Anda di halaman 1dari 9

MATHEdunesa

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 10 No. 3 Tahun 2021


ISSN :2301-9085

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PjBL BERBANTUAN MINITAB UNTUK


MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA SISWA
SMP

Lailatul Hikmiyah
Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya
Email : lailatulhikmiyah@mhs.unesa.ac.id

Ismail
Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya
Email :ismail@unesa.ac.id

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran berbasis proyek pada materi penyajian data
pada siswa SMP kelas VIII. Jenis penelitian ini yaitu penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah RPP
dan LKS matematika materi penyajian data pada siswa SMP kelas VIII dengan model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) dengan bantuan minitab. Penelitian pengembangan ini menggunakan model 4D yaitu define, design,
develop, dan dissaminate. Tapi pada tahap dissaminate tidak dilakukan karena adanya kendala waktu. Instrumen yang
digunakan pada penelitian iniadalah RPP, LKS, dan soal tes pemecahan masalah. Hasil validasi RPP dan LKS
menunjukkan skor mencapai rata-rata 4,47 dengan kriteria sangat baik dan skor rata-rata 3,6 dengan kriteria baik. nilai
kepraktisan dari perangkat pembelajaran yang dibuat oleh peneliti melalui angket respon siswa dan guru terhadap RPP
dan LKS dengan kriteria baik dari siswa dengan persentase 82% dan kriteria sangat baik dari guru dengan persentase
90%. Selain itu, kemampuan memecahkan masalah pada siswa meningkat 44% dari rata-rata 36 menjadi rata-rata 80.
Kata kunci : Project Based Learning (PjBL), Minitab, dan Pemecahan Masalah.

Abstract
The purpose of this study was to produce project-based learning tools on data presentation material for class VIII junior
high school students. This type of research is development research. The products developed are lesson plans and
mathematics worksheets for presenting data on SMP students in class VIII with the Project Based Learning (PjBL)
learning model with the help of minitabs. This development research uses a 4D model, namely define, design, develop,
and disseminate. But at the dissaminate stage it was not carried out due to time constraints. The instruments used in this
study were lesson plans, worksheets, and problem solving test questions. The results of the RPP and LKS validation
showed that the score reached an average of 4.47 with very good criteria and an average score of 3.6 with good criteria.
the practical value of the learning tools made by researchers through student and teacher questionnaire responses to
lesson plans and worksheets with good criteria from students with a percentage of 82% and very good criteria from
teachers with a percentage of 90%. In addition, the problem solving ability of students increased by 44% from an
average of 36 to an average of 80.
Keywords : Project Based Learning (PjBL), Minitab, and Solution to problem.

514
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PjBL …

memiliki perangkat pembelajaran yang membantu siswa


PENDAHULUAN
untuk mendukung dalam pembelajaran. Karena hal
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok tersebut, peneliti akan mengembangkan beberapa
yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan. Menurut perangkat pembelajaran di antaranya yaitu, RPP, LKS,
Sitorus (2016) Pentingnya matematika sebagai mata dan Penilaian.
pelajaran yang berperan dalam peningkatan ilmu Sebagaimana ditunjukkan oleh Permendikbud No
pengetahuan dan inovasi, matematika seharusnya menjadi 22 Tahun 2016 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
mata pelajaran yang menyenangkan dan tidak melelahkan, (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka
karena dalam rutinitas kita sehari-hari kita sudah untuk setidaknya satu kali pertemuan. RPP dibuat dari
memasukkan dasar pemikiran dan perkiraan, dimana silabus yang dikembangkan untuk mengkoordinir latihan-
alasan dan perhitungan penting untuk matematika. latihan pembelajaran siswa dengan tujuan akhir untuk
Untuk menghadapi kesulitan-kesulitan ini, mencapai Kompetensi Dasar (KD). Sedangkan menurut
kurikulum harus memiliki pilihan untuk melengkapi Amri (2013: 50) Setiap guru pada satuan pengajaran
siswa dengan keterampilan yang berbeda. Melalui berkewajiban untuk menyusun RPP lengkap dan tepat
kemajuan kurikulum 2013 kami akan melahirkan insan agar pembelajaran terjadi secara intuitif, bergerak,
Indonesia yang: berguna, imajinatif, inventif, layak; menyenangkan, menguji, membujuk siswa untuk
melalui penguatan perspektif, kemampuan, dan informasi mengambil bagian secara efektif, dan memberikan ruang
yang terkoordinasi. Untuk situasi ini, kemajuan program yang cukup untuk mendorong, berimajinasi, dan mandiri
pendidikan dipusatkan pada pembangunan kemampuan sesuai dengan bakatnya, minat, dan kapasitas.
dan karakter siswa, sebagai informasi, kemampuan dan peningkatan fisik dan mental siswa.
perspektif yang dapat ditunjukkan oleh siswa sebagai LKS (Lembar Kerja Siswa) merupakan salah satu
jenis pemahaman ide-ide yang mereka adaptasi secara perangkat pembelajaran yang digunakan dalam
logis. pembelajaran dan latihan soal. Namun selama ini masih
Kurikulum 2013 memungkinkan guru untuk banyak LKS yang hanya berisi soal-soal latihan dan
mensurvei hasil belajar siswa dalam siklus tujuan rangkuman materi dari buku paket yang tidak sesuai
pembelajaran, yang mencerminkan dominasi dan dengan pengembangan kurikulum 2013. Maka dari itu
pemahaman tentang apa yang diwujudkan. Oleh karena guru bisa mengembangkan LKS sendiri. Menurut
itu, siswa perlu mengetahui model-model untuk Hidayanti (2015) Titik fokus LKS bukan pada garis besar
mendominasi kemampuan dan karakter yang akan materi, melainkan pada latihan-latihan yang harus
digunakan sebagai prinsip untuk mensurvei hasil belajar, diselesaikan siswa untuk memahami materi dan
sehingga siswa dapat mengatur diri melalui persyaratan menyusun ide. Sedangkan menurut Pariska (2012)
untuk melanjutkan ke tingkat kemampuan dan otoritas Melalui LKS siswa merasa diberi kewajiban untuk
karakter yang lebih tinggi. Kurikulum 2013 menyelesaikan dengan tanggung jawab dan merasa perlu
memungkinkan guru untuk mengevaluasi hasil belajar melakukannya, terutama dengan asumsi instruktur
siswa dalam interaksi tujuan pembelajaran, yang berfokus pada efek samping dari pekerjaannya, sehingga
mencerminkan otoritas dan pemahaman tentang apa yang siswa secara efektif dikaitkan dengan pembelajaran..
diwujudkan. Oleh karena itu, siswa perlu mengetahui Berdasarkan pengembangan kurikulum 2013,
langkah-langkah untuk mendominasi kemampuan dan kemampuan siswa tidak hanya dinilai dari pengetahuan
karakter yang akan digunakan sebagai norma untuk melainkan juga kemampuan keterampilan dan sikap.
mensurvei hasil belajar, sehingga siswa dapat mengatur Menurut Amri (2013: 57) penilaian dilakukan dengan
diri melalui esensi untuk melanjutkan ke tingkat konsisten, efisien, dan disesuaikan dengan menggunakan
kemampuan dan otoritas karakter yang lebih tinggi. tes dan non-tes lisan atau tertulis, persepsi pelaksanaan,
(Mulyasa, 2016: 65). penilaian sikap, penilaian keterampilan sebagai usaha dan
Dalam Kurikulum 2013, pembelajaran umumnya tugas tambahan, portofolio, dan evaluasi diri. Sedangkan
tidak terfokus pada guru, namun siswa yang berperan menurut Permwndikbud No. 22 Tahun 2016 tentang
sebagai bagian yang berfungsi dalam setiap gerakan penilaian proses dan hasil belajar, penilaian proses
pengajaran dan pembelajaran sedangkan guru hanya pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik
berperan sebagai fasilitator. Menurut Amri (2013: 19) (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta
Untuk menjadi fasilitator yang baik, guru harus berusaha didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan
secara ideal untuk menyiapkan rencana pembelajaran penilaian ketiga komponen tersebut akan
yang sesuai dengan kualitas siswa, untuk mencapai menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar
tujuan pembelajaran. Selanjutnya, penting untuk peserta didik yang mampu menghasilkan dampak

515
Volume 10 No. 3 Tahun 2021, HAL 514-522

instruksional (instructional effect) pada aspek mengumpulkan data dan menerapkan informasi itu untuk
pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) menangani masalah nyata; (10) Membuat suasana belajar
pada aspek sikap. menjadi menyenangkan.
Dalam pembelajaran guru diharapkan memiliki Selain memilih model pembelajaran yang sesuai,
pilihan untuk memilih model pembelajaran yang sesuai guru juga dapat menggunakan media sebagai sumber
dengan materi yang diajarkan, dimana pemilihan model pengajaran untuk ketercapaian hasil belajar peserta didik.
pembelajaran tersebut mencakup cara menghadapi model Menurut Abdulhak (2013: 91) media sebagai tutor atau
pembelajaran yang luas dan lengkap (Amri, 2013: 5). guru adalah kaitan media sebagai pengganti atau
Model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pelengkap apa yang terjadi di kelas, tujuannya adalah
sistem pembelajaran akan mempengaruhi prestasi dan menyediakan sumber pengajaran tambahan pada sekolah
prestasi belajar siswa. Untuk mengembangkan model mengingat keterbatasan ukuran kelas, penyediaan dana,
pembelajaran yang sukses, setiap guru harus memiliki pemisahan atau pemenuhan kebutuhan siswa.
informasi yang cukup tentang ide dan penggunaan model Pada abad 21 saat ini, penggunaan media sudah
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa mulai berkembang. Bahkan di tingkat SMP, media
mengingat sifat dan keinginan siswa dalam belajar pembelajaran tidak hanya menggunakan buku melaikan
berbeda-beda. (Priansa, 2017: 188). juga menggunakan komputer. Menurut Suprapti (2016)
Salah satu model pembelajaran yang digunakan komputer mampu menampilkan bagian media yang
dalam kurikulum 2013 adalah Project Based Learning berbeda, seperti video, gambar, teks, aktivitas, dan suara
(PjBL). Project Based Learning (PjBL) adalah model sehingga dapat merangsang lebih banyak indra. Menurut
pembelajaran yang melibatkan siswa untuk mengerjakan Putrawan (2014) Pemanfaatan media TIK diharapkan
tugas yang menyelesaikan masalah di kehidupan sehari- dapat mengurangi kesulitan belajar yang ditimbulkan
hari. Masalah-masalah direnungkan adalah masalah- oleh pembahasan objek studi di bidang matematika.
masalah yang rumit dan membutuhkan penguasaan Salah satu software yang bisa dikembangkan
konsep dari ide-ide atau topik yang berbeda dengan menjadi mediapembelajaran matematika adalah
tujuan akhir untuk mengatasinya (Sani, 2014: 172). Minitab.Menurut Triyanto (2009) Minitab merupakan
Menurut Bell (2010) PjBL adalah kunci untuk salah satu software yang sangat besar kontribusinya
membuat siswa bebas, siswa mengatasi masalah nyata sebagai media pengolahan data statistik. Software ini
dengan merencanakan pertanyaan mereka sendiri, menyediakan berbagai jenis perintah yang
mengatur pemahaman mereka, memilah eksplorasi memungkinkan proses pemasukan data, manipulasi data,
mereka, dan melaksanakan banyak metodologi pembuatan grafik dan berbagai analisis statistik.Salah
pembelajaran. satu materi yang dapat menggunakan software ini adalah
“PjBL is a key strategy for creating independent penyajian data.
thinkers and learners, children solve real-world Berdasarkan paparan latar belakang di atas, peneliti
problems by designing their own inquiries, planning tertarik membuat proposal ini dengan judul
their learning, organizing their research, and “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Project Based
implementing a multitude of learning strategies.” Learning Berbantuan Minitab Untuk Meningkatkan
Menurut Sani (2024: 177) Ada beberapa manfaat Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Pada
menggunakan pembelajaran berbasis proyek, yaitu: (1) Siswa SMP”.
Meningkatkan inspirasi siswa untuk belajar dan
mendorong mereka untuk menyelesaikan pekerjaan yang METODE
signifikan; (2) Bekerja pada kapasitas siswa untuk Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan
mengatasi masalah; (3) Menjadikan siswa lebih dinamis dengan analisis deskriptif kuantitatif-kualitatif, karena
dalam menangani masalah-masalah yang mengembangkan perangkat pembelajaran Project Based
membingungkan; (4) Meningkatkan kapasitas siswa Learning. Model pengembangan yang digunakan peneliti
untuk bekerjasama; (5) memberdayakan siswa untuk adalah model pengembangan 4D yang terdiri atas tahap
melatih kemampuan relasional; (6) Meningkatkan pendefisian (define), tahap perancangan (design), dan
kemampuan siswa dalam mengelola sumber daya alam; tahap pengembangan (develop) (Thiagarajan, et al.,
(7) Memberikan pengalaman kepada siswa dalam 1974).
menyelesaikan proyek, membagi waktu, dan mengelola
Obyek penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan
sumber daya seperti peralatan dan bahan untuk
Pembelajaran (RPP) berbasis Proyek, Lembar Kerja
menyelesaikan tugas; (8) Memberikan kesempatan
Siswa (LKS), dan Soal Tes Pemecahan Masalah
belajar bagi siswa untuk berkreasi sesuai kondisi yang
Matematika. Subyek yang dipilih pada penelitian ini
sebenarnya; (9) Melibatkan siswa untuk mencari cara

516
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PjBL …

adalah siswa kelas VIII tahun pelajaran 2021. Data yang ̅𝑀̅𝑖− 0,6𝑠𝑏𝑖<𝑥̅ ≤ ̅𝑀̅𝑖+ 0,6 𝑠𝑏𝑖 Cukup
diperoleh meliputi masukan dosen pembimbing dan guru ̅𝑀̅𝑖− 1,8𝑠𝑏𝑖<𝑥̅ ≤ ̅𝑀̅𝑖− 0,6 𝑠𝑏𝑖 Kurang baik
matematika mengenai perangkat pembelajaran yang
𝑥̅ ≤ ̅𝑀̅𝑖− 1,8 𝑠𝑏𝑖 Tidak baik
dibuat, hasil survei reaksi siswa, hasil lembar observasi
terhadap pelaksanaan pembelajaran, dan hasil tes
Keterangan
kemampuan memecahkan masalah. Peneliti merumuskan
𝑥̅ : rerata skor
tujuan pembelajaran pada materi penyajian data dengan
pempertimbangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap 𝑀𝑖 : rerata skor ideal
siswa. : (skor maksimal ideal + skor minimal
Teknik analisis data: ideal)
a. Kevalidan 𝑠𝑏𝑖 : simpangan baku ideal
Kevalidan perangkat pembelajaran diperoleh
: (skor maksimal ideal - skor minimal
berdasarkanxhasilxanalisisxdataxlembar penilaian
ideal)
perangkatxpembelajaranxdosenxahlixdan guru
Skorxmaksimal xideal adalah 5 dan skor
matematika.xAnalisisxkevalidanxdilakukanxdengan
minimalxidealxadalahx1, maka didapatkan
langkah-langkah berikut:
klasifikasixpenilaianxperangkatxpembelajaran
1) Tabulasi data skor hasil penilaian perangkat ditunjukkan pada tabel 2.
pembelajaranxdenganxmengelompokkan butir- Tabel 2. Pedoman Kriteria Kevalidan
butirxpernyataanxyangxsesuaixdenganxaspek-
Interval skor Kriteria
aspekxyangxdiamati. Tabel 1xberikut
𝑥̅> 4,2 Sangat baik
merupakanxpedomanxpenskoranxterhadapxhasil
penilaianxmenggunakanxskala Likert 1-5 3,4 <𝑥̅ ≤ 4,2 Baik
(Mimin Haryati, 2007: 106). 2,6 <𝑥̅ ≤ 3,4 Cukup Baik
Tabel 1. Pedoman Penskoran 1,8 <𝑥̅ ≤ 2,6 Kurang Baik
terhadap Hasil Penilaian menggunakan Skala 𝑥̅ ≤ 1,8 Tidak Baik
Likert
Kriteria Skor Berdasarkan tabel 2 akan diperoleh
Sangat Baik 5 kualifikasixkevalidanxperangkatxpembelajaran
Baik 4 yangxdikembangkan. Perangkatxpembelajaran
Cukup 3 dikatakanxvalidxjikaxminimal kualifikasi
Kurang 2 tingkatxkevalidanxyangxdiperolehxadalah baik.
b. Kepraktisan
Sangat Kurang 1
Dataxkepraktisan perangkat pembelajaran
diperolehxdarixangketxresponxsiswa dan lembar
2) Menghitungxrata-rataxskorxtiapxaspekxdengan observasixketerlaksanaanxpembelajaran. Analisis
menggunakan formula kepraktisanxperangkatxpembelajaranxmenggunakan
angketxresponxsiswaxdapatxdilakukan dengan cara:
1) Tabulasixdataxskorxhasilxangket respon siswa
Keterangan:
dengan mengelompokkan butir-butir
𝑥̅ = rerata skor
pernyataanxsesuaixdenganxaspek-aspekxyang
𝑥𝑖 = skor keterangan ke-i
diamati. Tabel 3 berikut ini merupakan
𝑛 = banyaknya butir pernyataan tiap aspek
pedoman penskoran angket respon siswa
3) Mengkonversixskorxrerataxsetap aspek menggunakan skala likert 1-5.
penilaianxmenjadi xnilaixkualitatifxberdasarkan Tabel 3. Pedoman Penskoran Angket Respon
kriteriaxpenilaianxskala 5 menurut Widoyoko Siswa
(dalam Aufika: 2015) yang tercantum pada tabel Kategori Skor pernyataan
4 sebagai berikut:
Positif Negatif
Tabel 2. Pedoman Konversi Skor Skala Lima
Interval Skor Kriteria Sangat Setuju (SS) 5 1
𝑥̅>𝑀 ̅
̅ 𝑖+ 1,8 𝑠𝑏𝑖 Sangat baik Setuju (S) 4 2
̅𝑀̅𝑖+ 0,6𝑠𝑏𝑖<𝑥̅ ≤ ̅𝑀̅𝑖+ 1,8 𝑠𝑏𝑖 Baik Netral (N) 3 3

517
Volume 10 No. 3 Tahun 2021, HAL 514-522

Tidak Setuju (TS) 2 4 Perangkat pembelajaran dikatakan praktis


Sangat Tidak Setuju 1 5 jika minimal kualifikasi tingkat kepraktisan
(STS) adalah baik
c. Keefektifan
2) Menghitung rata-rata skor tiap aspek dengan Keefektifanxperangkatxpembelajaran diperoleh
menggunakan formula berdasarkan hasil analisis tes kemampuan
pemecahan masalah siswa. Langkah-langkah
analisis hasil tes kemampuan pemecahan masalah
Keterangan: siswa adalah sebagai berikut (Eko Putro Widoyoko,
𝑥̅ = rerata skor 2009: 238):
𝑥𝑖 = skor keterangan ke-i 1) Menentukan skor tiap indikator pada masing-
𝑛 = banyaknya butir pernyataan tiap aspek masing butir soal dengan acuan pedoman
3) Mengkonversi skor rerata setaip aspek penskoran yang telah ditetapkan
penilaianxmenjadixnilaixkualitatifxberdasrkan 2) Menjumlahkan skor tiap indikator kemampuan
kriteria penilaian skala 5 menurut Widoyoko pemecahan masalah untuk setiap butir soal.
(dalam Aufika: 2015) seperti yang tercantum 3) Menghitung rata-rata persentase tiap indikator
padaxtabel 3 sehingga diperoleh kualifikasi kemampuan pemecahan masalah siswa dengan
perangkat pembelajaran yang telah menggunakan formula:
dikembangkan berdasarkan tabel 2. Perangkat
pembelajaranxdikatakanxpraktisxjikaxminimal
kualifikasixtingkatxkepraktisan yang diperoleh Keterangan:
adalahxbaik. Sedangkanxdataxhasil lembar i = 1, 2,3, 4
observasi keterlaksanaan pembelajaran 4) Mengkonversikan skor tiap indikator yang
dianalisisxdenganxlangkah-langkah sebagai diperoleh menjadi nilai kualitatif berdasarkan
berikut: kriteria skala 5 menurut Sudjana (dalam Aufika:
i. Tabulasi data skor hasil observasi 2015) seperti ditunjukkan pada tabel 8 berikut
pembelajaran dengan memberikan skor 1 ini:
untuk “Ya” dan 0 untuk “Tidak” Tabel 5. Kualifikasi Skor Tes Kemampuan
ii. Menghitung persentase keterlaksanaan Pemecahan Masalah
pembelajaran menggunakan formula: Persentase indikator
kemampuan pemecahan Kategori
masalah
iii. Mengkonversi hasil persentase 𝑟𝑖≥ 90 Sangat Baik
keterlaksanaan pembelajaran k menjadi 80 ≤ 𝑟𝑖<90 Baik
nilai kualitatif berdasarkan kriteria 70 ≤ 𝑟𝑖<80 Cukup
penilaian skala 5 yang diadaptasi dari 60 ≤ 𝑟𝑖<70 Kurang
Sudjana (dalam Aufika: seperti Sangat
ditunjukan pada tabel 7 berikut ini: Kurang
Tabel 4. Kualifikasi Keterlaksanaan
Pembelajaran Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui kualifikasi
Persentase Kategori kemampuan pemecahan masalah siswa untuk
keterlaksanaan setiap indikator.
k ≥ 90 Sangat Baik 5) Menghitung skor dan menentukan ketuntasan
80 ≤ k <90 Baik belajar tiap siswa berdasarkan KKM yang telah
70 ≤ k <80 Cukup ditetapkan oleh sekolah yaitu 75.
60 ≤ k <70 Kurang 6) Menghitung persentase ketuntasan belajar
klasikal menggunakan formula:
k < 60 Sangat Kurang

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui 7) Mengkonversi presentase ketuntasan siswa


kualifikasi kepraktisan perangkat berdasarkan tabel pedoman kriteria penilaian
pembelajaran yang telah digunakan.

518
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PjBL …

kecakapan akademik oleh Widoyoko (dalam Pada penelitian ini termasuk dalam penelitian
Aufika: 2015) tertera pada Tabel 9. pengembangan dengan analisis deskriptif kuantitatif-
Tabel 6. Pedoman Kriteria Penilaian Kecakapan kualitatif. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan
Akademik perangkat pembelajaran dengan bantuan minitab yang
Persentase ketuntasan Kriteria efektif untuk meningkatkan kemampuan memecahkan
p > 80 Sangat Baik masalah siswa.
Perangkat pembelajaran matematika dengan bantuan
60 <p ≤ 80 Baik
minitab akan dikembangkan mengadaptasi model
40 < p ≤ 60 Cukup pengembangan 4D yang terdiri atas tahap pendefisian
20 < p ≤ 40 Kurang (define), tahap perancangan (design), dan tahap
p ≤ 20 Sangat Kurang pengembangan (develop) yang pelaksanaannya akan
dilakukan secara bertahap.
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui Padaxtahapxdesign,xdilakukanxanalisis
kualifikasi keefektifan perangkat permasalahanxyangxadaxpadaxperangkatxpembelajaranx
pembelajaran yang telah digunakan. matematikaxsekolah,xsepertixLKS.xBerdasarkanxhasilx
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan penelitianxsebelumnyax(Krisdiana,xetxal.,x 2014)xdanx
dikatakan efektif jika minimal kualifikasi hasilxanalisisxyangxtelahxdilakukan,xditemukanxbahwa
tingkat keefektifan yang diperoleh adalah masih ditemukan salah ketik terutama pada simbol-
baik. simbol matematika,xsoalxtidakxdisajikanxbertahapxatau
HASIL DAN PEMBAHASAN berjenjang,x danx perangkat pembelajaran kurang bisa
dipahami dan kurang meningkatkan aktivitas belajar memiliki pertemuan prestasi yang merupakan sumber
siswa.xSelainxitu,xmasihxkurangnyaxtuntutan terbesar dari penggalian, siswa didorong dengan
pemecahanxmasalahxpadaxperangkatxtersebut.xHalxini memperkenalkan masalah dengan cara yang menarik dan
didukungxhasilxpenelitianxGazalix(2016)xyang dekat dengan siswa untuk secara mandiri mencoba dan
menyebutkanxbahwaxtuntutanxpemecahanxmasalahx secara efektif menangani masalah. Selain itu, perangkat
padaxbahanxajarxmatematikaxmasihxkurang,xkhususnya pembelajaran diperkenalkan dengan berfokus pada
padaxjenjangxSMP. persepsi dan prasyarat materi dengan tujuan agar siswa
Dalam penelitian ini, gagasan yang akan didasarkan meninjau kembali ide-ide dasar yang diperlukan dan
pada materi yang ditampilkan adalah mean, median, dan meninjau pertemuan bermanfaat mereka ketika
modus dalam statistika. Selain itu, kemampuan yang mempelajari materi sebelumnya.
dibangun melalui perangkat pembelajaran dengan Setelah siswa mengatasi masalah secara mandiri,
bantuan minitab adalah kemampuan memecahkan melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) siswa dipersilahkan
masalah. untuk berdiskusi dan berbagi hasil dengan teman-
temannya. Dengan memberikan pengalaman pemecahan
Padaxtahapxdefine juga dilakukan penjabaran teori kepada kelompoknya, siswa yang berhasil akan
prosesxpembelajaranxmatematika. Hasil dari penelitian menambah wawasan keberhasilannya. Sementara itu,
inixdigunakan untuk mengantisipasi sistem pembelajaran siswa yang belum berhasil dapat memperoleh wawasan
yangxakanxterjadixdixkelas. Selain itu, hasil penelitian prestasi dari teman-temannya. Meskipun tidak sebesar
ini juga menjadi alasan untuk pengembangan draft wawasan pencapaian Anda sendiri, wawasan pencapaian
instrumen pembelajaran pada tahap design. rekan ini juga memperluas inspirasi.

Padaxtahapxdesign, perangkat pembelajaran dibuat Pada tahap berikutnya, tahap


tergantung pada analisis yang telah dilakukan pada tahap developxmelaluixvalidasixdanxujixkepraktisan yang
sebelumnya. perangkat pembelajaran yang dibuat fokus akan dilakukan oleh 3 validator.
pada menggali sumber. Sumber-sumber tersebut adalah Penilaianxvaliditasxperangkat pembelajaranxdiukur
pengalaman kemajuan, pengalaman orang lain, pengaruh berdasarkanxhasilxvalidasixahli.
positif, serta kondisi mental dan gairah. Jadi siswa

Gambar 1. Masukan
519Validator
Volume 10 No. 3 Tahun 2021, HAL 514-522

Sejauh ini tidak ada catatan yang diberikan validator, Dan gambar 1 merupakan masukan dari validator
hanya saja saran yang diberikan terkait tata letak. mengenai perbaikan huruf kapital dan penulisan tanda
Validator menyoroti penulisan huruf kapital. baca yang benar.

Gambar 2. Hasil Perbaikan Masukan dari Validator

Gambar 2 menunjukkan perbaikan atas masukan yang diberikan validator terkait tata letak bahasa dan juga
penulisan huruf kapital.

Gambar 3. Struktur soal PjBL yang Benar

Gambar 3 menunjukkan struktur soal PjBL yang sudah digunakan dalam pembelajaran matematika. Perangkat
benar menurut validator. Mengingat evaluasi validator pembelajaran yang bergantung pada evaluasi validator
tentang validitas dan kepraktisan, menunjukkan bahwa dapat memfasilitasi peningkatan kemampuan
perangkat pembelajaran valid dan praktis untuk memecahkan masalah pada siswa.

Gambar 5. Contoh Komentar Validator tentang Perangkat Pembelajaran


Pada gambar 5 menunjukkan komentar dari validator yang sudah divalidasi para ahli dan praktisi dapat
yang menyatakan bahwa permasalahan yang diberikan diimplementasikan pada pembelajaran berbasis proyek
pada LKS PjBL akan lebih mudah dipahami jika berkaitan atau Project Based Learning (PjBL).
dengan lingkungan sekitar siswa. Perangkat pembelajaran

520
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PjBL …

Gambar 6. Penilaian RPP dan LKS


Pada gambar 6 menunjukkan hasil penilaian validitas sangat baik. Dan rata-rata skor penilaian pada LKS yaitu
yang dilakukan oleh tiga validator diketahui bahwa rata- 3,6 dengan kriteria baik.
rata skor penilaian pada RPP yaitu 4,47 dengan kriteria
Tabel 1. Skor Penilaian Respon Siswa dan Guru
Terhad Persentase Skor lembar Penilaian Persentase Skor Lembar Penilaian
Produk dan Kriteria
Siswa Guru

RPP dan LKS 82 90


Kriteria Baik Sangat Baik

Pada Tabel 1 Menunjukkan nilai kepraktisan dari skor mencapai rata-rata 4,47 dengan kriteria sangat baik
perangkat pembelajaran yang dibuat oleh peneliti melalui dan skor rata-rata 3,6 dengan kriteria baik. nilai
angket respon siswa dan guru terhadap RPP dan LKS kepraktisan dari perangkat pembelajaran yang dibuat oleh
dengan kriteria baik dari siswa dengan persentase 82% peneliti melalui angket respon siswa dan guru terhadap
dan kriteria sangat baik dari guru dengan persentase 90%. RPP dan LKS dengan kriteria baik dari siswa dengan
Selain itu, uji keefektifan dari perangkat persentase 82% dan kriteria sangat baik dari guru dengan
pembelajaran yang dibuat oleh peneliti bisa dilihat dari persentase 90%. Selain itu, kemampuan memecahkan
hasil pre test dan post test saat mengerjakan soal masalah pada siswa meningkat 44% dari rata-rata 36
pemecahan masalah sebelum diajarkan menggunakan menjadi rata-rata 80.
minitab dan sesudah diajarkan menggunakan minitab. Berdasarkan validitas, kepraktisan, dan keefektifan
Pada tahap ini kemampuan memecahkan masalah pada yang sudah dinilai oleh validator, maka perangkat
siswa meningkat 44% dari rata-rata 36 yang dilakukan pembelajaran berbasis proyek yang dibuat peneliti bersifat
pada pertemuan pertama menjadi rata-rata 80 yang valid, praktis, dan efektif. Maka Perangkat Pembelajaran
dilakukan pada pertemuan ketiga. ini, bisa diuji cobakan sebagai salah satu model
Tabel 2. Hasil Nilai Siswa pembelajaran.
Pre Test Post Test
Rataa-rata 36 80 DAFTAR PUSTAKA
Nilai Tertinggi 50 95 Abdulhak, Ishak. 2013. Teknologi Pendidikan. Bandung:
Nilai Terendah 0 50 PT Remaja Rosdakarya.
Persentase Amri, Sofan. 2013. Pengembangan & Model
44% Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.
Klasikal
Berdasarkan validitas, kepraktisan, dan keefektifan Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.
yang sudah dinilai oleh validator, maka perangkat Aufika, H. 2015. “Pengembangan Perangkat
pembelajaran berbasis proyek yang dibuat peneliti bersifat Pembelajaran Matematika Berbasis Problem
valid, praktis, dan efektif. Maka Perangkat Pembelajaran Based Learning (PBL) Pada Materi
ini, bisa diuji cobakan sebagai salah satu model Perbandingan Dan Skala Untuk
pembelajaran. Meningkatkan Kemampuan Memecahkan
Masalah Siswa SMP Kelas VII”.
KESIMPULAN Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis proyek (Skripsi yang diterbitkan).
dengan bantuan minitab pada materi statistika penyajian Bell, Stephanie. 2010. “Project-Based Learning for the
data pada penelitian ini menggunakan model 4D yaitu 21st Century: Skills for the Future”.
define, design, develop, dan dissaminate. Francis: Taylor & Francis Group.
Produkxyangxdihasilkanxdarixpenelitianxini adalah Darmadi. 2017. Pengembangan Model dan Metode
perangkat pembelajaran matematikaxmaterixstatistika Pembelajaran dalam Dinamika Belajar
penyajian data yangxmemilikixcirixkhasxyaitu Siswa. Yogyakarta: Deepublish.
menggunakan minitab sebagai media pembelajaran. Hamzah B. Uno. 2007. Model Pembelajaran:
Lebihxlanjut, perangkat pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
matematikaxinixtelahxmemenuhixkriteria valid,xpraktis Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
danxefektif. Hasil validasi RPP dan LKS menunjukkan

521
Volume 10 No. 3 Tahun 2021, HAL 514-522

Gazali, R.Y. (2016). Pengembangan bahan ajar Putrawan, Agus Adi. 2014. “Pengembangan Perangkat
matematika untuk siswa smp berdasarkan Pembelajaran Matematika dengan
teori belajar ausubel. Pythagoras: Jurnal Pendekatan Scientific Berbantuan Geogebra
Pendidikan Matematika,11(2), 182-192. dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan
Hidayanti, D., Utami, T. H., & Qohar A. (2016, Maret). Komunikasi dan Aktivitas Belajar
“Pengembangan Lembar Kerja Siswa Matematika Siswa Kelas VIII SMP.
(LKS)MatematikaDenganPendekatan Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesa
SaintifikPada Pokok Bahasan Garis Sani, R. A. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk
SinggungLingkaran Untuk SMP Kelas Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT
VIII”. Malang: Universitas Negeri Malang. Bumi Aksara.
Krisdiana, I., Apriandi, D., & Setiansyah, R.K. (2014). Satriadinata, T., & Khabibah, S. 2013. “Pengembangan
Analisis kesulitan yang dihadapi oleh guru Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Komik
dan peserta didik sekolah menengah pertama Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil
dalam implementasi kurikulum 2013 pada Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang
mata pelajaran matematika (studi kasus eks- PadaSiswa Kelas X-8 SMAN 8 Surabaya”.
karesidenan Madiun. Jurnal Ilmu Pendidikan Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Matematika,3(1). Sitorus, E. H., dkk. 2016. “Pengembangan LKS Berbasis
Nazarudin. 2007. Manajemen Pembelajaran: Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan
Implementasi Konsep, Karakteristik, dan Kemampuan Pemecahan Masalah
Metodologi Pendidikan Agama Islam. Matematis dan Keterampilan Berfikir Kritis
Yogyakarta: SUKSES Offset. Di SMP Negeri 6 Medan”. Medan:
Pariska, Ike Suci. 2012. “Pengembangan Lembar Kerja Universitas Negeri Medan.
Siswa Berbasis Masalah”. Staf Pengajar Jurusan Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar
Matematika FMIPA UNP. Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Prastowo, Andi. (2011). Panduan Kreatif Membuat Offset.
Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press. Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.
Prof. Dr. H. E. Mulyasa, M. Pd. 2016. Pengembangan Suprapti, Endang. 2016. “Pengembangan Perangkat
dan Implementasi Kurikulum 2013. Pembelajaran Matematika Model Kooperatif
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tipe STAD dengan Media Powerpoint Ispring
________. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Pada Materi Jajargenjang, Layang-Layang, dan
Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 22 Tahun Trapesium, di Kelas VII SMP”. Surabaya: Prodi
2016 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Pendidikan Matematika FKIP-UM.
Kurikulum Sekolah Menengah Triyanto. 2009. “Pengenalan Minitab”. Surakarta:
Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Universitas Surakarta.
Widyantini, T. (2014). “Penerapan Model Project Based
Polya, George. 1998. How to Solve It: A New Aspect of
LearningDalam Materi Pola Bilangan Kelas
Mathematical Method. Diaksesdari
VII”. Pusat Pengembangan Dan
https://notendur.hi.is/hei2/teaching/Polya_HowT
Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga
oSolveIt.pdf pada tanggal 3 April 2018 Jam
Kependidikan (PPPPTK) Matematika.
15.42 WIB.
Priansa, D. A., S.Pd., S.E., M.M., QWP. 2017.
Pengembangan Strategi & Model
Pembelajaran. Bandung: CV Pustaka Setia.

522

Anda mungkin juga menyukai