Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang

mempelajari gejala-gejala alam. Fisika memiliki banyak konsep khas atau

seringkali dinamakan sebagai konsep fisika (Sinulingga,2015). Hakikat tujuan

pembelajaran fisika adalah untuk mengantarkan pemahaman siswa menguasai

konsep-konsep dan keterkaitannya untuk dapat memecahkan masalah terkait

dalam kehidupan sehari-hari (Rahmawati,2017). Memahami sebuah konsep

fisika merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena dengan

memahami konsep, semua permasalahan yang mencakup konsep dapat

dipecahkan, baik permasalahan yang berhubungan dengan soal matematis

ataupun permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini sejalan dengan pendapat Beniarti (2018) yang menyatakan

bahwa pemahaman sebuah konsep fisika merupakan suatu hal yang sangat

penting dalam mempelajari dan memahami interaksi atau fenomena yang ada

di alam. Sejalan dengan itu Sari (2015) juga menyatakan bahwa pemahaman

konsep yang baik, luas dan mendalam memungkinkan siswa dapat

menerapkannya dalam berbagai keperluan sehingga pemahaman konsep amat

penting bagi siswa.

Sebagai suatu ilmu pengetahuan, di dalam fisika terdapat konsep-

konsep yang perlu dipelajari (Alfiani,2015), misalnya konsep tentang

kelistrikan. Konsep-konsep fisika dalam bidang kelistrikan kebanyakan sulit

1
2

untuk dipelajari dan dibelajarkan secara nyata. Tidak sedikit siswa, mahasiswa

calon guru maupun guru fisika dapat mengalami kesulitan dalam memahami

konsep-konsep kelistrikan (Yunita,2017). Berdasarkan beberapa penelitian

sebelumnya, misalkan menurut penelitian Nugraha (2018) masih banyak siswa

yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep dasar kelistrikan yang

meliputi arus listrik, tegangan, dan hambatan. Penelitian juga dilakukan oleh

Rusilowati (2006) hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan belajar

kelistrikan rata-rata terjadi pada sub pokok bahasan: kuat arus listrik, hukum

ohm, hambatan penghantar, hukum kirchoff II, energi dan daya listrik, dan

transformator.

Menurut Nugraha (2018) pengetahuan awal yang salah yang dibawa

sebelum pengajaran juga menjadi faktor kurangnya pemahaman konsep siswa.

Banyak siswa yang masih memegang kuat dan bahkan menggunakan

pengetahuan dasar yang salah dalam memecahkan masalah. Silaban (2014)

mengungkapkan bahwa konsep-konsep fisika yang dimiliki atau yang telah ada

pada diri siswa, tidak akan dapat dikuasai dengan baik tanpa latihan

memecahkan masalah atau soal-soal yang berkaitan dengan bahasan yang

dipelajari. Oleh karena itu salah satu cara untuk mengetahui pemahaman siswa

tentang konsep fisika adalah dengan menggunakan tes.

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka

melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai

pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau

dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik
3

(Hadijah,2016). Dengan memberi tes kepada siswa maka kita dapat melihat

konsepsi siswa dalam memahami pelajaran.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti pada siswa

kelas XII IPA 5 SMAN 8 Kota Jambi melalui penyebaran angket evaluasi

pembelajaran fisika, salah satu materi yang paling sulit dipahami siswa adalah

materi listrik dinamis. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep

dan rumus, menganalisa konsep, dan dalam menyelesaikan soal-soal listrik

dinamis siswa masih merasa bingung akan konsep, dan tidak tahu harus

menggunakan rumus yang mana. Saat ditanya soal-soal seperti apa yang

mereka inginkan, rata-rata siswa ingin agar soal-soal listrik ke depannya itu

lebih menghubungkan materi yang ada dengan kehidupan nyata.

Hasil wawancara yang dilakukan kepada seorang guru fisika kelas XII

IPA di SMAN 8 Kota Jambi, guru menyatakan bahwa siswa masih memiliki

masalah dalam memahami konsep, siswa tidak bisa langsung memahami

konsep saat sekali dijelaskan, guru harus berulang-ulang kali menjelaskan baru

siswa bisa memahami konsep. Menurut guru pemahaman konsep sangat

penting bagi siswa, namun guru jarang memberikan tes yang khusus untuk

mengukur pemahaman konsep siswa. Guru biasanya memberikan tes hanya

dengan tes soal latihan biasa menggunakan instrumen tes yang tersedia dibuku.

Tingkatan soal yang digunakan oleh guru pun masih soal MOTS (Midle Order

Thinking Skills) atau menengah ke bawah. Guru juga jarang memberikan soal

yang berbentuk kontekstual. Guru mengakui bahwa mereka membutuhkan

instrumen tes yang dapat digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa

sekolah menengah atas di kelas XII.


4

Oleh karena itu perlu dikembangkan soal-soal fisika berbasis

kontekstual. Soal-soal berbasis kontekstual ini merupakan soal-soal yang lebih

bersifat nyata yang menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari,

karena selama ini bisa dikatakan soal-soal tes itu lebih bersifat imajinatif atau

tidak nyata yang membuat siswa masih bingung dan kurang memahami

konsep.

Berdasarkan paparan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dan pengembangan dengan judul “Pengembangan

Instrumen Tes Conceptual Understanding Berbasis Kontekstual pada

Materi Listrik Arus Searah di Kelas XII SMA”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, permasalahan

yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah "Bagaimana Produk Instrumen

Tes Conceptual Understanding Berbasis Kontekstual pada Materi Listrik Arus

Searah?".

1.3 Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan

pengembangan ini adalah "Menghasilkan Produk Instrumen Tes Conceptual

Understanding Berbasis Kontekstual pada Materi Listrik Arus Searah".


5

1.4 Spesifikasi Pengembangan

Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah:

1. produk yang dikembangkan berupa instrumen tes berbasis soal

kontekstual.

2. Struktur kalimat yang dipakai pada instrumen tes berbasis kontekstual

didesain dengan menarik sehingga mudah dipahami oleh siswa.

3. Instrumen tes conceptual understanding berbasis kontekstual pada

materi listrik arus searah ditujukan untuk siswa SMA/MA.

4. Instrumen tes yang dikembangkan berupa tes tertulis dengan tipe soal

pilihan ganda beralasan.

5. Jumlah soal pada instrumen tes terdiri dari 16 butir soal.

6. Instrumen tes disusun berdasarkan kompetensi dasar dan indikator

pencapaian kompetensi pada kemampuan pemahaman konsep fisika

siswa pada materi listrik arus searah.

7. Butir tes soal pilihan ganda yang dihasilkan memiliki 5 alternatif

jawaban (options) yang terdiri dari 1 jawaban benar dan 4 jawaban

salah sebagai pengecoh (distractor).

8. Menggunakan model pengembangan 4-D hingga tahap pengembangan

(Develop).
6

1.5 Pentingnya Pengembangan

Pentingnya pengembangan instrumen tes dalam penelitian ini

diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Pengembangan instrumen tes pada materi listrik arus searah ini

diharapkan dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah

sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas

sekolah pada umumnya.

2. Bagi Guru

Instrumen tes berupa tes tertulis dengan tipe soal pilihan ganda ini dapat

digunakan guru untuk mengidentifikasi sejauh mana pemahaman

konsep siswa pada materi listrik arus searah.

3. Bagi Siswa

Sebagai tes untuk menguji pemahaman konsep siswa terhadap materi

listrik arus searah sehingga tidak terjadi kesalahan konsep.

4. Bagi Peneliti

Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam

menyusun dan membuat instrumen tes.

1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi penelitian dan pengembangan produk ini diantaranya sebagai

berikut:

1. Instrumen tes yang telah dikembangkan ini bisa digunakan oleh guru.
7

2. Adanya instrumen tes ini dapat memudahkan guru untuk

mengidentifikasi tingkat pemahaman konsep siswa terhadap materi

listrik arus searah.

Adapun keterbatasan penelitian dan pengembangan produk ini

diantaranya sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya dilaksanakan di SMAN 8 Kota Jambi.

2. Materi yang dikaji hanya materi listrik arus searah dengan sub-materi

arus listrik, resistansi dan resistivitas, hukum ohm, energi dan daya

listrik, rangkaian listrik dan hukum kirchoff.

3. Tidak ada penyebaran instrumen tes yang telah dikembangkan terhadap

siswa.

1.7 Definisi Istilah

Istilah-istilah operasional yang banyak ditemukan dalam penelitian

pengembangan ini adalah :

1. Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk melakukan

evaluasi proses dan hasil belajar (Astiti,2017).

2. Tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan fakta

atau informasi, tetapi apabila dibandingkan dengan alat-alat yang lain,

tes ini bersifat resmi karena penuh dengan batasan-batasan

(Malawi,2016).

3. Conceptual understanding atau pemahaman konsep adalah proses

perbuatan untuk mengerti benar tentang suatu rancangan atau suatu ide

abstrak yang memungkinkan seseorang untuk menggolongkan suatu


8

objek atau kejadian, dan pemahaman konsep diperoleh melalui proses

belajar (Elisa,2017).

4. Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru

mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata

siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari

(Afriani,2018).

5. Materi rangkaian arus searah merupakan salah satu materi yang abstrak

dan memiliki kompleksitas yang tinggi sehingga dalam mempelajarinya

membutuhkan pemahaman konsep yang baik (Rahmawati,2017).

Anda mungkin juga menyukai