Anda di halaman 1dari 8

Research.and.Development.Journal Of.

Education
Vol. 6 No. 2 April 2020, Pp : xx – xxx p–ISSN 2406-9744
DOI: http://dx.doi.org/10.30998/rdje.vxix.xxxx e–ISSN 2657-1056
Available online at https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/RDJE

MODEL PROJECT BASED LEANING (PjBL)


DALAM PEMBELAJARAN PAI
DI SMK NEGERI 1 BERAU KALTIM

Samsiadi1, Romelah2
Magister Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang
Samsiadi29@guru.smk.belajar.id1, romlah@umm.ac.id2

Abstract
Received:
Revised: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi
Accepted: pembelajajaran PAI dengan model project based leaning (PjBL) dan
respon peserta didik terhadap penerapan model PJBL di SMK Negeri 1
Berau. Pendekatan penelitian ini menggunakan kualitatif dengan jenis
evaluation research Sedangkan informannya adalah guru PAI dan peserta
didik kelas XI SMK Negeri 1 Berau. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Dan teknik alisis
data dilakukan dengan reduksi data, display data dan verifikasi data.
Penelitian menyebutkan bahwa materi jual beli yang merupakan materi
pelajaran di kelas XI dilakuakn dengan memberikan tugas proyek kepada
peserta didik yang diharapkan dapatk meningkatkan kreativitas dan
produktifitas peserta didik dalam mengembangkan dan menciptakan
peluang usaha, karena produk yang mereka jual adalah produk yang dibuat
sendiri sesuai dengan kompetensinya masing-masing, dengan demikian
kegiatan akan mengajak peserta didik untuk membuat kareativitas dan
menciptakan hal-hal yang baru yang memiliki nilai jual. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa (1) tahapan-tahapan (sintaks) pembelajaran PAI
dengan model project best learning meliputi membuat pertanyaan
mendasar, membuat perencanaan produk, menyusun jadwal kegiatan,
memantau perkembangan pembuatan proyek peserta didik, melakukan
penialaian dan melakukan evaluasi pelaksanaan produk yang dibuat oleh
peserta didik. (2) Respon peserta didik terhadap tugas yang diberikan
sangat positif, peserta didik bersemangat dalam menyelesaikakn tugas
proyek yang diberikan, tugas ini memberikan mereka pengalaman
terutama dalam hal pembuatan produk, pengemasan produk dan
pemasaran produk.

Keywords: Model Project Based Leaning; PjBL; Pembelajaran PAI;

(*) Corresponding Author: Samsiadi, Sam.ashifa@gmail.com, 081347817023. Romelah,


romlah@umm.ac.id2 082140002417

How to Cite: Samsiadi & Romelah (2022). Model Project Based Leaning (Pjbl) Dalam Pembelajaran Pai
Di Smk Negeri 1 Berau Kaltim. Research and Development Journal of Education, XX (x), x-xx.

INTRODUCTION

Kegiatan pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh


seorang guru yang dimulai dari perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
penilaian dan evaluasi pembelajaran (Ardiawan et al., 2020) (Setiawan & Sufa, 2020).
Rangkaian kegiatan tersebut merupakan rakaian kegiatan yang saling berhubungan satu
sama lain, perencanaan pembelajaran yang disusun dengan baik dan sistematis akan
membuat proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan diharapkan akan memberikan
Samsiadi & Romelah. / Reseacrh and Development Journal of Education, 6(2), xx-xx

hasil belajar yang baik (Kurniawati, 2021). Proses belajar mengajar yang dilakukan yang
merupakan bentuk interaksi antara guru dengan peserta didik harus dilakukan dengan
model dan metode yang tepat agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai
(Pane & Darwis Dasopang, 2017).
Penerapan model pembelajaran yang disusun sesuai dengan teori pengetahuan
yang telah disusun oleh para ahli. Prinsip penyusunan model pembelajaran yang
dilakukan oleh para ahli tentu telah mempertimbangkan berbagai aspek seperti aspek
psikologis, aspek sosiologis, aspek analisis sistem serta beberapa aspek pendikung
lainnya (Khoerunnisa & Aqwal, 2020).
Model pembelajaran merupakan bagian yang memiliki peran yang sangat penting
dalam aktivitas pembelajaran (Handayani et al., 2021). Pengembangan model
pembelajaran dilakukan dengan beberapa alasan diantaraya, yaitu: a) tujuan pembelajaran
dapat dicapai dengan mudah apabila menggunakan model pembelajaran yang efektif dan
akan membantu dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan baik, c) variasi model pembelajaran dapat memberikan gairah belajar peserta
didik, menghindari rasa bosan, dan akan berimplikasi pada minat serta motivasi peserta
didik dalam mengikuti proses pembelajaran, d) mengembangkan ragam model
pembelajaran sangat urgen karena adanya perbedaan karakteristik, kepribadian,
kebiasaan-kebiasaan cara belajar para peserta didik, e) kemampuan dosen/guru dalam
menggunakan model pembelajaran pun beragam, dan mereka tidak terpaku hanya pada
model tertentu, dan f) tuntutan bagi dosen/guru profesional memiliki motivasi dan
semangat pembaharuan dalam menjalankan tugas/profesinya(Asyafah, 2019).
Joyce & Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah bentuk
rancangan atau pola yang digunakan untuk menyusun kurikulum. Dalam hal ini
rancangan yang dimaksud meliputi perencanaan bahan pembelajaran dan pelaksanaan
pembelajaran. Model pembelaran yang dapat dijadikan sebagai dasar adalah model
pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sandi, 2018).
Pengertian Model Pembelajaran menurut Kemp adalah proses belajar mengajar yang
dilakukan antara guru dan peserta didik untuk pencapaian tujuan pembelajaran yang
efektif fan efisien (I. Wahyuni, 2019). Hal yang sama juga disampaikan oleh Kemp, Dick
and Carey yang menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah raangkaian
mekanisme pembelajaran yang digunakan secara bersamaan untuk mencapai tujuan
pembelajaran (Khoerunnisa & Aqwal, 2020).
Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam
pembelajaran. Ada beberapa alasan pentingnya pengembangan model pembelajaran,
yaitu: a) model pembelajaran yang efektif sangat membantu dalam proses pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai, b) model pembelajaran dapat
memberikan informasi yang berguna bagi peserta didik dalam proses pembelajarannya, c)
variasi model pembelajaran dapat memberikan gairah belajar peserta didik, menghindari
rasa bosan, dan akan berimplikasi pada minat serta motivasi peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran, d) mengembangkan ragam model pembelajaran sangat
urgen karena adanya perbedaan karakteristik, kepribadian, kebiasaan-kebiasaan cara
belajar para peserta didik, e) kemampuan dosen/guru dalam menggunakan model
pembelajaran pun beragam, dan mereka tidak terpaku hanya pada model tertentu, dan f)
tuntutan bagi dosen/guru profesional memiliki motivasi dan semangat pembaharuan
dalam menjalankan tugas/profesinya (Asyafah, 2019) (Ismail et al., 2021).
Model pembelajaran project based learning (PjBL) merupakan suatu motode
mengajar yang dapat mendorong peserta didik untuk memperoleh pengetahuan baru
berdasarkan pengalaman langsung yang dialami dalam melakukan kegiatan secara
langsung. Model pembelajaran bersifat praktik industri merupakan strategi pembelajaran
bersifat dasar. Di mana strategi yang digunakan tersebut membahas tentang bagaimana

-2-
Samsiadi & Romelah. / Reseacrh and Development Journal of Education, 6(2), xx-xx

mengajarkan dan mempraktekkan keterampilan dasar kejuruan. Jadi, strategi tersebut


belum membahas tentang bagaimana mengajarkan keterampilan-keterampilan yang
bersifat kompleks. Dengan menerapkan model pembelajaran project based learning
(PjBL) peserta didik akan menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara
yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Model
pembelajaran project based learning merupakan investigasi mendalam tentang sebuah
topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik (E. Wahyuni
& Fitriana, 2021) (Jumani, 2021).
Model pembelajaran project based learning (PjBL) dapat diterapkan di semua
bidang studi dengan menyeseuaikan sub-sub materi yang ada, model pembelajaran ini
juga bisa diterapkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Karena di dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam sering kali ditemukannya suatu permasalan baru
sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan menggunakan metode pembelajaran project
based learning (PjBL) yang bercirikan adanya peraktek nyata sehingga peserta didik
dapat berfikir ktritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh sebuah
pengetahuan dan pengalaman yang baru(Wahyuni & Fitriana, 2021) (Rochim et al.,
2021).
Pembelajaran PAI merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
membentuk manusia yang beriman dan bertakwa, memiliki keperibadian dan akhlak yang
baik dan menjadi insan paripurna. Dalam hal ini yang menjadi fokus utama adalah peserta
didik karena peserta didiklah yang harus mencapai tujuan pembelajaran yang sudah
ditetapkan, namun peran seorang guru sangat penting dalam mengajar, mendidik,
membimbing, melatih dan mengarahkan untuk mengantarkan peserta didik dalam dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Permasalah yang dihadapi oleh guru yang mengajar di sekolah menengah
kejuruan (SMK) ketika siswa harus melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan (PKL)
selama 6 bulan. Sedangkan guru non kejuruan juga dituntut untuk menyelesaikan materi
yang sudah ditargetkan. Permasalah yang lain praktek yang sering di lakukan oleh guru
pendidikan agama Islam masih bertahan pada kebiasaan-kebiasaan lama dan tidak
berfikir kritis untuk melakukan inovasi. Di sisi lain pendidikan Islam memiliki peranan
yang sangat penting dalam mengembangkan kuliatas iman dan takwa serta kualitas
sumber daya manusia agar umat islam mampu bersaing dengan berbmengemban tugas
penting, yakni bagaimana mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) agar
umat Islam dapat berperan aktif dan tetap survive di era globalisasi.
Berdasarkan permasalahan dan fenomena yang kemukakan di atas penulis tertarik
untuk mengkaji fenomena yang berhubungan dengan Implementasi Pembelajaran PAI
dengan menggunakan model Project Best Learning (PjBL) di SMK Negeri 1 Berau dan
bagaimana tanggapan peserta didik terhadap penerapan model Project Best Learning
(PjBL)

METHODS
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Creswell
penelitian kualitatif diartikan penelitian yang digunakan untuk meneliti permasalahan
manusia dan kehidupan sosial(Creswell, 2019). Hasil penelitian dilaporkan berdasarkan
data yang diperoleh dilapangan untuk dianalisis dan dideskripkan secara rinci menjadi
laporan penelitian. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan informasi
tentang implementasi pembelajaran PAI dengan model pembelajaran project best leaning
(PjBL) di SMK Negeri 1 Berau
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah, wawancara, observasi dan
dokumentasi untuk mengumpulkan data sesuai tata cara penelitian sehingga diperoleh
data yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

-3-
Samsiadi & Romelah. / Reseacrh and Development Journal of Education, 6(2), xx-xx

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mengumpulkan
data(Sugiyono, 2019).
Teknik analisa data menggunakan teknik analisis kualitatif untuk menghasilkan
data kualitatif yang tidak bisa dianalisis dengan menggunakan statistik, sehingga dapat
diinterpretasi menjadi kesimpulan dalam penelitian, menggunakan narasi dan penalaran
yang dapat diterima oleh akal. Penalaran yang dikumpulkan data kualitatif dan teknik
analisisnya menggunakan analisis kualitatif. Ketika menggunakan analisis kualitatif,
interpretasi apa yang ada dalam kesimpulan akhir menggunakan penalaran logis atau
sistematis. Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono mengatakan bahwa Analisis
data kualitatif diperlukan adanya komponen seperti reduksi data, sajian data, dan
verivikasi data/penarikan kesimpulan dengan menggunakan mode interactive.

RESULTS & DISCUSSION

Results
1. Implementasi pembelajaran PAI dengan model project best learning di SMK
Negeri 1 Berau
Hasil penelitian tentang implementasi pembelajaran PAI dengan model
project best learning (PjBL) di SMK Negeri 1 Berau pada peserta didik kelas XI
diperoleh data dan informasi bahwa peserta didik kelas XI terdiri dari 5 kompetensi
keahlian diantaranya kompetensi keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP),
kompetensi keahlian Akuntansi dan keuangan lembanga (AKL), kompetensi
keahlian Tata Busana (TBS), kompetensi keahlian Multimedia (MMD), dan
kompetensi keahlian Tatat Boga (TBG) dan saat ini sedang melaksanakan praktek
kerja lapangan (PKL) selama 6 bulan. Sehingga untuk mencapai target dan
menyelesaikan materi maka guru harus melakukan kegiatan pembelajaran yang tidak
mengganggu kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) dan tetap bisa menyelesaikan
tugas yang diberikan. Sehingga guru PAI khusunya kelas XI menerapkan model
pembelajaran projeck based leaning (PjBL) dengan terlebih dahulu menentukan
topik atau pokok bahasan yang sesuai dan dapat dilakukan dalam bentuk proyek.
Dalam hal ini guru PAI di SMK Negeri 1 Berau memilih pokok bahasan muamalah
dengan sub materi tentang jual beli.
Berikut adalah langkah-langkah implementasi pembelajaran PAI dengan model
project best learning di SMK Negeri 1 Berau sebagai berikut:
a. Penentuan pertayaaan mendasar, guru PAI menyampaikan topik/sub materi
tentang jual beli kepada peserta didik melalui kelas google classroom dan
mengajukan pertanyaan bagaimana cara memecahkan masalah yang
berhubungan dengan jual beli. Peserta didik mengajukan pertanyaan mendasar
apa yang harus dilakukan peserta didik terhadap topik/ pemecahan masalah
yang berhubungan dengan jual beli.
b. Membuat perencanaan desai produk, guru Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk membuat perencanaan terkait dengan produk apa yang akan
mereka perjual belikan, produk yang akan mereka jual bisa disesuaikan dengan
kompetensi keahlian yang mereka miliki, dalam hal ini guru tidak menentukan
produk, akan tetapi peserta didik sendiri yang menentukan produk apa yang
akan mereka perjual belikan dan memastikan setiap peserta didik dalam
kelompok memilih dan mengetahui prosedur pembuatan proyek/produk yang
akan dihasilkan.

-4-
Samsiadi & Romelah. / Reseacrh and Development Journal of Education, 6(2), xx-xx

c. Penyusunan jadwal pembuatan, guru dan peserta didik membuat kesepakatan


tentang jadwal pembuatan proyek jual beli yang dilakukan dan waktu
pengumpulannya. Sedangkan peserta didik menyusun jadwal penyelesaian
proyek mulai dari perencanaan, pembuatan produk apa yang akan dibuat sampai
pada proses jual beli yang akan dilakukan dengan memperhatikan batas waktu
penyelesaian yang telah disepakati bersama oleh guru dan peserta didik
d. Memantau siswa dan kemajuan proyek yang dilakukan, guru memantau
keaktifan peserta didik selama melaksanakan proyek, memantau realisasi
perkembangan dan membimbing jika mengalami kesulitan. Sedangkan peserta
didik melakukan pembuatan proyek sesuai jadwal, mencatat setiap tahapan,
mendiskusikan atau menanyakan permasalah yang muncul dalam penyelesaian
proyek dengan guru.
e. Menilai hasil, guru menilai hasil proyek yang telah diselesaikan oleh peserta
didik, dengan kesesuai antara perencanaan dan hasil sampai pada tahap akhir
pelaksanaan kegiatan, karena guru tidak bisa melihat dan menilain secara
langsung produk yang mereka hasilkan sehingga peserta didik diminta untuk
melihat hasil produk terutama untuk produk makanana mengenai kelayakan
produk terssebut untuk layak konsumsi.
f. Eavaluasi Pengalaman belajar, guru PAI memantau proses proses pelaksanaan
jual beli yang dilakukan, selanjutnya guru PAI dan peserta didik merefleksi/
kesimpulan. Setiap peserta didik memaparkan laporan.
Seperti yang telah dikemukanan bahwa dalam penerapan project based
leaning, masing-masing peserta didik diminta untuk membuat perencanaan terlebih
dahulu agar produk yang akan mereka buat betul-betul sudah direncanakan dengan
matang, terutama tentang produk apa yang akan dibua ketersediaan bahan akan
mereka buat, t, guru PAI tidak menentukan produk khusus akan mereka buat, akan
tetapi peserta didik sendiri yang akan menentukan produk yang akan mereka buat
sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Sebagian besar produk yang mereka
buat adalah produk makanan, seperti pisang naget, banana rool crisp, ayam bakar,
pisang kejumj kecuali untuk jurusan tata busana ada yang membuat masker ikat
rambut, konektor masker. Berikut salah satu contoh produk yang dihasilkan dari
model pembelajaran project based learning.

Gambar 1.1
Bahan pembuatan pisang naget

-5-
Samsiadi & Romelah. / Reseacrh and Development Journal of Education, 6(2), xx-xx

Dalam proses pembuatannya masing-masing peserta didik diminta untuk


mendokumentasikan proses pembuatan produk mereka, mulai dari persiapan, proses
pembuatan produk, pengemasan produk sampai pada proses jual beli produk.
Masing-masing peserta didik mempromosikan dan menjual produknya
mereka, ada yang menjual secara langsung keteman-temen mereka, tetangga dan
kerabantnya. Ada pula yang menjual produknya secara online melalui whatsapp dan
IG. Seluruh rangkaian kegiatan tersebut harus didokumentasikan dan dijadikan
lampiran pada laporan pelaksanaan kegiatan proyek jual beli.

2. Tanggapan peserta didik terhadap penerapan model Project Best Learning


(PjBL)
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada peserta didik yang dilakukan
secara acak, menurut Feti Fera peserta didik kelas XI jurusan Busana Butik “tugas
proyek tersebut adalah tugas yang sangat menyenangkan karena tugas tersebut
mengajarkan tentang jerih payah untuk mencari uang perekonomian dan cara jual
beli antara produsen dan konsumen terlebih lagi dalam Islam diajarkan juga bahwa
kepada pembeli kita harus ramah dan mengerti apa itu pembeli dan apa mau
pembeli. tugas ini pula mengajarkan kita bahwa setiap orang berbeda sudut pandang
dan berbeda cara untuk menghasilkan keuangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari”. Sedangkan menurut Mia Nur Afifah “Merasa senang dan sama sekali tidak
terpaksa dalam mengerjakan tugas proyek jual beli. Karena menurut saya, dari tugas
tersebut saya mendapat pengalaman baru yaitu berjualan, meski baru kepada teman-
teman dekat saya. Dari proyek tersebut, saya juga belajar mengenai tata cara jual beli
yang sesuai dengan ajaran Islam. Saya bercita-cita untuk menjadi wirausaha yang
menjual busana. Setelah mengerjakan tugas proyek, saya pun termotivasi agar
kedepannya saya bisa menerapkan prinsip ekonomi yang sesuai syariat Islam dalam
melakukan usaha saya nanti”.
Menurut Hemelda Rora dari kelas XI TBG “Bagi saya, saya sama sekali tidak
merasa terpaksa, hanya ketika awal saja saya bingung makanan apa yang harus di
perjual belikan. Saya senang ada tugas proyek jual beli, karena lebih memotivasi dan
lebih mengerti tentang jual beli antar sesama”.
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
peserta didik mengaku senang dan antusias dalam mengerjakan tugas proyek
yang diberikan karena mareka dapat belajar membuat produk, cara memasarkan
produk baik secara langsung maupun melalui aplikasi, selain itu mereka mengaku
senang karena dengan tugas tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mereka khusunya yang berhubungan dengan jual beli.

Discussion

Menguasai model pembelajaran merupakan salah satu skill yang harus dimiliki
oleh seorang guru, karena dengan menguasai model-model pembelajaran seorang guru
dapat menerapkan model atau metode yang sesuai dengan sistuasi dan kondisi peserta
didik. Seperti halnya dengan guru PAI di SMK Negeri 1 Berau ketika peserta didik nya
sedang melaksanakan PKL maka guru PAI harus bisa menerapkan model atau metode
yang tepat, dalam hal ini guru PAI memilih menggunakan model pembelajaran berbasis
project. Hal ini dapat menjadi referensi dan alternatif bagi guru non proktif dalam
menyelesaikan materi pada saat peserta didi sedang melaksanakan PKL selama kurang
lebih 6 bulan atau satu semester.

-6-
Samsiadi & Romelah. / Reseacrh and Development Journal of Education, 6(2), xx-xx

Penerapan model project based leaning (PjBL) di SMK Negeri 1 Berau menjadi
salah alternatif dan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh guru non kejuruan.
Dengan penerapan model pembelajaran ini, tidak menghalangi kegiatan peserta didik
kelas XI yang sedang melaksanakan PKL juga memberikan solusi bagi guru non kejuruan
untuk dalam menyelesaikan materinya.
Selain itu penerapan model project based learning mendapat respon yang luar
biasa dari peserta didik, karena mereka merapa tertantang untuk membuat produk-produk
yang sebelumnya belum pernah mereka buat. Selain itu mereka juga belajar untuk
berwirausaha, berjualan, berinteraksi dengan konsumen dan belajar bagaimana cara
mempromosikan produk mereka baik secara langsung maupun melalui aplikasi media
sosial seperti whatsaap dan instagram.
Beberapa penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh R. D. Anazifa and
Djukri dalam penelitiannya yang berjudul “Project- Based Learning and Problem- Based
Learning: Are They Effective to Improve Student’s Thinking Skills?”. Menjelaskan bahwa
Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran Biologi dapat dilakukan
dengan melakukan sintaks pembelajaran berbasis proyek yang ditulis dalam RPP. Sintaks
pembelajaran berbasis proyek menurut Bender (2012) adalah 1) pengenalan dan
perencanaan tim proyek; 2) tahap penelitian awal dalam hal pengumpulan informasi; 3)
kreasi, pengembangan, evaluasi awal penyajian, dan prototype 4) penelitian tahap kedua;
5) pengembangan presentasi akhir; dan 6) publikasi produk(Anazifa & Djukri, 2017)
(Ratnasari et al., 2018) (Hajar et al., 2021).
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Pengyue Guo dkk dalam penelitiannya
yang berjudul “A Review of Project-Based Learning in Higher Education: Student
Outcomes and Measures” Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) mengacu pada metode
instruksional berbasis inkuiri yang melibatkan peserta didik dalam konstruksi
pengetahuan dengan meminta mereka menyelesaikan proyek yang berarti dan
mengembangkan produk dunia nyata (Guo et al., 2020) (Putri et al., 2020) .

CONCLUSION

Hasil penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 1 Berau tentang implementasi


pembelajaran PAI dengan model project best learning. Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan bahwa peserta didik kelas XI sedang melaksanakan praktek kerja lapangan
(PKL) sedangkan pelajaran non kejuruan juga dituntut untuk menyelesaikan materi di
kelas XI, sehingga guru PAI mengambil inisiatif untuk menggunakan model
pembelajaran project best learning (PjBL) pada materi jual beli. Dalam pelaksanaannya
peserta didik diminta untuk membuat perencanaan terlebih dahulu tentang produk apa
yang mereka buat. Kemudian peserta didik diminta untuk mendokumentasikan
kegiatannya mulai dari proses persiapan, pembuatan, pengemasan sampai pada proses
jual beli produknya, produk yang dihasilkan ada yang dijual lagsung ke konsumen dijual
secara l terakhir peserta didik diminta untuk membuat laporan kegiatan dan melampirkan
semua dokumentasi kegiatannya

REFERENCES

Anazifa, R. D., & Djukri. (2017). Project- based learning and problem- based learning:
Are they effective to improve student’s thinking skills? Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia, 6(2). https://doi.org/10.15294/jpii.v6i2.11100
Ardiawan, I. K. N., Kristiana, P. D., & Swarjana, I. G. T. (2020). Model Pembelajaran
Jigsaw Sebagai Salah Satu Strategi Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar. Jurnal

-7-
Samsiadi & Romelah. / Reseacrh and Development Journal of Education, 6(2), xx-xx

Pendidikan Dasar, 1(1).


Asyafah, A. (2019). MENIMBANG MODEL PEMBELAJARAN (Kajian Teoretis-Kritis
atas Model Pembelajaran dalam Pendidikan Islam). TARBAWY : Indonesian Journal
of Islamic Education, 6(1). https://doi.org/10.17509/t.v6i1.20569
Creswell, J. W. (2019). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approaches, terj. Achmad Fawaid, Research Design Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed (Cetakan IV). Pustaka Pelajar.
Guo, P., Saab, N., Post, L. S., & Admiraal, W. (2020). A review of project-based learning
in higher education: Student outcomes and measures. International Journal of
Educational Research, 102. https://doi.org/10.1016/j.ijer.2020.101586
Hajar, I., Lufri, & Fauzan, A. (2021). Validity level analysis model PjBL for biology
learning. Journal of Physics: Conference Series, 1940(1).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1940/1/012125
Handayani, A. M., Suhendar, U., & Merona, S. P. (2021). Model PjBL Dengan Lembar
Kerja KWL Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis.
HISTOGRAM: Jurnal Pendidikan Matematika, 4(2).
https://doi.org/10.31100/histogram.v4i2.647
Ismail, R., Rifma, R., & Fitria, Y. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Tematik Berbasis
Model PJBL di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(2).
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i2.808
Jumani. (2021). Meningkatkan Kreativitas dan Inisiatif Guru Melalui Model
Pembelajaran Daring dalam Masa Pandemi COVID-19. Jurnal Pendidikan
Indonesia, 2(3). https://doi.org/10.36418/japendi.v2i3.116
Khoerunnisa, P., & Aqwal, S. M. (2020). Analisis Model-model Pembelajaran.
FONDATIA, 4(1). https://doi.org/10.36088/fondatia.v4i1.441
Kurniawati, J. (2021). Definisi Perencanaan Pembelajaran. Researchgate.Net, March.
Pane, A., & Darwis Dasopang, M. (2017). BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.
FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 3(2), 333.
https://doi.org/10.24952/fitrah.v3i2.945
Putri, N. S. Y., Rosidin, U., & Distrik, I. W. (2020). PENGARUH PENERAPAN
PERFORMANCE ASSESSMENT DENGAN MODEL PJBL TERHADAP
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA SMA. Jurnal
Pendidikan Fisika, 8(1). https://doi.org/10.24127/jpf.v8i1.1956
Ratnasari, N., Tadjudin, N., Syazali, M., Mujib, M., & Andriani, S. (2018). Project Based
Learning (PjBL) Model on the Mathematical Representation Ability. Tadris: Jurnal
Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah, 3(1). https://doi.org/10.24042/tadris.v3i1.2535
Sandi, N. V. (2018). Penerapan Model Project Based Learning Melalui Pembelajaran
Drama Dalam Mengembangkan Kreativitas Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Dan
Kajian Seni, 3(1). https://doi.org/10.30870/jpks.v3i1.4064
Setiawan, M. H. Y., & Sufa, F. F. (2020). MEMBERIKAN PENDALAMAN
KREATIFITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN SAINTIFIK. Adi Widya :
Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(1a). https://doi.org/10.33061/awpm.v4i1a.3870
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, R&D dan
Penelitian Tindakan) (Nuryanto Apri (ed.); Edisi Ke-3). CV. Alfabeta.
Wahyuni, E., & Fitriana. (2021). Implementasi Model Pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agamam Islam SMP Negeri 7 Kota Tangerang. Tadarus
Tarbawy, 3(1).
Wahyuni, I. (2019). Strategi dan Inovasi Pembelajaran Bahasa Indoensia di Era 4.0
(Cetakan 1). Uwais Insprirasi Indoensia.

-8-

Anda mungkin juga menyukai