Anda di halaman 1dari 4

RESUME

Nama : Sarah Lutfiah A


NIM : 230321807036
A. Pendahuluan
Di bidang pendidikan sains, beberapa penelitian telah mengeksplorasi pengaruh
signifikan konsep belajar sains siswa terhadap efikasi diri belajar sains. Dalam studi-studi
tersebut, para peneliti juga berpendapat bahwa konsep belajar siswa merupakan salah satu
pengaruh penting terhadap efikasi diri akademis mereka, menunjukkan bahwa interpretasi
siswa terhadap pengalaman belajar mereka sendiri dapat memberikan kontribusi yang
besar dalam memperkuat, mempertahankan, atau melemahkan kemampuan mereka.
efikasi diri pembelajaran sains. . Dalam penelitian ini, peran berbagai konsepsi
pembelajaran mahasiswa dalam efikasi diri akademik mereka dalam bidang fisika pada
awalnya dieksplorasi. Untuk lebih spesifik, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi profil pembelajaran fisika mahasiswa yang dihasilkan melalui analisis
cluster dan untuk memahami bagaimana profil-profil berbeda ini berhubungan dengan
efikasi diri belajar fisika. Baru-baru ini, para peneliti telah mengakui atribut domain-
spesifik dari konsep pembelajaran.
Studi empiris telah diperluas ke berbagai domain, dimana studi yang mengeksplorasi
konsepsi siswa tentang pembelajaran sains telah mendapatkan banyak perhatian. Misalnya,
Virtanen dan Lindblom-Ylanne (2010) mengeksplorasi konsep pembelajaran mahasiswa
dalam bidang biosains. Dengan mengumpulkan dan menganalisis data dari kuesioner
terbuka, konsepsi tingkat rendah seperti “peningkatan pengetahuan”, “menghafal”, dan
“menerapkan pengetahuan” dan tingkat yang lebih tinggi. Studi secara umum
mengkarakterisasi konsep pembelajaran yang teridentifikasi ke dalam dua orientasi luas
termasuk orientasi reproduktif dan konstruktif. Siswa dengan konsepsi belajar reproduktif
biasanya menyamakan belajar dengan menghafal ilmu, sedangkan siswa dengan konsepsi
belajar konstruktif cenderung menghubungkan belajar dengan mencari pemahaman yang
komprehensif. Di antara konsep pembelajaran sains yang dikemukakan oleh Tsai (2004),
dikemukakan di sini bahwa beberapa konsepsi patut diperhatikan ketika mengeksplorasi
konsepsi pembelajaran fisika siswa Taiwan. Yang pertama adalah konsep pembelajaran
“pengujian”. Konsepsi ini menjelaskan bahwa peserta didik memandang pembelajaran
sains sebagai sarana untuk memperoleh hasil tes yang baik (Tsai 2004). Bukti empiris
menunjukkan bahwa konsepsi tes adalah faktor yang paling berpengaruh dan memberikan
dampak negatif pada berbagai aspek pembelajaran siswa seperti motivasi intrinsik dan
efikasi diri. Selain itu, untuk mendorong pembelajaran bermakna dalam fisika, konsepsi
pemahaman tidak boleh diabaikan. Penelitian sebelumnya (misalnya, Dart dkk. 2000;
Purdie dkk. 1996) telah mendokumentasikan pentingnya mengembangkan konsepsi
pemahaman siswa. Secara umum, proses pemahaman mewakili gaya belajar aktif dan
sering kali memberikan hasil berkualitas tinggi (Tran 2013). Misalnya, Dart dkk. (2000)
menunjukkan bahwa siswa dengan konsep belajar sebagai pemahaman cenderung lebih
baik dalam menggunakan strategi pembelajaran. Mereka juga cenderung memiliki
kemampuan yang lebih baik untuk membangun struktur pengetahuan yang terintegrasi dan
konsisten secara teoritis (Tsai 2004). Perlu dicatat bahwa dalam penelitian Chiou et al.
(2013), mereka menemukan bahwa pemahaman konsepsi pembelajaran fisika merupakan
konsepsi tersendiri melalui validasi analisis faktor eksploratif, sebuah temuan yang tidak
terlihat pada penelitian sebelumnya. Seperti disebutkan sebelumnya, tiga konsepsi
pengujian, penghitungan dan praktik, serta pemahaman berpotensi dianggap sebagai
konsepsi kunci yang perlu dipertimbangkan ketika mengeksplorasi pembelajaran fisika
siswa.
Efikasi diri akademis dapat didefinisikan sebagai penilaian seseorang terhadap
kemampuan mereka sendiri untuk melakukan tugas pembelajaran tertentu atau tindakan
yang diperlukan untuk mencapai jenis kinerja tertentu (Bandura 1994). Efikasi diri
dianggap menjelaskan dan memprediksi proses kognitif individu seperti pikiran, emosi,
dan tindakan (Bong dan Skaalvik 2003). Di bidang pendidikan, peserta didik dengan
efikasi diri yang tinggi cenderung menetapkan tujuan yang lebih tinggi, mengerahkan
upaya yang lebih besar untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik, dan mengadopsi
strategi pembelajaran yang fleksibel dan beragam, yang semuanya berdampak positif pada
kinerja pembelajaran berturut-turut dan prestasi akademik mereka. Penelitian telah
menunjukkan bahwa efikasi diri akademik siswa berhubungan dengan konsep belajar
mereka. Misalnya, Ferla dkk. (2008) menyelidiki variabel belajar mahasiswa perguruan
tinggi seperti konsepsi pembelajaran, efikasi diri, atribusi keberhasilan akademik, dan
strategi pembelajaran dengan mengkonstruksi model jalur. Jelaslah bahwa siswa yang
memandang pembelajaran sebagai upaya mencari pemahaman (yakni konstruktif)
cenderung merasa dirinya lebih efektif, sedangkan siswa yang menyamakan pembelajaran
sebagai hafalan (yaitu reproduktif) cenderung merasa kurang efikasi diri.
Penelitian telah menunjukkan bahwa efikasi diri akademik siswa berhubungan dengan
konsep belajar mereka (misalnya, Ferla dkk. 2008; Trigwell dkk. 2013; Vermunt, 2005).
Misalnya, Ferla dkk. (2008) menyelidiki variabel belajar mahasiswa perguruan tinggi
seperti konsepsi pembelajaran, efikasi diri, atribusi keberhasilan akademik, dan strategi
pembelajaran dengan mengkonstruksi model jalur. Jelaslah bahwa siswa yang memandang
pembelajaran sebagai upaya mencari pemahaman (yakni konstruktif) cenderung merasa
dirinya lebih efektif, sedangkan siswa yang menyamakan pembelajaran sebagai hafalan
(yaitu reproduktif) cenderung merasa kurang efikasi diri 2. Untuk menguji efikasi diri
belajar fisika mahasiswa Taiwan dengan profil pembelajaran fisika yang berbeda
B. Metode
untuk mewakili ciri-ciri pembelajaran fisika. Pengertian masing-masing skala PLP dengan
item sampel disajikan sebagai berikut: Untuk mengukur efikasi diri peserta dalam
pembelajaran fisika, dikembangkan instrumen efikasi diri belajar fisika (PLSE) sebagai
bagian dari penelitian ini. Instrumen PLSE yang berjumlah 32 item (lihat Lampiran 2)
diadaptasi dari instrumen efikasi diri pembelajaran sains Lin dan Tsai (2013a, b) dengan
lima dimensi berbeda, termasuk “pemahaman konseptual”, “keterampilan kognitif tingkat
tinggi”, “kerja praktek”, “penerapan sehari-hari”, dan “komunikasi sains”. Soal PLSE
dirancang untuk mengakomodasi istilah dan konten yang berhubungan dengan fisika
untuk menilai efikasi diri belajar fisika siswa. Penjelasan rinci dan contoh item kelima
dimensi tersebut disajikan sebagai berikut: 2. Menghitung dan berlatih (CP, enam item):
menilai konsepsi peserta bahwa pembelajaran fisika dipandang sebagai rangkaian masalah
tutorial menghitung dan berlatih, serta memanipulasi rumus dan angka. Contoh itemnya
adalah “Saya percaya bahwa mempelajari perhitungan atau tutorial pemecahan masalah
akan membantu saya meningkatkan kinerja saya dalam mata pelajaran fisika.” 1. Tes
(tujuh item): mengukur konsepsi peserta bahwa pembelajaran fisika adalah untuk
mencapai prestasi tes yang lebih baik. Contoh itemnya adalah “Belajar fisika berarti
mendapat nilai tinggi dalam ujian.” 3. Pemahaman (UN, tujuh butir): mengukur konsepsi
peserta bahwa pembelajaran fisika adalah memahami makna pengetahuan fisika secara
komprehensif. Contoh itemnya adalah “Mempelajari fisika berarti memperoleh
pemahaman tentang hubungan antar konsep fisika.”
Untuk memvalidasi instrumen PLP dan PLSE pada awalnya, dua analisis faktor
eksplorasi terpisah digunakan untuk mendapatkan struktur faktor dari dua instrumen yang
diadopsi berdasarkan tanggapan peserta terhadap kedua instrumen tersebut. Menurut
kriteria validasi analisis faktor eksplorasi yang disarankan oleh Stevens (1996), item yang
dipertahankan sebaiknya memiliki bobot lebih besar dari 0,4. Dengan kata lain, item
dengan pemuatan faktor kurang dari 0,4 telah dihapus. Selain itu, ekstraksi komponen
utama dengan rotasi varimax dilakukan untuk memperkirakan jumlah faktor yang
diusulkan dalam penelitian ini, yang berkontribusi terhadap validitas konstruk masing-
masing instrumen. Selanjutnya, koefisien alpha Cronbach untuk setiap skala instrumen
PLP dan setiap dimensi instrumen PLSE dihitung untuk memastikan reliabilitas setiap
faktor serta koefisien alpha keseluruhan kedua instrument

PERTANYAAN
1. Apa yang mempengaruhi munculnya pengkarakterisasian konsep pembelajaran
menjadi dua kelompok yakni belajar reproduksi dan konstruksi ?
2. Tunjukkan keterkaiatan antara efikasi diri dan pembelajaran ?

Anda mungkin juga menyukai