Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 3

STATISTIKA

“UJI ANAVA”

Nama : SRI MULYANI SIHOMBING


NIM : 1517822001
Kelas : REGULER

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
JUDUL : PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TATA RIAS WAJAH YANG
DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY
LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA
YANG MEMILIKI MOTIVASI BELAJAR TINGGI DAN MOTIVASI BELAJAR
RENDAH

A. Desain Penelitian
Desain treatment by level 2 x 2
Model Belajar (A) Model Pembelajaran Discovery Model Pembelajaran
Learning (A1) Kooperatif (A2)
Model Belajar (B)
Motivasi Tinggi (B1) A1B1 A2B1
Motivasi Rendah (B2) A2B1 A2B2

Keterangan :
A = Model pembelajaran
B = Motivasi belajar
A1 = Kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran model pembelajaran Discovery
Learning.
A2 = Kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran model pembelajaran Kooperatif.
B1 = Kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan motivasi belajar tinggi
B2 = Kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan motivasi belajar rendah
A1B1 = Kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran model pembelajaran Discovery
Learning motivasi belajar tinggi
A1B2 = Kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran model pembelajaran Discovery
Learning motivasi belajar rendah
A2B1 = Kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran model pembelajaran Kooperatif
motivasi tinggi
A2B2 = Kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran model pembelajaran Kooperatif
motivasi rendah
B. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar Tata Rias Wajah antara siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran Discovery Learning dengan yang diajarkan dengan model
pembelajaran Kooperatif?
2. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar
siswa terhadap hasil belajar Tata Rias Wajah?
3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar Tata Rias Wajah antara siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran Discovery Learning dengan yang diajarkan dengan model
pembelajaran Kooperatif pada siswa yang mempunyai motivasi rendah ?
4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar Tata Rias Wajah antara siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran Discovery dengan yang diajarkan dengan model
pembelajaran Kooperatif pada siswa yang mempunyai motivasi tinggi ?

C. Hipotesa Penelitian
1. Hasil belajar Tata Rias Wajah siswa yang diajar menggunakan model Discovery
Learning lebih tinggi dari siswa yang diajar menggunakan Model Pembalajaran
Kooperatif.
2. Terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap
hasil belajar Tata Rias Wajah.
3. Hasil belajar Tata Rias Wajah siswa yang diajar menggunakan model Discovery
Learning lebih tinggi dibanding dengan yang diajar menggunakan model Kooperatif,
pada siswa yang mempunyai motivasi rendah.

D. Hipotesis Statistika
1. Hipotesis Pertama
H0: µA1 = µA2
H1: µA1> µA2
Keterangan
H0 = Hipotesis nol
H1 = Hipotesis alternative
μA1 : Rata-rata hasil belajar Tata Rias Wajah kelompok populasi siswa yang dibelajarkan
dengan Discover Learning
μA2 : Rata-rata hasil belajar Tata Rias Wajah kelompok populasi siswa yang dibelajarkan
dengan metode Kooperatif
2. Hipotesis Kedua
H0: Interaksi A X B = 0
H1: Interaksi A X B ≠ 0
Keterangan :
A = Model pembelajaran
B = Motivasi Belajar
3. Hipotesis Ketiga
H0: µA1B1 = µA2B1
H1: µA1B1> µ A2B14
Keterangan :
μ A1B1 = Rata-rata hasil belajar Tata Rias Wajah kelompok populasi siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan Discovery Learning yang memiliki motivasi
belajar tinggi
µA2B1 = Rerata hasil belajar Tata Rias Wajah siswa yang dibelajarkan menggunakan
Kooperatif dengan motivasi belajar tinggi
4. Hipotesis Keempat
H0: µA1B2 = µA2B2
H1: µA1B2< µA2B2
Keterangan:
µA1B2 = Rerata hasil belajar Tata Rias Wajah siswa yang dibelajarkan menggunakan
Discovery Learning dengan motivasi belajar rendah
µA2B2 = Rerata hasil belajar Tata Rias Wajah mahasiswa yang dibelajarkan
menggunakan Kooperatif dengan motivasi belajar rendah
E. Data Penelitian
Motivasi Belajar Model Pembelajaran

Discovery Learning (A1) Kooperatif (A2)

Motivasi belajar tinggi 96, 86, 98, 82, 85, 92, 86, 90, 92, 90, 86, 78, 72, 80, 79, 76, 72, 77, 79, 93,
(B1) 87, 90, 95, 79, 98 86, 89, 72, 89, 80
Motivasi belajar 65, 50, 64, 58, 65, 50, 54, 67, 56, 56 60, 53, 57, 71, 57, 61, 50, 54, 75, 62
rendah (B2)

F. Uji Persyaratan
1. Uji Normalitas Nilai Residual
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Standardized Residual for hasil .103 50 .200* .965 50 .151
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan output SPSS ini didapat nilai sig sebesar 0.151, karena nilai sig 0.151 > 0.05
maka dapat disimpulkan nilai residual standart normal
2. Uji Homogenitas
Levene's Test of Equality of Error Variances a
Dependent Variable: hasil belajar
F df1 df2 Sig.
.313 3 46 .816
Tests the null hypothesis that the error variance of the
dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + model + metivasi + model *
metivasi

Berdasarkan output SPSS ini didapat nilai sig sebesar 0.816, karena nilai sig 0.816 > 0.05
maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Tata Rias Wajah adalah homogen.
G. Uji Inferensial Anova Dua Jalur
Tabulasi Data Statistik ( Hasil Perhitungan Menggunakan SPSS)
Sumber Statistik A1 A2 b

B1 n 15 15 30

¯x 89.73 80.53 85.13

s 5.65 6.66 7.66

S2 31.92 44.41 58.74

B2 n 10 10 20

¯x 58.50 60.00 59.25

s 6.36 7.84 6.99

S2 40.50 61.55 48.93

k n 25 25 50

¯x 77.24 72.32 74.78

s 16.66 12.42 14.75

S2 277.69 154.39 217.80


Keterangan :
A1 = Kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan metode pembelajaran Discovery
Learning
A2 = Kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan metode pembelajaran Kooperatif
B1 = Kelompok siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi
B2 = Kelompok siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah
n = Banyaknya sampel pada setiap kelompok
¯x = Skor rerata hasil belajar Tata Rias Wajah
s = Simpangan baku atau standar deviasi
S2 = Varians gabungan
Tabel Rangkuman Hasil Anava 2X2 Data Hasi Belajar Tata Rias Wajah
(Hasil Perhitungan Menggunakan SPPS)
Sumber Varians db JK RJK = S2 Fh Ft
0.05 0.01
Antar Baris (A) 1 184.083 184.083 4.365 3.20 7.22
Antar Kolom (B) 1 8080.830 8080.830 191.611 3.20 7.22
Interaksi (A.B) 1 352.083 352.083 8.349 3.20 7.22
Antar kelompok 3 8745.413 8745.413 69.123
Dalam Kelompok 46 1939.967 42.173
Total Direduksi 49 10685.380
Rerata (Koreksi) 1 250389.630
Total 50 290587.000

1. Hasil Uji Hipotesa Pertama


Hipotesis yang di uji secara statistik dirumuskan sebagai berikut H0 : lawan H1 :
dengan kriteria pengujian tolak Ho, jika Fhitung > Ftabel.
Sesuai tabel perhitungan ANAVA dua jalur menunjukkan pada baris (A/model
pembelajaran) diperoleh bahwa Fh = 4.365 lebih besar dari Ft = 3.20 untuk taraf
signifikansi α = 0,05 (Fh > Ft). Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga hasil
belajar Tata Rias Wajah siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning lebih besar dibanding dengan yang dibelajarkan menggunakan
model pembelajaran Kooperatif.

2. Hasil Uji Hipotesa Kedua


Hipotesis yang diuji secara statistik dirumuskan Ho: Interaksi AxB = 0 lawan H1 :
Interaksi AxB ≠ 0 dengan kriteria pengujian, tolak Ho jika Fhitung > Ftabel. Hasil
pengujian pada Tabel ANAVA diperoleh bahwa pada baris interaksi (AB) diperoleh
Fhitung = F0 (AxB) = 8.349 > FtabeL = 3.20 maka Ho ditolak. Jadi terdapat
pengaruh interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dan gaya belajar
terhadap hasil belajar Tata Rias Wajah . Bentuk interaksi tersebut divisualisasikan
seperti gambar yang di bawah ini.
Rerata Hasil
100
90 90
80 80
70 58
60 Motivasi Tinggi
50 60 Motivasi Rendah
40
30
20
10
0
Discovery Learning Koopertatif

Gambar Visualisasi Pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi


belajar terhadap hasil belajar Tata Rias Wajah.

3. Hasil Uji Hipotesa Tiga


Secara statistik dirumuskan Ho: µA1B1 = µA2B1 dan H1: µA1B1> µ A2B1 dengan
kriteria pengujian tolak Ho jika Fhitung> Ftabel. Dari hasil perhitungan uji Scheffe
antara variabel A1B1 dan A2B1 di jelaskan pada tabel berikut:
Statistik A1B1 A2B1 Jumlah
N 15 15 30
¯x
89.73 80.53
RKD 1939.967
RJK(A1B1xA2B2) 42.173
thit 4.23
Ttabel 1.73
Hasil analisis pada tabel diatas diperoleh nilai thitung = t(A1B1xA2B1) = 4.23 lebih
besar dari Ttabel = t(A1B1xA2B1) = 1.73. Hal ini menunjukkan H0 ditolak dan H1
diterima. Jadi hasil belajar Tata Rias Wajah yang dibelajarkan menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning lebih tinggi dari hasil belajar Tata Rias Siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif yang memiliki
motivasi belajar tinggi.
4. Hasil Uji Hipotesis Ke Empat
Secara statistik dirumuskan H0: µA1B2 = µA2B2 lawan H1: µA1B2< µA2B2
dengan kriteria pengujian tolak Ho jika Fhitung> Ftabel. Dari hasil perhitungan uji
Scheffe antara variabel A1B2 dan A2B2 di jelaskan pada tabel berikut.
Statistik A1B1 A2B1 Jumlah
N 10 10 20
¯x
58.50 60.00
RKD 1939.967
RJK(A1B1xA2B2) 42.173
thit -0.47
Ttabel -1.73
Hasil analisis pada tabel 5 diperoleh nilai thitung = t(A1B2xA2B2) = -0.47 lebih kecil
dari tabel = t(A1B1xA2B1) = -1.73. Hal ini menunjukkan ditolak H0 dan diterima
H1. Jadi hasil belajar Tata Rias Wajah siswa yang dibelajarkan menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning lebih rendah dibandingkan dengan yang
dibelajarkan menggunakan menggunakan model pembelajaran Kooperatif pada siswa
yang memiliki motivasi rendah.
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitan dan pembahasan yang dideskripsikan di atas, peneliti
menyimpulkan kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1. Hasil belajar Tata Rias Wajah siswa yang dibelajarkan menggunakan pembalajaran
Discovery Learning lebih besar dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembalajaran Kooperatif.
2. Terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap
hasil belajar Tata Rias Wajah.
3. Hasil belajar Tata Rias Wajah siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
Discovery Learning lebih tinggi dari hasil belajar Tata Rias Wajah siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran Kooperatif, pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi.
4. Hasil belajar Tata Rias Wajah siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
Discovery Learning lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran Kooperatif, pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

Anda mungkin juga menyukai