Abstract
_____________________________________________________________
The consecutive aims of the research were to develop the three-tier diagnostic test instrument used for
analysis and identify the students` misconception, to apply the test results for underlying the
misconception factors, and to formulate remedial learning models for remediating misconceptions.
The research was designed as method of R&D with 4D model, define, design, develop and
disseminate. In this research is done until develop stage. The results of instrument feasibility test
shows that the validity of the contents is categorized as feasible with reliability of 0.58. The difficulty
level of are high for question #4 and #5 while the other classified as moderate with items
discrimination value (D) > 0.20. In advance, the kovalen bond shows the highest misconception
percentage (26.29%), while the molecular shape shows the smallest percentage (8.74%). It can be
identified that factors causing misconceptions are inappropriate learning methods and early
conceptions of students. Then, the result of remedial learning formulae for overcoming students`
misconception is conceptual change learning. These results suggest that the results of misconception
analysis can be used to develop a remedial learning program that can remediate students`
misconceptions.
197
Doni Setiawan, dkk. / Journal of Innovative Science Education6 (2) (2017)
198
Doni Setiawan, dkk. / Journal of Innovative Science Education6 (2) (2017)
conceptual change, 14 dari 15 siswa mengalami berupa (1) Data dari ahli untuk menentukan
penurunan beban miskonsepsi (Sholehah & validitas (kelayakan) instrumen yang
Suyono, 2014). dikembangkan; (2) Data dari siswa hasil uji coba
Berdasarkan uraian di atas maka akan skala kecil; (3) Data dari siswa hasil uji coba
dilakukan penelitian dengan judul: model skala besar; (4) Data hasil tes diagnostik three-tier
remediasi berbasis analisis miskonsepsi siswa siswa dengan materi ikatan kimia; (5) Data hasil
MAN 4 Kediri pada topik ikatan kimia wawancara terhadap beberapa siswa dengan
menggunakan instrumen tes diagnostik three-tier. nilai miskonsepsi terbesar yang berupa data
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini narasi.Data sekunder berupa data yang
untuk mengetahui: (1) kelayakan instrumen tes dikumpulkan dari berbagai sumber, yaitu dari
diagnostik three-tier yang dikembangkan; (2) jurnal, tesis, buku literatur dan lain-lain.
profil miskonsepsi yang dialami siswa yang Subyek penelitian pada penelitian R & D
terdeteksi mengunakan instrumen tes diagnostik ini dapat dilihat pada Tabel 1.
three-tier pada materi ikatan kimia; (3) faktor
penyebab miskonsepsi; dan (4) model Tabel 1. Subyek Penelitian Uji Coba Skala Kecil
pembelajaran remedial untuk meremediasi Skala Luas dan Pengambilan Data
miskonsepsi siswa.
Subyek Jumlah
No Jenis Uji
Penelitian Siswa
METODE
Uji coba Siswa kelas X
1 skala kecil MIA MAN 4 9
Penelitian ini menggunakan desain
Kediri
penelitian Research and Development model 4D.
Uji coba Siswa Kelas X
Model 4 D yaitu define, design, develop, dan
2 skala besar MIA 3 MAN 4
disseminatesesuai langkah-langkahThiagarajan, et
Kediri 40
al. (1974). Langkah-langkah dalam penelitian ini
Pengambilan Siswa kelas X
dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama yaitu Data MIA 1, X MIA
pengembangan instrumen tes diagnostik three- 3 120
2, X MIA 4
tier dan tahap kedua yaitu aplikasi instrumen tes
MAN 4 Kediri
diagnostik three-tier untuk identifikasi
miskonsepsi. Instrumen yang digunakan dalam
Sumber data yang digunakan adalah data pengumpulan data dan teknik pengumpulan data
primer dan data sekunder. Data primer yaitu yang dilakukan pada penelitian ini disajikan pada
data yang dikumpulkan secara langsung. Dalam Tabel 2.
penelitian ini,data primer yang digunakan
199
Doni Setiawan, dkk. / Journal of Innovative Science Education6 (2) (2017)
200
Doni Setiawan, dkk. / Journal of Innovative Science Education6 (2) (2017)
bawah lalu dilakukan perhitungan nilai D. Nilai (KR-20). Hasil perhitungan reliabilitas instrumen
D dari 21 soal disajikan pada Gambar 2. tes diagnostik three-tier dan kriteria reliabilitas
0,60 disajikan pada Tabel 6.
Nilai D
0,00 Nilai
Instrumen Kriteria
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 Reliabilitas
Tes diagnostik Cukup
Nomor Soal 0,58
three-tier Reliabel
Gambar 2. Daya Beda Soal
Tahap Identifikasi Miskonsepsi
Berdasarkan data pada Gambar 2 soal Berdasarkan hasil interpretasi kombinasi
nomor 5, 8 dan 9 dapat dikategorikan memiliki jawaban didapatkan data profil hasil jawaban
daya beda soal dengan kategori cukup siswa sesuai dengan kriteria pada Tabel 5. Data
sedangkan soal yang lain memiliki kategori tersebut berupa persentase kriteria jawaban siswa
rendah. Tidak ada revisi karena seluruh soal yang disajikan pada Gambar3.
memiliki nilai D > 0,20.
d) Realibilitas
Pada penelitian ini, uji reliabilitas
menggunakan persamaan Kuder-Richardson
PAHAM
201
Doni Setiawan, dkk. / Journal of Innovative Science Education6 (2) (2017)
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui sedang, daya beda rendah dan reliabel. Aplikasi
bahwa sub pokok bahasan ikatan kovalen instrumen tersebut menghasilkan analisis
memiliki persentase miskonsepsi terbesar, miskonsepsi pada topik ikatan kimia yang
sedangkan sub pokok bahasan bentuk molekul teridentifikasi sebesar 54,48% dengan
memiliki persentase miskonsepsi terkecil. rinciankestabilan unsur sebesar 7,03%, lambang
Lewis 10,00%, ikatan ionik 11,59%, ikatan
Tahap Wawancara Diagnostik kovalen 14,32%, bentuk molekul 4,76%, dan
Berdasarkan hasil wawancara, sifat senyawa 6,78%.Analisis selanjutnya berupa
diidentifikasi miskonsepsi apa saja pada konsep faktor penyebab terjadinya miskonsepsi pada
ikatan kimia dan faktor penyebab terjadinya materi ikatan kimia yaitu kesalahan pada
miskonsepsi pada konsep ikatan kimia. Hasil metode pembelajarandan konsepsi awal
analisis faktor penyebab miskonsepsi yang siswa.Berbasis hasil analisis, model
paling banyak dialami siswa adalah karena pembelajaran remedial untuk mereduksi
prakonsepsi siswa dan metode pembelajaran miskonsepsi siswa adalah model pembelajaran
yang kurang tepat. Oleh karena itu, untuk conceptual change.
meremediasi miskonsepsi pada siswa perlu
dilakukan pembelajaran remedial yang tepat DAFTAR PUSTAKA
yaitu pembelajaran yang mengakomodasi
prakonsepsi siswa dan menggunakan model Abraham, J. K., Meir E., Perry, J., Herron, J.
pembelajaran yang baru. Hasil penelitian yang
C., Maruca, S., & Stal, D. (2009).
dilakukan Baser (2006) menunjukkan bahwa “Addressing Undergraduate Student
pembelajaran berorientasi perubahan konseptual Misconceptions about Natural Selection
menyebabkan perolehan konsep ilmiah secara
with an Interactive Simulated
signifikan lebih baik daripada pembelajaran Laboratory”. Journal of Springer, 2 (3),
sains konvensional.
393–404.
Pembelajaran conceptual change menurut
Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi
Nussbaum & Novik (1982) terjadi melalui Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
akomodasi kognitif yang berawal dari
Arslan, H. O., Cigdemoglu, C. & Moseley, C.
pengetahuan awal siswa. Untuk menciptakan
(2012). A Three-Tier Diagnostic Test to
proses akomodasi kognitif tersebut, ada tiga
Assess Pre-Service Teachers’
tahap strategi yang terangkum dalam suatu
Misconceptions about Global Warming,
model pembelajaran, yang dikenal dengan
Greenhouse Effect, Ozone Layer
model pembelajaran conceptual change. Model
Depletion, and Acid Rain. International
pembelajaran conceptual change tersebut
Journal of Science Education, 34(11), 1667–
mempunyai pola umum sebagai berikut: (1)
1686.
Fase pertama, eksposing alternative framewok
Baser, M. (2006). Effect of Conceptual Change
(mengungkapkan konsepsi awal), dengan cara
Oriented Instruction on Students’
mengungkapkan konsepsi awal siswa dan
Understanding of Heat and Temperature
mendiskusikan serta mengevaluasi konsepsi Concepts. Journal of Maltese Education
awal siswa; (2) Fase kedua ,creating conceptual
Research, 4(1), 64-79.
conflict (menciptakan konflik konseptual); (3)
Boo, H. K. (1998). Students’ Understandings of
Fase ketiga, encouraging cognitive accomodation
Chemical Bonds and the Energetics of
(mengupayakan terjadinya akomodasi kognitif). Chemical Reactions. Journal of Research in
Scinece Teaching, 35(5), 569-581.
SIMPULAN
Cahya, A. S., & Sanjaya, I. G. M. (2015). The
Development of Three Tier Diagnostic
Berdasarkan hasil penelitian dan
Test to Identify Student Misconception
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
in Chemical Bonding on 10th Grader.
instrumen tes diagnostik three-tier yang
UNESA Journal of Chemical Education, 4(3),
dikembangkan valid dengan tingkat kesukaran
2252-9454.
202
Doni Setiawan, dkk. / Journal of Innovative Science Education6 (2) (2017)
Chou, C., & Wu, H. C. (2007). Using a Two- Kinchin, I. A., Hay, D. B. & Adams A. (2000).
Tier Test to Assess Students’ How a Qualitative Approach to Concept
Understanding and Alternative Map Analysis Can Be Used to Aid
Conceptions of Cyber Copyright Laws. Learning by Illustrating Patterns of
British Journal of Educational Technology, Conceptual Development. Educational
38(6), 1072–1084. Research, 42(1), 43-57.
Coll, R. K., & Taylor, N. (2002). Mental Models Kirbulut, Z. D. & Geban, O. (2014). Using
in Chemistry: Senior Chemistry Students. Three-Tier Diagnostic Test to Assess
Mental Models of Chemical Bonding. Students’ Misconceptions of States of
Chemistry Education: Research and Practice Matter. Eurasia Journal of Mathematics,
in Europe, 3(2), 175-184. Science & Technology Education, 10(5), 509-
Gurel, D. K., & Eryilmaz, A. (2015). A Review 521.
and Comparison of Diagnostic Kuder G. F., & Richardson, M. W. (1937). The
Instruments to Identify Students’ Theory of The Estimation of Test
Misconceptions in Science. Eurasia Reliability. Psychometrika, 2(3), 151-160.
Journal of Mathematics, Science & Mursalin. (2013). Model Remediasi Miskonsepsi
Technology Education, 11(5), 989-1008. Materi Rangkaian Listrik dengan
Hammer, D. (1996). Misconceptions or P-Prims: Pendekatan Simulasi PhET. Jurnal
How May Alternative Perspectives of Pendidikan Fisika Indonesia, 9, 1-7.
Cognitive Structure Influence Nakiboglu, C. (2003). Instructional
Instructional Perceptions and Intentions. Misconceptions of Turkish Prospective
Journal of the Learning Sciences, 5(2), 97- Chemistry Teachers about Atomic
127. Orbitals and Hybridization. Chemistry
Indrawati, R. (2009). Pembelajaran Remedi Education:Research and Practice, 4(2), 171-
Menggunakan Modul dan Animasi pada 188.
Materi Kesetimbangan Kimia Ditinjau Nicoll, G. (2001). A report of undergraduates’
dari Tingkat Kesulitan Belajar Siswa. bonding misconceptions. International
Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana Journal of Science Education, 23(7), 707-
UNS. 730.
Ingec, S. K. (2009). Analysing Concept Maps as Nussbaum, J. & Novick, S. (1982). Alternative
an Assessment Tool in Teaching Physics Frameworks, Conceptual Conflict and
and Comparison with the Achievement Accommodation: Toward a Principled
Tests. International Journal of Science Teaching Strategy. Instructional Science,
Education, 31(14),1897-1915. 1(1), 183-200
Izzati, N. (2015). Remedial dan Pengayaan Odom, A. L., & Barrow, L. H. (1995).
melalui Pembelajaran Tutor Sebaya Development and Application of a ’Ifro-
terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Tier Diagnostic Test Measuring College
EduMa, 4(1), 54-68. Biology Students’ Understanding of
Kanli, U. (2014). A Study on Identifying the Diffusion and Osmosis after a Course of
Misconceptions of Pre-service and In- Instruction. Journal Of Research in Science
service Teachers about Basic Astronomy Teaching, 32(I), 45-61.
Concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Ozmen, H. (2004). Some Student
Science & Technology Education, 10(5), 471- Misconceptions in Chemistry: A
479. Literature Review of Chemical Bonding.
Khasanah, N. (2010). Penggunaan Pendekatan Journal of Science Education and Technology,
Konflik Kognitif untuk Remediasi 13(2), 147-159.
Miskonsepsi Pembelajaran Usaha dan Pesman, H., & Eryilmaz, A. (2010).
Energi. Tesis. Surakarta: Program Development of a Three-Tier Test to
Pascasarjana UNS. Assess Misconceptions About Simple
203
Doni Setiawan, dkk. / Journal of Innovative Science Education6 (2) (2017)
Electric Circuits. The Journal of Educational Thiagarajan, S., Semmel, D. & Semmel, M. I.
Research, 103, 208–222. (1974). Instructional development for
Schmidt, H. J. 1995. Students’ Misconceptions- training teacher of Exceptional Children A
Looking for a Pattern. John Wiley & Sons, Sourcebook. Bloomington: Indiana
Inc. 123-135. University.
Sholehah, S., & Suyono. (2014). Reduksi Treagust, D. F. (1988). Development and use of
Miskonsepsi dengan Model Pembelajaran diagnostic tests to evaluate students’
Conceptual Change pada Konsep misconceptions in science. International
Stoikiometri. Unesa Journal Of Chemical Journal of Science Education, 10(2), 159-
Education, 3(3), 161-168. 169.
Sunyono, Wirya, I. W., Suyanto, E., & Suyadi, Voska, K. W., & Heikkinen, H. W. (2000).
G. (2009). Identifikasi Masalah Kesulitan Identification and Analysis of Student
dalam PembelajaranKimia SMA Kelas X Conceptions Used to Solve Chemical
di Propinsi Lampung. Jurnal Pendidikan, Equilibrium Problems. Journal Of Research
305-317. In Science Teaching, 37(2), 160–176.
Tan, K. C. D. & Treagust, D. F. (1999). Wagiran. (2006). “Meningkatkan Keaktifan
Evaluating Students’ Understanding of Mahasiswa dan Reduksi Miskonsepsi
Chemical Bonding. School Science Review, melalui Pembelajaran Konstruktivistik
81(294), 75-84. Model Kooperatif Berbantuan Modul”.
Taufiq, M. (2012). Remediasi Miskonsepsi Jurnal Ilmu Pendidikan, 13(1), 25-32.
Mahasiswa Calon Guru Fisika pada
Konsep Gaya Melalui Penerapan Model
Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia JPII1, 1(2), 198-
203.
204