Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS ZAT AKTIF

DALAM PRODUK
KOSMETIKA
SRI MULYANI SIHOMBING
1517822001
LATAR BELAKANG

Produk kosmetik diperlukan tidak hanya oleh kaum wanita tetapi juga oleh kaum pria sejak lahir
sampai akhir hayat. Produk kosmetik dapat digunakan setiap hari maupun secara insidental atau
berkala dan dipakai di seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tidak semua bahan
kosmetika cocok untuk setiap kondisi kulit, jika terjadi ketidakcocokan, akan timbul iritasi pada
kulit. Oleh karena itu, perhatikan kandungan bahan aktif yang tercantum di kemasan tiap-tiap
produk.

Bahan aktif yang sering ditambahkan ke dalam kosmetika antara lain vitamin, hormon ekstrak
tumbuh-tumbuhan dan hewan, asam alpha hidroksil (AHA), merkuri, tretinoin, hidrokinon, dan
hidrogen peroksida. Kosmetika yang digunakan untuk perawatan kulit harus berfungsi untuk
memelihara kesehatan kulit, mempertahankan kondisi kulit agar tetap baik dan mampu mencegah
timbulnya kelainan pada kulit akibat proses usia, pengaruh lingkungan dan sinar matahari.
IDENTIFIKASI MASALAH

01 02 03
Pengertian zat aktif Jenis – jenis zat aktif Manfaat dan kerugian
adanya zat aktif dalam
kosmetika

04 05
Analisis dan uji zat aktif dalam Permasalahan zat aktif
produk kosmetika
TUJUAN

1. Mengetahui 2. Mengetahui 3. Mengetahui


konsep dasar Jenis – Jenis manfaat dan
zat aktif kerugiaan adanya
zat aktif
zat aktif dalam \
kosmetika

4. Menganalisis dan 5. Menganalisis


uji zat aktif dalam Permasalahan
produk kosmetika dalam zat aktif
PENGUMPULAN DATA DAN
INFORMASI

Data dan informasi yang mendukung penulisan dikumpulkan dengan melakukan


penelusuran pustaka, pencarian sumber-sumber yang relevan dan pencarian data melalui
internet. Data dan informasi yang digunakan yaitu data dari skripsi, media elektronik,
dan beberapa pustaka yang relevan. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan
yaitu:
○ Sebelum analisis data dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan studi pustaka
yang menjadi bahan pertimbangan dan tambahan wawasan untuk penulis
mengenai lingkup kegiatan dan konsep-konsep yang tercakup dalam
penulisan
○ Untuk melakukan pembahasan analisis dan sintesis data-data yang diperoleh,
diperlukan data referensi yang digunakan sebagai acuan, dimana data
tersebut dapat dikembangkan untuk dapat mencari kesatuan materi sehingga
diperoleh suatu solusi dan kesimpulan.
METODE PENULISAN

● Pengolahan Data dan Informasi


Beberapa data dan informasi yang diperoleh pada tahap pengumpulan data,
kemudian diolah dengan menggunakan suatu metode analisis deskriptif berdasarkan
data sekunder.
 
● Analisis dan Sintesis
Aspek-aspek yang akan dianalisis yaitu mengenai analisis zat aktif dalam produk
kosmetika. Sintesis yang dijelaskan yaitu alternatif solusi untuk mengatasi
permasalah yang dianalisis.
PENGERTIAN ZAT AKTIF

Bahan (zat) aktif adalah setiap bahan atau campuran bahan yang akan digunakan
dalam pembuatan sediaan farmasi dan apabila digunakan dalam pembuatan obat
menjadi zat aktif obat tersebut. Dalam pengertian lain, bahan (zat) aktif adalah
bahan yang ditujukan untuk menghasilkan khasiat farmakologi atau efek
langsung lain dalam diagnosis, penyembuhan, peredaan, pengobatan atau
pencegahan penyakit, atau untuk mempengaruhi struktur dan fungsi tubuh.
JENIS JENIS ZAT AKTIIF

01 02 03
Placenta Sari embrio Jaringan Sari

04 05 06
Kolagen Elastin Asam hialuronat
JENIS JENIS ZAT AKTIIF

01 02 03
Asam alfa hidroksi (AAH atau Hidrokinon Tretinoin
Alfa Hidroxil Acid/AHA)

04 05 06
Merkuri, air raksa atau Hidrogen peroksida atau
hidrogen dioksida Hormon dan Vitamin
hydragyricum (Hg)
(H2O2)
Manfaat dan Kerugian Adanya Zat Aktif dalam
Kosmetika

MANFAAT

Bahan aktif dalam produk perawatan kulit merupakan zat yang telah terbukti
memberikan efek positif pada kulit. Mereka dapat memperbaiki tampilan garis-garis
halus dan kerutan, membantu meratakan warna kulit, dan memperbaiki tekstur
kulit. Bahan aktif bisa berasal dari sumber alami, seperti ekstrak tumbuhan, atau
bisa juga sintetis. Bahan aktif yang paling umum dalam produk perawatan kulit
adalah antioksidan, AHA dan BHA, retinoid, dan peptida. Antioksidan bekerja untuk
melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat menyebabkan
penuaan dini. AHA dan BHA adalah exfoliant yang membantu mengangkat sel kulit
mati dan memperbaiki penampilan kulit. Retinoid adalah turunan vitamin A yang
dapat memperbaiki tampilan kerutan dan garis halus.
Manfaat dan Kerugian Adanya Zat Aktif dalam
Kosmetika

KERUGIAAN

Paparan zat aktif pada kulit dapat mengakibatkan efek sementara atau dampak
kesehatan yang merugikan secara permanen. Dampak kesehatan tersebut dapat terjadi
pada titik kontak dengan bahan aktif, atau bahan kimia dapat masuk ke tubuh melalui
kulit yang terganggu (seperti luka) atau dengan meresap kulit. Kemudian zat aktif
tersebut dapat didistribusikan melalui aliran darah, menyebabkan atau berkontribusi
pada masalah kesehatan di tempat lain di tubuh (Mayoral, 2014).

Namun, bahan aktif ini ada pula yang memiliki efek membahayakan kesehatan. Olumide,
dkk, 2008 melaporkan bahwa merkuri, hidrokuinon, dan kortikosteroid adalah bahan aktif
utama dalam kosmetik pemutih kulit yang digunakan di Afrika. Padahal bahan tersebut
berbahaya bagi kesehatan apalagi jika digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Analisis dan Uji Zat Aktif dalam Produk
Kosmetika

Metode analisis ini mengacu pada


Metode pengujian dilakukan berdasarkan metode
Asean Cosmetic Method (ACM) atau
yang tertulis dalam MA PPOM, dimana MA PPOM
literature lainnya seperti Farmakope
dapat bersumber dari Asean Cosmetic Method
Indonesia, United Stated Pharmacope
(ACM), Farmakope Indonesia (FI), United States
(USP), British Pharmacopea (BP),
Pharmacopea (USP) , Britis Pharmacopea (BP),
Standar Nasional Indonesia (SNI),
serta pustaka- pustaka terpecaya lainnya.
Keputusan Menteri Kesehatan, maupun
Pengujian bahan aktif pada produk kosmetika
jurnal- jurnal penelitian apabila
bertujuan untuk menetapkan ada atau tidaknya
diperlukan. Pemilihan metode analisis
bahan bahan yang dilarang dan menguji kadar
yang digunakan pada pengujian bahan
bahan- bahan yang tidak diizinkan yang digunakan
aktif didasarkan pada klaim dari bahan
dalam produk kosmetik.
aktif tersebut.
Permasalahan Zat Aktif

Berbagai negara telah menetapkan peraturan khusus terkait penggunaan bahan


pencerah kulit yang berbahaya dalam sediaan kosmetika. Di Indonesia,
berdasarkan peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia nomor 17 tahun 2014 tentang perubahan atas peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan nomor hk.03.1.23.07.11.6662 tahun
2011 tentang Persyaratan Cemaran Mikroba dan Logam Berat dalam
Kosmetika di Pasal 4 disebutkan:
1. Cemaran Logam berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
merupakan sesepora (trace element) yang tidak bisa dihindarkan.
2. Logam berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Merkuri (Hg),
Timbal (Pb), Arsen (As) dan Kadmium (Cd).
Permasalahan Zat Aktif

Di Amerika, krim pemutih kulit harus mengandung tidak lebih dari jumlah
jejak merkuri kurang dari 1 mg/g sebagai pengotor yang tidak dapat dihindari
dalam proses produksi sedangkan hidrokuinon tidak boleh melebihi 1,5-2,0%
sebagai bahan aktif dalam produk obat pemutih kulit (US FDA 2011). Adapun
titanium dioksida diterima oleh US FDA sebagai pewarna (color additive)
dengan mengikuti ketentuan sertifikasi sesuai penggunaannya. FDA juga
menentukan penggunaan titanium dioksida pada OTC sunscreen drug dan
produk perawatan pribadi lainnya pada konsentrasi hingga 25% (US FDA
1999a), sedangkan Uni Eropa (UE) melarang penggunaan hidrokuinon dalam
kosmetik.
KESIMPULAN

1. Dengan mengacu pada definisi zat aktif maka dapat dipahami bahwa zat aktif cukup luas dan banyak
jenisnya. bahan aktif yang ditambahkan ke dalam krim tersebut, ada yang aman dan ada pula yang
berbahaya bagi kesehatan manusia. Telah dilakukan banyak penelitian yang menemukan bahaya bahan-
bahan tersebut pada manusia. Beberapa di antara bahan berbahaya tersebut adalah logam seperti merkuri,
hidrokuinon, titanium dioksida dan kortikosteroid.

2. Setiap negara telah menyusun dan menerapkan peraturan yang ketat terkait bahan berbahaya dalam
kosmetika. Namun, selain pengawasan pada saat produk akan dipasarkan, sangatlah penting pula untuk
dilakukan pengawasan dan evaluasi pasca pemasaran. Apalagi saat ini, dengan adanya era perdagangan
bebas dan adanya perkembangan yang sangat besar dalam dunia kosmetika, membuat pasar dipenuhi
dengan beragam produk dan mereknya. Dengan demikian sangatlah penting untuk terus dilakukan
penelitian terkait hal tersebut maupun bagi badan regulasi untuk terus melakukan evaluasi pasca
pemasaran produk kosmetika yang beredar di masyarakat. Keamanan dan kesehatan bagi masyarakat
haruslah yang menjadi perhatian utama bagi semua pihak.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai