Anda di halaman 1dari 5

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454

Vol. 9 No. 1 pp 121-125 January 2020


PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
PADA MATERI LAJU REAKSI KIMIA KELAS XI SMA
DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEETS BASED ON CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING TO IMPROVE STUDENTS CRITICAL THINKING SKILLS IN THE MATTER OF
REACTION RATE OF SENIIOR HIGH SCHOOL CLASS XI

Iwan Taofek dan Rudiana Agustini


Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya
Email: rudianaagustini@yahoo.com

Abstrak
Keterampilan berpikir kritis siswa di sekolah masih tergolong rendah hal ini disebabkan
oleh LKS yang belum menggabungkannya dengan model pembelajaran tertentu sehingga
kesempatan siswa untuk mendapatkan ruang dalam berpikir tingkat tinggi menjadi
berkurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan LKS berbasis
Contextual Teaching and Learning pada materi laju reaksi sub bab faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi sehingga dapat memperoleh kelayakan LKS yang ditinjau dari
segi validitas isi dan validitas konstruk, serta untuk mendapatkan hasil peningkatan
keterampilan berpikir kritis setelah menggunakan LKS berbasis CTL, dan respon siswa
terhadap LKS berbasis CTL. Metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan
LKS berbasis Contextual Teaching and Learning adalah metode 4-D. Hasil penelitian
terhadap LKS berbasis CTL mendapatkan skor validitas isi sebesar 82,64% dan validitas
konstruk sebesar 86,76% yang menunjukkan bahwa LKS layak untuk digunakan.
Keterampilan berpikir kritis pada saat menggunakan LKS berbasis Contextual Teaching
and Learning mengalami peningkatan dengan skor N-gain pada siswa dengan kemampuan
kognitif rendah, sedang, dan tinggi adalah sebesar 0,588, 0,384, dan 0,612. Hasil respon
siswa terhadap LKS berbasis Contextual Teaching and Learning menujukkan respon positif
yang dibuktikan dengan perolehan skor sebesar 87,11 pada rentang sangat praktis.
Kata Kunci: Keterampilan Berpikir Kritis, LKS berbasis Contextual Teaching and
Learning, Laju Reaksi
Abstract
Students critical thinking skill in school was still relatively low due to the student worksheet
which was not combined with a particular learning model, so the opportunity for students
to get high order thinking was low. The purpose of this study was to develop student
worksheet based on Contextual Teaching and Learning in the reaction rate matter sub
chapter factors that influence the reaction rate. Then it was obtained the feasibility of
student worksheet based on the content validity and construct validity, the results of critical
thinking skill, as well as student responses to the developed student worksheet. The
research method that was used to develop student worksheet was 4D. The results of the
study on student worksheet based on CTL get the percentage as 82.64% at content validity
and 86.76% at construct validity. This showed that the developed student worksheet was
feasible to use. Critical thinking skill before and after using the developed student
worksheet increased with the average n-gain scores on students with low, medium and high
cognitive abilities was 0.588, 0.384, and 0.612. The result of student responses to the
developed student worksheet showed a positive response with the score at 87.11 in a very
practical range.
Keywords: Critical Thinking Skill, Student Worksheet, Contextual Teaching and Learning,
Reaction Rate

121
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 9 No. 1 pp 121-125 January 2020
PENDAHULUAN dicapai[8]. Laju reaksi adalah suatu materi pelajaran
Proses menjadi manusia berkualitas ditampung yang memiliki kompetensi dasar pada pelajaran kimia
melalui wadah pendidikan yang bertujuan agar dengan tujuan mengevaluasi hasil data percobaan
manusia memiliki keterampilan hidup (life skill) yang dengan pengaruhnya pada faktor-faktor laju reaksi.
dapat mengembangkan potensi dalam hidupnya Percobaan merupakan karaterisktik dari laju reaksi,
melalui kemandirian dan kreativitas sebagai bentuk melalui kegiatan percobaan yang dilakukan dengan
upaya mempertahankan hidup [1]. Pendidikan di meminta siswa untuk melakukan penyelidikan,
Indonesia berusaha untuk mewujudkan manusia anilisis, serta memberikan kesimpulan terhadap hasil
berkualitas tersebut melalui kurikulum 2013 yang percoban.
bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan Melalui kegiatan percobaan tersebut, siswa dapat
potensi dalam diri siswa dari segi sikap, pengetahuan, menemukan konsep sendiri tentang faktor-faktor yang
keterampilan serta kreativitas yang digunakan dalam mempengaruhi laju reaksi. Tetapi, tidak sedikit siswa
kontribusinya pada kesejahteraan kehidupan yang mengalami kesuliatan memahami materi laju
bermasyarakat dan berbangsa [2]. reaksi tersebut. Berdasarkan hasil studi pendahuluan
Standar kompetensi lulusan di Indonesia saat ini yang dilakukan Iriany [9] ditemukan fakta yang
memperlihatkan masih mempunyai banyak menunjukkan sebagian besar siswa menganggap
permasalahan yang sedang dihadapi, salah satunya materi laju reaksi sebagai materi yang sulit.
yaitu adalah rendahnya mutu pendidikan [3]. Proses
pembelajaran yang rendah di Indonesia disebabkan METODE
oleh pembelajaran yang cenderung kepada teacher Penelitian pengembangan dilakukan sebagai
center daripada ke arah student center, di mana guru upaya pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
sebagai sumber utama pengetahuan tanpa dengan mengintergrasikannya pada model
memberikan ruang pada siswa dalam menginterpretasi pembelajaran tertentu yaitu Contextual Teaching and
pengetahuan yang ada pada dirinya [4]. Learning untuk memperdalam konsep materi laju
Fakta pada hasil angket pra penelitian yang reaksi, yang menggunakan jenis metode dan tahapan
dilakukan oleh Illah, Y. F. & Yonata [5] pada SMA penelitian 4-D. Metode 4-D adalah penjabaran dari
Kemala Bhayangkari kepada siswa sebanyak 38, define, design, develop, dan disseminate yang
diperoleh hasil bahwa 86,84% siswa belum mampu dikemukakan oleh Thiagarajan [10]. Metode
merumuskan masalah dengan benar, 67,89% siswa pengumpulan dan analisis data menggunakan jenis
belum mampu membuat hipotesis dengan benar, penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang
78,95% siswa belum mampu menentukan variabel diarahkan untuk menjawab rumusan masalah, berupa
percobaan, 65,79% siswa belum mampu menganalisis kelayakan LKS berbasis CTL dan peningkatan
data percobaan belum tepat, serta 67,11% dalam keterampilan berpikir kritis. Penelitian pengembangan
membuat kesimpulan siswa belum dapat ini tidak melakukan tahap menyebarluaskan
menyimpulkan dengan tepat. Berdasarkan data pra (disseminate) dikarenakan penelitian hanya sampai
penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan siswa pada menghasilkan produk berupa LKS berbasis CTL
belum terbiasa memecahkan masalah, maka dari itu yang memberikan ruang berpikir tingkat tinggi bagi
keterampilan berpikir siswa masih rendah dan perlu siswa dalam mempelajari sub materi faktor-faktor laju
ditingkatkan. reaksi.
Modal dasar yang sangat dibutuhkan oleh siswa LKS berbasis CTL diujicobakan di SMAN 12
dalam memahami berbagai hal, diantaranya Surabaya dengan siswa telah menempuh materi laju
memahami konsep dalam berbagai disiplin ilmu. reaksi. Mengambil 15 siswa kelas XI MIA secara
Berpikir kritis mempunyai tujuan yaitu untuk heterogen sesuai dengan kemampuan akademik siswa.
memperdalam pemahaman terhadap suatu konsep, Pengembangan LKS berbasis CTL dilakukan dengan
agar siswa mampu membiasakan diri membedakan cara melakukan telaah dan validasi yang selanjutnya
antara fakta dan opini [6]. LKS di uji cobakan secara terbatas dan diberikan dan
Keterampilan berpikir kritis berusaha ditingkatkan angket respon siswa sebagai penilaian kepraktisan
melalui lembar kerja siswa berbasis CTL pada materi LKS, serta menguji keterampilan berpikir kritis siswa
laju reaksi, pembelajaran kontekstual dari melalui tes. Hasil dari pengengembangan LKS
pengertiannya merupakan proses pembelajaran yang berbasis Contextual Teaching and Learning kemudian
memaknai materi pelajaran sebagai proses dianalisis dengan cara memperbaiki LKS sesuai
pemahamman melalui motivasi belajar berupa dengan penilaian pada telaah yang dilakukan oleh
masalah pada konteks kehidupan sehari-hari siswa dosen kimia.
dengan kaitannya pada materi laju reaksi[7]. LKS berbasis CTL diperbaiki sesuai dengan hasil
Pengembangan lembar kerja siswa hendaklah telaah kemudian di validasi oleh dua orang dosen
memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yaitu: kimia dan satu guru kimia di sekolah. Hasil validasi
mempermudah pemahaman yang sulit; mengulangi tersebut dijadikan nilai kelayakan pada LKS berbasis
untuk memperkuat pemahaman; penguatan positif CTL. Peningkatan keterampilan berpikir kritis diukur
sebagai penguatan pada siswa; mendorong siswa melalui tes yang berupa pre-test serta post-test setelah
untuk terus mencapai tujuan melalui hasil yang telah selesai pembelajaran. Pengukuran hasil tes kemudian

122
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 9 No. 1 pp 121-125 January 2020
dievaluasi dengan cara menganalisisnya Aspek yang Hasil Nilai
No. Kriteria
menggunakan analisis data N-gain, yang bertujuan Dinilai (%)
untuk mempresentasikan perolehan gain masing- dengan
masing siswa. Respon aktivitas siswa dilakukan penyajian
sebagai bukti pendukung kelayakan dari LKS berbasis Kesesuaian
Contextual Teaching and Learnig. LKS yang
3. berhubungan 75,82 Valid
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan
Pengembangan yang menghasilkan LKS berbasis kegrafisan.
CTL ini menghasilkan kelayakan teoritis yang Berdasarkan penilaian oleh ketiga validator,
ditinjau dari validitas isi dan kelayakan empiris yang kriteria tersebut memperoleh validitas dengan
ditinjau dari validitas konstruk. kategori sangat valid. Hasil validasi tersebut
Hasil dari validitas isi disajikan pada tabel 1 menujukkan bahwa LKS berbasis CTL dapat
berikut: memenuhi kriteria penyajian menurut skala Likert.
Tabel 1. Hasil Validitas Isi. Hasil penilaian validitas diatas menunjukkan
Aspek yang Hasil Nilai bahwa LKS dapat membantu siswa dalam
No. Kriteria menemukan konsep faktor laju reaksi dan
Dinilai (%)
Kesesuaian mengkaitkanya dengan situasi kehidupan nyata siswa,
LKS dengan Sangat sehingga siswa menjadi terdorong untuk
1. 87,45 menggunakannya dalam memecahkan masalah pada
Materi Laju Valid
Reaksi kehidupan sehari-harin (Sanjaya, 2013).
Kesesuaian Indikator keterampilan berpikir kritis yaitu
LKS dengan memfokuskan siswa terhadap sebuah pertanyaan,
Pembelajaran Sangat penganalisisan sebuah argumen, penilaian sumber
2. 80,5 yang kredibel, menyimpulkan secara deduktif, dan
Contextual Valid
Teaching and mengambil keputusan dalam tindakan. Indikator
Learning tersebut di implementasikan pada LKS dan pada
Penyajian lembar tes yang dapat mempresentasikan hasil
Latihan Soal peningkatan keterampilan berpikir kritis pada sub bab
pada LKS materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
menggunakan Peningkatan keterampilan berpikir kritis diukur
3. 79,98 Valid melalui tahapan test terdiri dari pre-test dan post-test
Aspek
Keterampilan dengan tujuan untuk mengetahui keterampilan
Berpikir berpikir kritis ketika siswa memakai LKS berbasis
Kritis Siswa Contextual Teaching and Learning. Test dibuat
Berdasarkan penilaian validitas isi yang dengan memuat indikator berpikir kritis yaitu fokus
memperoleh rata-rata skor 82,64% atau pada pertanyaan menyajikan sebuah hasil eksperimen
dideskripsikan memenuhi kriteria kelayakan isi pada laju reaksi terhadap luas permukaan dan suhu, dengan
rentang kelayakan yaitu layak. Berdasarkan peniliaian menerapkan indikator tersebut siswa mampu
hasil validitas isi dapat dikatakan LKS berbasis menganalisis permasalahan utama, dan kriteria yang
Contextual Teaching and Learning memenuhi kriteria akan digunakannya dalam mengevaluasi kualitas
sangat valid berdasarkan skala Likert, selain itu untuk merumuskan masalah.
lembar kerja siswa telah sesuai dengan prasyarat Siswa yang menggunakan LKS berbasis CTL
validitas isi menurut Nieeven dan Depdiknas 2008 diketahui dapat meningkatkkan keterampilan berpikir
LKS berbasis CTL ditinjau dari validitas konstruk kritisnya pada aspek menganalisis argumen hal
telah memenuhi kelayakan yang memperoleh hasil tersebut dapat diindikasikan melalui jawaban test
rata - rata sebesar 80,80% yang memenuhi yang diberikan ketika menjawab fenomena logam
persyaratan berdasarkan skala Likert. Data hasil seng yang direaksikan dengan asm sulfat. Siswa
validitas konstruk di sajikan pada tabel 2: melalui soal tersebut dapat menentukan secara tepat
Tabel 2. Hasil Validitas Konstruk. pengaruh konsentrasi terhadap frekuensi tumbukan
Aspek yang Hasil Nilai pada laju reaksi tersebut.
No. Kriteria Siswa meningkatkan indikator keterampilan
Dinilai (%)
Kesesuaian berpikir kritis yaitu menilai kredibiltas sumber
LKS dengan Sangat melalui pemakian LKS berbasis CTL diuji dengan
1. 83,3 menerapkan test yang menunjukkan siswa dapat
kriteria Valid
kebahasan menentukan alasan argumen mengenai pengaruh
Kesesuaian suhu terhadap laju rata-rata partikel zat yang dapat
LKS dengan Sangat dipertimbangkan sehingga dapat dipercaya atau tidak,
2. 83,3 dan dapat memberikan alassan dengan benar
kriteria yang Valid
berhubungan mengenai alasan argumen tersebut.

123
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 9 No. 1 pp 121-125 January 2020
Hasil tes keterampilan berpikir kritis, melalui dicapai siswa pada saat menggunakan LKS berbasis
jawabannya diketahui mampu meningkat CTL. Hasil pengamatan aktivitas siswa menunjukkan
keterampilan berpikir kritis siswa pada indikator aktivitas yang semakin meningkat pada rentang rata-
membuat kesimpulan secara deduktif. Hal ini rata persentase 80% sampai 100%.
ditunjukan melalui pilihan jawaban yang
mencerminkan siswa mampu berpikir kritis melalui PENUTUP
evaluasi tentang kesimpulan pada pernyataan di soal Simpulan
tes dengan benar dan logis. Kesimpulan tentang lembar kerja siswa
Siswa yang menggunakan LKS berbasis CTL, berbasis Contextual Teaching and Learning
dapat memberikan sebuah contoh tentang katalis dinyatakan layak digunakan sebagai media dalam
pada kehidupan sehari-harinya. Keterampilan meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada materi
berpikir kritis ini telah cocok pada indikatornya yaitu laju reaksi sub bab faktor-faktor yang menentukan
mengambil keputusan dalam tindakan, dengan laju reaksi kelas XI SMAN 12 Surabaya tahun
memberikan sebuah contoh katalis pada kehidupan pelajaran 2018/2019 yang ditinjau melalui penilaian
sehari-harinya. Siswa yang telah memberikan contoh valditas isi rata-rata pada rentang 82,64% dan
tersebut dapat menunjukan alternatif solusi dalam validitas konstruk rata-rata pada rentang 86,76%.
menyelesaikan masalah pada kehidupan sehari- Hasil respon siswa yang didukung aktivitas
harinya dengan mengkaitkannya pada materi laju siswa menunjukkan respon positif dengan hasil rata-
reaksi kimia. rata persentase keseluruhan sebesar 87,11% dengan
Hasil pada test menunjukkan bahwa siswa pada kategori sangat praktis. Hasil pengujian keterampilan
kategori kognitif bawah menunjukkan peningkatan berpikir kritis melalui penggunaan LKS berbasis
keterampilan berpikir kritis dengan memperoleh N- CTL, diketahui siswa yang memiliki kemampuan
gain 0,245, dan siswa pada kategori kognitif rendah meningkat keterampilan berpikir kritisnya
menengah memperoleh skor N-gain sebesar 0,573, memperoleh N-gain sebesar 0,588. Keterampilan
sedangkan siswa dalam pengkategorian tingkat berpikir kritis meningkat pada siswa dengan
kognitif atas mendapat hasil penilaian N-gain yaitu kemampuan awal sedang memperoleh N-gain sebesar
0,783, perolehan nilai N-gain telah sesuai pada 0,384, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan
interpretasi peningkatan keterampilan berpikir kritis. awal tinggi meningkat keterampilan berpikir kritisnya
Indeks sensivitas pada alat pengujian dengan memperoleh N-gain sebesar 0,612.
keterampilan berpikir kritis, memliki indeks
sensivitas tes yang baik dengan nilai sebesar 0,411 Saran
pada rentang -1,00 ≤ S ≥ 1,00. Hasil sensivitas 1. Penelitian yang dilakukan dengan menguji
tersebut sejalan pendapat menurut Aiken dalam cobakan LKS berbasis Contextual Teaching and
(Susiawan, 2013) yang menyatakan bahwa butir tes Learning pada materi laju reaksi kelas XI di SMA
dapat dikatakan sensitif terhadap pembelajaran yang Negeri 12 Surabaya harus mengelola kelas dengan
telah dilakukan apabila keofisien sensifitas sebesar S baik dan benar serta memperhatikan
≥ 0,3. pengalokasian waktu sehingga pembelajaran dapat
Kelayakan empris LKS berbasis Contextual berlangsung secara maksimal.
Teaching and Learning dinilai sangat praktis 2. Siswa yang memiliki kemampuan awal rendah
digunakan pada materi laju reaksi, yang di peroleh hendaknya selalu diperhatikan, diberikan tips
dari hasil dari angket respon siswa yang mendapatkan mudah dalam memahami materi, sehingga dapat
skor sebesar 87,11%. Hasil penilaian kelayakan telah meningkatkan kemampuannya dalam memahami
sama dengan pendapat Riduwan [11] yang materi.
menyampaikan bahwa pengembangan angket respon
siswa dengan hasil penelitian persentase rata-rata
≥61% termasuk dalam kategori sangat praktis. Hasil
DAFTAR PUSTAKA
tersebut didapatkan melalui angket respon berjumlah
1. Anwar, 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life
15 pernyataan yang disajikan secara acak melalui
Skills Education) Konsep dan Aplikasi. Bandung:
pernyataan positif dan negatif, dengan komposisi 10
Alfabeta.
pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif
Hasil angket respon siswa juga didukung dengan
hasil aktivitas siswa yang dilakukan dengan cara 2. PERMNDIKBUD, 2016. Standar Proses
melakukan kegiatan pengamatan ketika kegiatan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta, Patent
belajar mengajar memakai LKS berbasis CTL, No. 22.
kegiatan ini dilakukan dengan cara mengamati 15
orang siswa dengan masing-masing pengamat 3. Widodo, H., 2015. Potret Pendidikan di Indonesia
mengamati siswa sebanyak 5 siswa. Pengamatan dan Kesiapannya dalam Menghadapi Masyarakat
aktivitas siswa dilakukan dengan cara menggunakan Ekonomi Asia (MEA). Cendekia, 13(2), p. 294.
instrumen pengamatan aktivitas yang di dalamnya
terdapat aspek atau kategori aktivitas yang harus

124
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 9 No. 1 pp 121-125 January 2020
4. Asna, R. H., 2014. Implementasi Strategi 8. Depdiknas, 2008. Panduan Pengembangan Materi
pembelajaran Berbasis Inkuiri dengan Sikulus Pembelajaran dan Standar Sarana dan Prasarana
Belajar 5E untuk Meningkatkan Keterampilan Sekolah Menengah Kejuruan Madrasah Aliyah
Berpikir Kritis. Jurnal Penelitian Pendidikan UPI, SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta: Depdiknas.
p. 155.
9. Handayanti, Y., Setiabudi, A. & Nahadi, 2015.
5. Illah, Y. F. & Yonata, B., 2015. Keterampilan Analisis Profil Model Mental Siswa SMA pada
Berpikir Kritis Siswa SMA Kemala Bhayangkari Mateti Laju Reaksi. Jurnal Penelitian dan
1 Surabaya pada Materi Laju Reaksi melalui Pembelajaran IPA, 1(1), p. 108.
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri. UNESA
Journal of Chemical Education, 1(1), pp. 79-80. 10. Trianto, 2010. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta:
6. Dewi, W. Y. & Winarso, W., 2017. Berpikir Kritis Kencana.
Siswa ditinjau dari Gaya Kognitif Visualizer dan
Verbalizer dalam Menyelesaikan Masalah 11. Riduwan, 2010. Skala Pengukuran Variabel -
Geometri. Jurnal Tadris Matematika, 10(2), p. variabel Penelitian.Bandung: Alfabeta
120.

7. Sanjaya, W., 2013. Strategi Pembelajaran


Berorientasi Standar Proses Pendidikan. 1st ed.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

125

Anda mungkin juga menyukai