Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,

dan negara. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang Undang Republik

Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, dinyatakan   

bahwa Pembelajaran adalah interaksi antara pendidik, peserta didik, dan

sumber belajar, di dalam lingkungan belajar tertentu. Berdasarkan pada

pernyataan diatas maka dalam mendeskripsikan setiap unsur yang terlibat

dalam pembelajaran dapat mengunakan pendekatann Student Center

Learning (1).

Student Centered Learning (SCL) menekankan pengembangan

kreativitas, kapasitas, kebutuhan mahasiswa dan mengembangkan

kemandirian dalam menemukan pengetahuan. SCL adalah suatu metode

pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses

belajar. Dalam menerapkan konsep SCL, peserta didik diharapkan sebagai

peserta aktif dan mandiri dalam proses belajar yang bertanggung jawab

dan berinisiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, menemukan

1
2

sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab kebutuhannya,

membangun serta mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan

kebutuhan serta sumber-sumber yang ditemukannya (2). SCL merupakan

metode pembelajaran yang memberdayakan peserta didik menjadi pusat

perhatian selama proses pembelajaran berlangsung. Salah satu model

pembelajaran yang dikembangkan dalam pembelajaran SCL yaitu

Problem Based Learning (3).

Problem Based Learning (PBL) yaitu metode pengajaran

kelompok kecil yang mengimbinasikan pengetahuan dengan

pengembangan dari sikap dan keterampilan umum. Model belajar PBL

merupakan lingkungan belajar yang didalamnya menggunakan masalah

untuk belajar, yaitu sebelum pembelajar mempelajari sesuatu hal, mereka

diharuskan mengidentifikasi suatu masalah, baik yang dihadapi secara

nyata maupun telaah kasus. Masalah diajukan sedemikian rupa sehingga

para mahasiswa menemukan kebutuhan belajar yang diperlukan agar

mereka dapat memecahkan masalah tersebut (2). Pokok persoalan tersebut

membantu dan mendorong peserta didik untuk mengembangkan

pemahaman tentang berbagai konsep yang mendasari masalah tersebut

serta prinsip pengetahuan lainnya yang relevan, egiatan untuk memperoleh

pengetahuan dan pemahaman baru melalui pembahasan masalah tersebut

dikenal sebagai Small Group Discussion (4).


3

Small Group Discussion (SGD) yaitu diskusi kelompok kecil

(tutorial) yang merupakan inti dari PBL. Kehidupan PBL aktivitas

pembelajaran bertumpu pada proses tutorial. Dalam proses tutorial ini,

para peserta didik bersama-sama dengan tutor melakukan pemahaman dan

pencarian pengetahuan yang terdapat di dalam masalah yang tersaji di

modul skenario melalui langkah-langkah terstruktur guna mencapai tujuan

belajar yang telah ditetapkan maupun tujuan belajar yang lebih dari itu.

Ada 7 tahapan-tahapan untuk melakukan diskusi tersebut, ada 7 langkah

mulai dari fokus kasus sampai pemecahan masalah yang biasa disebut

Seven jump. Tahap-tahapnya adalah Step-1: Clarifying unfamiliar terms,

Step-2: Problem definitions, Step-3: Brain storming, Step-4: Analyzing the

problems, Step-5: Formulating learning issues, Step-6: Self-study, Step-7:

Reporting (4).

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mahasiswa terdiri

dari dua macam, yaitu faktor eksternal: faktor keluarga, faktor sekolah,

dan faktor masyarakat. Faktor sekolah yang meliputi strategi dan metode

pembelajaran, dan faktor internal: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.

Faktor psikologis yang meliputi tingkat kecerdasan, sikap, bakat, minat,

dan motivasi(5).

Motivasi dibedakan menjadi dua yaitu motivasi instrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik ini berfungsi tanpa memerlukan

rangsangan dari luar, sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan dorongan

yang timbul dari luar. Motivasi belajar tergolong dalam motivasi instrinsik
4

yaitu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya

tujuan dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia (5).

Menurut penelitiian yang dilakuan di Universitas negri Semarang

menunjukan bahwa keterampilan mengajar dosen terhadap motivasi

belajar mahasiswa berpengaruh sebesar 10,95% dan lingkungan kampus

terhadap motivasi belajar mahasiswa berpengaruh sebesar 6,35% (6).

Menurut penelitian yang dilakukan di Universitas Jendar Soedirman

Purwokerto motivasi belajar mahasiswa dipengaruhi oleh dorongan

internal (p=0,000) dan tugas (p = 0,035) (7). Menurut penelitian yang

dilakukan di Stikes Yogyakarta menunjukan bahwa penerapan metode

pembelajara PBLdalam kategori cukup baik sebanyak 45 mahasiswa

63,4%, motivasi belajar mahasiswa di Stikes Yogyakarta dalam kategori

tinggi sebanyak 42 mahasiswa 59,2% (8).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang di lakukan peneliti pada

tanggal 20 oktober 2017 kepada mahasiswa reguler semester I angkatan

2017 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Alma Ata Yogyakarta

sebanyak 8 mahasiswa terkait pembelajaran tutorial didapatkan hasil

wawancara mahasiswa mengatakan literature untuk tutorial lebih banyak

di dapatkan dari peroses perkuliahan dari pada mencari sendiri dan

fasilitas seperti wai-fi tidak digunakan untuk mencari referensi buku atau

jurnal penelitian melainkan di gunakan untuk menakses jaringan sosial.


5

Berdasaran latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan peneitian tentang Hubungan antara penerapan model

pembelajaran tutorial dengan motivasi belajar mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan Universitas Alma Ata Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti merumuskan

masalah penelitian sebagai berikut “Apakah terdapat hubungan penerapan

model pembelajaran tutorial dengan motivasi belajar Mahasiswa Program

Studi Ilmu Keperawatan Universitas Alma Ata Yogyakarta”.

C. Tujuan Penelitian

Peneliti ini memiliki tujuan:

1. Tujuan umum

Mengetahui apakah terdapat hubungan penerapan model pembelajaran

tutorial dengan motivasi belajar mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Alma Ata Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui penerapan model pembelajaran tutorial mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Alma Ata

Yogyakarta.

b. Mengetahui motivasi belajar mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Alma Ata Yogyakarta.


6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dibagi menjadi 2 hal yaiyu:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah daftar referensi

bagi ilmu manajmen keperawatan dan pengetahuan umum

dilingkungan perguruan tinggi, terutama di Universitas Alma Ata

Yogyakarta.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi materi

fositif dan dapat di gunakan khususnya:

a. Bagi mahasiswa

Hasil penelitian in di harapkan menjadi bahan bembelajaran dan

masukan bagi masiswa tentang model pembelajaran tutorial.

b. Bagi instasi pendidikan

Hasil penelitan ini di harapkan sebagai bahan acuan atau bahan

pertimbangan untuk menerapkan motode pembelajaran tutorial

efektif agar mahasiswat termotivasi dalam proses pembelajaran

tutorial.
E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


No Nama Judul Penelitian Metode Penelitian Perbedaan Persamaan
Penulis

1. Fika Nur Hubungan Antar Penelitian ini Perbedaan Persamaan


Indriasari Penerapan Model menggunakan desain penelitian ini penelitian
(2016) Pembelajaran penelitian analitik terletak pada ini terletak
Problem Based observasional dengan waktu pada
Learning Dengan menggunakan penelitian, metode
Motivasi Belajar pendekatan cross tempat penelitian,
Mahasiswa sectional. Penelitian penelitian, dan rancangan
Program Studi ini menggunakan jumlah penelitian,
Ilmu teknik total sampling responden. tehnik
Keperawatan dengan jumlah 94 pengambil
mahasiswa Stikes mahasiswa PSPD an sample,
Yogyakarta 2011 di FKIK UIN variabel
Tahun 2013 Syarif Hidayatullah bebas dan
Jakarta. Jenis variabel
penelitian ini terikat.
korelasional dengan
pendekatan cross
sectional. Metode
yang di gunakan
dalam penelitian ini
adalah stratified
proportional random
sampling dengan
jumlah 71 mahasiswa
PSIK Stikes
Yogyakarta.
2. Anisaturiz Anisaturizqi, Penelitian ini Perbedaan Persamaan
qi(2013) Pengaruh mengunakan penelitian ini dalam
Keterampilan pendekatan cross adalah jumlah penelitian
Mengajar Dosen sectional, dan populasi responden, ini
dan Lingkungan dalam penelitian ini waktu mengguna
Kampus Terhadap ialah mahasiswa penelitian, dan kan
Motivasi Belajar jurusan Pendidikan tempat pendekata
Mahasiswa Akuntansi Universitas penelitian. n cross
Pendidikan Negeri Semarang sectional.
Akutansi angkatan 2013 dengan
Universitas Negri besar sampel yang
Semarang didapatkan sejumlah
Agkatan 2013 128 mahasiswa.
3. Arif Setyo Analisis faktor- Penelitian ini Perbedaan Persamaan
Upoyo faktor yang mempergunakan penelitian ini penelitian
(2011) MempengaruhiM metode deskriptif adalah jumlah ini terletak
otivasiBelajarMah analitik Sampel responden, pada
asiswaPropesiNer penelitian ini adalah waktu variable
sKeperawatanUns mahasiswa Jurusan penelitian, dan terikat.
oedPurwokerto. Keperawatan FKIK tempat
Unsoed yang penelitian.
berjumlah 57
mahasiswa yang
diambil secara acak
sebagai sampel dalam
penelitian. Data
diambil di
pertengahan Program
profesi Ners tahun
2009.

Sumber : (6)(7)(8)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Konsep Problem Based Learning (PBL)

a. Problem Based Learning (PBL)

Model belajar PBL merupakan lingkungan belajar yang

didalamnya menggunakan masalah untuk belajar, yaitu sebelum

pembelajar mempelajari sesuatu hal, mereka diharuskan

mengidentifikasi suatu masalah, baik yang dihadapi secara nyata

maupun telaah kasus. Masalah diajukan sedemikian rupa sehingga para

pelajar menemukan kebutuhan belajar yang diperlukan agar mereka

dapat memecahkan masalah tersebut. PBL memiliki ciri yang mana

pembelajaran dimulai dengan pemberian masalah, biasanya masalah

memiliki konteks dengan dunia nyata, pembelajar secara berkelompok

aktif merumuskan masalah dan mengidentifikasi kesenjangan

pengetahuan mereka, mempelajari dan mencari sendiri materi yang

terkait dengan masalah, dan melaporkan solusi dari masalah (2).

b. Tujuan Problem Based Learning (PBL)

Model PBL memiliki tujuan secara umum yaitu sebagai berikut:

1) Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir,

pemecahan masalah, serta kemampuan intelektual.

2) Belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan siswa

dalam pengalaman nyata dan simulasi.

10
11

Tujuan PBL secara lebih terinci yaitu sebagai berikut:

1) Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan

memecahkan masalah.

2) Belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka

dalam pengalaman nyata.

3) Menjadi para siswa yang otonom (9).

c. Karakteristik Problem Based Learning (PBL)

Masalah yang baik adalah masalah yang memenuhi beberapa

karakteristik yaitu sebagai berikut:

1) Masalah harus mengarah pada isu-isu pembelajaran yang hendak

dipelajari.

2) Masalah harus mendorong ketertarikan dan keingintahuan

mahasiswa.

3) Masalah yang disajikan dalam format yang wajar, seperti teks tidak

terlalu panjang.

4) Masalah harus mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis.

5) Masalah harus mendorong mahasiswa untuk belajar secara mandiri

dan bertanggung jawab terhadap proses belajar yang dilakukan.

6) Masalah harus jelasa dan dapat di klarifikasi oleh mahasiswa.

7) Masalah harus memiliki tingkat kesulitan yang wajar (tidak terlalu

mudah dan tidak terlalu sulit).

8) Masalah harus memungkinkan aplikasi dari berbagai metode untuk

mengahsilkan beberapa alternative solusi.


12

9) Masalah harus relevan dengan maslah actual yang terjadi didunia

nyata.

10) Masalah harus mendorong mahasiswa untuk melakukan elaborasi.

11) Masalah harus mendorong mahasiswa untuk bekerja sama dalam

kelompoke.

d. Kelebihan Dan Kekurangan pembelajaran Problem Based Learning


(PBL)
Model PBL memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu sebagai
berikut:
1) Kelebihan pendekatan PBL

Model pembelajaran PBL ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu

sebagai berikut :

a) Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan lantaran ia

menemukan konsep tersebut.

b) Melibatkan siswa secara aktif dalam memecahkan masalah dan

menuntut keterampilan berpikir kritis siswa yang lebih tinggi.

c) Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki oleh

siswa,sehingga pembelajaran lebih bermakana.

d) Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran, karena masalah-

masalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan

kehidupan nyata.

e) Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu member

aspirasi dan menerima pendapat oaring lain, serta menanmkan

sikap sosial yang positif dengan siswa lainnya.


13

f) Pengondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling

berintegrasi terhadap pembelajar dan temannya, sehingga

pencapaian ketuntasan belajar siswa dapat diharapkan.

g) PBL di yakini pula dapat menumbuhkembangkan kemampuan

kreativita siswa, baik secara individual maupun kelompok,

karena hampir disetiap langkah menuntut adanya keaktifan

siswa.

2) Kekurangan pendekatan Problem Based Learning (PBL)

Model pembelajaran PBL ini memiliki beberapa kekurangan, yaitu

sebagai berikut :

a) Bagi siswa yang malas, tujuan metode tersebut tidak dapat

tercapai.

b) Membutuhkan baaktu dan dana.

c) Tidak semua mata pelajaran bisa diterapkan dengan metode

PBL.

e. Model Kelas Problem Based Learning (PBL)


Model kelas dalam PBL yaitu sebagai berikut :

1) Small GroupDiscussion(Kelompok Kecil)

a) Terdiri dari 3-6 orang dalam kelompok.

b) Heterogen (jender, kemampuan akademik, asal).

c) Berbagi peran dalam kelompok.

2) Self Directed Learning

a) Menentukan isu pembelajaran

b) Mengidentifikasi pengetahuan yang perlu diketahui


14

c) Mencari-menentukan sumber pembelajaran

d) Mempelajari materi sesuai isu pembelajaran (rekontruksi-

kontruksi)

e) Mengevaluasi hasil belajar mandiri

3) Interdependen

a) Berbagi pengetahuan (saling mengajar) dalam kelompok.

b) Mengintegrasikan pengetahuan dalam kelompok dan

menghubungkan pengetahuan baru dan lama.

c) Tanggung jawab pembelajaran menjadi tanggung jawab

bersama.

4) Self Assess

a) Memantau kemajuan pembelajaran.

b) Memahami assessment skill sebagai kecakapan yang penting

(apa, tujuan, kriteria, waktu, sumberdaya, bukti).

c) Menjadi refleksi/cermin tentang proses pembelajaran.

5) Floating Facilitator Class

a) Terdiri dari beberapa kelompok kecil dengan fasilitator

mengambang.

b) Pengajar berperan sebagai fasilitator, coach dan model.

c) Pembelajar diberdayakan untuk memonitor dan menjaga

diskusi kelompok yang efektif.


15

f. Small Group Discussion (SGD)

proses pembelajaran dengan melakukan diskusi kelompok kecil

tujuannya agar peserta didik memiliki ketrampilan memecahkan

masalah terkait materi pokok dan persoalan yang dihadapi dalam

kehidupan sehari-hari (17). SGD adalah diskusi kelompok kecil

(tutorial) yang merupakan inti dari PBL. Kehidupan PBL (aktivitas

pembelajaran) bertumpu pada proses tutorial. Di dalam proses tutorial

ini, para peserta didik bersama-sama dengan tutor melakukan

pemahaman dan pencarian pengetahuan yang terdapat di dalam

masalah yang terdapat di dalam masalah yang tersaji di modul

(skenario) melalui langkah-langkah terstruktur guna mencapai tujuan

belajar yang telah ditetapkan maupun tujuan belajar yang lebih dari itu

(4).

Ada tahapan-tahapan untuk melakukan diskusi tersebut, ada 7

langkah mulai dari fokus kasus sampai pemecahan masalah yang biasa

disebut Seven jump. Tahap-tahapnya adalah Step 1: Clarifying

unfamiliar terms, Step 2: Problem definitions, Step 3: Brain storming,

Step 4: Analyzing the problems, Step 5: Formulating learning issues,

Step 6: Self-study, Step 7: Reporting (4).

g. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Mahasiswa dalam

Proses Tutorial

Partisispasi mahasiswa dalam proses tutorial dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :


16

1) Karakteristik mahasiswa

Setiap mahasiswa harus berperan aktif, anggota kelompok yang

dominan diminta untuk mengurangi dominasinya. Keaktifan

mahasiswa juga merupakan salah satu keefektifan proses tutorial.

Proses tutorial efektif akan menjamin pencapaian tujuan belajar.

Apabila partisipasi mahasiswa dalam proses tutorial kurang, maka

tutorial tidak akan efektif sehingga tujuan pembelajaran akan sulit

dicapai .

2) Peran tutor sebagai fasilitator

a) Mempersiapkan diri dan materi diskusi.

b) Mengenali kondisi terkini mahasiswa.

c) Membuka perkuliahan dan menjelaskan tujuan diskusi serta

pokok-pokok masalah.Mengarahkan kegiatan diskusi.

d) Memberi kesempatan bertanya pada mahasiswa.

e) Mengevaluasi hasil kegiatan diskusi.

f) Memberi umpan balik tentang jalannya diskusi dan capaian

hasil kegiatan diskusi.

g) Menutup kegiatan perkuliahan (10).

3) Skenario yang digunakan

Kriteria skenario yang baik yaitu sebagai berikut :

a) Skenario berisi peristiwa atau kasus yang dapat merangsang

diskusi.

b) Skenario berisi informasi yang mendukung kasus dari metode


17

tutorial.

c) Skenario yang menarik dapat menggunakan media pendukung

seperti gambar, teks, video sebagai pemicu dari kasus.

d) Skenario yang akan dipublikasikan dilakukan pengeditan

sebanyak dua kali atau lebih.

e) Skenario yang dipublikasikan untuk mahasiswa dibiarkan

berkembang dengan bertahap tanpa mengekspos semua

skenario yang sudah direvisi tersebut, hal ini bertujuan agar

mahasiswa mampu menganalisis skenario serta menggali

informasi yang terdapat di skenario (11)

2. Konsep Motivasi Belajar

a. Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan yang

terarah kepada pemenuhan psikis dan rokhaniah. motivasi adalah

perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan

timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam kegiatan

belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak

di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga

tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (13).

Motivasi belajar adalah suatu daya penggerak atau dorongan yang

dimiliki oleh manusia untuk melakukan suatu pekerjaan yaitu belajar

(13).

b. Fungi Mottivasi Belajar


18

Ada beberapa fungsi motifasi belajar diantaranya sebagai berikut:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai pengerak atau

motor yang mendorong energi. Motivasi dalam hal merupakan

motor pengerak dari setiap kegiatan yang aka dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak di

capai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dan

menyisikan perbuatab-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan

harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan

tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu dan

membaca komik, sebab tidak serasi denga tujuan (13).

c. Macam-Macam Motivasi

1) Motivasi Dilihat Dari Dasar Dimbentukanya

a) Motif-Motif Bawaan

Yang dimaksut dengan motif bawaan adalah mitif yang

dibawah sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari.

Sebab contoh misalnya; dorongan untuk makan, dorongan

untuk minum, dorongan untuk bekerja,untuk beristirahat,

dorongan seksual. Motif-motif ini sering disebut motif-motif

yang disyaratkan secara biologis. Relevan dengan ini, maka


19

Arden N, fransen memberi istilah jenis motif physiological

drives.

b) Motif – motif Yang Dipelajari

Maksutnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai

contoh; dorongan unuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan,

dorongan untuk mengajar sesuatu dalam masyarakat. Motif-

motif ini sering kali di sebut dengan motif disyaratkan secara

sosial. Sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan

sesama manusia yang lain, sehinga motiasi itu terbentuk.

Frandsen mengistilahkan dengan affilative needs. Sebabjustru

dengan kemampuan berhubungan kerjasama dalam masyarakt

tercapai suatu kepuasan diri. Sehingga manusia perlu

mengembangkan sifat-sifat ramah, koperatif, mmembina

hubungan dengan sesama, apa lagi orang tua dengan guru.

Dalam kegiatan belajar mengajar, hal ini dapat membantu

dalam mencapai prestasi (13).

2) Jenis Motivasi

a) Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya; kebutuhan

untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan

untuk istirahat. Ini sesuai dengan jenis physiological drives dari

Frandsen seperti telah di singgung di depann

b) Motiv-motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ii antara

lain; dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk


20

mmbalas, untuk berusaha, untuk memburu. Jelasnya motif ini

timbul karena ada ransangan dari luar.

c) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan

untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk

menaruh minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk

dapat menghadapi dunia luar secara efektif (13).

3) Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik

a) Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif

atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena

dalam diri sitiap diri individusudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang sedang

membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau doronganya, ia

sudah rajin mencari buku-buku untuk membacanya. Kemudian

kalau diliat dari segi kegiatan yang dilakukannya (misalnya

kegiatan belajar), maka yang dimaksut dengan motivasi

intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di

dala perbuata belajar ittu sendiri. Perlu dikketahui bahwa siswa

yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi

orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam

bidang setudi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju

ketujuan yang ingin di capai ialah belajar, tanpa belajar tidak

mungkin mendapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli.


21

Dorongan yang menggerakan itu bersumbir pada suatu

kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusanuntuk menjadi

orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang

motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan

secara esensial, bukan sekedar symbol seremonnial (15).

b) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif dan berfungsinya

karena adanya rangsangan dari luar. Sebaggai contoh seseorang

itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dan harapan

mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya,

atau temanya. Jadi yang penting bukan belajar ngin mengetahui

sesuatu, tetapi ingin mendapatkan niilai yang baik,atau agar

mendapatkan hadia. Jadi kalo di lihat dari segi tujuan yang

yang dilakukan, tidak secara lansung bergayut dengan esensi

apa yang dilakukan itu. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik

dapat dikatakan juga sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya

aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan

dari luar yang tidak secara mutlak berkaitang dengan aktivitas

belajar. Perlu ditegaskan, bukan bearti bahwa motivasi

ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan

belajar-mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar

keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin

komponen-komponen lain dalam peroses belajar-mengajar ada


22

yang kurang menarik bagi siswa sehingga diperlukan motivasi

ekstrinsik (13).

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Proses belajar mahasiswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor

internal; faktor jasmaniah dan faktor psikologis. Faktor psikologis

yang meliputi tingkat kecerdasan, sikap, bakat, minat, dan motivasi,

sedangkan faktor eksternal;faktor keluarga, faktor masyarakat dan

faktor sekolah. Faktor sekolah yang meliputi strategi dan metode

pembelajaran (16).Motivasi belajar tergolong dalam motivasi instrinsik

yaitu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya

tujuan dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia (13).

Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar

itu dapat tercapai. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan pada

siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah

laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang

mendukung (13).Ada beberapa indikator yang mendorong seseorang

untuk belajar, yaitu sebagai berikut (17) :

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan


23

4) Adanya penghargaan dalam belajar

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif

e. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi

dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu sebagai berikut:

1) Memberi Angka

Angka ini berkaitan denga nilai yang diberikan guru dari kegiatan

belajarnya. Siswa tentunya sangat terpikat dengan nilai-nilai

ulangan atau raport yang tinggi. Nilai-nilai yang baik itu akan

menjadikan motivasi yang kuat bagi para siswa untuk melakukan

kegiatan belajar.

3) Hadiah

Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi bagi para siswa.

Baik hadiah tersebut berasal dari sekolah kepada siswa yang

berprestasi, maupun dari orang tua atau keluarga.

4) Saingan atau Kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi

untuk mendorong belajar siswa. Baik persaingan individu maupun

persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Misalnya persaingan antara teman sebangku, jika si A mendapat

nilai lebih baik dari pada si B, biasanya si B akan terdorong untuk

dapat mengungguli si A.
24

5) Ego-involvement

Bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri merupakan salah

satu bentuk motivasi. Seseorang akan berusaha keras untuk

mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Para

siswa akan belajar dengan keras untuk menjaga harga dirinya.

6) Memberi Ulangan

Para siswa akan giat belajar jika mengetahui aka nada ulangan.

Oleh karena itu, ulangan merupakan salah satu motivasi siswa

untuk belajar. Jadi, guru harus terbuka memberitahukan kepada

siswanya jika akan mengadakan ulangan.

7) Mengetahui Hasil

Semakin mengetahui grafik hasi belajar, maka ada motivasi pada

diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus

meningkat.

8) Pujian

Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana menyenangkan

dan mempertinggi semangat belajar serta sekaligus akan

membangkitkan harga diri.

9) Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement negative tetapi kalau diberikan

secara tepat dan bijak akan dapat menjadi alat motivasi. Jadi guru

harus mampu menerapkan prinsip-prinsip pemberian hukuman

secara tepat.
25

10) Hasrat untuk Belajar

Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa memang ada unsure

kesengajaan dan maksud belajar, sehingga hasil belajar yang

disertai tujuan belajar pasti hasilnya akan lebih baik.

11) Minat

Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat

terhadap pelajaran tersebut (13).


26

B. KERANGKA TEORI

Intenal Eksternal
Ffaktor-faktor yang Faktor-faktor yang
mempengaruhi peroses mempengaruhi motivasi
belajar belajar
- Faktor Psikologi ; - Faktor keluarga
Tingkat kecerdasan, - Faktor masyarakat
sikap, bakat, minat - Faktor sekolah
dan motivasi
Motivasi Belajar

Model Tutorial

Indikator yang mendorong motivasi Faktor-faktor yang


belajar mahasiswa : mempengaruhi partisipasi
- Adanya hasrat dan mahasiswa dalam proses tutorial :
keinginan berhasil - Karateristik mahasiswa
- Adanya dorongan dan - Peran tutor
kebutuhan dalam belajar - Kualitas sekenario
- Adanya harapan dan cita-
cita masa depan
- Adanya penghargaan dalam
belajar
- Adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar
- Adanya lingkungan belajar
yang kondusif

Gambar 2.1 Kerangka Teori (5, 10, 11, 12).


27

C. KERANGKA KONSEP

Penerapan Model Pembelajaran Tutorial Motivasi Belajar

Keterangan :

: : Diteliti.

: Menunjukan Hubungan.

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

D. HIPOTESIS

HA : Ada Hubungan Antara Penerapan Model Pembelajaran Tutorial

Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Alma Ata Yogyakarta.

HO : Tidak ada Hubungan Antara Penerapan Model Pembelajaran

Tutorial Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan Universitas Alma Ata Yogyakarta.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

adalah suatu metode penelitian yang bertujuan menjawab suatu

permasalahan, dengan mencoba mengumpulkan teori-teori yang kemudian

disimpulkan secara deduktif, berupa suatu hipotesis atau jawaban

sementara atau dugaan.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif korelasi

melalui pendekatan Cross Sectional. Cross Sectionaladalah suatu

rancangan penelitian dengan kegiatan pengumpulan data dalam suatu

penelitian yang dilakukan sekaligus dalam waktu tertentu dan setiap

subjek penelitian hanya dilakukan satu kali pendataan untuk semua

variabel yang diteliti, selama dalam penelitian itu (18).

B. Tempat dan Waktu Penelitia

Tempat penelitian ini akan dilasanakan di Prodi Keperawatan

Univesitas Alma Ata Yogyakarta dan waktu penelitian akan dilakukan

pada bulan Desember tahun 2017.

C. Populasi, Sampel dan Sampling Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan subjek penelitian

(18). Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek

atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

28
29

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (20). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

mahasiswa regular semester I angkatan 2017 Program Studi S1

Keperawatan Universitas Alma Ata Yogyakarta Sebanyak 70

masiswa.

2. Sampel dan sampling

Sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari

populasi. Sampel yang digunakan harus memenuhi kriteria sampel

yaitu kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi merupakan batasan

ciri atau karakter umum pada subjek penelitian, dikurangi karakter

yang masuk dalam kriteria eksklusi. Sedangkan kriteria eksklusi

adalah sebagai subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan harus

dikeluarkan dari penelitian karena berbagai sebab yang dapat

mempengaruhi hasil penelitian sehingga terjadi bias (18).

Pada penelitian ini pengambilan besar sampel ditentukan dengan

total sampling. Total sampling adalah tehnik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jadipenelitian ini

akan dilakukan pada seluruh mahasiswa regular semester I angkatan

2017 Program Studi S1 Keperawatan Universitas Alma Ata

Yogyakarta sebanyak 70 mahasiswa. Kriteria dalam menentukan

sampel dibagi menjadi dua yaitu:


30

a. Kriteria Inklusi

1) Responden merupakan mahasiswa regular semester I angkatan

2017 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Alma Ata

yang masih aktif.

2) Bersedia menjadi responden.

b. Kreteria Eksklusi

1) Mahasiswa tidak hadir dikelas saat pengambilan data.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek yang diteliti.Variabel dalam penelitian ini

terdiri dari variabel dependent dan variabel independent. Variabel

independent (bebas) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau

berubahnya variabel dependent, sedang kanvariabel dependent (terikat)

adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya

variable bebas (22). Variabel independent dalam penelitian ini adalah

model pembelajaran tutorial danvariabel dependent dalam penelitian ini

adalah motivasi belajar.

E. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah penjelasan tentang bagaimana suatu

variabel akan diukur serta alat ukur apa yang digunakan untuk

mengukurnya.
31

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi oprasional Instrumn Skala data Skor dan kategori


penelitian variabel penelitian

a. Small Group SGD adalah diskusi Kuesioner Ordinal 1. Baik : 76-100


Discussion(T kelompok kecil 2. Cukup : 56-75
utorial) (tutorial) yang 3. Curang : <55
merupakan inti dari
PBL, proses
pembelajaran dengan
melakukan diskusi
kelompok kecil
tujuannya agar
peserta didik
memiliki
ketrampilan
memecahkan
masalah terkait
materi pokok dan
persoalan yang
dihadapi dalam
kehidupan sehari-
hari.

b. Motivasibela Motivasi belajar Kuesioner Ordinal 1. Tinggi :77-95


jar adalah suatu bentuk 2. Sedang :58-76
atau hal-hal yang 3. Rendah :<58
memberikan
semangat atau
mendorong
seseorang yang
menimbulkan
semangat tinggi
dalam proses belajar
baik yang berasal
dari motivasi
intrinsik maupu
motivasi ekstrinsik.
32

F. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data

1. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

kuesioner yaitu alat ukur tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan yang

kemudian akan diserahkan kepada responden untuk dikerjakan (18).

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuisioner pembelajaran tutorial

dan kuesioner motivasi belajar mahasiswa.

a) Instrumen pembelajaran tutorial

pembelajaran tutorial mengunakan instrumen Seftina

Wulandarin 2016 dengan 20 butir pernyataa terdiri dari 17 item

favourable (1,2,3,5,7,8,10,12,13,1415,16,17,18,19,20) dan 3 item

unfavourable (6,9,11) kuesioner ini menggunakan skala variabel yaitu

skala ordinal dalam bentuk kategori baik, cukub dan buruk. Penilaian

pernyataan masing-masing item pada kuesioner pembelajaran tutorial

untuk pernyataan favourable 4 (sangat setuju), 3 (setuju), 2 (tidak

setuju), 1 (sangat tidak setuju) sedangkan penilaian pernyataan

unfavourable 1 (sangat setuju), 2 (setuju), 3 (tidak setuju), 4 (sangat

tidak setuju) denggan jumlah sekor : baik=76-100 %, cukup=56-75 %,

buruk=<55 %. Cara pengisian kuesioner ini dengan memberikan tanda

check list (√) pada pilihan jawaban yang tepat atau sesuai.
33

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Pembelajaran Tutorial

Indikator Favorable dan No item Jumlah


unfavorable
1. Skenario Favourable: 1,2,3,4,5,7 7
Unfavorable: 6
2. Mahasiswa Favourable: 8,10,12,13, 8
14, 15
Unfavorable: 9,11
3. Peran tutor Favourable: 16,17,18,19, 5
20
Unfavorable: -

Total 20

b) Instrumen motivasi belajar

Motivasi belajar mengunakan instrumen Ramadhani Reisha

2013 dengan 22 butir pernyataan terdiri dari 14 item favourable

(1,2,3,5,7,9,10,11,15,16,19,20) dan 8 item unfavourable

(4,6,8,12,17,18,20,22) Kuesioner ini menggunakan skala variabel

yaitu skala ordinal dalam bentuk kategori tinggi, sedang dan

rendah. Penilaian pernyataan masing-masing item pada kuesioner

motivasi belajar untuk pernyataan favourable 4 (sangat setuju), 3

(setuju), 2 (tidak setuju), 1 (sangat tidak setuju) sedangkan

penilaian pernyataan unfavourable 1 (sangat setuju), 2 (setuju), 3

(tidak setuju), 4 (sangat tidak setuju) denggan jumlah sekor :

tinggi=77-95 %, sedang=58-76 %, rendah=<75 %. Cara pengisian

kuesioner ini dengan memberikan tanda check list (√) pada pilihan

jawaban yang tepat atau sesuai.


34

Tabel.3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar

Indikator Favorable dan No item Jumlah


unfavorable
1. Hasrat dan Favourable: 1,2,3,5 6
keinginan untuk Unfavorable: 4,6
berhasil
2. Dorongan dan Favourable: 7 2
kebutuhan Unfavorable: 8
dalam belajar
3. Harapan dan Favourable: 9,10,11
cita-cita masa Unfavorable: 12 4
depan
4. Penghargaan Favourable: 13,14 2
dalam belajar Unfavorable: -
5. Keinginan yang Favourable: 15,16 4
menarik dalam Unfavorable: 17,18
belajar
6. Linkungan Favourable: 19,21 4
belajar yang Unfavorable: 20,22
kundusif

Total 22

2. Uji Validitas dan Realibilitas.

Reliabilitas artinya keajegan, maksudnya berkali-kali untuk

mengukur hasilnya ajeg (tetap) atau berbeda sedikit. Bila berkali-kali

untuk mengukur bedanya banyak, maka alat ukur tersebut tidak

reliabel (18).

a) Kuesioner pembelajaran tutorial

Dalam penelitian ini pengujian validitas dan reliabilitas untuk

pembelajaran tutorial tidak dilakukan karena sudah dilakukan oleh

Seftina Wulandarin 2016, telah diuji dan memiliki nilai koefisien


35

Cronbach Alpha sebesar 0,95. Variabel berskala ordinal dengan

titik potong tertentu menjadi 3 kelompok: 1) Baik=76-100 %, 2)

Sedang=56-75 %, 3) Buruk= <55 % (23)

b) Kuesioner motivasi belajar

Dalam penelitian ini pengujian validitas dan reliabilitas untuk

pembelajaran tutorial tidak dilakukan karena sudah dilakukan

olehRamadhani Reisha 2013, telah diuji dan memiliki nilai

koefisien Cronbach Alpha sebesar 0,90. Variabel berskala ordinal

degan titik potonng tertentu menjadi 3kelompok : 1) Tinggi =77-

95%, 2) Sedaang=58-76%, 3) Rendah=<58% (24).

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat

pengambilan data (25). Pengukuran model pembelajaran tutorial

dan motivasi belajar mahasiswa menggunakan kuisioner untuk

mengetahui penerapan model pembelajaran tutorial dan motivasi

belajar mahasiswa.

2. Data Sekunder.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain tidak

langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitian. Data sekunder


36

yaitu berupa jumlah mahasiswa semester I Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Alma Ata Yogyakarta (25).

H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data.

Data yang telah diperoleh kemudian diolah melalui tahap

pengolahan data sebagai berikut.

a. Editing.

Kuesioner yang telah diisi oleh responden diperiksa kebenaran

dan kelengkapannya. Jika ada yang belum lengkap maka

responden diminta untuk melengkapinya dengan bantuan

peneliti atau diisi langsung oleh responden.

b. Scoring.

Merupakan tahap memberikan score terhadap item-item yang

perlu diberi skor atau nilai atas jawaban kuesioner yang

diberikan. Jika jawaban benar diberi skor “1” dan jika jawaban

salah diberi skor “0”.

c. Coding.

Pengkodean adalah peneliti memberi kode angka ada pada alat

penelitian untuk memudahkan dalam analisis data. Pengkodean

ini sangat diperlukan terutama dalam rangka pengolahan data,

baik secara manual maupun dengan menggunakan komputer.

Pengkodean ini dimasukkan dalam 3 kategori :

1) Motivasi belajar tinggi , diberi kode : 1


37

2) Motivasi belajar sedang, diberi kode : 2

3) Motivasi belajar rendah, diberi kode : 3

d. Processing.

Merupakan kegiatan memproses data yang didapat dari

kuesioner kemudian dianalisis dengan cara memasukan data

tersebut ke paket program SPSS.

e. Tabulating.

Merupakan kegiatan peneliti dalam memasukan data-data hasil

penelitian kedalam tabel-tabel sesuai kriteria yang telah

ditentukan berdasarkan kuesioner yang telah ditentukan

skornya (18).

2. Analisis data

Analisa data yang digunakan ada dua yaitu analisis univariat dan

analisis bivariat sebagai berikut :

a. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang menjelaskan atau

mendeskripsikan tiap variabel yang menghasilkan distribusi,

frekuensi untuk mengetahui sifat dari responden dalam bentuk

persentase dan akan dikelola oleh komputer. Untuk

menentukan besar kecilnya presentase dapat dilakukkan rumus

berikut:

F
p= × 100 %
N

Keterangan:
38

P : prosentase N : jumlah soal

F : jumlah jawaban benar

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk

mengetahui interaksi dua variabel. Analisis ini digunakan untuk

mengetahui hubungan Penerapan Model Pembelajaran Tutorial

Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Semester I Program Studi

Ilmu Keperawatan Universitas Alma Ata Yogyakarta. Teknik

analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan rumus

kendal tau karena kedua variabel berskala ordinal. Rumus uji

kendal tau :

Keterangan :

N =Jumlah subjek

ΣA =Jumlah rangking atas

ΣB =Jumlah rangking bawah

τ =Koefisien korelasi kendall’s tau

Karena sampel >10 maka analisis dilanjutkan dengan

menggunakan z score (18).

I. Etika Penelitian

Etika dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam

pelaksanaan sebuah penelitian mengingat penelitian keperawatan akan


39

berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus

diperhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan

penelitian.

Dalam melakukan penelitian, peneliti harus memperhatikan

masalah etika penelitian yang meliputi :

1. Lembar persetujuan responden (informed consent)

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang diteliti. Peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan serta

dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data,

bila subjek menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap

menghormati hak-hak responden.

2. Tanpa nama (anonymity)

Dalam menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan

nama responden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan

memberi kode pada masing-masing lembar tersebut.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang tellah dikumpulkan.

Hanya data tertentu saja yang disajikan pada peneliti dan peneliti

menjamin privasi (kerahasiaan) responden dengan tidak menanyakan

hal-hal lain selain yang berkaitan dengan lingkup penelitian (25).

J. Rencana Jalannya Penelitian

Beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini, tahapan-tahapan

tersebut meliputi:
40

1. Tahap Persiapan

Persiapan yang dilakukan sebelum penelitian berlangsung adalah:

a. Mengajukan judul penelitian kepada dosen.

b. Melakukan studi pendahuluan dengan menyertakan surat studi

pendahuluan dari kampus ke Universitas Alma Ata Yogyakarta.

c. Pembuatan proposal penelitian.

d. Konsultasi proposal penelitian

e. Melakukan seminar proposal penelitian.

f. Revisi hasil seminar proposal

g. Pengesahan hasil seminar proposal.

h. Meminta surat permohonan izin penelitian dari kampus.

i. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada kampus.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Mengajukan proposal dan surat izin dari kampus untuk diserahkan

ke Universitas Alma Ata Yogyakarta.

b. Setelah surat izin diserahkan ke Universitas Alma Ata Yogyakarta,

maka peneliti dapat melakukan penelitian.

c. Menyiapkan instrumen penelitian.

1) Kuesioner Pembelajaran tutorial

2) Kuesioner Motivasi Belajar

d. Peneliti mengambil data terhadap responden.


41

e. Pengkajian data mahasiswa dilakukan pada awal penelitian untuk

menentukan responden berdasarkan kreteria inklusi dan eksklusi.

f. Seluruh mahasiswa reguler semester I angkatan 2017 Program

Studi Ilmu Keperawatan Universitas Alma Ata yang telah didata

dikumpulkan dalam satu kelas setelah kuliahan.

g. Melakukan apersepsi kepada asisten peneliti untuk membantu

membagikan kuesioner dan mengumpulkan kembali setelah

responden mengisi kuesioner.

h. Setelah melakukan apersepsi asisten membantu peneliti untuk

membagikan kuesioner yang telah disiapkan kepada seluruh

responden. Setelah dibagikan, diberi penjelasan terlebih dahulu

mengenai cara pengisian dan setiap responden diminta mengisi

surat persetujuan bahwa bersedia menjadi responden.

i. Setelah kuesioner tersebut diisi oleh responden kemudian di

kumpulkan kembali oleh peneliti dan asisten sesuai nomor urut

untuk diolah datanya.

3. Tahap akhir

Setelah analisis data selesai dilakukan, tahap selanjutnya

adalah membuat laporan hasil dari penelitian, dan jika terdapat

kekurangan maka akan diperbaiki.


DAFTAR PUSTAKA

1. Kurikulim Pendidikan Tinggi. Dikti; 2014.

2. Nursalam & Ferry Efendi. Pendidikan dalam Keperawatan. PT Salemba


Medika Jakarta; 2012.

3. Aipni. Pembinaan Internal Anggota AIPNI dalam Implementasi KBK


Pendidikan Ners; 2012.

4. Ariska Juniar Arlan, Intensitas Melaksanakan Self Study Dalam Ssmall


Group Discussion Pada Mahasiswa Angkatan 2011 Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Padjadjaran; 2011

5. Muhibbin Syah, Psikoloogi Belajar. Jakrata. Rajawali Pers; 20126

6. Anisaturizqi, Pengaruh Keterampilan Mengajar Dosen dan Lingkungan


Kampus Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Akutansi
Universitas Negri Semarang; 2013

7. Arif Setyo Upoyo, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi


Belajar Mahasiswa Propesi Ners Keperawatan Unsoed Purwokerto; 2011

8. Fika Nur Indriasari, Hubungan Antar Penerapan Model Pembelajaran


Problem Based Learning Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan mahasiswa Stikes Yogyakarta; 2016

9. Rusman. Metode-metode Pembelajaran. Mengembangkan


profesiionalisme Guru. jakarta. PT RajaGrafindo Parasada; 2013

10. Aminuddin, Evaluasi Penerapan Metode Pembelajaran Berpusat Pada


Mahasiswa (Student Center Learning) pada program studi Gizi FKM
UNHAS; 2013

11. Ismail. Strategi Pembelajaran Agama isla Berbasis P.A.I.K.E. Semarang.


Rasaail media Group; 2008

12. Oemar Hamalik, Peroses belajar Mengajar.Bandung. bumi Aksara; 2011

13. Sardiman. Intraksi dan motivasi belajar. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada;


2011

14. M. Dalyono. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta; 2009

42
15. Slameto. Beljar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakrta Rineka
cipta; 2010

16. Hamzah B. Uno & Satria Koni. Asesmen Pembelajaran. PT Bumi Aksara
Jakarta; 2014

17. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka


Cipta; 2007.

18. Machfoedz I. Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif Bidang


Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran. Yogyakarta:
Fitramaya; 2016.

19. Nursalam&Efendi. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta. PT Salemba


Medika; 2012

20. Sugiyono. Metode Penelitian Dan Pengembangan (Research And


Development) Untuk Bidang: Pendidikan, Manajemen, Sosial, Teknik.
Bandung: Alfabeta; 2016.

21. Hidayat AA. Metode Penelitian Dan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medikal; 2008.

22. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka


Cipta; 2007.

23. Wulandarin Septina. analisis faktor yang mempengaruhi keterampilan


pemecahan masalah dalam tutorial pada metode Problem Based Learning
(PBL) mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta;
2016.

24. Ramadahni Raisha. Pengaruh serana pembelajaran dan Motivasi Belajar


Terhadap kemendirian Belajar Mahasiswa Unifersitas Negri Yogyakarta;
2013

25. Nursalam. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika; 2008.

26. Hartaji RDA. Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa Yang Berkuliah


Dengan Jurusan Pilihan Orang Tua. 2012;5.

43
44
45

Anda mungkin juga menyukai