I. DESKRIPSI SINGKAT
Dalam peredaran, obat di kelompokkan ke dalam obat keras, napza, obat bebas
terbatas dan obat bebas.
a. Obat keras, semua obat pada dasarnya harus digunakan secara hati-hati. Obat
keras adalah obat yang hanya dapat diperoleh berdasarkan resep dokter,
dengan cara penggunaan yang jelas. Obat keras dapat diperoleh dari , rumah
sakit apotik dan puskesmas mempunyai logo huruf K warna merah dalam
lingkaran hitam. Berdasarkan margin of safety yang cukup luas suatu obat,
beberapa obat keras dinilai aman diperoleh tanpa resep dokter, dapat
dikelompokkan ke dalam obat bebas terbatas
K
b. Narkotik dan Psikotropik, Obat keras jenis tertentu yang perlu pengawasan
dan pengendalian adalah kelompok narkotika dan psikotropika atau disingkat
napza. Napza pada dasarnya adalah obat yang memiliki efek terapetik baik,
misalnya morfin HCl adalah analgetik kuat yang diperlukan oleh penderita
kanker pada stadium terminal. Namun karena obat tersebut memiliki efek lain
yang sering disalahgunakan, maka obat ini termasuk dalam obat yang
dikendalikan. Pengendalian ini dimaksudkan agar tidak disalahgunakan dan
pasien yang benar-benar membutuhkan, dapat memperolehnya. Di sarana
penyimpanan obat dan pelayanan kefarmasian, napza disimpan ditempat
khusus dan terkunci. Daftar obat napza termasuk precursor, diatur dalam UU
Narkotika dan Psikotropika
c. Obat bebas terbatas, Pada dasarnya adalah obat keras yang dalam jumlah
dan dosis terbatas, -berdasarkan margin of safety- dapat diperoleh tanpa resep
dokter. Obat golongan ini apat diperoleh dari RS, apotik, puskesmas, dan toko
obat. Suatu hal kritikal dalam obat bebas terbatas ini adalah cara penggunaan
yang harus dibaca dan dipatuhi oleh pengguna. Oleh karena itu, kemasan obat
terbatas harus memfasilitasi keterbatasan tersebut. Obat kelompok ini dapat
dikenali dengan logo bulatan berwarna biru
d. Obat bebas adalah obat yang diedarkan dan dapat dibeli langsung oleh
pengguna tanpa membutuhkan resep dokter. Obat kelompok ini dapat dikenali
dengan logo bulatan hijau.
VII. REFERENSI
A. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Daerah Kepulauan,
Depkes RI, Jakarta
B. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 48 Tahun 2013 tentang petunjuk pelaksanaan
pengadaan obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue
C. Daftar Obat Esensial Nasional
D. Formularium Nasional
E. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas
F. Permenkes nomor 3 tahun 2015 ttng peredaran, peyimpanan, pemusnahan, pelaporan
narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi
G. UU nomor 39 tahun 2009 tentang Narkotika
VIII. LAMPIRAN
a. Lembar kerja
b. Informasi lain