Anda di halaman 1dari 4

104

Novitasari Sutadi / Pemahaman Konsep Listrik Arus Searah dan Kemandirian Belajar Siswa SMK Melalui Pembelajaran
Science Literacy Circles

Pemahaman Konsep Listrik Arus Searah dan Kemandirian Belajar


Siswa SMK melalui Pembelajaran Science Literacy Circles
Novitasari Sutadi
MTs. Miftahul Qulub Polagan
Jl. Masaran Galis Kab. Pamekasan, Jawa Timur
nphie_std@yahoo.com

Abstrak Telah dilakukan penelitian kuasi untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran Science Literacy Circles
(SLC) terhadap pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa SMK pada materi listrik arus searah. Instrumen
yang digunakan adalah tes dan angket. Data yang diperoleh diuji Manova. Hasilnya menunjukkan adanya pengaruh
metode pembelajaran SLC yang signifikan (F hit = 324.87) terhadap pemahaman konsep dan kemandirian belajar
dengan konstribusi sebesar 91.7%. Hasil tersebut menyimpulkan bahwa metode pembelajaran SLC dapat dijadikan
alternatif untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa SMK.
Kata kunci: science literacy circles, pemahaman konsep, kemandirian belajar, listrik arus searah
Abstract A research has been conducted to determine the effect of quasi learning methods Science Literacy Circles
(SLC) to the understanding of the concept of independent learning and vocational students in the matter of direct current
electricity. The instrument used was test and questionnaire. The data obtained were Manova tested. The results showed
the influence of learning methods SLC significant (F hit = 324.87) to the understanding of concepts and learning
independence with a contribution of 91.7%. It is concluded that the method can be used as an alternative learning SLC to
improve understanding of the concept of independent learning and vocational students.
Key words: science literacy circles, concepts understanding, learning independence, direct current electricity

I. PENDAHULUAN
Pembelajaran fisika secara konvensional masih diawali
dengan pemberian teori/ konsep, pemberian contoh oleh
guru, dan dilanjutkan dengan pengerjaan soal latihan oleh
siswa, bahkan tidak jarang guru juga terlibat dalam
penyelesaian soal tersebut. Pembelajaran ini didominasi
oleh kegiatan guru daripada kegiatan siswa, dan
cenderung bersifat informatif. Pembelajaran seperti ini
biasa dikenal dengan pembelajaran ceramah.
Ketuntasan materi masih dijadikan prioritas utama oleh
kebanyakan guru fisika termasuk guru fisika SMK
Miftahul Qulub. Sedangkan kemampuan siswa dalam
memahami dan menerapkan berbagai konsep fisika untuk
penyelesaian masalah fisika masih dinomor-duakan
karena kurangnya aktivitas belajar siswa [7]. Sehingga
tidak mengherankan jika sampai saat ini fisika masih
dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit bagi siswa.
Salah satu model pembelajaran yang menuntut
aktivitas siswa dalam penyelesaian masalah fisika adalah
pembelajaran SLC. Pembelajaran ini dapat membentuk
pemahaman konsep yang lebih mantap pada diri siswa
terhadap materi yang telah diberikan, meningkatkan
kemandirian siswa dalam belajar melalui peran literacy
circles, serta mengembangkan rasa tanggung jawab, kerja
sama, percaya diri, dan kebersamaan antar anggota dalam
menyelesaikan masalah fisika [8].
Melalui pembelajaran ini, siswa diberi kesempatan
untuk menentukan kompetensi-kompetensi belajarnya
sendiri, mencari input sendiri, menghasilkan suatu
keputusan sendiri dengan tepat, dan merefleksi diri atas
keputusan yang telah dilakukan [5,9]. Sedangkan tujuan

akhir pembelajaran ini yaitu untuk peningkatan hasil


belajar siswa pada mata pelajaran fisika.
II. LANDASAN TEORI
Pembelajaran SLC merupakan pembelajaran dengan
metode diskusi yang terdiri dari enam anggota kelompok
dengan peran yang berbeda, yang saling berhubungan/
bekerjasama guna memperoleh ide besar tentang konsep
sains (fisika) yaitu kesimpulan [1,8]. Ide besar yang
dihasilkan tersebut didasarkan pada catatan-catatan sains
yang berhubungan dengan konsep sains yang dipelajari.
Pembelajaran ini memiliki tiga komponen utama yang
saling berhubungan yaitu seperti pada Gambar 1.

Artifak
siswa
Peran
literacy
circles
Pengorganisasian
catatan sains

Gambar 1. Komponen-komponen SLC [1].

Ketiga komponen tersebut terjadi secara bersamaan,


yang mencerminkan tujuh tahapan-tahapan penyelidikan
sains, yaitu quetions, prediction, planning, observation,
conclusions, new quetions or ideas, dan conclusion
journal. Aktivitas penyelidikan tersebut mendorong

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823

Novitasari Sutadi / Pemahaman Konsep Listrik Arus Searah dan Kemandirian Belajar Siswa SMK Melalui Pembelajaran
Science Literacy Circles

pergerakan siklus dari ide-ide dan pertanyaan-pertanyaan


siswa sehingga siswa aktif dan mandiri secara induktif
dalam mengembangkan ide besar mereka tentang konsepkonsep sains terutama konsep listrik arus searah, yang
dipaparkan berdasarkan sudut pandang masing-masing
siswa dan direpresentasikan dalam diskusi kelompok
sehingga menghasilkan ide besar kelompok.
Peran literacy circles dalam pembelajaran ini akan
membentuk rasa tanggung jawab dari setiap peran [8].
Karena kenyataannya setiap siswa memiliki pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan yang berbeda [10]
sehingga tanpa mereka sadari terjadi aktivitas tukar
menukar pengalaman, pengetahuan, atau pemahaman di
antara anggota kelompok, serta perubahan perilaku
belajar. Karena itu pembagian peran sangatlah penting.
Enam peran literacy circles adalah pemimpin diskusi,
penjelajah kata, visionaris, konektor pemikiran,
webmaster, dan pengembang ide besar.
Pemahaman konsep adalah kemampuan menangkap
dan menguasai lebih dari sejumlah fakta yang
mempunyai keterkaitan dengan makna tertentu [2]. Unsur
kepemahaman dalam pembelajaran fisika jauh lebih
dominan daripada unsur hafalan [11]. Siswa yang
menjawab dengan benar soal hitungan fisika, belum tentu
memahami konsep fisika dengan benar [6]. Karena itu
pengukuran pemahaman konsep fisika lebih diarahkan
bersifat analisis, tanpa matematika, dan dapat
mengungkap pemahaman konsep fisika siswa itu sendiri.
Seberapa jauh pemahaman siswa terhadap konsep listrik
arus searah dapat diukur dari aspek kognitif, yang
meliputi tiga tingkatan yaitu translation, interpretation,
dan extrapolation.
Kemandirian belajar adalah aktivitas belajar yang
berlangsung lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan
sendiri, dan tanggung jawab sendiri baik saat belajar
sendiri, belajar kelompok, atau belajar dalam kelas [3].
Seorang siswa dikatakan mandiri jika ia mampu
menghadapi segala permasalahan hidup dengan rasa
tanggung jawab tanpa tergantung pada orang lain, namun
bukan berarti ia memiliki sikap individualistik.
Kemandirian belajar siswa meliputi enam aspek yaitu
ketidaktergantungan terhadap orang lain, memiliki
kepercayaan diri, berperilaku disiplin, memiliki rasa
tanggung jawab, berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri,
dan melakukan kontrol diri [4].
Listrik arus searah merupakan sebagian kecil dari
materi fisika SMK yang banyak menerapkan metode
percobaan dan analisis secara matematik dalam
penyelesaian masalah. Salah satu materi listrik arus
searah adalah hubungan antara arus listrik (i), beda
potensial (V), dan hambatan listrik (R) pada suatu
rangkaian listrik tertutup, yang dinyatakan dengan hukum
Ohm yaitu :

V
=R
i

(1)

105

III. METODE PENELITIAN/EKSPERIMEN


Penelitian ini merupakan penelitian kuasi dengan
desain pretest_postest group pada siswa kelas XI ITL
SMK Miftahul Qulub Polagan Pamekasan sejumlah 62
orang yang terbagi dalam kelas kontrol dan eksperimen.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian adalah tes dan angket. Tes digunakan untuk
mengukur pemahaman konsep siswa sebelum (pretes)
dan sesudah (postes) pembelajaran. Sedangkan angket
digunakan untuk mengukur kemandirian belajar siswa
selama proses pembelajaran berlangsung.
Uji validitas tes dilakukan melalui uji ahli dan uji
empiris menggunakan korelasi product moment pada
taraf signifikansi 5%. Sedangkan uji reliabilitas tes
menggunakan rumus K-R 20. Untuk angket kemandirian
belajar hanya dilakukan uji reliabilitasnya saja dengan
menggunakan rumus Alpha, karena instrumen ini
diadopsi dari penelitian sebelumnya [4].
Teknik analisis data menggunakan bantuan SPSS 17.0,
yang meliputi uji persyaratan analisis dan uji hipotesis.
Uji persyaratan terdiri dari uji normalitas dan uji
homogenitas varian, sedangkan uji hipotesis dilakukan
dengan uji manova. Uji manova merupakan uji beda
varian yang berasal dari beberapa variabel terikat.
Peningkatan pemahaman konsep diperoleh dengan uji Ngains, sedangkan tingkat kemandirian belajar siswa yang
diperoleh dari angket dianalisis secara deskriptif dengan
persentase.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil uji validitas tes berdasarkan isi diperoleh skor
perolehan 92.8% (sangat valid), sedangkan berdasarkan
uji korelasi diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.303
lebih besar daripada r tabel (=0.294) atau dinyatakan
valid. Sehingga instrumen tersebut layak digunakan
untuk diuji lapangan. Untuk uji reliabilitas data tes
diperoleh nilai koefisien korelasinya sebesar 0.490
(cukup reliabel), sedangkan data angket kemandirian
belajar memperoleh koefisien korelasi sebesar 0.845
(sangat reliabel).
Hasil uji prasyarat analisis diperoleh dari uji
homogenitas varian dan uji normalitas seperti pada Tabel
1 dan 2. Karena Sig. masing-masing variabel di atas lebih
besar daripada 0.05 maka kedua varians dari data tersebut
adalah homogen.
Tabel 1. Uji Homogenitas Varian.
No.
Variabel
1
Pretes
2
Pemahaman konsep (postes)
3
Kemandirian belajar
Tabel 2. Uji Normalitas.
Kelas
Eksperimen

dengan R dalam satuan SI adalah ohm ().


Kontrol

Variabel
Pretes
Pemahaman konsep (postes)
Kemandirian belajar
Pretes
Pemahaman konsep (postes)
Kemandirian belajar

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823

Sig.
0.545
0.772
0.675
Sig.
0.514
0.895
0.134
0.600
0.248
0.404

106

Novitasari Sutadi / Pemahaman Konsep Listrik Arus Searah dan Kemandirian Belajar Siswa SMK Melalui Pembelajaran
Science Literacy Circles

Karena Sig. masing-masing variabel pada Tabel 2 lebih


besar daripada 0.05 maka variabel tersebut dari kedua
varian adalah terdistribusi normal.
Berdasarkan Tabel 1 dan 2 maka perolehan data dari
kedua sampel sudah memenuhi syarat untuk dilakukan uji
hipotesis melalui uji manova. Hasil uji manova dapat
dilihat pada Tabel 3.
Berdasarkan Tabel 3 diketahui nilai Fhit = 324.865
yang siginifikan karena memiliki nilai Sig. 0.000 < 0.05.
Jadi Ha diterima. Artinya, terdapat pengaruh metode
pembelajaran terhadap pemahaman konsep sekaligus
kemandirian belajar siswa pada pokok bahasan listrik
arus searah. Diketahui juga koefisien determinan sebesar
R2 = 0.917, artinya 91.7% pemahaman konsep dan
kemandirian belajar secara bersama-sama dipengaruhi
oleh pemberian metode pembelajaran, sedangkan 8.3%
dipengaruhi oleh variabel lain.
Peningkatan pemahaman konsep dapat dilihat dari
hasil uji N-gains, bahwa indeks rata-rata tes pemahaman
konsep yang diperoleh siswa kelas eksperimen (0.58)
lebih besar daripada perolehan siswa kelas kontrol (0.29).
Hal ini menunjukkan bahwa siswa dengan metode
perlakuan SLC mengalami peningkatan pemahaman
konsep yang lebih baik dibandingkan siswa dengan
metode perlakuan ceramah. Atau dikatakan bahwa
metode SLC mampu meningkatkan pemahaman konsep
siswa tentang listrik arus searah.
Distribusi jumlah siswa pada tingkatan pemahaman
konsep berdasarkan N-gains dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 3. Uji Manova.
Variabel
Variabel Terikat
Bebas
Pemahaman konsep &
Kemandirian belajar
Metode
belajar
Pemahaman konsep
Kemandirian belajar

Fhit

Sig.

R2

324.865

0.000

0.917

24.983
519.518

0.000
0.000

0.294
0.896

Tabel 4. Tingkatan Pemahaman Konsep.


Jumlah Siswa
Kategori
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Tinggi
6
Sedang
24
16
Rendah
16

Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa tingkat


pemahaman konsep siswa lebih banyak berkategori
sedang/ menengah. Hal ini diakibatkan karena siswa
belum terbiasa belajar dengan metode SLC sehingga
sampai pertemuan kedua masih ditemukan 2-3 siswa
yang belum memahami perannya dalam kelompok SLC.
Selain itu juga diakibatkan karena siswa kesulitan dalam
menyusun ide-ide baru dalam menghasilkan ide besar
kelompoknya, sehingga campur tangan guru masih
ditemukan saat pembelajaran berlangsung. Namun hal
tersebut tidak mengurangi semangat siswa untuk belajar
mandiri memahami konsep listrik arus searah, serta tidak
mengurangi kelancaran pelaksanaan pembelajaran SLC
selama penelitian.

Hasil angket kemandirian belajar dianalisis secara


deskriptif dengan persentase tingkat kemandirian belajar
seperti pada Tabel 5.
Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa siswa
berpelakuan SLC lebih banyak memiliki tingkat
kemandirian belajar yang tinggi dibandingkan kategori
lainnya yaitu sebanyak 26 siswa (86.67%). Sedangkan
siswa berpelakuan ceramah lebih banyak memiliki
tingkat kemandirian belajar yang kurang dibandingkan
kategori lainnya yaitu sebanyak 28 siswa (87.50%). Hal
ini menunjukkan bahwa kemandirian belajar siswa
dengan perlakuan SLC lebih baik daripada siswa dengan
pelakuan ceramah, sekaligus menunjukkan bahwa metode
SLC mampu meningkatkan kemandirian belajar siswa
pada pokok bahasan listrik arus searah.
Tabel 5. Tingkat Kemandirian Belajar.
Persentase Jumlah Siswa
Kategori
Kelas
Kelas Eksperimen
Kontrol
Sangat Tinggi
3.33%
Tinggi
86.67%
Cukup
10%
3.13%
Kurang
87.50%
Sangat Kurang
9.38%

V. KESIMPULAN
Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran SLC mampu
memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan
pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa SMK
pada pokok bahasan listrik arus searah. Hal ini ditandai
dengan adanya peningkatan pemahaman konsep, dan
semakin banyak siswa yang memiliki tingkat
kemandirian belajar yang tinggi setelah mendapat
perlakuan metode pembelajaran SLC. Karena itu metode
pembelajaran SLC dapat dijadikan alternatif untuk
meningkatkan pemahaman konsep dan kemandirian
belajar siswa SMK. Hambatan-hambatan yang terjadi
selama penelitian dan efektifitas metode pembelajaran
SLC terhadap subyek atau materi yang berbeda dapat
dianalisis lebih lanjut melalui penelitian selanjutnya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Dr.
Dwi Sulisworo, M.T. atas bimbingan yang telah
diberikan selama pelaksanaan penelitian ini.
PUSTAKA
[1] J. D. Fry and Teresa, Science Literacy Circles: Big Ideas
About Science. ISSN: 0036-8121. Routledge Taylor &
Francis Group, LLC, 2010.
[2] Y. Nurhaeni, Meningkatkan Pemahaman Siswa pada
Konsep Listrik melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw pada Siswa Kelas IX SMPN 43 Bandung. Jurnal
Penelitian Pendidikan. Vol 12 No 1. ISSN 1412-565x,
2011.
[3] Song and Hill, A Conceptual Model for Under Standing
Self-Directed Learning in Online Environments. Journal
of Interactive Online Learning, Vol. 6, No. 1. Univercity
of Georgia. ISSN: 1541-4914, 2007.

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823

Novitasari Sutadi / Pemahaman Konsep Listrik Arus Searah dan Kemandirian Belajar Siswa SMK Melalui Pembelajaran
Science Literacy Circles

[4] K. Hidayati dan Endang L, Pengembangan Instrumen


Kemandirian Belajar Mahasiswa. Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan, No.1, 2010.
[5] H. Mudjiman, Belajar Mandiri, UNS Press, 2009.
[6] I. K. Werdhiana, et al, Pengembangan Tes Pemahaman
Konsep Fisika Siswa SMA. Proceeding The Second
International Seminar on Science Education. ISBN: 978979-98546-4-2, 2008.
[7] D. Adiningsih, Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode
Mengajar Guru dan Kemandirian Belajar terhadap
Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X SMK Batik
Perbaik Purworejo, 2012. Webite: www.eprints.uny.ac.id
(diakses pada tanggal 20 Februari 2013).
[8] Aneliareny,
Organisasi,
2012.
Website:
www.aneliareny.wordpress.com/.../materi-pkn
(diakses
pada tanggal 16 Juni 2013).
[9] A. Miftahuddin, Karakter dalam Pembelajaran Fisika,
2012.
Website:
http://ayip7miftah.wordpress.com/.../karakter-dalampembelajaran-fisika/ (diakses pada tanggal 16 Juni 2013).
TANYA JAWAB

107

Novitasari Sutadi, MTs. Miftahul Qulub Polagan


@ Uji manova adalah uji beda yang melibatkan lebih dari
satu variable terikat (Y), yaitu dalam penelitian ini
menggunakan variable kemandirian belajar (Y1) dan
pemahaman konsep (Y2) sedangkan variable bebasnya
adalah metode pembelajaran (X).
Semiono R, UAD
? 1. Besar kontribusi SLC 91,7%. Variabel apa selain
SLC yang memberikan kontribusi?
2. SLC model pembelajaran atau bukan?
Novitasari Sutadi, MTs. Miftahul Qulub Polagan
@ 1. Variabel lain yang memberikan kontribusi pasti
ada, tapi hasil penelitian ini nilai 91,7% itu
merupakan sumbangan utama untuk pemahaman
konsep dan kemandirian belajar, sedangkan 8,3%
merupakan sumbangan nilai metode SLC seperti
motivasi, minat, kemampuan analitis ,dll (masih
dalam penelitian lebih lanjut).
2. Metode pembelajaran.

Ratika Sekar A.A, Univ N Malang


? Apa alasan anda menggunakan uji Manova untuk
menguji hipotesis penelitian? Dan tolong sebutkan
variabel-variabel yang ada dalam penelitian?

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823

Anda mungkin juga menyukai