Anda di halaman 1dari 7

Zakaria dkk (2022) e-ISSN: 2829-0844

Jurnal Bioedukasi Vol 5 No (1) April 2022

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT


TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) TERINTEGRASI DISCOVERY
LEARNING (DL) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI
SMA NEGERI 5 KOTA TERNATE

Sumarti Zakaria1, Chumidach Roini2, Taslim D. Nur3


1
Program Pascasarjana, Universitas Khairun, Jl. Jusuf Abdulrahman Kampus II Unkhair Gambesi
Kota Ternate Selatan, Maluku Utara 97715 Indonesia.
2
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Khairun
Email: sumartizakaria@gmail.com; chumidach_71@gmail.com

Abstrak
Pendidikan merupakan sebuah aktifitas integral yang mencakup target, metode dan sarana
dalam membentuk manusia yang mampu berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungannya, baik
internal maupun eksternal demi terwujudnya kemajuan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis pengaruh penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)
terintegrasi Discovery Learning (DL) terhadap hasil belajar peserta didik. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen semu (Quasy Experiment). Sampel penelitian ini terdiri dari tiga kelas yaitu
kelas X-IPA2 sebagai kelas eksperimen diajar menggunakan model pembelajaran STAD terintegrasi
DL, X-IPA1 diajar menggunakan model pembelajaran STAD, dan X-IPA3 diajar menggunakan DL.
Kelas X-IPA1 dan X-IPA3 merupakan kelas kontrol. Materi biologi yang diajarkan pada penelitian ini
adalah tentang virus. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 84 peserta didik sedangkan sampelnya
merupakan sampel total. Pengumpulan data hasil belajar peserta didik dilakukan menggunakan
instrumen dalam bentuk soal tes essay dan pilihan ganda. Analisis data untuk menguji hipotesis
menggunakan uji Anacova berbantuan SPSS versi 16.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan model STAD terintegrasi DL berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Peningkatan
hasil belajar pada model STAD terintegrasi DL sebesar 73,33; DL sebesar 59,49; dan STAD sebesar
56,22.

Kata kunci: student team achievement division, discovery learning, hasil belajar

Abstract
Education is an integral activity that includes targets, methods and means in forming humans
who are able to interact and adapt to their environment, both internally and externally for the
realization of progress in the learning atmosphere and learning process so that students actively
develop their potential. The purpose of this study is to analyze the effect of implementing the
integrated Discovery Learning (DL) Student Team Achievement Division (STAD) learning model on
student learning outcomes. This research is a quasi-experimental research (Quasy Experiment). The
sample of this study consisted of three classes, namely class X-IPA2 as an experimental class taught
using the DL integrated STAD learning model, X-IPA1 taught using the STAD learning model, and
X-IPA3 taught using DL. Class X-IPA1 and X-IPA3 are control classes. The biological material
taught in this study is about viruses. The population in this study was 84 students while the sample
was a total sample. Data collection on student learning outcomes was carried out using instruments in
the form of essay and multiple choice questions. Analysis of the data to test the hypothesis using the
Anacova test assisted by SPSS version 16.0. The results showed that the implementation of the
integrated DL STAD model had an effect on student learning outcomes. The increase in learning
outcomes in the DL integrated STAD model is 73.33; DL is 59.49; and STAD of 56.22.

Keywords: student team achievement division, discovery learning, learning outcomes

18
Zakaria dkk (2022) e-ISSN: 2829-0844
Jurnal Bioedukasi Vol 5 No (1) April 2022

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam sejarah peradaban
anak manusia. Selain itu pendidikan merupakan sebuah aktifitas integral yang mencakup
target, metode dan sarana dalam membentuk manusia-manusia yang mampu berinteraksi dan
beradaptasi dengan lingkungannya, baik internal maupun eksternal demi terwujudnya
kemajuan yang lebih baik (Putra, 2014). Hasil dari pendidikan bukan sekedar peserta didik
memiliki kecerdasan pengetahuan dalam bentuk angka atau nilai tetapi harus memiliki
kemampuan menyelesaikan masalah yang dihadapi secara kreatif dan inovatif. Dalam rangka
mewujudkan kemajuan dalam dunia pendidikan di Indonesia, maka pemerintah berusaha
untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan melakukan berbagai reformasi dan inovasi
dalam bidang pendidikan.
Daryanto & Karim (2017) menyatakan perbaikan mutu pembelajaran dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan peserta didik agar dapat hidup di masyarakat pada era persaingan
global. Kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh peserta didik
menuju generasi emas abad 21 adalah berfikir kritis, mandiri dan komunikasi. Pembelajaran
abad 21 menekankan pada kemampuan peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai
sumber, merumuskan permasalahan, berfikir analitis dan kerja sama serta berkolaborasi
dalam menyelesaikan masalah.
Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini
adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar
peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan (Trianto, 2009). Dengan
menggunakan metode ataupun model yang tepat maka penyampaian materi kepada siswa
akan lebih mudah sehingga dapat memberdayakan peserta didik dari segi akademik maupun
kecakapan sosial, serta membuat suasana pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan
sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
perlu diadakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dan merangsang minat peserta didik
untuk lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran (Suparman & Husen, 2015).
Hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 5 kota Ternate
menunjukkan bahwa peserta didik mengalami kesulitan menyerap materi yang diberikan oleh
guru. Salah satu permasalahannya adalah guru tidak menerapkan variasi model dan variasi
metode pembelajaran karena guru menganggap dalam penerapannya model memiliki
beberapa kelemahan antara lain yaitu peserta didik kurang aktif dan alokasi waktu yang
terbatas. Aktifitas pembelajaran di kelas masih didominasi ceramah dan diskusi klasik
sehingga lebih banyak peserta didik yang tidak aktif dan jenuh dengan proses pembelajaran.
Peserta didik di SMA Negeri 5 Kota Ternate dalam proses pembelajaran di kelas lebih
banyak yang diam pada saat diskusi dan sebagian besar hanya duduk, diam dan dengar. Guru
Biologi di SMA Negeri 5 Kota Ternate sebanyak 2% telah mengembangkan model
pembelajaran inovatif yaitu dengan memadukan dua model pembelajaran.
Model pembelajaran Discovery Learning merupakan model pembelajaran yang
mendorong peserta didik mendapatkan konsep pengetahuan dengan cara menemukan sendiri
melalui pengalaman (Daryanto & Karim, 2017). Aryanti dkk (2013) menyatakan penerapan
model Discovery Learning hasil belajarnya lebih baik dari metode ceramah. Perolehan rerata
nilai melalui penerapan model Discovery Learning sebesar 82,58 sedangkan metode ceramah
sebesar 77,87. Solusi untuk mencapai pembelajaran yang ideal dibutuhkan penerapan model
pembelajaran yang inovatif. Model Discovery Learning dinilai dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik karena termasuk salah satu model yang berpusat pada peserta didik
(student centered) dan menuntut keterlibatannya melalui penemuan. Hasil penelitian
Kumalasari, (2015) menunjukkan bahwa penggunaan model discovery learning dapat

19
Zakaria dkk (2022) e-ISSN: 2829-0844
Jurnal Bioedukasi Vol 5 No (1) April 2022

meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan kriteria baik. Model pembelajaran lain yang
berpotensi meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah STAD. Menurut (Trinovia &
Mulyanratna, 2013) menyebutkan model STAD dapat menciptakan peningkatan motivasi
peserta didik dalam kegiatan proses belajarnya. Hasil penelitian William, (2014) bahwa
penggunaan model STAD terbukti cukup efektif untuk meningkatan hasil belajar peserta
didik. Kelebihan-kelebihan yang terdapat pada model pembelajaran STAD maupun DL jika
diintegrasikan diharapkan akan lebih meningkatkan hasil belajar peserta didik.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Desain
penelitian ini adalah pretest-posttest control group design menggunakan penerapan model
STAD terintegrasi DL. Variabel bebas yaitu model pembelajaran STAD terintegrasi DL
sedangkan variabel terikatnya yaitu hasil belajar. Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh
penerapan STAD terintegrasi DL (STAD-DL) terhadap hasil belajar peserta didik di SMA
Negeri 5 Kota Ternate pada semester gasal tahun pelajaran 2021-2022.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas lembar observasi
pembelajaran, perangkat pembelajaran yang dimaksud meliputi silabus, RPP, rubrik lembar
kerja siswa yang berkarakter model pembelajaran STAD terintegrasi DL, dan tes soal pilihan
ganda untuk mengukur hasil belajar. Proses pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini meliputi: (a) melakukan pretest pada kelas perlakuan maupun kelas kontrol
sebelum dilakukan pembelajaran; (b) melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran STAD terintegrasi DL pada kelas perlakuan, sedangkan untuk kelas
kontrol terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas dengan penerapkan model STAD dan kelas
lainnya menggunakan DL; (c) melakukan posttest pada akhir penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar peserta didik
sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran. Hasil pretest dan posttest pada
kelas kontrol dan perlakukan disajikan pada Gambar 1 berikut. Rerata nilai posttest STAD-
DL sebesar 88,22 sedangkan STAD sebesar 75,41 dan DL sebesar 79,19.

Rata-rata Pretes Rata-rata Postes

88,22
75,41 77,19

19,00 17,52 14,74

STAD DL STAD+DL

Gambar 1. Diagram Nilai Pretest dan Posttest Hasil Belajar Peserta Didik

20
Zakaria dkk (2022) e-ISSN: 2829-0844
Jurnal Bioedukasi Vol 5 No (1) April 2022

Data hasil belajar yang diperoleh dari pretest dan posttest kemudian dianalisis
menggunakan uji N-Gain untuk mengetahui peningkatan penerapan model pembelajaran
STAD terintegrasi DL (STAD-DL) terhadap hasil belajar peserta didik. Hasil uji N-Gain
pada kelas kontrol dan perlakukan disajikan pada Gambar 2 berikut.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

90,00
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
Pretes Postes N-Gain
STAD 19,00 75,41 56,22
DL 17,52 77,19 59,49
STAD+DL 14,74 88,22 73,33

Gambar 2. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik

Gambar 2. menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar menggunakan model


STADDL berkategori sedang. Peningkatan hasil belajar menggunakan model STAD
terintegrasi DL (STAD-DL) berkategori tinggi. Kesimpulan yang diperoleh bahwa model
STAD terintegrasi DL (STAD-DL) lebih efektif meningkatkan hasil belajar dibandingkan
model STAD maupun DL.
Data hasil belajar peserta didik juga dianalisis menggunakan uji normalitas One-
Sample Kolmogorov-Smirnov Test dan diperoleh nilai signifikan sebesar 0,272 sehingga data
nilai pretest dan posttest berdistribusi normal. Uji homegenitas terhadap data penelitian
diperoleh disimpulkan bahwa kelompok data memiliki varians homogen.
Data hasil belajar selanjutnya diuji menggunakan Anacova berbantuan SPSS Versi
16.0. Ringkasan hasil uji Anacova disajikan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Ringkasan Hasil Uji Anacova Pengaruh Model Pembelajaran STAD


Terintegrasi DL (STAD-DL) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik
Dependent Variable:Postes_HB
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 2864.860a 3 954.953 16.515 .000
Intercept 39827.485 1 39827.485 688.788 .000
Pre test_HB 410.479 1 410.479 7.099 .009
Model_Belajar 936.264 2 468.132 8.096 .001
Error 4625.806 80 57.823
Total 549580.000 84
Corrected Total 7490.667 83
a. R Squared = ,382 (Adjusted R Squared = ,359)

Tabel 1 menunjukkan data setelah diuji anacova memiliki signifikan 0,001 sehingga Ho
ditolak atau H1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang nyata penerapan model STAD
terintegrasi DL (STAD-DL) terhadap hasil belajar peserta didik. Data selanjutnya diuji

21
Zakaria dkk (2022) e-ISSN: 2829-0844
Jurnal Bioedukasi Vol 5 No (1) April 2022

menggunakan Uji Tukey untuk mengetahui perbedaan antar perlakukan penelitian. Hasil Uji
Tukey disajikan pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2 Hasil Uji Tukey Hasil Belajar Peserta Didik


Subset for alpha =
0.05
Model_Belajar N 1 2
Tukey HSDa STAD 28 75.7857
DL 28 77.2857
DTADDL 28 87.9286
Sig. .757 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Uses Harmonic Mean Sample Size = 28,000.

Tabel 2. Menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik setelah diajarkan


menggunakan model model STAD terintegrasi DL (STAD-DL) berbeda nyata dengan hasil
belajar yang diajarkan menggunakan model pembelajaran STAD dan DL. Hasil belajar
peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran STAD dan DL tidak berbeda
nyata.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ramlah (2018) yang menunjukkan
terdapat pengaruh model pembelajaran DL dipadu dengan STAD (DL-STAD) terhadap hasil
belajar siswa dengan taraf kepercayaan 5%. Purnandita, (2013) menyatakan bahwa
penggunaan model DL dan STAD berpengaruh terhadap hasil belajar pada mata pelajaran
ilmu bangunan gedung. Model pembelajaran DL dan STAD terbukti berhasil memberikan
pengaruh terhadap hasil belajar. Hasil penelitian Asyfa, & Supardi (2020) DL terintegrasi
cooperative learning tipe STAD menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih
baik dibandingkan kelas kontrol. N-gain kelas eksperimen sebesar 0,54 sedangkan kelas
kontrol 0,45. Selain itu hasil uji koefisien korelasi biserial kelas eksperimen yaitu 0,506. Hal
ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kelas eksperimen memberikan pengaruh sebesar
25,60% serta estimasi proporsi ketuntasan belajar mencapai 68% < phi< 93%. Lebih lanjut
dinyatakan Rima & Suhandi (2018), tentang perbedaan hasil belajar menggunakan model
STAD dan Teams Game Tournament (TGT) menunjukkan perbedaan hasil belajar yang
signifikan. Data komparasi rata-rata nilai posttest model STAD adalah 80,00 sedangkan
model TGT adalah 74,18. Pada model pembelajaran STAD peserta didik saling mendukung
dan membantu satu sama lain dalam menguasai meteri yang diajarkan guru secara singkat.
Saat diberikan penugasan secara kelompok siswa terlihat cukup antusias dan memiliki
motivasi yang tinggi dalam bekerja sama serta saling mengajarkan ke teman lain satu timnya
untuk menjadi kelompok yang terbaik dalam satu kelas tersebut. Selain itu peserta didik lebih
terlihat nyaman karena sifat pembelajaran lebih menyenangkan, aktif dan tidak monoton serta
tidak merasa tertekan oleh guru di kelas. Pembelajaran STAD memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk berdiskusi dalam kelompok kelas sehingga akan tercipta suasana
belajar yang lebih aktif, efektif dan menyenangkan.
Model pembelajaran STAD merupakan pembelajaran kooperatif paling sederhana
(Majid, 2013). Model pembelajaran STAD dilaksanakan berkelompok sehingga masing-
masing kelompok memiliki kemampuan akademik yang heterogen . Pendidik menggunakan
model STAD untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada peserta didik setiap
pertemuan sehingga peserta didik mampu bekerjasama lebih baik dalam hal positif.
Kerjasama dalam kelompok tersebut dapat meningkatkan hasil belajar kognitif. Peserta didik
berpartisipasi secara aktif dalam belajar dengan konsep dan prinsip-prinsip sehingga

22
Zakaria dkk (2022) e-ISSN: 2829-0844
Jurnal Bioedukasi Vol 5 No (1) April 2022

diperoleh pengalaman melalui eksperimennya. Prestasi belajar di sekolah tidak hanya


dipengaruhi oleh bagaimana anak-anak giat belajar dan dapat memahami pelajaran, tetapi
juga model atau cara pendidik mengajar.
Model pembelajaran DL terintegrasi STAD memberikan pengaruh yang positif dengan
peningkatan sebesar 73,33 yang mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini
karena peserta didik menggali dan menemukan sendiri konsep gagasan sendiri melalui
pengalaman pribadi, tanya jawab, diskusi kelompok, maupun melakukan percobaan. Adanya
kelompok diskusi membuat siswa dapat bertukar pikiran dan tidak merasa terbebani dalam
pembelajaran. Keefektifan model pembelajaran DL terintegrasi STAD dalam pembelajaran
sesuai dengan pendapat Suriyah dkk, (2015) bahwa peserta didik lebih cenderung untuk
mengingat konsep dan pengetahuan yang ditemukannya sendiri (berbeda dengan
pembelajaran tradisional). Selain itu juga memungkinkan peserta didik lebih paham
mengenai informasi atau konsep yang telah ditemukan.

KESIMPULAN

Penerapan model pembelajaran STAD terintegrasi DL (STAD-DL) terbukti


berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik dengan peningkatan hasil pada model
STADDL sebesar 73,33 sedangkan model DL sebesar 59,49 dan STAD sebesar 56,22.

DAFTAR PUSTAKA

Aryanti, I. J., Taiyeb, A. M., & Hartono. (2013). Perbandingan Penerapan Metode Discovery-
Inquiry Terbimbing dengan Metode Ceramah Bervariasi Terhadap Hasil Belajar
Siswa SMA kelas X dalam jurnal FKIP UNS.
Asyfa, F. & Supardi. (2020). Pengaruh Discovery Learning Terintegrasi Cooperative
Learning STAD Dengan Sem Terhadap Hasil Belajar Kimia. Journal of Chemistry
in Education. ISSN No. 2252-6609.
Daryanto & Karim, S. (2017). Pembelajaran Abad 21. Daerah Istimewa Yogyakarta: Gava
Media.
Kumalasari, D. 2015. Dampak Model Discovery Learning Terhadap Keterampilan Proses
Sains dan Hasil Belajar IPA-FISIKA Siswa di MTs Negeri 1 Jember. Jurnal
Pendidikan Fisika, 4(1), 80-86. Retrieved from
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPF/article/view/1866.
Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Putra, Z. H. (2014). Buku kuliah Terintegrasi Rencana Pembelajaran Sekolah Dasar.
Pekanbaru: Zesya Publisher.
Ramlah. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Dipadu Dengan STAD
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas VIII SMPN 2
Wanasaba Tahun Pelajaran 2018/2019. [Diploma Thesis] Universitas Hamzanwadi.
Rima & Suhandi. (2018). Perbedaan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Student
Team Achievment Divisions (STAD) dan Teams Game Tournament (TGT) Siswa.
JTIEE, 2(1).
Suparman, S., & Husen, D. N. (2015). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Melalui Penerapan Model Problem Based Learning. Bioedukasi, 3(2): 367-372.
Suriyah, P., Kusmayadi, T. A., & Usodo, B. (2015). Eksperimentasi Model Pembelajaran
Kooperatif STAD With Guided Discovery Learning Pada Materi Pokok Lingkaran
Ditinjau dari Adversity Quotient (QA). Jurnal Elektronik Pembelajaran
Matematika. 3(3), 256–267.

23
Zakaria dkk (2022) e-ISSN: 2829-0844
Jurnal Bioedukasi Vol 5 No (1) April 2022

Trianto. (2019). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarata: Kencana.


Trinovia, V. & Mulyanratna, M. (2013). Penerapan Strategi Index Card Match (Mencari
Pasangan Kartu) dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Materi
Alat Optik. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 2(3), 85-88.
William & Flora Hewlett Foundation. (2014). Deeper Learning for Every Student Every Day.
(online). www.hewlett.org. Diakses 20 Maret 2022.

24

Anda mungkin juga menyukai