Anda di halaman 1dari 44

Penyusunan

Formularium RS

1
Latar Belakang

OBAT :
 Komponen penting pelayanan kesehatan
 Menyerap 40-60 % anggaran
 Kebutuhan makin meningkat
 Jenis dan jumlah makin banyak
 Sumber informasi berbeda
 Pengguna-salahan meningkat

2
Standar baku pelayanan di
rumah sakit

 Formularium Rumah Sakit


 Pedoman Diagnosis dan Terapi
 Pedoman lain yang terkait
penggunaan obat

3
Formularium Rumah Sakit
Adalah
Daftar obat baku yang dipakai oleh Rumah
Sakit dipilih secara rasional dan dilengkapi
dengan penjelasan, sehingga merupakan
informasi yang lengkap untuk pelayanan
medik di RS, terdiri dari obat-obat yang
tercantum dalam DOEN dan beberapa obat
yang diperlukan oleh RS serta dapat
ditinjau kembali sesuai perkembangan.
(Juklak Dirjen Yanmed 0428/89)

4
DEFINISI
 Merupakan suatu dokumen yang secara terus
menerus direvisi, memuat sediaan obat dan
informasi penting lainnya yang merefleksikan
keputusan klinik mutakhir dari staf medik Rumah
Sakit.
 Daftar Obat : daftar produk yang telah disetujui
digunakan di RS. Daftar obat sederhana tanpa
informasi tentang tiap produk obat, hanya terdiri
atas nama generik, kekuatan dan bentuk.
Tujuan Formularium
Pegangan pemilihan & penetapan obat
Informasi obat disetujui u/ digunakan di RS
Informasi dasar terapi u/ setiap produkobat
Informasi kebijakan prosedur RS
Informasi khusus tentang obat

6
Keuntungan adanya Formularium

- Bagi penderita :
Keamanan dan kerasionalan penggunaan
obat.
- Bagi RS:
Ekonomis, kemudahan pengendalian obat.
- Bagi staf medik:
Edukasi.

7
Bagaimana menyusunnya…?

1. Membentuk panitia / tim


penyusun Formularium

2. Metode penyusunan
Formularium

8
Panitia / Tim Penyusun
Administrator RS
 Klinisi / Spesialis 4 Dasar + spesialis lain
 Ahli Farmakologi klinik
 Farmasis
 Perawat
 Panitia pengadaan obat
 Spesialis menurut kebutuhan

9
Tugas Panitia / Tim

 Data kesakitan dan kematian


 Analisa biaya- manfaat obat
 Penelitian obat-obat baru
 Informasi obat
 Pembakuan peresepan
 Penelitian ilmiah

10
Pedoman pemilihan obat
 Efek dan resikonya sudah diketahui luas
 Hindari obat duplikasi
 Obat baru hanya yang lebih baik dan kurang
toksik
 Obat kombinasi hanya bila :
* khasiat lebih baik
* meningkatnya kepatuhan penderita
* harga lebih menguntungkan
 Stratifikasi obat

11
Stratifikasi Obat
 Esensial untuk penyakit yang banyak
---> dimasukkan
 Efektif dan berguna , tapi tidak esensial
---> dipertimbangkan
 Khasiat diragukan
---> tidak dimasukkan
 Khasiat tidak ada atau berbahaya
---> tidak dimasukkan

12
Bentuk dan Isi
 Bentuk : 1. Ukuran saku
2. Huruf mudah dibaca

 Isi : 1. Kelas terapi : DOEN


2. Nama obat : generik
3. Bentuk sediaan : caps, tabl,
syrup, ointment, supp.
4. Kekuatan : 500 mg,125 mg/cc
5. Dosis
6. MESO
7. Harga ( ? )
13
Susunan
 Kolom I : Nomor kelas, sub kelas,
sub - sub kelas
 Kolom II : Nomor urut obat
 Kolom III : Kelas terapi, nama obat,
bentuk sediaan, kekuatan sediaan, kemasan
 Kolom IV : Tanda pemakaian atas
indikasi khusus
 Kolom V : Dosis
 Kolom VI : Catatan penting :
indikasi, kontra indikasi, efek samping,
dsb.

14
FORMULARIUM
FORMULARIUM
 Memuat ringkasa informasi obat yang
mudah dipahami oleh profesional kesehatan
di RS.
 Informasi mencakup nama generik, indikasi
penggunaan, kekuatan, bentuk sediaan,
posologi, toksikologi, jatwal pemberian,
kontraindikasi, efek samping, dosis regimen.
SISTEM FORMULARIUM
 Metode yang digunakan staf medik di
suatu RS.
 Melalui KFT mengevaluasi, menilai dan
memilih dari berbagai zat aktif obat dan
bentuk sediaan terbaik untuk perawatan
pasien.
 Penyediaan jenis dan jumlah obat sesuai
kebutuhan pasien.
 Kebutuhan staf terakomodasi dan
perencanaan pengadaan mengacu pada
formularium.
FORMAT FORMULARIUM
1. Sampul luar dengan judul formularium obat, nama RS,
tahun berlaku dan nomor edisi.
2. Daftar Isi.
3. Sambutan.
4. Kata pengantar.
5. SK, KFT, SK Pemberlakuan Formularium.
6. Petunjuk penggunaan formularium.
7. Informasi tentang kebijakan dan prosedur RS tentang
obat.
8. Monografi obat.
9. Informasi khusus.
10. Lampiran ( formulir, index kelas terapi obat, index nama
obat).
FORMAT FORMULARIUM
 Gunakan warna kertas berbeda untuk tiap
bagian/seksi formularium.
 Menggunakan index pinggir.
 Membuat formularium se ukuran saku baju
pabrik.
 Mencetak tebal atau menggunakan bentuk
huruf yang berbeda untuk nama generik.
MANFAAT FORMULARIUM
 Meningkatkan mutu dan ketepatan
penggunaan obat di RS.
 Merupakan Badan edukasi bagi profesional
kesehatan tentang terapi obat yang rasional.
 Memberikan rasio manmaaf-biaya yang
tertinggi, bukan hanya mencari obat
termurah.
MANFAAT FORMULARIUM
 Memudahkan profesional kesehatan dalam
memilih obat yang akan digunakan untuk
perawatan pasien.
 Memuat sejumlah pilihan terapi obat yang
jenisnya dibatasi, sehingga dapat mengetahui dan
mengingat obat yang digunakan secara rutin.
 IFRS dapat melakukan pengelolaan obat secara
efektif dan efisien. RS mampu membeli obat
dalam kuantitas dari jenis obat yang lebih efektif.
PEDOMAN TERAPI
 Obat yang tertera dalam Formularium
herus sesuai dengan pola penyakit yang
ada di RS.
 Pembuatan Formularium berdasarkan
pengkajian pola penyakit, populasi pasien,
gejala dan penyebabnya.
 Menggunakan tahapan pembuatan.
TAHAPAN
 Tahap pertama :
 Pengkajian pola penyakit dan populasi pasien 4 tahun
berturut turut.
 Data morbiditas.
 Kelompok peyakit, jumlah, presentasi tiap ahun.
 Pengelompokan berdasarkan ICD-10 ( International
Statistical Classification of Disease and Related Health
Problem)
 Tahap kedua :
 Penetapan peringkat penyakit terbanyak.
 Tabel berisi sub kelompok penyakit dan jumlah rata2x serta
presentase pasien.
TAHAPAN
 Tahap ketiga :
 Penetapan penyakit, gejala, penyebab dan golongan
farmakologi obat.
 Tabel berisi sub kelompok penyakit dan jumlah serta
presentase pasien dalam tiap sub kelompok
penyakit.
 Tahap keempat :
 Tabel berisi sub kelompok penyakit dan golongan
farmakalogi obat dan pendukung yang diperlukan
untuk tiap penyakit.
TAHAPAN
 Tahap kelima :
 Pemberian nama obat dalam tiap golongan
farmakologi.
 Tabel yang mengandung golongan farmakologi,
sub golongan farmakologi, nama obat dan bahan
pendukung yang diperlukan untuk tiap penyakit.
Tahap pengkajian ini dilakukan bila RS belum ada
Standart Pengobatan.
SISTEM FORMULARIUM
 EVALUASI PENGGUNAAN :
 Pengkajian dari data Pustaka :
 Mengumpulkan naskah ilmiah berkaitan dengan
aspek keamanan, efektivitas dan biaya.
 Menggunakan jurnal : British Medical Journal, New

England Journal of Medicine, Cochrane Review.


 Melakukan telaah ilmiah.

 Pengkajian dengan mengambil data sendiri :


 Proses terus menerus sah secara organisasi,
terstruktur, ditujukan untuk memastikan obat
digunakan secara tepat, aman dan bermanfaat.
SISTEM FORMULARIUM
 PENILAIAN
◦ Obat baru yang diusulkan dilengkapi dengan informasi
kelas terapi, indikasi terapi, bentuk sediaan dan
kekuatan, bioavailabilitas, farmakokinetik, kisaran
dosis, efek samping, efek toksik, perhatian khusus,
kelebihan dibanding obat lama, uji klinik, kajian
epidemiologi, perbandingan harga, rekomendasi
tingkat I EBM (evidence base medicine).
◦ Tingkatan bukti ilmiah tertinggi untuk indikasi dan
keamanannya, ketersediaan di pasaran, harga dan
biaya termurah.
SISTEM FORMULARIUM
 PEMILIHAN OBAT;
 Faktor institusional (kelembagaan) : sesuai
pola penyakit, polpulasi pasien dan kebijakan
RS.
 Faktor obat : efektivitas, keamanan, profil
farmakokinetik dan farmakodinamik,
ketersediaan obat, fasilitas penyimpanan,
pembuatan, kualitas produk, reaksi obat
merugikan dan kemudahan penggunaan, ada
ijin edar dari DepKes.
 Faktor biaya : biaya sediaan, biaya
penyiapan, biaya pemberian dan monitoring.
SISTEM FORMULARIUM
 PENGGUNAAN OBAT NON FORMULARIUM.
◦ Kasus tertentu yang jarang terjadi, misal kelainan
hormon pada anak, penyakit kulit langka.
◦ Perkembangan terapi yang memerlukan obat baru
yang belum terakomodir.
◦ Obat yang sangat mahal dan penggunaannya
dikendalikan secara ketat, misal sitostatika baru,
antibiotika yang dicadangkan ( reserved antibiotics).
◦ Prosedur dengan formulir yang diusulkan oleh dokter,
disetujui kepala SMF, penilaian usulan oleh KFT baru
setelah disetujui disampaikan ke IFRS untuk diadakan.
PENYUSUNAN FORMULARIUM
 PROSES
 Rekapitulasiusulan obat dari masing2 SMF.
 Mengelompokkan berdasar klas terapi.
 Membahas usulan dalam rapat KFT.
 Rancangan disebarkan ke SMF sbg umpan balik.
 Membahas hasil umpan balik.
 Menetapkan daftar obat yang masuk formularium.
 Menyusun kebijakan dan pedoman implementasi.
 Edukasi formularium pada staf, monitoring KFT yang dibantu
IFRS.
ISI FORMULARIUM
 KEBIJAKAN DAN PROSEDUR:
◦ Masa berlakunya, tatalaksana dalam penulisan resep,
prosedur pelayanan, kebijakan obat generik.
◦ Prosedur pengusulan obat yang ditambahkan,
dihapuskan.
◦ SK tentang KFT.
◦ Kebijakan dan prosedur substitusi generik dan
terapetik, penghentian permintaan otomatis,
permintaan obat lisan, obat yang dibawa pasien ke
RS, konsumsi sendiri oleh pasien, penggunaan obat
sampel, permintaan obat Cito, standar waktu, MESO.
◦ Kebijakan penulisan resep Rawat Jalan.
DAFTAR OBAT
KLS TRP NO NAMA GENERIK BENTUK DOSIS &
& KAT URUT SEDIAAN & KETERANGAN
FDA OBAT KEKUATAN

1 2 3 4 5

1.1 Analgetika
narkotika
C 1 Fentanil 0,05 mg/ml,
TTS 25
mcg/jam. 50
mcg/jam, inj,
patch
INFORMASI KHUSUS
 Tabel ekivalensi dosis dari obat yang
sama golongan farmakologinya.
 Cara perhitungan untuk dosis anak.
 Daftar racun yang dapat didialisis.
 Cara perhitungan penyesuaian dosis.
 Interaksi obat.
 Daftar obat dengan index terapi
sempit.
MASA BERLAKU & DISTRIBUSI
 Sesuai kebijakan Rumah Sakit.
 Distribusi :
 Unit pelayanan rawat jalan, inap, & darurat.
 Instalasi Farmasi dan seluruh satelit fsrmasi.
 Pimpinan Rumah Sakit.
 Pusat Pelayanan Informasi Obat.
 Bagian/ SMF/ UPF/ Departemen.
 Anggota Staf Medik dan Apoteker.
 Perpustakaan.
 Bagian Pengadaan. Dll yang dianggap perlu.
EVALUASI KEPATUHAN
 KepatuhanPenulisan Resep sesuai
Formularium.
◦ Jumlah obat sesuai formularium x 100%
Jumlah total sesuai formularium

 Kepatuhan Pengadaan sesuai Formularium.


◦ Jumlah produk diadakan sesuai formularium x 100%
Jumlah total produk obat sesuai formularium
 Dibuat standart kepatuhan yang di tetapkan RS.
 Hasil disampaikan secara periodik.
PENYEBAB KETIDAKPATUHAN
 Sistem formularium tidak berjalan dengan baik.
 Tidak ada surat keputusan pimpinan RS.
 Tidak ada sosialisasi formularium oleh KFT
kepada staf medik.
 Tidak adanya supervisi secara reguler.
 KFT tidak berfungsi dengan baik.
 Formularium tidak pernah direvisi.
 Apoteker IFRS tidak berperan sebagai mana
mestinya.
 Tidak adanya mekanisme penghargaan dan
hukuman
 Adanya konflik kepentingan dalam pengadaan.
PEMUTAKHIRAN FORMULARIUM
 Proses pemutakhiran akan berjalan bila
sistem formularium sudah dilaksanakan
dengan baik.
 Pengkajian Penggunaan obat : pengkajian dari
efek terapi dari beberapa kelas terapi obat tiap
tahun.
 Penambahan dan Penghapusan Obat dari
Formularium.
PRIORITAS OBAT DI KAJI
 Obat berpotensi tinggi menimbulkan efek
samping yang serius (ESO belum banyak
dilaporkan).
 Obat yang diduga banyak digunakan secara
tidak rasional (antibiotika).
 Obat mahal seperti sitostatika.
 Obat yang dievaluasi bisa dimasukkan,
dikeluarkan atau dipertahankan dalam
formularium.
TAHAP PENGKAJIAN
 Penetapan obat atau kelas terapi obat.
 Pengumpulan data : retrospektif, konkuren,
prospektif.
 Demografi pasien, karakteristik pasien, sejarah
pengobatan.
 Indikasi penggunaan obat.
 Sejarah penggunaan obat.
 Obat obat yang digunakan sekarang.
 Adanya efek samping obat, interaksi obat.
 Data laboratorium ( biokimia, darah, mikrobiologis)
PENAMBAHAN DAN
PENGHAPUSAN OBAT
 Permohonan harus diajukan secara resmi
melalui SMF kepada KFT.
 Permohonan yang diajukan memuat informasi :
 Mekanisme farmakologi obat dan indikasi yang
diajukan.
 Alasan mengapa obat yang diajukan lebih baik dari
yang sudah ada.
 Bukti ilmiah dari pustaka yang mendukung perlunya
obat dimasukkan.
KRITERIA PENGHAPUSAN
 Obat tidak beredar lagi dipasaran.
 Obat tidak ada yang menggunakan lagi.
 Sudah ada obat baru yang lebih cost
effective.
 Obat setelah dievaluasi memiliki resiko
lebih tinggi dibandingkan manfaatnya.
PERAN APOTEKER
 Apoteker selaku sekretaris KFT.
 Berperan aktif dalam kegiatan menunjang
Formularium.
 Merekapitulasi usulan obat.
 Mengkaji informasi dari pustaka ilmiah.
 Menyajikan data ketersediaan dan harga obat.
 Melakukan evaluasi usulan obat.
PERAN FARMASI/APOTEKER
 Menyiapkan informasi yang akan dimuat dalam
formularium.
 Berpartisipasi aktif dalam rapat pembahasan
penyusunan formularium.
 Berpartisipasi aktif dalam sosialisasi formularium.
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
implementasi secara berkesinambungan.
 Mengkajian penggunaan obat.
TERIMA
KASIH
44

Anda mungkin juga menyukai