secara formal sebenarnya siswa sudah menjelaskan perbedaan dan hubungan
mengenal konsep dasar berdasarkan konsep tersebut dengan konsep yang lain,
fenomena alam yang mereka alami dalam serta menerapkan konsep tersebut dalam
lingkungan di sekitarnya, dengan begitu kehidupan sehari-hari (Noegroho et al.,
seharusnya siswa memiliki pemahaman 2017).
yang baik terhadap konsep sains (Yuliati,

http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/alilmi
40| Jurnal Al'ilmi Vol. 9 No. 1, 2020

Fisika adalah ilmu yang berkaitan Identifikasi miskonsepsi merupakan


dengan pengetahuan alam yang dipahami hal yang krusial untuk dilakukan karena
dengan cara mencari tahu tentang fenomena miskonsepsi dapat menjadi faktor pembatas
alam yang dapat diamati dan dapat diukur siswa dalam belajar fisika. Konsep yang
secara sistematis, sehingga fisika bukan salah akan dibawa oleh siswa secara terus
hanya kumpulan pengetahuan yang berupa menerus sehingga kemungkinan belajar
fakta-fakta, konsep atau prinsip tetapi juga siswa juga akan terhambat oleh materi
suatu proses penemuan. Lebih dalam lagi, selanjutnya yang berkaitan dengan konsep
fisika merupakan bagian ilmu pengetahuan karena materi fisika saling berkaitan satu
sebagai manifestasi cinta Ilahiah dalam sama lain (Maison et al., 2019).
bentuk kejernihan hati dan fikiran (Suhadi & Sebagian peneliti telah melakukan
Mabruroh, 2020). Mata pelajaran fisika peneitian untuk mengetahui miskonsepsi
merupakan mata pelajaran sains yang dapat dalam fisika dengan jenis tes diagnostik,
mengembangkan kemampuan berfikir yaitu one-tier, two-tier, three-tier, four-tier,
analitis deduktif dengan menggunakan dan five-tier. Kelima tes diagnostik tersebut
berbagai peristiwa alam dan penyelesaian memiliki kekurangan dan kelebihan. Tes
masalah dengan baik (Yolviansyah et al., diagnostik one-tier mempunyai kekurangan
2022) yakni adanya kesulitan dalam membedakan
Tujuan pembelajaran fisika yang pemahaman siswa, kemudian pada two-tier
tercakup dalam kurikulum 2013 adalah mempunyai kelemahan tidak dapat
penguasaan konsep dan prinsip serta mengukur keyakinan konsep (Qodriyah et
kemampuan mengembangkan pengetahuan al., 2020). Kelebihan dari three-tier
dan rasa percaya diri sebagai prasyarat untuk diantaranya 1) mudah digunakan dibanding
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang tes diagnostik lainnya, 2) instruksi
lebih tinggi dan pengembangan ilmu pengerjaan yang sederhana, 3) mengukur
pengetahuan dan teknologi (Kustijono & keyakinan jawaban siswa , dan 4) cocok
HM, 2014). Berkaitan dengan itu, proses digunakan pada jenjang SMA (Wahyudi et
pembelajaran siswa harus selalu diarahkan al., 2021). Selanjutnya untuk tes diagnostik
untuk bisa memahami materi yang four dan five tier dapat mengukur kekuatan
disampaikan dengan sebaik-baiknya. Namun pemahaman siswa namun dalam prakteknya
faktanya, selama proses belajar siswa tidak memerlukan pengerjaan dengan waktu yang
selalu menyerap materi yang disampaikan cukup lama dan sukar dalam menganalisis
dengan baik. Terlebih lagi materi pelajaran jawaban siswa (Irsanti et al., 2017)
fisika banyak mencakup konsep ilmiah. Tujuan penelitian ini adalah
Sehingga adakalanya apa yang dipahami mereview beberapa artikel terkait dengan
siswa mengenai suatu konsep ilmiah sering diagnostik kesalahan konsep pada siswa.
kali berbeda dengan konsep para ahli fisika
pada umumnya. Ketidaksesuaian Metode
pemahaman konsep tersebut seringkali Penelitian ini menggunakan metode meta
disebut dengan miskonsepsi atau konsep analisis yaitu merangkum berbagai hasil
alternatif (Syahrul, 2015). Miskonsepsi yang penelitian dengan studi dokumen yang
terjadi pada siswa tidak terlepas oleh adanya digunakan peneliti yaitu 3 data terkait
penyebab atau sumber dari ketidaksesuaian penggunaan instumen test three tier multiple
konsep. Penyebab terjadinya miskonsepsi choice untuk mengidentifikasi miskonsepsi
dapat disebabkan oleh beberapa sumber, pada konsep fisika yang dipublikasikan di
jurnal nasional maupun internasional.
yaitu siswa guru, buku teks yang digunakan,
Penggumpulan data ini melalui penelusuran
konteks dan cara pengajaran guru(Suparno,
di jurnal nasional dan internasional dengan
2013). kata kunci penggumpulan data yang

http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/alilmi
Jurnal Al'ilmi Vol. 9 No. 1, 2020 |41

digunakan yaitu Mengidentifikasi Ketiga, pengembangan tes diagnostik


miskonsepsi menggunakan instrumen test miskonsepsi three tier test pada materi
three tier multiple choice. Data yang hukum newton dilakukan oleh sari bulan
terkumpul akan di analisis deskriptif yang dilakukan kepada 20 siswa kelas X
kualitatif.(Ana, 2018). Dari sekian banyak IPA SMA N 1 Sungai Beremas. Metode
sumber, dipilihlah sumber yang sesuai yang digunakan peneliti dikenal dengan
dengan pembahasan yang akan disampaikan Research and Development(R&D) dengan
peneliti dalam artikel ini. Dalam sumber model 4-D. Hasil penelitian ini
yang dipilih oleh peneliti hasil yang menunjukkan miskonsepsi pada peserta
didapatkan termuat dalam bentuk kuantitatif didik sebesar 35% dalam kategori tinggi,
untuk mengukur miskonsepsi peserta didik 40% kategori sedang dan 25% kategori
menggunakan instumen test three tier rendah.(Bulan, 2019)
multiple choice. (Alhinduan et al., 2016) Berdasarkan sumber data penelitian
sebelumnya, hasil analisis terkait
Hasil dan Diskusi penggunaan instrumen test three tier
Data yang diperoleh peneliti yaitu 3 multiple choice untuk mengidentifikasi
jurnal terkait penggunaan instrumen three miskonsepsi dapat diperiksa pada tabel 1
tier multiple choice untuk mengidentifikasi berikut ini:
miskonsepsi sebagai berikut. Tabel 1.
Pertama, jurnal dengan judul identifikasi
miskonsepsi siswa dan penyebabnya pada NO Peneliti Judul TahunHasil
materi elastisitas menggunakan three tier Miskonsepsi siswa
1 Rizki judul 2022 tertinggi pada
diagnostic test dilakukan oleh Rizki Christhina identifikasi konsep tegangan
Christhina dan setyarsih woro yang dan miskonsepsi dan regangan 13%,
dilakukan pada kelas XI di SMA N 1 Berbek setyarsih siswa dan miskonsepsi false
Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur woro penyebabnya positif, dan 50%
pada materi miskonsepsi murni.
dengan jumlah siswa 30. Metode yang
elastisitas
digunakan peneliti yaitu metode deskriptif menggunakan
kuantitatif dalam mengulas hasil penelitian three tier
yang diperoleh. Penelitian ini menunjukkan diagnostic test
bahwa siswa mengalami miskonsepsi 2 Suliyah
Miskonsepsi siswa
identification 2017 pada temperatur
tertinggi pada konsep tegangan dan ,HNP Putri student’s
regangan 13% miskonsepsi false positif, dan kalor dan
dan misconception perpindahan bahan
50% miskonsepsi murni (Rizki & Setyarsih, Rohmawatiof heat and berdasarkan tes II
2022). temperature tertinggi 84%,
Kedua, jurnal identification student’s using three-tier terendah 21% dan
misconception of heat and temperature using diagnostic test non miskonsepsi
7%.
three-tier diagnostic test dilakukan oleh
suliyah dkk yang dilakukan di SMA N 1
Sooko mojokerto dengan subjek penelitian Hasil 35% dalam
3 Sari bulan pengembangan 2019 kategori tinggi, 40%
tiga kelas X, dan uji coba awal dilakukan tes diagnostik sedang dan 25%
pada bulan januari 2016 dan uji coba 1 dan miskonsepsi rendah.
II bulan april 2016 dengan jumlah 30 peserta three tier test
didik. Metode yang digunakan yaitu metode pada materi
pengembangan dan hasil dari penelitian ini hukum newton
menunjukkan bahwa miskonsepsi siswa Dapat dilihat pada tabel 1, data hasil
pada temperatur kalor dan perpindahan penelitian tersebut berkaitan dengan
bahan berdasarkan tes II tertinggi 84%, bagaimana dapat disimpulkan bahwa
terendah 21% dan non miskonsepsi 7% penggunaan instrumen test three tier
(Putri & Rohmawati, 2018) multiple choice dapat digunakan untuk

http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/alilmi
42| Jurnal Al'ilmi Vol. 9 No. 1, 2020

mendiagnosis miskonsepsi yang dialami Kustijono, R., & HM, E. W. (2014).


peserta didik lebih mendalam (Mubarak et Pandangan guru terhadap
al., 2016) pelaksanaan kurikulum 2013 dalam
pembelajaran fisika SMK di Kota
Surabaya. Jurnal Penelitian Fisika
Kesimpulan dan Saran Dan Aplikasinya (JPFA), 4(1), 1–14.
Berdasarkan penelitian dari beberapa Maison, M., Safitri, I. C., & Wardana, R. W.
sumber dapat disimpulkan bahwa (2019). Identification of
penggunaan instrumen test three tier misconception of high school
multiple choice lebih mudah digunakan students on temperature and calor
untuk mengidentifikasi miskonsepsi lebih topic using four-tier diagnostic
mendalam pada konsep fisika. Tidak hanya instrument. Edusains, 11(2), 195–
itu instrumen ini juga dapat menentukan 202.
bagian-bagian materi yang memerlukan
Mubarak, S., Susilaningsih, E., & Cahyono,
penekanan lebih saat pembelajaran.
Harapan kedepannya yaitu instrumen E. (2016). Pengembangan tes
three tier multiple choice ini semakin diagnostik three tier multiple choice
banyak diterapkan mengingat banyaknya untuk mengidentifikasi miskonsepsi
kelebihan yang didapatkan dari instrumen peserta didik kelas xi. Journal of
ini dalam kegiatan belajar mengajar. Innovative Science Education, 5(2),
101–110.
Referensi Noegroho, D. H., Sudarsono, F. X., &
Alhinduan, S. R., Kurniawan, Y., & Haryanto, S. (2017). Identifikasi
Mulyani, R. (2016). Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran
kuantitas siswa yang miskonsepsi IPA ruang lingkup materi dan
menggunakan three tier-test pada sifatnya di SMP Joannes Bosco
materi listrik dinamis. JIPF (Jurnal Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran
Ilmu Pendidikan Fisika), 1(1), 29– 2014-2015. Wiyata Dharma: Jurnal
31. Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan,
Ana, N. Y. (2018). Penggunaan model 5(1), 22–30.
pembelajaran discovery learning Qodriyah, N. R. L., Rokhim, D. A., Widarti,
dalam peningkatan hasil belajaran H. R., & Habiddin, H. (2020).
siswa di sekolah dasar. Jurnal Imiah Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas
Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(1). Xi SMA Negeri 4 Malang Pada
Bulan, S. (2019). Pengembangan Tes Materi Hidrokarbon Menggunakan
Diagnostik Miskonsepsi Three-Tier Instrumen Diagnostik Three Tier.
Test pada Materi Hukum Newton. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia,
Natural Science: Jurnal Penelitian 14(2), 2642–2651.
Bidang IPA Dan Pendidikan IPA, Rizki, C., & Setyarsih, W. (2022).
5(2), 876–886. Identifikasi Miskonsepsi Siswa dan
Irsanti, R., Khaldun, I., & Hanum, L. (2017). Penyebabnya pada Materi Elastisitas
Identifikasi miskonsepsi siswa Menggunakan Three-Tier Diagnostic
menggunakan four-tierdiagnostic test Test. Jurnal Inovasi Pendidikan
pada materi larutan elektrolit dan Fisika, 11(3), 32–43.
larutan non elektrolit di kelas x sma Suparno, P. (2013). Miskonsepsi &
islam al-falah kabupaten aceh besar. perubahan konsep dalam pendidikan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa fisika. Gramedia Widiasarana.
Pendidikan Kimia, 2(3). Syahrul, D. A. (2015). Identifikasi
miskonsepsi dan penyebab

http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/alilmi
Jurnal Al'ilmi Vol. 9 No. 1, 2020 |43

miskonsepsi siswa dengan three-tier


diagnostic test pada materi dinamika
rotasi. Inovasi Pendidikan Fisika,
4(3).
Suhadi & Mabruroh, F (2020),
Tauhid & Fisika Kenyataan
Fisika dalam Kesadaran
Tauhid, Prenadamedia.
Wahyudi, F., Didik, L. A., & Bahtiar, B.
(2021). Pengembangan Instrumen
Three Tier Test Diagnostik Untuk
Menganalisis Tingkat Pemahaman
Dan Miskonsepsi Siswa Materi
Elastisitas. Relativitas: Jurnal Riset
Inovasi Pembelajaran Fisika, 4(2),
48–58.
Yolviansyah, F., Maison, M., & Kurniawan,
D. A. (2022). Identifikasi
Miskonsepsi Peserta Didik Pada
Pembelajaran Fisika di SMA N 8
Kota Jambi. Edumaspul: Jurnal
Pendidikan, 6(1), 541–545.
Yuliati, Y. (2017). Miskonsepsi siswa pada
pembelajaran IPA serta
remediasinya. Bio Educatio, 2(2),
279470.

http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/alilmi

Anda mungkin juga menyukai