Anda di halaman 1dari 11

Nama : Yudi Ramadhoni

NIM : 4201131015

Dosen Pengampu : Dr. Gulmah Sugiharti, M.Pd

Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar Kimia

Identitas Jurnal
- Jurnal 1
1. Judul : MODELLING THE EFFECTS OF SELECTED AFFECTIVE
FACTORS ON LEARNING STRATEGIES AND CLASSROOM
ACTIVITIES IN SCIENCE EDUCATION
2. Jurnal : JOURNAL OF BALTIC SCIENCE EDUCATION
3. Vol. dan No : 16 dan 4
4. Tahun : 2017
5. Penulis : Mustafa Akilli dan Murat Genc
6. ISSN : 2538-7138 (Online)
7. Doi : 10.33225/jbse/17.16.599
8. Donwload : http://oaji.net/articles/2017/987-1503905406.pdf

- Jurnal 2
1. Judul : Pengembangan Model Blended Learning Berbasis Masalah pada
Mata Pelajaran Sistem Komputer
2. Jurnal : Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology
3. Vol. dan No : 6 dan 2
4. Tahun : 2017
5. Penulis : Nur Aeni, Titi Prihatin dan Yuli Utanto
6. ISSN : 2502-4558 (Online)
7. Doi : 10.15294/IJCET.V6I2.15642
8. Donwload : https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujet/article/view/15642/9212

1
LAPORAN JURNAL
Abstrak
- Jurnal 1
Diketahui bahwa faktor afektif, kognitif dan psikomotorik berpengaruh positif
terhadap proses pembelajaran IPA. Semua faktor ini memiliki interaksi di antara
mereka sendiri. Jadi penting untuk meneliti apa ukuran dan arah interaksi ini.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh nilai, sikap dan efikasi diri
terhadap strategi pembelajaran aktif dan aktivitas kelas dengan menggunakan
Structural Equation Model. Penelitian dilakukan dengan analisis jawaban siswa
terhadap data angket menggunakan Structural Equation Modelling. Awalnya uji KMO
dan Bartlett dilakukan untuk menguji kesesuaian skala dengan analisis faktor.
Kemudian model struktural teoritis diuji menggunakan LISREL. Pada akhir tes SEM,
ditemukan adanya pengaruh positif dari faktor afektif terpilih terhadap strategi
pembelajaran dan aktivitas kelas.

- Jurnal 2
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penerapan pembelajaran blended learning
yang memerlukan interaksi dan komunikasi guru dan peserta didik yang lebih banyak,
sementara ketersediaan waktu tatap muka dalam pembelajaran masih kurang. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menganalisis model blended learning yang digunakan
saat ini, mengembangkan model blended learning dan menguji keefektifan model
blended learning berbasis masalah. Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode penelitian dan pengembangan (R & D). Analisis deskriptif untuk
mengetahui gambaran atau besarnya persentase data penilaian produk dan angket
keefektifan yang berada pada ketegori minimal baik sampai sangat baik. Hasil
penelitian menunjukan bahwa (1) Blended learning yang selama ini dilaksanakan
menggunakan LMS Edmodoyang hanya di implementasikan untuk keperluan
evaluasi pembelajaran. (2) Model blended learning berbasis masalah layak
digunakan berdasarkan hasil validasi ahli yaitu persentase validasi silabus 90%,
persentase validasi RPP 84,55% dan validasi e-learning 83%. (3) Model blended
learning berbasis masalah efektif digunakan dalam pembelajaran berdasarkan hasil
post test kelas control 77,33 dan rerata post test kelas eksperimen 81,11. Hasil analisis
Uji tdiperoleh nilai thitung= 2,161 dengan pvalue = 0,03< 0,05 yang berarti bahwa ada

2
perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Manfaat penelitian untuk menambah khasanah keilmuan dalam teknologi
pembelajaran tentang blended learning khususnya penggunaan Edmodo pada
pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Ringkasan Isi
- Jurnal 1
Sejak tahun 1980-an, tujuan utama program sains di Amerika dan banyak
negara Eropa adalah mendidik setiap siswa menjadi “sains-literate” dan membekali
mereka dengan keterampilan berpikir ilmiah dari pada hanya mentransmisikan
informasi ilmiah melalui pendidikan sains. Struktur konseptual dan interpretasi mental
dari pengetahuan, variabel afektif yang beroperasi dalam proses mental ini selama
pembelajaran, dan proses belajar dan mengajar di lingkungan kelas memainkan peran
penting dalam pengajaran sains. Beberapa penelitian tentang faktor afektif
menunjukkan bahwa sikap, nilai, dan efikasi diri merupakan penentu penting dari
pembelajaran siswa, prestasi dalam sains, dan pengembangan pemikiran kritis dan
keterampilan proses ilmiah. Keterampilan afektif terdiri dari banyak faktor seperti :
1. Efikasi diri
Salah satu ciri afektif tersebut adalah keyakinan siswa tentang kemampuan
mereka untuk berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan. Efikasi diri yang
dirasakan mencakup keyakinan siswa tentang kompetensi diri mereka untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan sains. Ini tentang motivasi
diri siswa. Keyakinan (self-efficacy) mempengaruhi motivasi, struktur kognitif
dan perilaku seseorang.
2. nilai pembelajaran sains
“Nilai pembelajaran sains” adalah faktor yang berkaitan dengan pencapaian
kemampuan pemecahan masalah siswa, mengalami kegiatan inkuiri, merangsang
proses berpikir mereka sendiri dan menghubungkan sains dengan kehidupan
sehari-hari. Nilai pembelajaran sains memungkinkan siswa memperoleh
keterampilan memecahkan masalah, mengalami aktivitas berbasis penelitian,
berpikir sendiri, dan menghubungkan sains dengan kehidupan sehari-hari.
3. sikap terhadap sains
Sikap terhadapat sains merupakan salah satu faktor penting bagi siswa untuk
memperoleh pengalaman belajar yang efektif. sikap siswa terhadap sains

3
memungkinkan mereka untuk memahami dan mempelajari materi pelajaran dan
kegiatan terkait. Sikap bukanlah perilaku yang dapat diamati, tetapi
kecenderungan yang mempengaruhi perilaku. sikap mengacu pada penilaian
informasi episodik pada beberapa objek
4. strategi pembelajaran aktif
Strategi belajar adalah kegiatan belajar individu yang membantu individu
dalam belajar sendiri. Strategi belajar adalah salah satu pendekatan yang
memfasilitasi belajar mandiri. Tujuan dari strategi pembelajaran adalah untuk
bertindak pada keadaan sensorik siswa dan memfasilitasi pemilihan, organisasi
dan integrasi informasi baru. Strategi pembelajaran aktif berperan aktif dalam
siswa memanfaatkan strategi yang berbeda untuk membangun pengetahuan
berdasarkan informasi sebelumnya.
5. kegiatan belajar dikelas
kegiatan pembelajaran di kelas lebih efektif dalam mendorong dan memotivasi
siswa untuk menyelesaikan tugas tingkat yang lebih tinggi. Kegiatan pembelajaran
di kelas yang paling menarik dan memotivasi adalah yang memungkinkan lebih
banyak otonomi, mengarah pada pembelajaran mandiri, memfasilitasi kolaborasi
berkelanjutan dengan teman sekelas dan siswa luar negeri, dan melampaui lingkup
kursus.
Guru kelas yang efektif memahami pentingnya menyediakan siswa dengan
berbagai kegiatan belajar di kelas. Mereka juga memahami bahwa dengan
bertambahnya jumlah siswa di kelas, mereka akan memiliki lebih sedikit masalah
dengan manajemen perilaku.
Identifikasi faktor-faktor ini akan menjadi sangat penting dalam meningkatkan
pengetahuan siswa dan akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penemuan
keterampilan mereka.
Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan structural equation modeling (SEM). SEM adalah
pendekatan statistik komprehensif yang digunakan untuk menguji model yang dicirikan oleh
kausal dan hubungan korelasional antara variabel yang diamati dan variabel laten dan
memungkinkan seseorang untuk meneliti serangkaian hubungan antara satu atau lebih
variabel independen dan satu atau lebih variabel dependen. Partisipan penelitian ini
merupakan para remaja yang usianya 10-14 tahun dengan total 1251 siswa dari sekolah
menengah di Turki dari 2 kota dan 8 sekolah dengan tahun ajaran2015-2016.

4
Terdapat beberapa variabel laten dalam penelitian ini, yaitu sikap, nilai, efikasi diri, strategi
pembelajaran dan kegiatan belajar dikelas

Penelitian ini menguji pengaruh efikasi diri, nilai belajar IPA dan sikap terhadap
pembelajaran IPA terhadap strategi pembelajaran dan aktivitas pembelajaran di kelas. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai pembelajaran IPA berpengaruh positif terhadap strategi
pembelajaran.
Hasil lain dari penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara efikasi diri
dengan strategi pembelajaran aktif. Hasil ini menekankan bahwa siswa yang percaya bahwa
mereka dapat melakukan tugas belajar sains dengan baik menggunakan strategi pembelajaran
aktif tingkat yang lebih tinggi.
- Jurnal 2
Perkembangan pembelajaran berbasis komputer menjadi salah satu titik awal
dari adanya e-learning. E-learning sendiri yaitu mengacu pada pembelajaran yang
menggunakan komunikasi elektronik seperti halnya dengan e-mail dan video
conference. Fungsi e-learning sendiri sebagai alternatif pembelajaran konvensional.
Blended learning merupakan integrasi dari pembelajaran secara tatap muka
dengan pembelajaran secara online. Blended learning menggambarkan sebagai model
untuk pembelajaran dimana guru memanfaatkan teknologi, biasanya dalam pengisian
instruksi berbasis web, tugas keseharian, atau memungkinkan sebagai petunjuk utama
instruktur.
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu menunjukan bahwa pelaksanaan
blended learning sebagai pelengkap materi pembelajaran, sebagai alat untuk
meningkatkan kemadirian peserta didik. Selain itu, blended learning mampu
meningkatkan pengetahuan peserta didik serta respon peserta didik.
Hasil observasi di SMK Negeri 8 Semarang yang di lakukan pada tanggal 18
Desember 2016 diketahui bahwa tingkat ketuntasan peserta didik dalam pelajaran
sistem komputer masih rendah dibuktikan dengan ulangan harian peserta didik yang
52% masih di bawah kriteria ketuntasan minimal sehingga harus mengikuti program
remidial. Pelaksanaan model blended learning pada mata pelajaran sistem komputer
juga belum berjalan secara optimal. Penerapan blended learning seharusnya dapat
tercapai dalam pembelajaran yang ada di SMK Negeri 8 Semarang. Hal ini
dikarenakan fasilita yang dimiliki oleh peserta didik. Data hasil observasi awal
menunjukan bahwa 98% peserta didik jurusan multime dia memiliki laptop. Selain

5
itu, 98% peserta didik menggunakan handphone dengan sistem operasi berbasis
android sehingga dapat dengan mudah untuk mengakases internet. Fasilitas
lainnya untuk mendukung pembelajaran blended learning adalah adanya akses
internet.

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis, mengembangkan dan menguji


model blended learning berbasis masalah pada mata pelajaran sistem komputer.
Manfaat penelitian untuk menambah khasanah keilmuan dalam teknologi
pembelajaran tentang blended learning khususnya penggunaan aplikasi Edmodo
dalam pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R & D).
Metode penelitian dan pengembangan adalah cara ilmiah untuk meneliti, merancang,
memproduksi dan menguji validitas produk yang telah dihasilkan (Sugiyono,
2015, p. 31). Produk yang akan dikembangkan pada penelitian ini adalah model
blended learning berbasis masalah dengan LMS Edmodo.
Tahapan pengembangan model tersebut yaitu membuat rancangan
produk, validasi desain, revisi desain, pembuatan produk. Tahap pengembangan
model blended learning berbasis masalah dimulai dengan membuat rancangan
produk. Rancangan produk yang akan dibuat yaitu meliputi silabus, RPP dan objek
ajar. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran sistem komputer kelas X pada
kompetensi keahlian Multimedia SMK Negeri 8 Semarang. Adapun kompetensi
dasar yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Menganalisis memori
berdasarkan karakterisrik sistem memori (lokasi, kapasitas, satuan, cara akses, kinerja,
tipe fisik dan karakterisrik fisik). Berdasarkan hasil analisis peneliti maka tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai adalah peserta didik mampu menganalisis
memori berdasarkan karakteristik sistem memori. Selain itu, peserta didik
diharapkan untuk mampu berfikir secara kritis terhadap masalah yang diberikan
oleh pendidik.
Pemilihan media pembelajaran e-learning karena
1. memiliki beberapa keunggulan diantaranya yaitu memiliki tingkat
fleksibilitas yang tinggi. Peserta didik dapat mengakses bahan
pembelajaran dimanapun dan kapanpun, sehingga peserta didik
mampu memperdalam materi pembelajaran meskipun tanpa gurunya.

6
2. Peserta didik dapat melakukan konsultasi terhadap pendidik tentang
materi yang belum dipahami dan tugas-tugas yang harus segera
dikerjakan.
3. Adanya fasilitas yang dimiliki oleh peserta didik yaitu handphone
yang berbasis android, laptop dan koneksi internet gratis yang
disediakan oleh sekolah. Langkah berikutnya adalah pemilihan format
pembelajaran yang akan digunakan yaitu model blended learning
berbasis masalah. Tampilan permasalahan yang dikemukakan secara
onlinedi Edmodo.
Model blended learning yang dikembangkan adalah model blended learning
berbasis masalah. Model blended learning yang dikembangkan digunakan untuk
mata pelajaran sistem komputer dengan pokok bahasan karakteristik memori.
Pengembangan model juga perlu mengetahui keefektifannya. Efektif menurut
Akker dalam Hasjiandito (2016, p. 12) mengacu pada tingkatan bahwa pengalaman
dan hasil intervensi konsisten dengan tujuan yang kan dicapai, indikator keefektifan
dapat diliha dari hasil belajar, aktivitas, respon dan motivasi dalam mengikuti
pembelajaran dan mengerjakan permasalahan pembelajaran.
keefektifan dilihat berdasarkan pelaksanaan model blended learning dari
hasil observasi yang menunjukan bahwa model blended learning berbasis masalah
dapat dilaksanakan dalam pembelajaran pada pokok bahasan karakteristik sistem
memori yang menunjukan keterlaksanaan dalam kategori baik. Hal ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Garrison & Heather (2004, p. 95) yang menunjukan
bahwa pembelajaran blended learning merupakan integrasi dari pembelajaran
secara tatap muka dengan pembelajaran secara online. Dilihat dari hasil yang telah
diperoleh, pembelajaran model blended learning berbasis masalah dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik, pembelajaran berbasis masalah berjalan
sesuai langkah-langkah dengan benar, membangkitkan minat peserta didik untuk
belajar, menumbuhkan sikap kritis untuk bertanya dan berpendapat serta
memudahkan komunikasi antara peserta didik dan pendidik.
keefektifan model blended learning berbasis masalah dilihat dari respon
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukan bahwa respon peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model blended learning berbasis masalah dalam kategori baik. Hal
tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Stockwell yang menyatakan

7
blended learning dapat mendukung problem based learning yang secara signifikan
meningkatkan pemecahan masalah di kelas dan performa ujian dan
meningkatkan kehadiran serta respon peserta didik (Stockwell, Stockwell,
Cennamo, & Jiang, 2015, pp. 933-936)

Kesimpulan
- Jurnal 1
Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai pembelajaran IPA, sikap terhadap IPA
dan tingkat efikasi diri berpengaruh positif terhadap aktivitas pembelajaran di kelas
dan strategi pembelajaran aktif. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dengan efikasi diri
yang tinggi percaya bahwa mereka mampu melakukan tugas belajar mereka terlepas
dari kesulitan mereka. Nilai pembelajaran sains membantu siswa memahami apakah
berharga untuk mempelajari sains di mana mereka terlibat.
Kegiatan pembelajaran di kelas dan strategi pembelajaran aktif merupakan hal
yang penting dalam pendidikan sains. Keduanya mempengaruhi prestasi akademik
dan motivasi dalam pendidikan sains. Mungkin ada banyak faktor yang
mempengaruhi aktivitas pembelajaran di kelas dan strategi pembelajaran aktif.
Beberapa faktor tersebut adalah nilai belajar IPA, sikap terhadap IPA dan tingkat
efikasi diri. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dengan efikasi diri yang tinggi percaya
bahwa mereka mampu melakukan tugas belajar mereka terlepas dari kesulitan
mereka. Nilai pembelajaran sains membantu siswa memahami apakah berharga untuk
mempelajari sains di mana mereka terlibat. Sikap siswa terhadap sains
memungkinkan mereka untuk memahami dan mempelajari materi pelajaran dan
kegiatan terkait.
- Jurnal 2
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran blended learning yang selama ini dilaksanakan di SMK Negeri
8 Semarang pada mata pelajaran sistem komputer hanya diimplementasikan
sebagai alat bantu untuk ulangan harian dan remidial.
2. Pengembangan model blended learning berbasis masalah melalui beberapa
tahap meliputi tahapan membuat rancangan produk, validasi desain, revisi
desain, pembuatan produk. Model pembelajaran blended learning berbasis

8
masalah meliputi silabus, RPP dan objek valid dan digunakan dalam mata
pelajaran sistem komputer.
3. Penggunaan model pembelajaran blended learning di SMK Negeri 8
Semarang efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat
dilihat dari empat indikator yaitu model blended learning dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik, pelaksanaan model blended learning yang baik,
meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar dan mendapatkan respon
yang positif dari peserta didik

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL

Kelebihan Jurnal

- Jurnal 1
Kelebihan yang terdapat pada jurnal yang pertama dengan judul Moodelling The
Effects Of Selected Affective Factors On Learning Strategies And Classroom
Activities In Science Education yaitu Isi jurnal yang dijelaskan bertahap-tahap yang
dapat memudahkan pembaca dalam memahami isi jurnalnya.

- Jurnal 2
Kelebihan yang terdapat pada jurnal yang kedua dengan judul Pengembangan Model
Blended Learning Berbasis Masalah pada Mata Pelajaran Sistem Komputer yaitu
Penjelasan yang dilengkapi dengan gambar sehingga mempermudah pembaca untuk
dapat memahaminya.

Kekurangan Jurnal

- Jurnal 1
Kekurangan yang terdapat pada jurnal yang pertama dengan judul Moodelling The
Effects Of Selected Affective Factors On Learning Strategies And Classroom
Activities In Science Education yaitu jarak font yang berdekatan dan font yang
digunakan tidak seperti pada umumnya.
- Jurnal 2

9
Kekurangan yang terdapat pada jurnal yang kedua degan judul Pengembangan Model
Blended Learning Berbasis Masalah pada Mata Pelajaran Sistem Komputer yaitu
terdapat beberapa gambar yang tidak jelas.

DAFTAR PUSTAKA
Aeni, N., Prihatin, T. and Utanto, Y. (2017) ‘Pengembangan Model Blended Learning
Berbasis Masalah pada Mata Pelajaran Sistem Komputer’, Innovative Journal of Curriculum
and Educational Technology, 6(2), pp. 27–38. doi: 10.15294/ijcet.v6i2.15642.

Akilli, M. and Genc, M. (2017) ‘Modelling The Effects Of Selected Affective Factors On
Learning Strategies And Classroom Activities In Science Education’, Journal Of Baltic
Science Education, 16(4), pp. 599–611. doi: 10.33225/jbse/17.16.599

10
11

Anda mungkin juga menyukai