Anda di halaman 1dari 6

Hebron Pardede JURNAL Suluh Pendidikan FKIP-UHN

ISSN: 2356-2595 Volume-3, Edisi-2, September 2016


Halaman 148-153

PENGEMBANGAN THREE TIER TEST SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK


MENGUNGKAP MISKONSEPSI MAHASISWA PADA KONSEP OPTIK

Hebron Pardede
Prodi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas HKBP Nommensen, Medan
E-mail: hebron_73@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini adalah sebuah penelitian pengembangan yang bertujuan untuk
mengembangkan sebuahinstrumen. Instrumen yang dikembangkanadalahjenis three
tier multiple choice testyaitutesbertingkattigapilihanganda. Instrumen ini
akandipergunakanuntukmengidentifikasiataumengungkapmiskonsepsimahasiswapada
konsepoptik. Pengembangan dilakukan dengan tahapan: a) defining the content, 2)
obtaining information about student’s conception, 3) developing a diagnostic. Pada
tahapdeveloping dilakukanvalidasi, ujireliabilitasdanujicobakepadamahasiswa. Tes
yang dikembangkan valid padavalidasieksternaldenganrhitung 0,962,
tangguhpadaujireliabilitastes-retesdengan alpha cronbach 0,987 padatarafsignifikan
0,05, dandengan instrument yang dikembangkanterungkapmahasiswa yang
miskonsepsipadakonsepoptiksebesar 17,6 %.
Kata kunci: pengembangan, three tier test.

PENDAHULUAN Efektivitas program pembelajaran harus


Dalam proses kontruksi pengetahuan, dapat diukur untuk memfasilitasi pemahaman
setiap orang akan memberikan respon yang mahasiswa tentang fakta, fenomeda, prinsip-
berbeda-beda terhadap stimulus yang mereka prinsip, konsep, hukum dan aplikasina
hadapi. Akibatnya seseorang akan membentuk membutuhkan ketersediaan instrumen
konsep sendiri dengan apa yang dijumpainya, penilaian yang valid dan reliabel untuk
dimana konsep ini bisa sama atau berbeda satu mengukur hasil dan dampak pembelajaran.
sama lain. Setiap saat manusia, sadar atau tidak Instrumen penilaian sendiri memiliki tiga
sadar, selalu berinteraksi dengan gejala-gejala fungsi utama yaitu: (1) Membuka miskonsepsi
fisika: gerak benda, tekanan atmosfer, gaya yang dimiliki mahasiswa yang terikut sebelum
gravitasi bumi, cahaya, gelombang pembelajaran; (2) Mengukur pencapaian hasil
elektromagnetik, refleksi, refraksi dan lain-lain. belajar secara keseluruhan; (3) Mengukur
Ketika seseorang itu memasuki ranah formal kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
(sekolah atau perguruan tinggi), boleh saja mahasiswa. Tes diagnostik dapat digunakan
mereka tidak memiliki kesepahaman tentang untuk mengukur seberapa baik pemahaman
konsep-konsep gejala fisika yang dialaminya pebelajar terhadap konsep-konsep kunci
dengan konsep-konsep yang telah disepakati sebelum, selama dan setelah proses
oleh para pakar fisika, yang disebut pembelajaran.
miskonsepsi.
JSP | FKIP | UHN |hal 148

Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.


Hebron Pardede Pengembangan Three Tier Test Sebagai...…….

ISSN: 2356-2595 Volume-3, Edisi-2, September 2016

Seperti disebutkan di atas bahwa setiap Pengembangan Three Tier Test Sebagai
orang akan memberikan respon yang berbeda- Instrumen Untuk Mengungkap
beda terhadap stimulus yang mereka hadapi. Miskonsepsi Mahasiswa Pada Konsep
Akibatnya seseorang akan membentuk konsep Optik.
sendiri dengan apa yang dijumpainya, dimana Three Tier Test yang dikembangkan
konsep ini bisa sama atau berbeda satu sama berupa tes objektif yang terdiri dari tiga tingkat
lain. Kasus tersebut adalah masalah besar yang tesobjektif. Tingkat pertama merupakan
harus dihadapi oleh seorang dosen dalam jawaban soal, tingkat kedua merupakan alas an
proses perkuliahan. Oleh karenanya seorang memilih jawaban sedangkan tingkat ketiga
dosen harus mengetahui peta miskonsepsi merupakan tingkat keyakinan akan jawaban
mahasiswa yang akan diajarnya sehingga yang dipilih.
dosen bisa mengatur strategi atau cara Pengembangan tes diagnosa menjadi
mengatasi miskonsepsi tersebut, yang dapat begitu penting mengingat soal diagnosa
dilakukan dengan men-diagnosa konsep. Kata berbeda dengan soal evaluasi hasil belajar,
diagnosa menurut Kamus Umum Bahasa sehingga yang menjadi rumusan masalah
Indonesia mempunyai pengertian mempelajari dalam penelitian ini adalah apakah instrumen
gejala-gejala suatu penyakit dengan suatu alat three tier test yang dikembangkan layak
tertentu. Sehingga diagnosa miskonsepsi dapat digunakan untuk mengungkap atau
diartikan mempelajari gejala miskonsepsi mengidentifikasi miskonsepsi mahasiswa pada
dengan sebuah alat tertentu. Karena konsep optik?
miskonsepsi sifatnya individual maka Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini
instrumen untuk mendiagnosa miskonsepsi adalah untuk mengetahui kelayakan instrumen
harus dilakukan dengan alat yang bersifat three tier test yang dikembangkan sebagai alat
mandiri yaitu tes. untuk mengungkap miskonsepsi mahasiswa
Alasan-alasan yang telah disebutkan di pada konsep optik.
atas, telah mendorong penulis untuk METODOLOGI PENELITIAN
melakukan suatu penelitian dengan Penelitian ini merupakan penelitian riset
mengembangkan sebuah instrumen untuk dan pengembangan, yang mengacu pada
mendiagnosa miskonsepsi mahasiswa pada teknik yang dikembangkan oleh David
konsep fisika. Karena ruang lingkup materi ajar Treagust yaitu 1)defining the content, 2)
fisika sangat luas dan waktu serta dana terbatas, obtaining information about students'
penulis hanya mengembangkan tes pada conception, 3) developing a diagnostic
konsep optik, dengan judul penelitian instrument. Dalam penelitian ini hanya langkah
JSP | FKIP | UHN |hal 149

Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.


Hebron Pardede Pengembangan Three Tier Test Sebagai...…….

ISSN: 2356-2595 Volume-3, Edisi-2, September 2016

2) dan langkah 3) yang dilakukan, sedangkan responden sebanyak 15 orang. Ada tiga sub
langkah pertama tidak dilakukan karena sudah pokok materi ajar yang diuji dalam tes
ditetapkan sebuah konsep fisika yaitu konsep pengumpulan informasi konsep pada konsep
optik. optik yaitu konsep sifat-sifat cahaya, konsep
1. Informasi konsep mahasiswa : untuk pada optika geometri dan konsep pada
memperoleh konsep mahasiswa tentang instrumen optik. Soal yang diujikan pada
optik maka kepada sekelompok pengumpulan informasi konsep awal adalah
mahasiswa diberikan soal pilihan berbentuk pilihan berganda dengan empat
berganda. pilihan a, b, c, d. Berikut informasi konsep
2. Pengembangan instrumen diagnostik. yang diperoleh:
Pengembangan instrumen diagnostik Tabel 4.1 Informasi Konsep Awal Yang
didasarkan pada jawaban yang diberikan Dimiliki Mahasiswa
oleh mahasiswa, yaitu dengan mengambil Konsep Materi Jumlah soal Rata-rata
persentasi rata-rata tertinggi pada item- (buah) skor
item mana mahasiswa menjawab salah. Sifat-sifat cahaya 5 60
Data pada penelitian ini merupakan data Optika Geometri 5 40
kuantitatif. Untuk menguji validitas soal, Instrumen Optik 5 80
dilakukan dengan metode validitas eksternal. Konsep optika geometri merupakan
Uji reliabitas dilakukan dengan metode tes- konsep yang sulit dipahami mahasiswa (rata-
retes. rata nilai 40) sedangkan konsep instrumen
Penskoran data dilakukan sebagai berikut: optik cukup dipahami mahasiswa. Dan atas
penskoran pada ketiga tingkat (three tiers) yaitu dasar nilai yang diperoleh mahasiswa pada tes
jika tingkat pertama dan kedua benar dan awal, maka soal three tier test dikembangkan
tingkat ketiga dijawab “yakin” akan diberi skor dengan menitik beratkan pada konsep optik
1, lainnya diberi skor 0.Sedangkanjika geometri. Jumlah soal yang dikembangkan
responden menjawab benar, tetapi alasan salah adalah 22 soal tiga tingkat multiple choice.
dengan pilihan “yakin” maka responden 2 Validasi Instrumen
dikategorikan mengalami miskonsepsi. Tabel 4.2 Nilai Tes Awal dan Uji Coba Three
PEMBAHASAN DAN HASIL Tier Test Pada Kelompok Kecil
1. InformasiKonsepMahasiswa Uji Coba
Responden Tes Awal
Kelompok Kecil
Untuk memperoleh informasi tentang 1 47 53
konsep yang dimiliki mahasiswa, maka 2 80 67
3 47 53
dilakukan tes awal (pre-test) dengan jumlah 4 67 67
JSP | FKIP | UHN |hal 150

Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.


Hebron Pardede Pengembangan Three Tier Test Sebagai...…….

ISSN: 2356-2595 Volume-3, Edisi-2, September 2016

Uji Coba
Responden Tes Awal
Kelompok Kecil
5 60 60
6 67 80 3 Uji Reliabilitas
7 47 47
8 40 40 Untuk mengetahui ketangguhan
9 27 40 (reliabilitas) soal yang dikembangkan, maka
10 20 27
11 80 73 soal yang terdiri dari 15 item diujikan kepada
12 27 27
responden yang sama tapi dalam waktu yang
13 100 87
14 100 93 berbeda dengan rentang dua minggu setelah tes
15 93 87
yang pertama dilakukan. Untuk uji
Tabel 4.3 Uji validasi eksternal soal three reliabilitas/ketangguhan digunakan teknik
tier multiple choice Kuder-Richardson (KR-20) dengan jumlah
Correlations responden 22 dan jumlah soal 15. Uji
pre tes uji_1 reliabilitas dengan menggunakan SPSS v.20
Pearson dan hasilnya seperti pada tabel 4.4
1 .962**
Correlation
Tabel 4.4 Reabilitas Soal Three Tier Multple
Sig. (1-
.000 Choice
tailed)
Sum of Reliability Statistics
pre tes Squares Cronbach's
224.000 174.000 N of Items
and Cross- Alpha
products
.987 15
Covariance 16.000 12.429
N 15 15 4 Diagnosa Miskonsepsi Menggunakan
Pearson
.962** 1 Three Tier Multiple Choice
Correlation
Sig. (1- Three Tier Multiple Choice Test yang
.000
tailed) sudah valid dan reliable, kemudian diuji coba
Sum of
uji_1 Squares kepada 22 orang responden untuk mengetahui
174.000 146.000
and Cross- tingkat konsep yang dimiliki. Kriteria
products
penentuan miskonsepsi mahasiswa adalah jika
Covariance 12.429 10.429
responden menjawab benar, tetapi alasan salah
N 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 dengan pilihan “yakin”. Persentase
level (1-tailed). miskonsepsi mahasiswa pada setiap item soal

perhitung untuk uji validasi soal sebesar 0,962; adalah sebagai berikut:

maka soal three tier multiple choice yang


dikembangkan valid pada validasi eksternal
JSP | FKIP | UHN |hal 151

Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.


Hebron Pardede Pengembangan Three Tier Test Sebagai...…….

ISSN: 2356-2595 Volume-3, Edisi-2, September 2016

awal responden dilakukan dengan hanya


Tabel 4.6 Persentase Miskonsepsi Mahasiswa menganalisa tes awal saja. Untuk lebih
Pada Konsep Optik Yang Didiagnosa dengan menegaskan hasil, maka disamping tes dapat
Intrumen Three Tier Multiple Choice Test dilakukan wawancara terbuka terhadap
Nomor Soal Persentase Miskonsepsi (%) responden.
1 22.7
2 22.7 2.Dan untuk lebih meyakinkan penentuan
3 9.1 kategori miskonsepsi, maka kepada
4 9.1
mahasiswa yang digolongkan miskonsepsi
5 9.1
6 13.6 dapat diberikan wawancara.
7 9.1 DAFTAR PUSTAKA
8 9.1
9 27.3 Caleon, Imelda, and R. Subramaniam.
10
"Development and Application of a
18.2
Three‐Tier Diagnostic Test to Assess
11 27.3
Secondary Students’ Understanding of
12 22.7 Waves." International Journal of Science
13 18.2 Education 32.7 (2010): 939-961.
14 27.3
15 18.2
Chandrasegaran, A. L., David F. Treagust, and
Mauro Mocerino. "The development of a
Rata-rata 17,6
two-tier multiple-choice diagnostic
instrument for evaluating secondary school
SIMPULAN DAN SARAN students’ ability to describe and explain
a. Simpulan chemical reactions using multiple levels of
representation." Chemistry Education
1. Alat diagnosa (three tier multiple choice test) Research and Practice 8.3 (2007): 293-307.
yang dikembangkan valid berdasarkan Chen, C.C., Lin, H.S., & Lin, M.L. (2002).
validasi eksternal dengan rhitung 0,962. Developing A Two-Tier Test Diagnostic
Instrument to Access High School
2. Alat diagnosa (three tier multiple choice test) Students’ Understanding The Formation Of
yang dikembangkan tangguh berdasarkan uji Images By a Plane Mirror. Proceeding of
National Council.
reliabilitas tes-retes dengan alpha cronbach
Chu, Hye‐Eun, David F. Treagust, and A. L.
0,987 pada taraf signifikan 0,05. Chandrasegaran. "A stratified study of
3. Uji coba identifikasi miskonsepsi students’ understanding of basic optics
concepts in different contexts using two‐tier
menggunakan three tiers multiple choice test, multiple‐choice items." Research in Science
terungkap miskonsepsi mahasiswa pada & Technological Education 27.3 (2009):
253-265.
konsep optik sebesar 17,6 %.
Dahar, R.W. "Teori-Teori Belajar &
b. Saran Pembelajaran" Penerbit: Erlangga (2011)
1.Pada penelitian ini, tahap kedua
Hughes, A. (2003). “Testing For Language
pengembangan soal yaitu penentuan konsep Teacher. New York: Cambridge University
Press
JSP | FKIP | UHN |hal 152

Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.


Hebron Pardede JURNAL Suluh Pendidikan FKIP-UHN
ISSN: 2356-2595 Volume-3, Edisi-2, September 2016
Halaman 148-153

Peşman, Haki, and Ali Eryılmaz. Tan, Kim Chwee Daniel, et al. "Development
"Development of a three-tier test to assess and application of a two‐tier multiple choice
misconceptions about simple electric diagnostic instrument to assess high school
circuits." The Journal of Educational students' understanding of inorganic
Research 103.3 (2010): 208-222. chemistry qualitative analysis*." Journal of
Suniati, Ni Made Sari, I. Wayan Sadia, and research in Science Teaching 39.4 (2002):
Gde Anggan Suhandana. "Pengaruh 283-301.
Implementasi Pembelajaran Kontekstual Treagust, David F. "Development and use of
Berbantuan Multimedia Interaktif Terhadap diagnostic tests to evaluate students’
Penurunan Miskonsepsi (Studi Kuasi misconceptions in science." International
Eksperimen dalam Pembelajaran Cahaya Journal of Science Education 10.2 (1988):
dan Alat Optik di SMP Negeri 2 159-169.
Amlapura)." Jurnal Administrasi
Treagust, David. "Evaluating students'
Pendidikan 4.1 (2013).
misconceptions by means of diagnostic
Suparno, S., (2013). “Miskonsepsi & multiple choice items." Research in Science
Perubahan Konsep Dalam Pendidikan education 16.1 (1986): 199-207.
Fisika”.PT Grasindo, Jakarta.
Suwarto. “Pengembangan Tes Diagnostik”.
Jurnal Pendidikan, Vol. 22, No.2, 2013

JSP | FKIP | UHN |hal 153

Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.

Anda mungkin juga menyukai