DOSEN PENGAMPU:
Helen Andriani, S.Si.,M.Sc.,Ph.D
DISUSUN OLEH:
Kelompok 1
PERTANYAAN DISKUSI
1. Riza (kelompok 5) : Apakah ada farmakope yang diterapkan secara general oleh
seluruh negara atau setiap negara memiliki panduan ?
Jawaban : Farmakope adalah buku resmi yang diterbitkan oleh pemerintah kecuali
United States of Pharmacopoeia (USP) yang diterbitkan sejak tahun 1820 merupakan
buku yang diterbitkan oleh swasta namun diakui oleh pemerintah. Beberapa negara
menerbitkan farmakopenya sendiri, namun ada juga farmakope yang dipakai oleh
wilayah regional seperti farmakope eropa (European Pharmacopoeia) yang dijadikan
acuan oleh negara- negara eropa. Bagi negara yang tidak memiliki farmakope sendiri
biasanya mengacu pada farmakope negara lain. WHO juga menerbitkan farmakope
internasional sebagai anjuran untuk panitia nasional untuk memodifikasi
farmakopenya.
Tambahan bu Hellen :
setiap produksi, setiap formulasi ada rentang kesalahan yang masih dapat diterima pada
kondisi teknis. Misalnya asam askorbat, kadar asam askorbat yang tertera dalam label :
1000mg/5ml, didalam pengujian tiap rentang ada kriteria keberterimaan
900-1.1000mg/5ml artinya ada rentang 90-110% dalam rentang keberterimaan ini jika
+/- sedikit dari rentang keberterimaan masih dapat diterima.
Tim penyusun farmakope adalah kementrian kesehatan, BPOM juga bergerak sebagai
pengarah dan pelaksana yang beranggotakan ahli-ahli bidang farmasi : faramsi tika,
farmakokinetik, kima farmasi, termasuk yang berkecimpung dalam bidang tatanama dan
perundang-undangan. serta terdiri dari berbagai institusi perguruan tinggi
5. Asmira (kelompok 5) = tim penyusun farmakope dari tenakes apoteker/ tenaga non
kes ? terkait obat dan farmakope penerapannya sudah sesuai ?
Jawaban : Yg menyusun farmakope adalah tim yg dibentuk oleh kementrian
kesehatan RI dan anggotanya adalah pereakilan dari kemenkes, BPOM, serta pakar
dari berbagai perguruan tinggi farmasi baik negri maupun swasta.
Farmakope Herbal Indonesia Edisi II merupakan buku standar di bidang Farmasi
terutama untuk bahan baku obat tradisional berisi ketentuan umum, monografi
simplisia dan ekstrak yang memuat persyaratan mutu yang terdiri dari organoleptik,
makroskopis, mikroskopis, kandungan kimia, serta lampiran dengan metode analisis
termasuk prosedur dan peralatannya.
Diharapkan, dengan terbitnya Farmakope Herbal Indonesia Edisi II ini dapat menjadi
standar mutu untuk berbagai kepentingan serta secara bertahap akan meningkatkan
kualitas produksi bahan baku untuk kepentingan industri obat tradisional sehingga
mampu bersaing di dunia internasional. Buku ini ditujukan untuk dapat dimanfaatkan
oleh praktisi, peneliti dan akademisi, industri dan regulator
Tambahan
(Kelompok oponen)