Anda di halaman 1dari 5

Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan

Vol. 3 No. 2, September 2021


 
 

Vol 3. No. 2, September 2021 

Esensi Perbedaan Metode Kualitatif Dan Kuantitatif 
 
M. Firmansyah*1, M a s r u n2, I Dewa Ketut Yudha S3 
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram 
 
*Corresponding Email: firmansyah.feb@unram.ac.id 
Email:  masrun.feunram@yahoo.com, 3Dewayudha2016@gmail.com 
2

Info Artikel  ABSTRAK 
Kata Kunci: Penelitian kualitatif saat ini telah mendapat tempat dalam kajian-
pendekatan kuantitatif, kajian ilmiah di lingkup fakultas ekonomi dan bisnis. Telah banyak
pendekatan kualitatif, tugas akhir mahasiswa berupa skripsi, tesis dan disertasi yang
penomoran dan intepretif menggunakan metode penelitian kualitatif. Namun dalam
pelaksanaannya perbedaan antara kuantitatif dan kualitatif masih
samar-samar di kalangan mahasiswa dan juga dosen yang terbiasa
dengan metode kuantitatif. Sehingga masih dibutuhkan penjelasan
perbedaan kedua metode tersebut. Artikel ini menjelaskan esensi
perbedaan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Artikel ini
menggunakan analisis kepustakaan.

1. PENDAHULUAN pada social dicipline, karena cenderung


matematis dengan berbagai teknis
Di awal abad ke-20 beberapa filosof dan perhitungan rumit. Padahal, ekonomi
peneliti menyuarakan untuk melihat merupakan bagian dari kompleksitas
kembali metode penelitian yang selama fenomena sosial, yang oleh Chamlee-
ini mewarnai kajian ilmiah. Mereka Wright (2010) samakan dengan puzzle
mengkritik cara pandang, pendekatan riset beribu teka-teki.
berhaluan positivis (baca: kuantitatif) Alternatif yang diambil guna
yang selama ini digunakan. Pendekatan memenuhi keinginan menjawab
positivis dianggap belum melayani kompleksitas fenomena itu, riset bidang
pengetahuan dengan baik (Baden dan ekonomi dan bisnis di beberapa perguruan
Major, 2010: 1). tinggi mulai mencoba memperkenalkan
Walau-pun ditemukan beberapa metode pemaknaan mendalam (indept
keterbatasan, orientasi kuantitatif masih research) atau kualitatif. Di Indonesia,
lebih sering diberi rasa hormat. beberapa perguruan tinggi ternama
Masyarakat umum menganggap ilmu banyak menghasilkan studi kualitatif
penomoran lebih disukai (Berg, 2001: 2) sebagai tugas akhir mahasiswa ekonomi
dari memaknai (meaning) dan menggali dan bisnis, khususnya jenjang S-2 dan S-
fenomena mendalam. Ilmu ekonomi 3. Mahasiswa semakin variatif memilih
misalnya oleh sebagian kalangan lebih paradigma meneliti, tidak lagi terpaku
dianggap sebagai tecnical dicipline dari hanya dengan pendekatan kuantitatif.

M. Firmansyah, dkk 156


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 3 No. 2, September 2021
 
 
Dalam pelaksanaan antara sebagai tema-tema penelitian. Sedangkan,
pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor penjelas dalam penelitian
masih samar-samar. Khususnya di kuantitatif yang disebut variabel atau
kalangan mahasiswa dan dosen yang parameter ditentukan terlebih dahulu
terbiasa dengan pendekatan kuantitatif. bersamaan dengan hipotesis yang akan
Artikel ini menjelaskan esensi perbedaan diuji.
antara pendekatan kuantitatif dengan Dalam perspektif lain, konsep rasionalitas
kualitatif. yang merupakan gambaran penentu
perilaku terdapat perbedaan mendasar.
2. METODE PENELTIAN Kuantitatif mengakomodir nilai-nilai
positivis tentu menyandarkan sifat
Jenis penelitian ini adalah studi rasionalitas pada konsep homo
kepustakaan. Studi kepustakaan adalah economicus di mana yang terbaik adalah
teknik analisis dengan menelaah literatur, yang terbesar, terbanyak. Manusia
catatan, laporan terkait dengan cendrung rasional dan tidak didasarkan
permasalahan yang ingin dipecahkan. oleh nilai-nilai lokal (local wisdom).
Penelitian dilakukan dengan menggali Bertolak belakang dengan itu, penelitian
sumber yang menjelaskan perbedaan kualitatif yang menganut nilai normatif,
metode kuantitatif dengan kualitatif atau dengan menganggap perilaku rasional
penjelasan di antara ke duanya secara juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang oleh
parsial. Thortstain Veblen (tokoh ekonomi
kelembagaan) sebut sebagai habits dan
3. PEMBAHASAN routins (kebiasaan dan rutinitas). Tokoh
ekonomi kelembagaan baru (new
Mendalami perbedaan metode kualitatif institutional economics) Herbert Simon
dan kuantitatif salah satunya dengan menjembatani dua pola perbedaan estrim
memahami studi pengetahuan antara pemikir ekonomi neo-klasik
(knowladge) yang disebut sebagai (positivis) dan kelembagaan lama
epistemologi. Mengacu pada falsafah (Veblen) dengan membangun kerangka
epistemologi asumsi dari pendekatan pikir rasionalitas terbelenggu (bounded
kualitatif dan kuantitatif dalam ranah rationality). Di mana menurut Simon
penelitian memiliki perbedaan yang rasionalitas perilaku manusia terbelenggu,
radikal (Vanderstoep dan Johnston, 2009: terbatas oleh a simentri informasi dan
165). Bagi Bryman perlakuan (treatmen) struktur lingkungan.
kedua pendekatan ini berlaku mutually Terkait eksistensi teori dalam penelitian
antagonistic (Bryman, 2004: 93). Ada juga ada perbedaan. Keberadaan teori
beberapa karakteristik dasar sebagai dalam penelitian kuantitatif adalah mutlak
pembeda yaitu: Kerangka konseptual, diperlukan. Teori merupakan petunjuk
faktor penjelas, konsep rasionalitas dan utama penelitian, teori merupakan
keberadaan teori. penentu arah penelitian bahkan sebagai
Rancang bangun kerangka konseptual acuan hipotesis yang akan diuji. Sehingga
penelitian kualitatif terbentuk di lapangan, dari awal perlu ada yang namanya grand
artinya konseptual terbentuk setelah theory yang menjadi payung setiap
melakukan studi lapangan awal. penelitian. Sedangkan penelitian kualitatif
Sedangkan penelitian kuantitatif teori hanya diperlukan untuk membantu
dirancang di atas meja kerja ketika peneliti menyusun pertanyaan atau
menyusun proposal penelitian. Faktor membantu peneliti di lapangan. Jadi teori
penjelas penelitian kualitatif juga dalam penelitian kualitatif tidaklah secara
ditentukan di lapangan yang disebut baku ditentukan dari awal, namun teori

M. Firmansyah, dkk 156


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 3 No. 2, September 2021
 
 
bisa juga dicari, dilengkapi saat di Sehingga penelitian kualitatif akan
lapangan sehingga dapat dilakukan mengacu pada: konsep dari makna,
perbandingan antara teori yang ada definisi, karakteristik, metafora, simbol
dengan fenomena yang ada di lapangan. dan hal lain berkaitan dengan deskripsi.
Metode kuantitatif menganggap ilmu Sebaliknya, penelitian kuantitatif
ditandai dengan penelitian empiris, mengacu pada jumlah dan ukuran. Dalam
fenomena dapat direduksi dengan memaknai hasil, penelitian kuantitatif
indikator empiris yang mewakili mencoba mengurai keluasan hasil studi
kebenaran, sementara itu dari aspek dan menggeneralisasi sebagai kebenaran
ontologis (realitas) hanya satu kebenaran atau fakta empiris secara umum,
di mana realitas objektif pada manusia sedangkan penelitian kualitatif mengkaji
adalah independent (Sale, Lohfeld dan ke dalaman fakta atau kejadian, sehingga
Brazil, 2002). Lebih jauh Sale, Lohfeld bersifat lokal dan tidak dalam rangka
dan Brazil (2002) mengatakan secara generalisasi temuan empiris sebagai
epistemologis penyidik dan yang kejadian umum.
diselidiki adalah entitas yang independent, Metode kuantitatif mengasumsikan
sehingga peneliti hanya mampu pengetahuan adalah “out there” maka
mempelajari fenomena tanpa pengetahuan itu untuk ditemukan, ada
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh realitas yang dapat diketahui secara fisik
fenomena itu. oleh peneliti yang terlatih. Kualitatif
Dalam konteks jumlah informan atau mengasumsikan pengetahuan sebagai
responden antara kualitatif dan kuantitatif hasil konstruksi pemahaman, bersumber
menunjukkan perbedaan yang ekstrem. dari komunikasi dan interaksi, sehingga
Metode kuantitatif walaupun pengetahuan bukan “out there” tetapi di
menggunakan metode sampling dari dalam persepsi dan intepretasi dari
populasi, tetap membutuhkan banyak individu. Pendek kata, pengetahuan
responden, sedangkan kualitatif secara dikonstruksikan atau dikreasikan oleh
khusus hanya pada beberapa responden/ masyarakat, sehingga disebut social
informan dalam kebutuhan wawancara construction of reality (Vainderstoep dan
mendalam atau indepth intervew Johnston, 2009: 165-166).
(Debrofoni dan Fuentes, 2008). Pandangan di atas menyiratkan, penelitian
Mengingat kualitatif merupakan studi kualitatif meyakini bahwa di balik
pemaknaan (intepretif) maka tergantung fenomena ada “noumena”, di balik
sungguh dari intuisi dan pemahaman yang perilaku ada pemahaman, proses memilih
berbeda-beda dari setiap individu. Oleh dan memutuskan terejawantah dalam
karenanya peneliti diharuskan terjun bentuk tindakan, di mana tindakan
sendiri secara langsung dengan tidak merupakan buah dari pikiran dan
menggunakan enumerator atau asisten, pemahaman tersebut. Di balik keputusan,
karena dikhawatirkan melahirkan ada outcomes yang diharapkan untuk
interpretasi makna fenomena yang dicapai oleh individu sehingga keputusan
berbeda antara peneliti dengan asistennya. harus dipilih dan diharapkan
Membedakan antara pendekatan memaksimalkan utilitas baginya. Oleh
kuantitatif dan kualitatif, selanjutnya karena itu, dalam memaknai keputusan
Dabbs dalam Berg (2001:2) menunjukkan dan perilaku yang berkembang perlu
bahwa gagasan kualitas adalah penting peran intuisi di situ. Sebagai contoh kata
untuk hal sifat. Kualitas merujuk pada “iya” atau “tidak” dari seorang informan
konteks apa, bagaimana, kapan, dan di belum tentu merupakan jawaban yang
mana dari esensi “sesuatu”. Sekaligus sesungguhnya dari informan. Artinya
memasukkan unsur suasana “sesuatu” itu. jawaban “iya” bisa juga dimaknai “tidak”.

M. Firmansyah, dkk 157


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 3 No. 2, September 2021
 
 
Jawaban “iya” dengan bahasa tubuh, raut sebenarnya dalam diri responden atau
muka yang tidak menunjukkan arah yang informan karena terstruktur di atas meja,
sama (mendukung) bisa jadi berarti sehingga peluang untuk mengisi asal-
“tidak”. Artinya, di bibirnya berkata “iya” asalan sulit dihindari.
namun dalam hati yang tergambar dari
bahasa tubuh sebenarnya menganggap 4. PENUTUP
“tidak”. Bahkan ketika seseorang yang
diteliti tidak menjawab sekalipun dapat Perbedaan antara penelitian kualitatif dan
berarti sebuah sikap, memiliki makna kuantitatif terletak pada hasil apa yang
yang merupakan jawaban dari fenomena diharapkan peneliti dalam suatu fenomena
kualitatif itu sendiri. Fenomena seperti ini dan lingkup penelitian yang dilakukan.
sesungguhnya tidak mungkin ditangkap Bila pertanyaannya adalah bagaimana
penelitian kuantitatif yang cenderung hubungan (causalitas) antara dua
memaknai apa yang tampak (fisik), kasat fenomena atau lebih tentu cukup
mata dari jawaban yang diteliti. dilakukan dengan penelitian kuantitatif.
Penelitian kualitatif mencoba lebih Ruang lingkup penelitian relatif luas dan
mendekat ke arah data, memaknai kata dapat menggeneralisir fenomena. Data
“iya” namun sesungguhnya keluar dengan yang dibutuhkan penelitian kuantitatif
keterpaksaan secara mendalam dan tentu data-data kuantitatif.
berulang, peneliti lebih jauh memahami Sedangkan bila pertanyaannya mengapa
kenapa jawaban itu muncul, kenapa harus suatu fenomena terjadi, bagaimana
informan berkata “iya” padahal prosesnya, sehingga butuh jawaban detail
sesungguhnya berarti “tidak” dan contoh- dan perlu penelusuran mendalam maka
contoh lain merupakan bentuk eksplorasi digunakan penelitian kualitatif. Data yang
pendekatan kualitatif yang tidak digunakan adalah data-data kualitatif
ditemukan dalam metode kuantitatif. berupa pernyataan-pernyataan
Dengan demikian, hampir semua Indera narasumber (informan). Kehadiran
tubuh harus digunakan dalam penelitian kualitatif tidak untuk menggenaralisir
kualitatif, yaitu penglihatan, pendengaran karena lingkup kajiannya hanya pada
dan perasaan. Karena peneliti mencoba lokasi tertentu.
memaknai mendalam kata demi kata yang Dengan demikian, cakupan kuantitatif
diucapkan informan, tidak hanya raut ibarat menggali gorong-gorong (got),
muka, bahasa tubuh yang menyertai luas, Panjang namun tidak dalam.
ucapan itu juga menjadi perhatian penting Sedangkan penelitian kualitatif ibarat
dalam studi kualitatif. menggali sumur, diameter tidak luas
Pertanyaan yang dipertanyakan pada studi namun sangat dalam. Atas dasar hal itu,
kuantitatif apakah mungkin suara hati, kedua metode ini sangatlah penting dan
perasaan terdalam yang mencerminkan saling melengkapi.
kebenaran dari diri informan dapat keluar
dengan hanya isi kuesioner, yang boleh
jadi tidak sepenuhnya dimengerti oleh REFERENSI
responden itu sendiri? Atau
mewawancarai dengan cara terstruktur, Baden, S dan Major, C H. 2010. Wisdom
tanpa lebih jauh mengenal dan memahami And Uncertainty. Dalam Baden,
pribadi informan yang diwawancarai dan Savin Dan Major, Claire Howell
situasi perasaan informan pada saat (Eds). New Approaches To
wawancara berlangsung. Apalagi Qualitative Research. Routledge:
pertanyaan yang disusun peneliti New York.
sebenarnya tidak mewakili kondisi

M. Firmansyah, dkk 158


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 3 No. 2, September 2021
 
 
Berg, B L, 2001. Qualitative Research
Methods For The Social Sciences Vainderstoep, S W dan Johanston, D D,
Fourth Edition. Allyn And Bacon: 2009. Research Method Of Every
USA Day Life: Blending Qualitative And
Bryman, A, 2004. Quantity And Quality Quantitative Approach.
In Social Research. Routladge: Sanfransisco: John Willey And
London And New York. Sons.
Chamlee-Wright, E, 2010. Qualitative Sale, J E.M, Lohfeld, LH, Brazil, K, 2002.
methods and the pursuit of Revisiting the Quantitative-
economic understanding. Rev Qualitative Debate: Implications
Austrian Econ (2010) 23:321–331. forMixed-Methods Research.
Dobrovolny, J L dan Fuentes, S.C.G, Quality & Quantity 36: 43–53,
2008. Quantitative Versus 2002.
Qualitative Evaluation: A Tool To
Decide Which To Use. Performance
Improvement, Vol. 47, No. 4, April
2008

M. Firmansyah, dkk 159

Anda mungkin juga menyukai