Anda di halaman 1dari 7

Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2023 Vol. 6, No.

2 (134-
140), ISSN (e): 2597-9361 dan ISSN (p): 2597-4068. Homepage: http://ojs.unm.ac.id/CER
DOI: https://doi.org/10.26858/cer.v6i2.13315

Pengembangan Modul Ajar IPAS Berbasis Project Based Learning (PjBL)


dalam Penerapan Merdeka Belajar

Nurmiati Nurmiati
Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Makassar
Email: nurmiatimaruddin01@gmail.com

Muhammad Danial
Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Makassar
Email: muh.niels@yahoo.com

Muhammad Arsyad
Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Makassar
Email: m_arsyad288@unm.ac.id

(Diterima: 13-Januari-2023; direvisi: 13-Februari-2023; dipublikasikan: 14-Maret-2023)

Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk


mengembangkan modul ajar IPAS berbasis Project Based Learning (PjBL) yang valid,
praktis dan efektif. Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan 4-D
yang terdiri dari empat tahap yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan dan
penyebaran. Modul ajar yang dikembangkan divalidasi oleh dua orang ahli, kemudian
diujicobakan kepada 37 orang peserta didik kelas X Farmasi SMK Negeri 1 Polewali. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan telah memenuhi kriteria
kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Modul dikatakan valid berdasarkan hasil validasi
modul dengan nilai rata-rata 3,73 pada kategori sangat valid. Modul dikatakan praktis
berdasarkan (1) Keterlaksanaan modul oleh dua orang observer pada proses pembelajaran
dengan nilai 1,82 pada kategori terlaksana seluruhnya; (2) respon guru terhadap modul ajar
yang dikembangakan diperoleh nilai rata-rata 94 pada kategori sangat praktis; dan (3) respon
peserta didik dengan nilai rata-rata 89,75 pada kategori sangat praktis. Modul dikatakan
efektif berdasarkan hasil analisis tes hasil belajar peserta didik dengan persentase ketuntasan
kelas sebesar 94,59%. Modul yang dikembangkan memuat sampul, kompetensi awal,
Komponen inti, kegiatan pembelajaran, dan asesmen.

Kata kunci: Modul Ajar IPAS; Project Based Learning (PjBL); Merdeka Belajar.

Abstract: This research is a development research which aims to develop a valid, practical
and effective IPAS teaching module based on Project Based Learning (PjBL). The
development model used is the 4-D development model which consists of four stages, namely
defining, designing, developing and deploying. The teaching module developed was validated
by two experts, then tested on 37 students of class X Pharmacy at SMK Negeri 1 Polewali.
The results of the research show that the developed module meets the criteria of validity,
practicality and effectiveness. The module is said to be valid based on the results of module
validation with an average value of 3.73 in the very valid category. The module is said to be
practical based on (1) the implementation of the module by two observers in the learning
process with a score of 1.82 in the fully implemented category; (2) the teacher's response to
the developed teaching modules obtained an average score of 94 in the very practical
category; and (3) student responses with an average score of 89.75 in the very practical
category. The module is said to be effective based on the results of the analysis of student
134
Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2023, Vol. 6, No. 2 (134-140)

learning outcomes tests with a class completeness percentage of 94.59%. The developed
module contains covers, initial competencies, core components, learning activities, and
assessments.

Keywords: IPAS Teaching Module; Project Based Learning (PjBL); Independent Study.

PENDAHULUAN unit/ topik berdasarkan alur tujuan


Pendidikan merupakan ujung tombak pembelajaran (Permendikbudristek No. 56,
suatu negara, semakin berkembang 2022). Konsep modul ajar adalah
pendidikan suatu negara maka semakin mempermudah, memperlancar, dan
besar dan majulah negara tersebut. Salah meningkatkan kualitas pembelajaran,
satu tantangan pendidikan yang masih menjadi rujukan dalam melaksanakan
dirasakan hingga saat ini adalah rendahnya kegiatan pembelajaran dan menjadi
mutu pendidikan pada setiap jenjang dan kerangka kerja yang menggambarkan
satuan pendidikan. Pemerintah telah capaian pembelajaran yang tercantum dalam
berusaha untuk memperbaikinya melalui setiap mata pelajaran.
berbagai upaya, salah satu upaya pemerintah Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
adalah menerapkan dan mengembangkan Alam dan Sosial (IPAS) berfungsi untuk
kurikulum berbasis kompetensi pada tahun membekali peserta didik agar mampu
2004 dan 2006 menjadi kurikulum 2013 menyelesaikan permasalahan di kehidupan
yang diterapkan pada tahun 2014. Pada saat nyata pada abad 21 yang berkaitan dengan
ini hadirlah sebuah kurikulum baru yaitu fenomena alam dan sosial di sekitarnya
kurikulum Merdeka Belajar yang dimaknai secara ilmiah dengan menerapkan konsep
sebagai desain pembelajaran yang sains. Mata pelajaran IPAS merupakan
memberikan kesempatan kepada peserta integrasi antara social sciences and natural
didik untuk belajar dengan tenang, santai, sciences yang menjadi kunci keberhasilan
menyenangkan dan bebas tekanan, untuk dalam proses pembelajaran. Segala aspek
menunjukkan bakat alaminya (Manalu, kehidupan bersosial dalam kebhinekaan,
Sitohang & Turnip, 2022). keberagaman agama dan saling bergotong
Menteri Nadiem Anwar Makarim royong tercakup dalam social sciences.
menyebutkan beberapa keunggulan Fenomena-fenomena yang terjadi di alam
Kurikulum Merdeka Belajar, diantaranya, dapat dijelaskan secara logis dan ilmiah
penyelenggaraan Ujian Sekolah Berbasis dengan natural science. Berdasarkan
Nasional (USBN) digantikan ujian integrasi social dan natural sciences
(asesmen) yang diselenggarakan oleh menyebabkan guru kesulitan dalam
sekolah masing-masing sehingga guru dan melaksanakan proses pembelajaran
sekolah lebih merdeka dalam menilai hasil (Permendikbudristek No. 56, 2022).
belajar siswa. Keunggulan lain dari Berdasarkan wawancara dan
Kurikulum Merdeka Belajar adalah observasi yang dilakukan peneliti diperoleh
penyederhaan administrasi pembelajaran informasi bahwa SMK Negeri 1 Polewali
yang meliputi modul ajar. Melalui adalah salah satu sekolah PK (Pusat
penyederhanaan administrasi rencana Keunggulan) yang menerapkan kurikulum
pembelajaran diharapkan waktu guru dalam Merdeka Belajar. Penerapan kurikulum
pembuatan administrasi dapat dialihkan Merdeka Belajar di SMK Negeri 1 Polewali
untuk kegiatan belajar dan peningkatan mengalami beberapa kendala, diantaranya,
kompetensi (Permendikbud ristek No. 1, masih banyak guru yang kurang memahami
2020). penyusunan modul ajar. Selain itu, guru
Modul ajar merupakan administrasi masih mendominasi proses berlangsungnya
pembelajaran yang berisi tujuan, langkah pembelajaran dan lebih sering menjelaskan
dan asesmen yang dibutuhkan dalam satu dan mempraktekkan materi yang diberikan
135
Nurmiati, Danial, Arsyad. Pengembangan modul ajar….

pada saat mengajar, sehingga peserta didik Merdeka Belajar”. Pengembangan modul
kurang antusias dalam mengikuti proses ajar ini mengacu pada tiga kriteria kualitas
pembelajaran. Keaktifan dan kemandirian hasil yang dikemukakan oleh Nasution
peserta didik semakin menurun, hanya (2015) bahwa dalam penelitian
beberapa peserta didik yang aktif pengembangan perlu kriteria kualitas yaitu
menyampaikan pendapatnya pada saat kevalidan (validity), kepraktisan
diskusi dan penentuan proyek. Hal ini (practically) dan keefektifan (effectiveness)
kurang sesuai dengan penerapan kurikulum modul ajar. Pengembangan modul ajar
Merdeka Belajar yang semestinya, berbasis PjBL ini menggunakan model
kurikulum Merdeka Belajar menuntut pengembangan 4-D yang terbagi dalam
kemandirian bagi peserta didik. empat tahapan, yaitu pendefinisian (define),
Kemandirian dalam artian bahwa setiap perancangan (design), pengembangan
peserta didik diberikan kebebasan dalam (develop) dan penyebaran (dessiminate).
mengakses ilmu yang diperoleh. Dalam
kurikulum ini tidak membatasi konsep METODE
pembelajaran yang berlangsung disekolah Penelitian ini termasuk dalam jenis
maupun diluar sekolah. Pembelajaran yang penelitian dan pengembangan (Research and
monoton/satu arah menjadi penghalang bagi Depelopment). Model pengembangan yang
peserta didik dalam mengekspresikan digunakan adalah Four-D Model (4-D) yang
keaktifan dan kemandirian yang dimilikinya terdiri dari empat tahap, yaitu: 1)
(Permendikbudristek No. 56, 2022). Salah pendefenisian (define)), 2) perancangan
satu model pembelajaran yang dapat (design), 3) pengembangan (develop), dan 4)
meningkatkan keaktifan dan kemandirian penyebaran (disseminate). Produk yang
peserta didik dalam proses pembelajaran dihasilkan dari penelitian dan
adalah model pembelajaran Project Based pengembangan ini adalah modul ajar IPAS
Learning (PjBL). berbasis Project Based Learning (PjBL)
Peraturan Menteri Pendidikan, yang valid, praktis dan efektif dalam
Kebudayan, Ristek Dan Teknologi No 56 penerapan Merdeka Belajar.
Tahun 2022 memutuskan bahwa Produk modul ajar IPAS berbasis
pembelajaran di SMK disusun berdasarkan Project Based Learning (PjBL) yang telah
pada kebutuhan dunia kerja yang meliputi dikembangkan, divalidasi oleh dosen ahli
dunia usaha dan dunia industri. Oleh karena materi dan ahli media lalu diujicobakan di
itu, tugas guru adalah mempersiapkan kelas X Farmasi SMK Negeri 1 Polewali
peserta didik memiliki kualitas yang dapat pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran
digunakan di dunia kerja. Hal ini diperlukan 2022/2023 yang berjumlah 37 orang.
penggunaan berbagai macam model Instrumen penelitian yang digunakan adalah
pembelajaran diantaranya model Project lembar validasi perangkat pembelajaran dan
Based Learning (PjBL). Alasan rasional instrumen (modul ajar, LKPD, tes hasil
penggunaan model PjBL adalah model ini belajar, lembar observasi keterlaksanaan,
berbasis proyek yang dapat memberikan angket respon guru, dan angket respon
kesempatan kepada para siswa untuk peserta didik). Data yang dianalisis adalah
menggali konten (materi) dengan data kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan
menggunakan berbagai cara yang bermakna modul ajar IPAS berbasis Project Based
bagi dirinya dan melakukan eksperimen Learning (PjBL).
secara kolaboratif.
Berdasarkan dari latar belakang HASIL DAN PEMBAHASAN
diatas, maka peneliti terdorong untuk 1. Proses Pengembangan Modul Ajar
melakukan penelitian “Pengembangan IPAS Berbasis Project Based Learning
Modul Ajar Projek IPAS Berbasi Project (PjBL)
Based Learning (PjBL) dalam Penerapan

136
Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2023, Vol. 6, No. 2 (134-140)

a. Tahap Pendefenisian (Define) modul ajar maka dilakukan pengamatan


Tahap ini diuraikan hasil pengkajian keterlaksanaan modul ajar, pemberian
dalam bentuk analisis tujuan dari batasan angket respon guru dan angket respon peseta
materi hubungan makhluk hidup dengan didik terhadap modul ajar. Hasil yang
lingkungannya yang dikembangkan untuk diperoleh menunjukkan bahwa modul ajar
menetapkan dan mendefenisikan syarat- praktis karena keterlaksanaan modul ajar
syarat pembelajaran. Tahap ini meliputi lima berada pada kategori terlaksana seluruhnya
langkah, yaitu: analisis awal-akhir, analisis serta angket respon guru dan peserta didik
peserta didik, analisis konsep, analisis tugas, berada pada kategori sangat praktis.
dan perumusan tujuan pembelajaran. Untuk menguji keefektifan modul
b. Tahap Perancangan (Design) ajar yang dikembangkan dilakukan
Tahap perancangan meliputi: 1) dengan pemberian tes kepada peserta didik
pemilihan format modul ajar dengan untuk mengukur penguasaan terhadap
menggunakan bantuan aplikasi Canva aspeh hubungan makhluk hidup dengan
Design. Penyusunan modul menggunakan lungkungannya. Hasil yang diperoleh
bantuan Microsoft Word 2016, jenis tulisan menunjukkan bahwa modul ajar
yang digunakan adalah Time New Roman dikatakan efektif karena telah memenuhi
menggunakan font 12; 2) penyusunan modul kriteria keefektifan, dengan nilai rata-rata
ajar berdasarkan format kurikulum Merdeka hasil belajar peserta didik adalah
Belajar; dan 3) perancangan awal modul ajar 85,94 dengan ketuntasan kelas sebanyak
dengan menggunakan tampilan yang 94,59%.
menarik dan bahasa yang mudah dipahami. d. Tahap Penyebaran (Dissiminate)
Rancangan yang dihasilkan pada tahap ini Tahap penyebaran ini dilakukan
disebut Draft I lalu dikembangkan melalui secara terbatas dan disosialisasikan kepada
tahap validasi ahli dan diuji cobakan. guru-guru IPAS SMK Negeri 1 Polewali
c. Tahap Pengembangan (Develop) serta akan disebarkan secara luas melalui
Tahap ini bertujuan untuk publikasi di jurnal Pendidikan Kimia
menghasilkan modul ajar yang telah direvisi Pascasarjana UNM yaitu Chemistry
berdasarkan masukan para ahli, serta data Education Review (CER).
yang diperoleh dari hasil uji coba. 2. Kualitas Hasil Pengembangan
Hasil validasi ahli merupakan salah a. Kevalidan
satu kriteria utama untuk menentukan Validasi para ahli dilakukan untuk
apakah modul ajar yang dikembangkan melihat validitas modul ajar yang
dapat digunakan atau tidak. Penilaian para dikembangkan. Salah satu kriteria
ahli berupa catatan-catatan kecil pada bagian utama untuk menentukan apakah
yang diperlukan. modul ajar dapat digunakan atau
Rancangan awal modul ajar tidak adalah hasil validasi ahli.
(prototype I) divalidasi oleh ahli, kemudian Penilaian para ahli berupa catatan-catatan
hasil validasi tersebut dijadikan bahan kecil pada bagian yang perlu untuk
pertimbangan untuk merevisi modul ajar dan diperbaiki.
menghasilkan prototype II, dan selanjutnya Secara umum, hasil penilaian dari
diujicobakan di kelas X Farmasi SMK dua validator menunjukkan bahwa
Negeri 1 Polewali. Data yang telah diperoleh keseluruhan komponen modul ajar
dari uji coba kemudian dianalisis dan (prototype I) dinyatakan valid dengan revisi
hasilnya digunakan sebagai bahan kecil. Oleh karena itu, dilakukan revisi
pertimbangan untuk merevisi prototype II berdasarkan saran para ahli dan diperoleh
menjadi modul ajar final yang selanjutnya prototype II yang selanjutnya diujicobakan.
akan disosialisasikan pada proses Adapun hasil validasi para ahli terhadap
penyebaran. Untuk menguji kepraktisan modul ajar dapat dilihat pada Tabel 1.

137
Nurmiati, Danial, Arsyad. Pengembangan modul ajar….

Tabel 1. Deskripsi Hasil Validasi Ahli


No Aspek Penilaian Penilaian Kategori
1. Format modul 3,3 Sangat Valid
2. Materi (isi) yang disajikan 3,83 Sangat Valid
3. Bahasa 3,75 Sangat Valid
4. Alokasi waktu 4 Sangat Valid
5. Manfaat/ kegunaan modul 3,5 Sangat Valid
6. Sarana dan alat bantu 4 Sangat Valid
Rata-rata Penilaian Total 3,73 Sangat Valid

b. Kepraktisan diperoleh dari angket yang diisi oleh guru


Data kepraktisan modul ajar IPAS dan peserta didik setelah menggunakan e-
berbasis Project Based Learning (PjBL) modul tersebut. Secara umum, hasil
diperoleh melalui lembar observasi penilaian ahli terhadap modul ajar IPAS
keterlaksanaan modul ajar, lembar angket berbasis Project Based Learning (PjBL)
respon guru, dan lembar angket respon menyatakan bahwa modul ajar layak
peserta didik. Data hasil observasi digunakan dalam pembelajaran. Sedangkan
keterlaksanaan modul ajar diperoleh dari secara empirik, berdasarkan hasil
lembar observasi yang diisi oleh observer pengamatan pada uji coba terhadap
untuk menilai keterlaksanaan modul ajar keterlaksanaan modul ajar oleh dua observer
pada proses pembelajaran, serta data hasil serta respon guru dan peserta didik terhadap
angket respon guru dan peserta didik modul ajar dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Deskripsi Hasil Analisis Data Kepraktisan


Instrumen
Aspek Penilaian Penilaian Rerata Kategori
Kepraktisan
Observasi • Aspek I 1,83
Keterlaksanaan E- • Aspek II 1,77 Terlaksana
1,82
Modul • Aspek III 1,8 seluruhnya
• Aspek IV 1,85
Respon Guru • Guru 1 (P1) 100 Sangat
94
• Guru 2 (P2) 88,25 Praktis
Respon Peserta Didik • Respon Peserta Didik terhadap Sangat
89,75 89,75
Modul Ajar Praktis

Berdasarkan hasil pengamatan dua kepada guru untuk mengetahui pendapat


observer terhadap keterlaksanaan modul ajar guru mengenai modul ajar yang
diperoleh nilai rata-rata keterlaksanaan dikembangkan. Angket ini memuat
sebesar 1,82 dengan kategori terlaksana pernyataan-pernyataan mengenai modul ajar
seluruhnya karena berada pada rentang 1,5 ≤ sehingga melalui angket ini dapat diketahui
M ≤ 2,0 sehingga keterlaksanaan modul ajar kepraktisan modul ajar. Berdasarkan hasil
memenuhi kriteria kepraktisan. Hal ini analisis data respon guru, diperoleh skor
menunjukkan bahwa modul ajar yang rata-rata sebesar 94%, dan secara
dikembangkan dapat digunakan dalam keseluruhan berada pada kategori sangat
pembelajaran IPAS khususnya pada aspek praktis karena berada pada rentang 81%-
hubungan makhluk hidup dengan 100%.
lingkungannya. Respon peserta didik terhadap modul
Hasil respon guru terhadap modul ajar diketahui dengan memberikan angket
ajar diketahui dengan memberikan angket yang memuat pernyataan-pernyataan

138
Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2023, Vol. 6, No. 2 (134-140)

mengenai modul ajar kepada peserta didik c. Keefektifan


untuk mengetahui pendapat peserta didik Keefektifan diperoleh melalui
mengenai modul ajar yang dikembangkan. pemberian tes hasil belajar peserta didik. Tes
Berdasarkan hasil analisis data respon yang digunakan adalah tes pilihan ganda
peserta didik, diperoleh persentase sebesar sebanyak 20 nomor yang bertujuan untuk
89,75% dan secara keseluruhan berada pada mengetahui tingkat pemahaman peserta
kategori sangat praktis karena berada pada didik tentang aspek hubungan makhluk
rentang 81%-100%. Hal ini menunjukkan hidup dengan lingkungannya setelah belajar
bahwa rata-rata peserta didik setuju terhadap menggunakan modul ajar yang
pelaksanaan pembelajaran dengan dikembangkan. Tolak ukur akhir keefektifan
menggunakan modul ajar berbasis Project modul ajar yang dikembangkan adalah
Based Learning (PjBL) dan seluruh aspek minimal 80% peserta didik mencapai kriteria
yang ditanyakan dalam pelaksanaan ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP)
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan melalui tes hasil belajar yaitu 70.
modul ajar tersebut didapatkan respon yang Hasil analisis deskriptif nilai tes hasil
positif. Dari persentase tersebut belajar peserta didik setelah mengikuti
menunjukkan bahwa modul ajar berada pada proses pembelajaran menggunakan modul
kriteria sangat praktis. ajar dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Deskripsi Hasil Analisis Data Kepraktisan


Variabel Nilai Deskriptif
Subjek Penelitian 37
Nilai Ideal 100
KKTP 70
Nilai Maksimum 100
Nilai Minimum 65
Nilai Rata-rata 85,94
Jumlah Peserta Didik yang Tuntas 35
Jumlah Peserta Didik yang Tidak Tuntas 2
Persentase Ketuntasan Kelas 94,59%

Berdasarkan Tabel.3, diketahui Project Based Learning (PjBL) ini telah


bahwa hasil belajar peserta didik kelas X memenuhi kriteria keefektifan dan modul
Farmasi SMK Negeri 1 Polewali dengan ajar efektif untuk digunakan dalam proses
menggunakan e modul ajar berbasis Project pembelajaran IPAS pada kurikulum
Based Learning (PjBL) diperoleh nilai rata- Merdeka Belajar.
rata 85,94 dari nilai maksimal 100 dengan
nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 100. SIMPULAN DAN SARAN
Dari 37 peserta didik yang mengikuti tes Berdasarkan hasil penelitian yang
hasil belajar, terdapat 35 peserta didik yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
tuntas dengan persentase sebesar 94,59% bahwa modul ajar berbasis model Project
dan 2 peserta didik yang tidak tuntas dengan Based Learning (PjBL) menggunakan model
persentase sebesar 5,41%. Berdasarkan pengembangan 4-D yang terdiri dari
persentase ketuntasan kelas peserta didik empat tahap, yaitu tahap pendefinisian
setelah diajar menggunakan modul ajar (define), tahap perancangan (design),
sebesar 94,59% lebih besar dari persentase tahap pengembangan (develop), dan
ketuntasan kelas minimum yaitu 80% dan tahap penyebaran (desseminate). Secara
menurut kriteria telah memenuhi standar umum, hasil pengembangan modul ajar ini
ketercapaian secara klasikal sehingga dapat memenuhi kriteria kevalidan, kepraktisan,
disimpulkan bahwa modul ajar berbasis dan keefektifan.
139
Nurmiati, Danial, Arsyad. Pengembangan modul ajar….

Kriteria kevalidan berdasarkan hasil Didik Dan Pelaksanaan Penerimaan


analisis validasi modul ajar oleh validator Peserta Didik Baru Tahun Ajaran
berada pada kategori sangat valid. Kriteria 2020/2021.
kepraktisan berdasarkan hasil analisis Peraturan Menteri Pendidikan Dan
lembar keterlaksanaan modul ajar berada Kebudayaan Nomor 56 Tahun 2022
pada kategori terlaksana seluruhnya, serta Tentang Pedoman Penerapan
mendapat respon positif dari respon guru Kurikulum Dalam Rangka
dan peserta didik dengan kategori sangat Pemulihan Pembelajaran.
praktis. Kriteria keefektifan berdasarkan
hasil analisis tes hasil belajar peserta didik
dengan persentase ketuntasan kelas ≥ 80%
yaitu sebesar 94,59% sehingga dapat
disimpulkan bahwa modul ajar efektif untuk
digunakan.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pengembangan yang telah dilakukan,
dikemukakan beberapa saran yaitu bagi guru
dapat digunakan pada proses pembelajaran
kurikulum MB, bagi sekolah dapat dijadikan
bahan pertimbangan dalam mengembangkan
modul pada aspek lainnya dalam merdeka
belajar sebagai upaya peningkatan kualitas
pembelajaran, dan bagi peneliti selanjutnya
diharapkan lebih inovatif dalam menentukan
produk yang dihasilkan peserta didik dengan
mempertimbangkan nilai ekonomis dari
produk tersebut.

DAFTAR RUJUKAN
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. (2021). Buku Panduan
Guru Ilmu Pengetahuan Alam dan
Sosial (IPAS) Untuk Kelas X
SMK/MAK ISBN 978-623-6199-87-9
(Jil. 1). Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI.
Nasution, S. H. (2015). Mengembangkan
Media Pembelajaran Berbantuan
Komputer Pada Kelas Matematika,
Malang, 1-11.
Manalu, J. B., Sitohang, P., & Henrika, N.
H. (2022). Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Belajar. Prosiding Pendidikan
Dasar, 1(1), 80-86.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2022
Tentang Kebijakan Merdeka Belajar
Dalam Penentuan Kelulusan Peserta

140

Anda mungkin juga menyukai