Anda di halaman 1dari 7

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454

Vol. 7 No. 2, pp. 129-135 May 2018

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS PROJECT


BASED LEARNING PADA MATERI ASAM BASA UNTUK MELATIHKAN
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

THE DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET ORIENTED PROJECT BASED


LEARNING IN ACID BASE MATTER TO TRAIN CRITICAL THINKING SKILL

Riska Wulandari dan *Dian Novita


Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Surabaya
Email: diannovita@unesa.ac.id

Abstrak
Pada penelitian akan dideskripsikan kelayakan dari LKPD yang dikembangkan yaitu LKPD
Berbasis Project Based Learning Pada Materi Asam Basa untuk Melatihkan Keterampilan
Berpikir Kritis. Penelitian pengembangan LKPD ini mengacu pada metode pengembangan 4-D
(four-D method) yang terdiri dari tiga tahap utama yaitu tahap pendefinisian (Define), tahap
pendesainan (Design), dan tahap pengembangan (Develop). Berdasarkan hasil penelitian, LKPD
yang dikembangkan dapat dikatakan layak. Kelayakan LKPD ditinjau dari validitas, kepraktisan
dan keefektifitas. Validitas ditinjau dari validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi
mendapatkan hasil sebesar 89,863% dan validitas konstruk mendapatkan persentase 89,261%.
Kepraktisan ditinjau dari hasil respon peserta didik dan didukung hasil observasi aktivitas. Hasil
persentase rata-rata setiap aspek pada respon peserta didik sebesar 96,5% dan persentase rata-rata
setiap aspek dari hasil observasi aktivitas sebesar 98%. Kefektifitas ditinjau dari peningkatan
keterampilan berpikir kritis yang dianalisis dengan kriteria n-gain score yang didukung dengan
hasil proyek. Sebanyak 86,66% peserta didik memiliki n-gain dengan kriteria tinggi dan 13,33%
memiliki n-gain dengan kriteria sedang. Hasil proyek secara keseluruhan menunjukkan kriteria
baik.
kata kunci: Pengembangan LKPD, Project Based Learning, Keterampilan Berpikir Kritis, Asam
Basa
Abstract
In the research will be described the feasibility of Student Worksheet Based Project Based
Learning on Acid Base Material to Train Critical Thinking Skills. This student worksheet
development research refers to the four-D method of developing four-D method which consists of
three main stages: Define, Design, and Development. Based on the results of research, student
worksheet developed can be considered feasible. Student worksheet eligibility is reviewed from
validity, practicality and effectiveness. Validity in terms of content validity and construct validity.
Content validity got result of 89,863% and validity of construct got percentage 89,261%.
Practicality in terms of the response of learners and supported activity observation results. The
average percentage of each aspect on the learner's response was 96.5% and the mean percentage
of each aspect of the observed activity was 98%. The effectiveness in terms of improving critical
thinking skills is analyzed by the n-gain score criterion supported by the project outcome. A total
of 86,66% of learners have n-gain with high criterion and 13,33% have n-gain with medium
criterion. Overall project outcomes show good criteria.
Keyword : Development Student Worksheet, Project Based Learning, Critical Thinking Skill,
Acid Base

129
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 7 No. 2, pp. 129-135 May 2018

PENDAHULUAN pembelajaran yaitu Lembar Kerja Peserta Didik


Saat ini pendidikan Indonesia berada (LKPD). LKPD berfungsi sebagai panduan
pada abad 21 yang ditandai dengan adanya belajar peserta didik dan juga memudahkan
perkembangan teknologi yang pesat, sehingga peserta didik dan guru melakukan kegiatan
sains dan teknologi merupakan salah satu belajar mengajar [4].
landasan penting dalam pembangunan bangsa. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Pembelajaran sains khususnya kimia diharapkan hasil angket prapenelitian yang dilakukan kepada
dapat menghantarkan peserta didik memenuhi peserta didik SMAN 19 Surabaya didapatkan
kemampuan abad 21. Kemampuan yang hasil sebanyak 54,29% peserta didik menyatakan
diperlukan pada abad 21, antara lain yaitu ; (1) bahwa materi asam basa sulit dikarenakan
keterampilan belajar yang meliputi keterampilan banyak hafalan. Selain itu, peserta didik tidak
berpikir kritis, kreatif dan mampu berinovasi [1]. pernah diajarkan menggunakan model
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk SMA pembelajaran project based learning, dimana
menyatakan bahwa seorang lulusan SMA harus model pembelajaran tersebut adalah model
memiliki keterampilan berpikir dan bertindak pembelajaran yang dapat menunjang peserta
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif dan didik untuk belajar keterampilan berpikir kritis
komunikatif melalui pendekatan ilmiah sebagai dan metode ilmiah sesuai dengan yang
pengembangan dari yang dipelajari di satuan diharapkan dalam pembelajaran kurikulum 2013.
pendidikan dan sumber lain secara mandiri [2]. Sehingga penting untuk guru pernah
Kimiasebagaiproses/metodepenyelidika mengajarkan peserta didik menggunakan model
n (inquiry methods) meliputi cara berpikir, pembelajaran project based learning.
bernalar, merumuskan masalah, melakukan Media penunjang pembelajaran yang
percobaan dan pengamatan, menganalisis data biasa digunakan seperti LKPD, media tersebut
dan menyimpulkan untuk memperoleh produk- tidak dapat menunjang peserta didik untuk
produk sains. Hal tersebut sudah dikenalkan memenuhi tuntutan dari kurikulum 2013. LKPD
dengan adanya kurikulum 2013. Kurikulum yang digunakan di sekolah hanya berfungsi
2013mengenalkanpendeketansaintifik/pendekata sebagai latihan soal saja. Hal tersebut tidak sesuai
n ilmiah. Aspek-aspek yang terdapat pada dengan LKPD yang diharapkan yaitu LKPD yang
pendekatan ilmiah ditunjukkan dengan dapat melatihkan keterampilan-keterampilan
pendekatan keterampilan proses dan metode yang dapat menuntut peserta didik untuk
ilmiah. Kedua pendekatan tersebut dapat memenuhi kompetensi abad 21 yang tertera pada
digunakan dalam berbagai model pembelajaran, kurikulum 2013 salah satunya yaitu
antara lain : model pembelajaran penemuan, keterampilan berpikir kritis. Sebanyak 79,31%
pembelajaran berbasis proyek, dan pembelajaran peserta didik pernah melakukan praktikum dan
berbasis masalah . menganalisis masalah sebelum diadakannya
Pembelajaran berbasis proyek (Project praktikum berarti peserta didik sudah sedikit
Based Learning) ini menekankan pada belajar mengenai keterampilan berpikir kritis.
pengajaran yang berpusat pada peserta didik Oleh karena itu perlu dikembangkannya suatu
dengan penugasan proyek, hal tersebut dapat media pembelajaran yang membuat peserta didik
meningkatkan pemahaman konsep, keterampilan dapat memahami materi yang sangat kompleks
berpikir kritis, bekerja secara aktif dan serta dapat mempelajarkan ke peserta didik
kolaboratif . Bie (2012)[3], menambahkan bahwa mengenai keterampilan berpikir kritis peserta
dalam pembelajaran berbasis proyek, peserta didik.
didik akan melalui proses panjang dalam Berpijak pada uraian latar belakang
penyelidikan, menanggapi pertanyaan dari diatas, maka perlu diadakan suatu tindakan
masalah yang kompleks, atau tantangan, melatih melalui penelitian pendidikan. Dalam hal ini
keterampilan yang dituntut di abad 21 penulis ingin mengangkat satu topik yang sesuai
(kolaborasi, komunikasi dan berpikir kritis). dengan kondisi yang dihadapi saat ini,
Penggunaan model pembelajaran yang yaitu:“Pengembangan Lembar Kerja Peserta
tepat, pemilihan materi yang sesuai dan didukung Didik (LKPD) Berbasis Project Based Learning
dengan penggunaan media pembelajaran yang pada Materi Asam Basa untuk Melatihkan
sesuai dapat membantu peserta didik untuk Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik”.
mencapai kompetensi yang diinginkan dalam
kurikulum 2013 Revisi. Salah satu media
pembelajaran yang biasa digunakan dalam
130
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 7 No. 2, pp. 129-135 May 2018
ΣY
METODE PENELITIAN P (%) = × 100%
ΣMY
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian dan pengembangan (Research and Persentase yang diperoleh diinterpretasikan
Development) dalam bidang pendidikan. sesuai tabel berikut :
Penelitian pengembangan LKPD ini mengacu Tabel 4. Kriteria skala Guttman
pada metode pengembangan 4-D (four-D Persentase Kriteria
method) yang dikemukakan oleh Thiagarajan, 0,01%-20,99% Sangat tidak
Semmel, dan Semmel [5]. Metode penelitian merespon
yang digunakan yaitu metode angket, observasi 21%-40,99% Tidak merespon
dan tes. Metode analisis data yang digunakan 41%-60,99% Kurang merespon
pada penelitian ini antara lain; 61%-80,99% Merespon
1. Analisis Validasi 81%-100% Sangat merespon
Analisis ini digunakan terhadap setiap Adaptasi[6]
kriteria yang tertuang dalam lembar validasi. 3. Analisis Lembar Tes Keterampilan Berpikir
Persentase data diperoleh menggunakan Kritis
perhitungan skala penilaian Likert Analisis lembar tes ini digunakan
Tabel 1. Skala Likert untukmengetahui keterampilan berpikir kritis
Kategori Nilai Skala peserta didik. Peningkatan keterampilan
Sangat Baik 4 berpikir kritis peserta didik dilihat dari hasil
Baik 3 pretest dan posttest dan kemudian
Sedang 2 diinterpretasikan melalui n-gain score.
Buruk 1 Rumus untuk menentukan n-gain score
Buruk Sekali 0 adalah sebagai berikut :
Adaptasi [6] 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
<𝑔 >=
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Untuk perhitungan persentase kategori
digunakan rumus sebagai berikut; Selanjutnya, kriteria n-gain score (g)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑚𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
%= 𝑥 100% ditunjukkan pada tabel 4
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎
Tabel 4 Kriteria n-gain score
Persentase yang diperoleh diinterpretasikan Nilai <g> Kriteria
sesuai tabel berikut: n-gain > 0.7 Tinggi
Tabel 2 Kriteria Skala Likert 0,7<n-gain>0.3 Sedang
Persentase Kriteria n-gain < 0.3 Rendah
0%-20% Sangat Kurang Adaptasi [6]
25%-40% Kurang 4. Analisis Hasil Proyek
41%-60% Cukup Analisis nilai proyek ini bertujuan untuk
61%-80% Valid mengetahui ketercapaian dari proyek yang
81%-100% Sangat Valid telah dilakukan. Nilai proyek meliputi dari
Adaptasi [6] nilai proses yang sesuai dengan rubrik proyek
pada LKPD yang dikembangkan dan nilai
2. Analisis Data Respon Peserta Didik poster yang dibuat untuk hasil produk. Nilai
Data respon peserta didik diperoleh dari yang di dapatkan pada setiap aspek, kemudian
hasil angket respon yang diberikan kepada dikategorikan sebagai berikut:
peserta didik setelah uji coba terhadap LKPD Nilai Kategori
yang dikembangkan. Persentase data 4 Sangat Baik
diperoleh menggunakan perhitungan skala 3 Baik
Guttman. 2 Sedang
Tabel 3. Skala Guttman 1 Buruk
Jawaban Nilai/Skor Untuk nilai dari produk akhir dinilai sesuai
Ya 1 dengan hasil kreatifitas pada masing-masing
Tidak 0 kelompok. Nilai produk akhir berada di
Adaptasi [6] rentang nilai 0-100.
Data yang diperoleh dihitung persentasenya
dengan rumus:

131
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 7 No. 2, pp. 129-135 May 2018

HASIL DAN PEMBAHASAN Kepraktisan


Penelitian yang dilakukan adalah Kepraktisan dari LKPD yang
penelitian pengembangan, yaitu Pengembangan dikembangkan ditinjau dari hasil respon peserta
LKPD Berbasis Project Based Learning pada didik yang didukung oleh hasil observasi
Materi Asam Basa untuk Melatihkan aktivitas peserta didik. Hasil respon peserta didik
Keterampilan Berpikir Kritis. LKPD yang telah terdiri dari respon terhadap pembelajaran dan
dikembangkan akan diuji kelayakannya. respon terhadap LKPD meliputi kesesuaian,
Kelayakan LKPD ditinjau dari validitas, kegrafisan dan penyajian.
kepraktisan dan keefektifitas [7]
100%
Validitas
80%

presentase
Validitas dari LKPD ditinjau dari validitas 60%
isi dan validitas konstruk LKPD. Validasi LKPD 40%
yang dikembangkan dilakukan oleh satu guru 20%
kimia SMA dan dua orang dosen kimia. Hasil 0%
validasi menentukan valid atau tidaknya LKPD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415
yang dikembangkan. Dari data hasil validasi yang aspek yang dinilai
didapatkan dari validator, LKPD dapat dikatakan
sangat valid dengan rentang persentase pada Gambar 2. Hasil Data Respon Peserta Didik
setiap aspek yang dinilai yaitu sebesar 83,33% -
91,67%. Berdasarkan gambar berikut dapat dilihat
Pada validitas isi pada LKPD ditinjau dari bahwa setiap aspek pada angket respon peserta
kesesuaian LKPD dengan materi sub indikator didik terhadap LKPD mendapatkan persentase
asam basa, kesesuaian materi dengan komponen ≥61% dengan persentase rata-rata sebesar 98%
project based learning, kesesuaian LKPD dengan yang menunjukkan kriteria sangat merespon.
model project based learning, kesesuaian LKPD Hasil dari angket respon peserta didik dan hasil
dengan aspek keterampilan berpikir kritis, dan validasi menunjukkan hasil yang sesuai, hal ini
kesesuaian komponen project based learning menunjukkan bahwa secara umum aspek LKPD
dengan aspek keterampilan berpikir kritis. yang berhubungan dengan penyajian termasuk
Validitas isi secara keseluruhan mendapatkan dalam kriteria sangat baik.
persentase rata-rata pada setiap aspek sebesar Sedangkan untuk respon peserta didik
89,863% dengan kriteria sangat valid. Sedangkan terhadap pembelajaran mendapatkan persentase
untuk validitas konstruk ditinjau dari kebahasaan, 73,33%-100% dengan persentase rata-rata pada
penyajian dan kegrafisan dari LKPD yang setiap aspek sebesar 95% dengan kriteria sangat
dikembangkan. Berdasarkan hasil validasi merespon. Angket respon ini juga didukung oleh
konstruk secara keseluruhan mendapatkan lembar observasi aktifitas peserta didik yang
persentase rata-rata pada setiap aspek sebesar mendapatkan persentase rata-rata pada setiap
89,261% dengan kriteria sangat valid. aspek sebesar 98% dengan kriteria sangat
Berdasarkan hasil validasi secara keseluruhan memenuhi. Berdasarkan hasil analisis respon
LKPD yang dikembangkan dapat dikatakan valid peserta didik yang didukung dengan hasil lembar
dengan persentase validitas isi dan validitas observasi peserta didik dapat diketahui bahwa
konstruk masing-masing ≥61%. LKPD berbasis Project Based Learning pada
materi asam basa yang dikembangkan praktis
91.67

91.67

91.67

90.002
89.585

untuk digunakan. Hal ini dapat dilihat hasil dari


88.89
PRESENTASE

persentase masing masing aspek sebesar ≥61%,


87.5

86.11

yang menunjukkan bahwa peserta didik sangat


merespon LKPD yang dikembangkan

1 2 3 4 5 6 7 8 Keefektifitas
ASPEK
Keefektivitas dari LKPD yang
dikembangkan dapat dilihat dari peningkatan
keterampilan berpikir kritis peserta didik yang
Gambar 1. Hasil Rata-Rata Setiap Aspek Validasi ditentukan melalui n-gain score yang didukung
dengan hasil proyek.Hasil tes keterampilan
berpikir kritis didapatkan dari lembar soal pretest
dan posttest yang dikerjakan oleh peserta didik.

132
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 7 No. 2, pp. 129-135 May 2018

Uji coba LKPD secara terbatas dilakukan di kelas No. Nama n-gain kategori
XI MIA 5 SMAN Negeri 19 Surabaya dengan
peserta didik sebanyak 15 orang yang dibagi 4 ATB 0.89 tinggi
menjadi tiga kelompok, maka dilakukan 5 VR 0.53 sedang
pemilihan kelompok dengan kriteria tinggi,
6 DAS 0.75 tinggi
sedang, dan rendah. Pengelompokan dari kriteria
tinggi, sedang dan rendah didasarkan pada nilai 7 DTIF 0.96 tinggi
pretest yang telah dikerjakan oleh peserta didik. 8 IAI 1 tinggi
Keterampilan berpikir kritis yang dilatihkan pada
9 FSP 0.94 tinggi
LKPD yang dikembangkan yaitu interpretasi,
analisis dan evaluasi. Berikut adalah grafik dari 10 NLSFS 0.75 tinggi
hasil pretest dan post test KBK : 11 NA 1 tinggi
12 PAL 0.572 sedang
13 RG 0.75 tinggi
100
80 14 RRS 0.85 tinggi
60 15 ST 0.96 tinggi
nilai

40
20 Berdasarkan hasil analisis peningkatan
0 keterampilan berpikir kritis dapat dilihat bahwa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 peserta didik XI MIA 5 SMA Negeri 19 Surabaya
peserta didik memiliki keterampilan berpikir kritis yang sangat
pretest posttest baik. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 4.8, pada
data n-gain score sebanyak 13 peserta didik atau
Gambar 3. hasil pretest dan post test KBK 86,66% mengalami peningkatan keterampilan
Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui berpikir kritis dengan kategori sangat tinggi.
hasil test dari keterampilan berpikir kritis Sedangkan sebanyak dua (2) peserta didik atau
sebelum dan sesudah menggunakan LKPD 13,33% mengalami peningkatan keterampilan
berbasis project based learning mengalami berpikir kritis dengan kategori sedang. Peserta
peningkatan. Sebelum menggunakan LKPD didik 12 menunjukkan hasil post-test yang belum
berbasis PjBL hanya satu orang yang tuntas tuntas dengan kriteria ketuntasan minimun 75,
dengan nilai 85,7 dengan kriteria ketuntasan namun keterampilan berpikir kritis peserta didik
minimum yang digunakan yaitu 75. Kemudian 12 tetap meningkat dengan kategori sedang.
LKPD diujicobakan dan setelah menggunakan Hasil dalam penelitian ini dapat
LKPD berbasis PjBL 93,33% atau 14 orang menambah nilai atau presentase pada komponen
peserta didik tuntas. Berdasarkan hasil tes keterampilan berpikir kritis analisis
tersebut menunjukkan bahwa peserta didik sudah dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan
memiliki keterampilan berpikir kritis yang baik. oleh Adelia M. Carisma dalam penelitiannya
Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi melatihkan keterampilan dengan pembelajaran
yang sangat besar untuk melatih proses berpikir berbasis masalah (PBL) yang menunjukkan
peserta didik yang mengarah pada keterampilan bahwa masih terdapat tiga peserta didik yang
berpikir kritis (Sastrika,2013) [8]. memiliki komponen analisis yang rendah[9]. Hal
Berikut ini disajikan data hasil analisis ini membuktikan bahwasannya LKPD berbasis
peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta project based learning dapat digunakan dalam
didik berdasarkan hasil pretest dan post-test pada melatihkan keterampilan berpikir kritis peserta
tabel 5. didik.
Tabel 5. Analisis Peningkatan Keterampilan Berdasarkan hasil analisis peningkatan
Berpikir Kritis Peserta Didik keterampilan berpikir kritis dapat diketahui
bahwa LKPD berbasis Project Based Learning
No. Nama n-gain kategori pada materi asam basa yang dikembangkan
efektif untuk digunakan. Hal ini dapat dilihat
1 AKZ 1 tinggi hasil dari n-gain score yang menunjukkan
2 AMR 0.94 tinggi dalam skala persentase 0,3<n-gain≤0,7
3 ALP 0.94 tinggi (sedang) dan n-gain≥0,7 (tinggi).
133
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 7 No. 2, pp. 129-135 May 2018

Hasil proyek meliputi komponen proses persentase rata-rata pada setiap aspek
dan produk. Komponen proses pada LKPD yang sebesar 89,261%.
dikembangkan meliputi perumusan masalah 2. Kepraktisan LKPD yang dikembangkan
sesuai dengan topik, perancangan langkah yang ditinjau dari hasil respon peserta didik
penyelidikan, keakuratan data atau informasi dan didukung dengan hasil observasi
yang diperoleh dari penyelidikan, pengumpulan aktivitas peserta didik dinyatakan praktis
data yang menunjang proyek, dan kesimpulan dengan persentase rata-rata setiap aspek
dari analisis data. Sedangkan komponen produk pada respon peserta didik sebesar 96,5% dan
pada LKPD yang dikembangkan dapat dilihat persentase rata-rata setiap aspek dari hasil
dari hasil proyek berupa poster. Untuk membuat observasi aktivitas sebesar 98%.
poster, peserta didik terlibat dalam proses 3. Keefektifitas LKPD yang dikembangkan
penyelidikan, berpikir kritis, dan evaluasi, sebuah ditinjau dari peningkatan keterampilan
poster dapat digunakan sebagai hasil akhir berpikir kritis yang dianalisis dengan kriteria
proyek (Bie, 2012) [3]. n-gain score dinyatakan efektif dengan
Indikator perumusan masalah sesuai persentase sebesar 86,66% peserta didik
dengan topik, perancangan langkah penyelidikan, memiliki n-gain dengan kriteria tinggi dan
pengumpulan data yang menunjang proyek, dan 13,33% peserta didik memiliki n-gain
kesimpulan dari analisis data pada semua dengan kriteria sedang. Hasil proyek secara
kelompok mendapatkan nilai empat dengan keseluruhan mendapatkan hasil yang baik.
kategori sangat baik. Sedangkan untuk indikator
keakuratan data atau informasi yang diperoleh SARAN
dari penyelidikan, semua kelompok Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
mendapatkan nilai tiga dengan kategori baik. saran yang diajukan adalah sebagai berikut :
Hasil produk akhir pada proyek ini adalah 1. Disarankan kepada peneliti lain yang akan
poster. Untuk hasil proyek, satu kelompok melaksanakan penelitian yang sama dengan
mendapatkan nilai 100 dan dua kelompok lainnya materi yang berbeda, agar menggunakan
mendapatkan nilai 90. Penilaian hasil proyek ini alokasi waktu yang lebih lama agar produk
berdasarkan dari kesesuaian format poster yang yang dihasil dari proyek maksimal.
terdapat di dalam LKPD. 2. Pada keterampilan berpikir kritis interpretasi
mendapatkan presentae kenaikan yang
paling rendah dibandingkan komponen
KBK lainnya. Untuk peneliti selanjutnya
perlu untuk mengajarkan tahap-tahapan
dalam membuat rumusan masalah, sehingga
peserta didik lebih mudah dalan
menginterpretasikan data.

DAFTAR PUSTAKA
1. Lampiran Permendikbud. 2016. Peraturan
Gambar 4. Hasil Produk Akhir Proyek Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016
PENUTUP Tentang Standar Kompetensi Lulusan
KESIMPULAN Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil Menteri Pendidikan Nasional.
penelitian, kelayakan dari LKPD berbasis project
based learning pada materi asam basa untuk
2. Permendikbud. 2016. Peraturan
melatihkan keterampilan berpikir kritis dapat
Pemerintah Pendidikan dan Kebudayaan
dikatakan layak dengan rincian sebagai berikut:
Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
1. Validitas dari LKPD yang dikembangkan
Kompetensi Lulusan (SKL) untuk SMA.
yang ditinjau dari validitas isi dan validitas
Jakarta: Menteri Pendidikan dan
konstruk dinyatakan sangat valid dengan
Kebudayaan Republik Indonesia.
persentase rata-rata setiap aspek pada
validitas isi sebesar 89,863%. Sedangkan
untuk validitas konstruk mendapatkan

134
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 7 No. 2, pp. 129-135 May 2018

3. Buck Institute for Education. 2010. What 7. Riduwan. 2015. Skala Pengukuran
is Project Based Learning. (http://bie.org), Variabel-Variabel Penelitian. Bandung :
diunduh pada 6 Juni 2017. Alfabeta

8. Sastrika, Ida Ayu Kade. 2013. Pengaruh


4. Andi Prastowo. 2011. Panduan Kreatif Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Terhadap Pemahaman Konsep Kimia dan
Metode Pembelajaran yang Menarik dan Keterampilan Berfikir Kritis.
Menyenangkan. Yogyakarta: Diva Press. http://119.252.161.254/e-
journal/index.php/jurnal_ipa/article/view/7
5. Thiagarajan, & Semmel. 1974. Instructional 99 diunduh 6 Juni 2017.
Development for Training Teachers of
Exceptional Children : A sourcebook. 9. Medah, Adelia Carisma. 2017. Penerapan
Minnesota: University of Minnesota. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
untuk Melatihkan Keterampilan Berpikir
6. Nieveen, N and Theerjd Plomp. 2010. An Kritis pada Materi Pokok Laju Reaksi Kelas
Introduction to Educational Design XI di SMA Negeri 1 Manyar Gresik. Jurnal
Research Enscede: SLO. Netherland Pendidikan Kimia Unesa, Volume 6, No. 1,
Institute for Curriculum Development pp.111-117.

135

Anda mungkin juga menyukai