Anda di halaman 1dari 4

Nama : Agia Rezqiana

NIM : 1503619053
Syntax Model Pembelajaran Project Based Learning

Model pembelajaran project based learning adalah model pembelajaran berbasis


proyek yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengasah dan
mengembangkan kemampuan untuk memecahkan dan mengatasi masalah atau tantangan
yang dihadapi. (Nurfitriyanti, 2016) Model pembelajaran project based learning dapat
menumbuhkan sikap belajar siswa yang lebih disiplin dan dapat membuat siswa lebih aktif
dan kreatif dalam belajar. Model pembelajaran project based learning juga memiliki potensi
yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna.
Selain itu, project based learning juga memfasilitasi peserta didik untuk berinvestigasi,
memecahkan masalah, bersifat students centered, dan menghasilkan produk nyata berupa
hasil proyek. Model pembelajaran project based learning harus disiapkan dengan baik oleh
pendidik agar membawa hasil yang baik dan tujuan pembelajaran pun tercapai. Diambil dari
Pelangi 2013-Direktorat Pembinaan SMP dalam (Wahyu et al., 2018) Karakteristik model
pembelajaran project based learning yaitu (1) membuat keputusan tentang permasalahan
yang diberikan, (2) mendisain solusi atas permasalahan yang diajukan, (3) secara
kolabratif bertanggung jawab mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan,
(4) secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan, (5) produk
akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, (6) situasi pembelajaran sangat
toleran terhadap kesalahan dan perubahan. Dilihat dari prinsip dan karakterisrik pembelajaran
project based learning, model pembelajaran ini diharapkan dapat mendorong kemampuan
peserta didik dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Langkah-langkah Project Based Learning yang telah dikembangkan oleh The Lucas George
Fundation dalam (Anisa Yunita Sari, 2018)
1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With The Essensial Question)
Pembelajar dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu pertanyaan yang dapat memberi
penugasan kepada siswa untuk melakukan suatu aktivitas. Topik penugasan sesuai
dengan dunia nyata yang relevan untuk siswa dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam.
2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design A Plan For The Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan demikian
siswa diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi
tentang aturan main, pemilihan aktifitas yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang, mungkin
serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian
proyek
3. Menyusun Jadwal (Create Schedule) Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun
jadwal aktifitas dalam menyelesaikan proyek. Aktifitas pada tahap ini antara lain:1)
Membuat timeline (alokasi waktu) untuk menyelesaikan proyek, 2) Membuat deadline
(batas waktu akhir) penyelesaian proyek, 3) Membawa peserta didik agar
merencanakan rencana yang baru, 4) Membimbing peserta didik ketika mereka
membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu acara
4. Memonitor Siswa dan Kemajuan Proyek (Monitoring)
Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas siswa selama
menyelesaikan proyek. Monitoring dapat dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa
pada setiap proses. Guru berperan sebagai mentor dalam aktivitas siswa. Agar
mempermudah proses monitoring dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam
keseluruhan aktivitas yang penting
5. Menguji Hasil (Assess The Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar,
berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik
tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam
menyusun strategi pembelajaran berikutnya.  
6. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate The Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan
baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar
dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama
proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new
inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama
pembelajaran.
Disimpulkan dari beberapa penelitian terkait model pembelajaran project based
learning, model pembelajaran ini mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Kelebihannya adalah meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari dengan pola pikir yang kritis dan peserta didik memiliki pengalaman
terkait mengelola dan mengorganisasikan proyek sehingga peserta didik mempunyai motivasi
yang lebih. Sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan biaya yang lebih untuk
memfasilitasi peserta didik seperti peralatan yang dibutuhkan dan membutuhkan banyak
waktu agar peserta didik memahami materi proyek secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, S., Utaya, S., Bachri, S., Sumarmi, & Susilo, S. (2020). Effect of problem-based
learning on critical thinking skills. Journal of Physics: Conference Series, 8(2), 743–
755. https://doi.org/10.17478/jegys.650344
Anisa Yunita Sari, R. D. A. (2018). Implementasi Pembelajaran Project Based Learning
Untuk Anak Usia Dini. Motoric, 1(1), 10.
https://doi.org/10.31090/paudmotoric.v1i1.547
Anggraini, P. D., & Wulandari, S. S. (2020). Analisis Penggunaan Model Pembelajaran
Project Based Learning Dalam Peningkatan Keaktifan Siswa. Jurnal Pendidikan
Administrasi Perkantoran, 9(2), 292–299.
Arifa, A. B., Wibawanto, S., & Wirawan, I. M. (2018). Penerapan Model Pembelajaran
Project Based Learning Dengan Strategi Metakognitif Untuk Meningkatkan
Metakognitif Dan Hasil Belajar. Jurnal Ilmiah Teknologi Infomasi Terapan, 4(3).
https://doi.org/10.33197/jitter.vol4.iss3.2018.173
Edy, D. L., Widiyanti, & Basuki. (2020). Revisiting the Impact of Project-Based Learning on
Online Learning in Vocational Education: Analysis of Learning in Pandemic Covid-19.
4th International Conference on Vocational Education and Training, ICOVET 2020,
378–381. https://doi.org/10.1109/ICOVET50258.2020.9230137
Lilis Wardani, M. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Membuat Kaitan pada
Benda jadi Kelas X Tata Busana SMK Negeri 1 Bojonegoro. E-Journal, 06(3), 12–16.
Megayanti, T., Busono, T., & Maknun, J. (2020). Project-based learning efficacy in
vocational education: Literature review. IOP Conference Series: Materials Science and
Engineering, 830(4). https://doi.org/10.1088/1757-899X/830/4/042075
Nurfitriyanti, M. (2016). Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika. Jurnal Formatif, 6(2), 149–160.
Rachmad Syarifuddin Hidayatullah, Sudirman Rizki Ariyanto, Muhaji, Husni Mubarok, A.
Y. (2020). Collaborative Problem Based Learning : An Analysis of Problem Solving
Skills in Vocational Schools. International Journal of Recent Educational Education,
1(3), 209–217.
Sudjimat, D. A., Nyoto, A., & Romlie, M. (2020). Implementation of Project-Based Learning
Model and Workforce Character Development for the 21st Century in Vocational High
School. International Journal of Instruction, 14(1), 181–198.
https://doi.org/10.29333/IJI.2021.14111A
Suryani, D. A., & Puspasari, D. (2020). Penerapan Model Project Based Learning Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kearsipan Kelas X OTKP SMKN 2 Tuban
Penerapan Model Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa …. Jurnal
Pendidikan Administrasi Perkantoran, 8(3), 351–360.
Wahyu, R., Islam, U., & Rahmat, R. (2018). Implementasi Model Project Based Learning
( PJBL ) Ditinjau dari Penerapan Implementasi Model Project Based Learning ( PJBL )
Ditinjau dari Penerapan Kurikulum 2013. Teknoscienza, 1(1).
Yulianto Aris, Fatchan A, K. A. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Project Based
Learning Berbasis Lesson Study Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan, 2(3), 448–453.

Anda mungkin juga menyukai